Anda di halaman 1dari 186

Menyusun Kurikulum

Operasional Satuan
Pendidikan
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan,
Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
PERKENALAN
Kesepakatan Kelas
• Tombol suara selalu dalam posisi tidak aktif, hanya diaktifkan saat
diizinkan untuk berbicara.
• …
• …
• …
Jadwal Kegiatan Hari I (Asinkronus)
No Nama Kegiatan
1 Menonton 2 Video dari Platform Merdeka Mengajar
2 Refleksi Diri
3 Menilik Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional di Saturan Pendidikan
4 Menilik Contoh Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan dan Visi, Misi, dan
Tujuan Satuan Pendidikan
Mulai dari Diri
Tonton 2 Video dari PMM

“Visi dan Misi Satuan Pendidikan”


“Lingkungan Belajar yang Nyaman”
Pertanyaan Pemantik
1. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan penyusunan
visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa peran Anda dalam kegiatan
tersebut?
2. Apa tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tersebut dan bagaimana
menghadapinya?
3. Mengapa penting bagi satuan pendidikan untuk menyusun kurikulum
operasional-nya sendiri?
EKSPLORASI KONSEP
Panduan Pengembangan KOSP

Baca hingga halaman 39


Pertanyaan Pemantik

1. Bagaimana cara menganalisis karakteristik satuan pendidikan?


2. Bagaimana cara menyusun visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan yang melibatkan seluruh warga sekolah?
3. Mengapa penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
perlu melibatkan seluruh warga sekolah?
Jadwal Kegiatan Hari … dan … (Sinkronus)

NO HARI .. NO HARI ..

1 Pembukaan 1 Ruang Kolaborasi: Presentasi


Kelompok
2 Mulai Dari Diri 2 Refleksi Terbimbing
3 Eksplorasi Konsep 3 Elaborasi Pemahaman
4 Ruang Kolaborasi: Diskusi 4 (Rencana) Aksi Nyata
Kelompok
5 Penutup
Sekilas Desain Workshop
● Hasil belajar yang hendak dicapai
● Bukti dan Asesmen
Mulai dari Diri
Pertanyaan Pemantik
1. Ceritakan pengalaman Anda saat terlibat dalam kegiatan
penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Apa peran Anda
dalam kegiatan tersebut?
Pertanyaan Pemantik
2. Apa kesan dan pembelajaran yang didapat saat terlibat dalam
kegiatan tersebut?
Pertanyaan Pemantik
3. Apa tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tersebut dan
bagaimana menghadapinya?
Pertanyaan Pemantik
4. Mengapa penting bagi satuan pendidikan untuk menyusun
kurikulum operasional-nya sendiri?
EKSPLORASI KONSEP
Ice Breaking / Tebak Frasa
Pertanyaan Pemantik

1. Bagaimana cara menganalisis karakteristik satuan pendidikan?


2. Bagaimana cara menyusun visi, misi dan tujuan satuan pendidikan yang
melibatkan seluruh warga sekolah?
3. Mengapa penyusunan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan perlu
melibatkan seluruh warga sekolah?
Apa itu KOSP?

● Rencana proses belajar


● Pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran
Mengapa KOSP
Berbeda antar Satuan Pendidikan?

Agar bermakna
Sesuai konteks dan kebutuhan
Prinsip Pengembangan
KOSP

Berpusat pada Peserta Didik


Kontekstual
Esensial
Akuntabel
Melibatkan Berbagai Pemangku Kepentingan
Profil Pelajar Pancasila
Merupakan
Acuan
Profil Pelajar Pancasila

● Pelajar sepanjang hayat


● Kemampuan kognitif
● Sikap dan perilaku
Posisi Profil Pelajar Pancasila
dalam KOSP

● Tujuan jangka panjang segala proses pembelajaran


● Kompetensi dan karakter yang perlu dikembangkan
● Benang merah penyatu praktik di sekolah
Komponen KOSP

1. Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan


2. Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
3. Pengorganisasian Pembelajaran
4. Perencanaan Pembelajaran
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

▪ Keunikan satuan pendidikan (umum)


▪ Keunikan satuan pendidikan dan program keahlian (SMK)
Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
▪ Visi: Peserta didik menjadi subjek tujuan jangka panjang
▪ Misi: Bagaimana mencapai visi
▪ Tujuan: Gambaran tahapan penting sesuai misi
Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
(SMK)

Visi dan Misi : Lingkup satuan pendidikan


Tujuan : Lingkup program keahlian sesuai analisis
kebutuhan dunia kerja
Proses Penyusunan KOSP

● Tetap – sesuai kerangka dasar kurikulum oleh Pemerintah Pusat


● Fleksibel dan dinamis – sesuai karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan
Prinsip Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

● Perwakilan warga satuan pendidikan


● Data dari situasi dan kondisi nyata
● Cukup waktu untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis, dan
dokumentasi data
● Informasi yang relevan untuk strategi atau solusi
Proses Berpikir
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Perumusan Visi, Misi, Tujuan Satuan Pendidikan

Menggunakan berbagai cara yang sesuai dengan


kebutuhan dengan hasil selaras antar komponen
Pilihan 1
Pilihan 2
Pilihan 3
Pilihan 4
Visi, Misi, Tujuan Satuan Pendidikan

Berpusat pada Peserta Didik


Visi Satuan Pendidikan

● Gambaran masa depan, realistis


● Panduan, arahan, motivasi
● Realistis
Misi Satuan Pendidikan

● Jelas apa yang hendak dicapai


● Berisi tindakan
● Selaras dengan indikator visi
● Upaya bersama, berorientasi pada peserta didik
Tujuan Satuan Pendidikan

● Mendeskripsikan misi dan nilai satuan pendidikan


● Hasil yang diinginkan pada peserta didik
● Spesifik, terukur, dapat tercapai dalam periode waktu
tertentu
● Upaya bersama, berorientasi pada peserta didik
http://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Pand
uan-Pengembangan-Kurikulum-Operasional-di-Satuan-Pendidikan.pdf
Contoh Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan, dan Visi,
Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
per Jenjang Pendidikan
● Jenjang PAUD:
https://drive.google.com/file/d/146VIQJMzn77sHnMp16RghnMpEYY5dI
_B/view?usp=sharing

● Jenjang TK:
https://drive.google.com/file/d/1mZvG5sQTR8PosOghwXPtUcrbCVsrIjn
1/view?usp=sharing

● Jenjang SD:
https://drive.google.com/drive/folders/1nKlkqq3cbmAxO_QV4Lv23qs2a
lXcizqA?usp=sharing

● Jenjang SDLB:
Contoh Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan, dan
Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
per Jenjang Pendidikan
● Jenjang SMP:
https://drive.google.com/drive/folders/1RbDGH3h_OG05AAW-rvg4xf2kT3Hw
PQ3K?usp=sharing

● Jenjang SMPLB:
https://drive.google.com/file/d/1wfoR22a9zCYf-MDE9z7mbJ_I35uIWa-f/view?
usp=sharing

● Jenjang SMA:
https://drive.google.com/drive/folders/1UAuD4gEYByWjaar10LicroxNLq_CZa3
V?usp=sharing
Contoh Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan, dan
Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
per Jenjang Pendidikan
● Jenjang SMALB:
https://drive.google.com/file/d/19GwFmU_8TcTycnDcE9UfIzlUmX0ctWrb/vie
w?usp=sharing

● Jenjang SMK:
https://drive.google.com/drive/folders/1goN0ga2zsRAKOZHMJAqrliBokWMZk
h4q?usp=sharing
Contoh: PAUD Gemilang
Karakteristik PAUD Gemilang
PAUD Gemilang terletak di Kabupaten Tangerang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif bagi para pelaku industri.
Kabupaten Tangerang dikenal sebagai “Kota Seribu Industri” yang berdekatan dengan ibukota Republik Indonesia dan memiliki
kemudahan akses terhadap berbagai sarana dan prasarana transportasi darat, laut, maupun udara. Kemudahan ini dapat
digunakan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi kreatif pada masyarakat dengan menyediakan berbagai peluang usaha
dan lapangan kerja.
Sebagai lembaga pendidikan yang berada di kawasan industri, sekolah kami memiliki kekhasan berupa peserta didik yang
berasal dari berbagai etnis dan budaya, dan agama di mana masyarakatnya saling menghormati dan bertoleransi terhadap
keberagaman tersebut. Di sisi lain, keberadaan industri menimbulkan permasalahan lingkungan, seperti polusi udara,
eksploitasi terhadap air tanah serta alih fungsi lahan menjadi kavling industri dan pergudangan.
Para pendiri PAUD Gemilang bercita-cita untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak usia dini yang
berada di lingkungan Desa Peusar. Segala tantangan permasalahan yang ada di kawasan ini akan memperkaya kurikulum PAUD
Gemiilang. Impian kami adalah mewujudkan profil lulusan yang berbudi pekerti yang luhur, berkarakter sesuai budaya
Indonesia, berwawasan global dan peduli lingkungan.
Pengembangan kurikulum di sekolah kami mengacu pada tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan kekhasan daerah,
karakteristik dan kondisi satuan pendidikan, serta kebutuhan peserta didik. Untuk mewujudkan hal ini, maka dibentuklah Tim
Pengembang Kurikulum Operasional yang terdiri dari pengurus yayasan, guru, kepala sekolah dan komite sekolah.
Tim pengembang kurikulum satuan pendidikan PAUD Gemilang berfokus pada:
1. Keberagaman agama, etnis dan budaya yang dituangkan dalam muatan pembelajaran keagamaan,
pembentukan karakter, pengembangan diri dalam seni, budaya serta kecakapan hidup.
2. Potensi lingkungan sebagai keunggulan lokal dan global.
Kurikulum Operasional PAUD Gemilang menggunakan prinsip pembelajaran yang berpusat pada anak. Prinsip ini
selaras dengan prinsip Merdeka Bermain Merdeka Belajar di mana guru berperan sebagai fasilitator anak dalam
belajar. Guru memfasilitasi anak agar dapat berpikir logis, kritis dan kreatif. Selain itu, guru juga perlu menstimulasi
anak supaya dapat bersosialisasi dengan temannya, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Anak juga
dibiasakan untuk menyukai tantangan agar dapat mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dengan
cara yang kreatif, sehingga mereka dapat menjadi aset masa depan bangsa.
Karakteristik PAUD Gemilang
Untuk mewujudkan PAUD yang berkualitas tentunya tidak cukup hanya didukung oleh potensi lingkungan dan sumber daya
manusia setempat. Dukungan dana untuk menunjang operasional pendidikan dan pemenuhan sarana dan prasarana yang
memadai juga sangat diperlukan. Oleh karena itu, PAUD Gemilang membutuhkan dana yang bersumber dari swadaya
orangtua siswa dan bantuan dari pemerintah berupa dana BOP. Sedangkan pihak pelaku industri di lingkungan sekitar
menjadi donatur tidak tetap untuk berbagai kegiatan sekolah.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah penyediaan lingkungan belajar yang kondusif, penggunaan media pembelajaran
yang variatif serta pemanfaatan berbagai sumber belajar dari lingkungan sekitar. Pembelajaran berkualitas dari PAUD
Gemilang tidak akan bisa terlaksana tanpa dukungan orangtua, masyarakat sekitar, pemerintah setempat, dinas pendidikan,
dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Saat ini PAUD Gemilang berdiri di atas lahan seluas 600 m2, dengan bangunan 1 lantai yang terdiri dari ruang kantor, ruang
guru dan kepala sekolah, 4 ruang kelas, 2 kamar mandi, 1 ruang UKS/ruang tidur, 1 dapur dan 1 gudang. Sebagai lahan
bermain anak, kami juga menyediakan halaman terbuka seluas 200 m2. Lembaga kami memiliki 4 orang guru, 1 orang
kepala sekolah dan 1 orang tenaga administrasi yang berkualifikasi S1 PAUD dan telah mengikuti berbagai pelatihan tentang
PAUD. Pada tahun 2020/2021, kami memiliki 45 orang peserta didik, dengan perincian Kelompok Bermain A: 8 anak,
Kelompok Bermain B: 10 anak, TK A: 12 anak, dan TK B: 15 anak.
Visi
Membentuk anak yang ceria, toleran, peduli lingkungan, cinta tanah air, dan berwawasan global.
Misi
Misi PAUD Gemilang dalam mewujudkan Visi dilakukan melalui kegiatan bermain-belajar dan pembiasaan
baik di rumah maupun di sekolah dalam hal:
1. Memunculkan keceriaan
2. Menanamkan sikap toleran
3. Menumbuhkan kepedulian kepada lingkungan sekitar
4. Menanamkan rasa cinta tanah air
5. Mengembangkan wawasan anak tentang dunia
Tujuan
1. Terwujudnya peserta didik yang sehat dan bahagia
2. Terwujudnya peserta didik yang memiliki sikap menghargai perbedaan dan nyaman berinteraksi dalam
keberagaman
3. Terbentuknya peserta didik yang peduli lingkungan dan berempati pada sesama
4. Terwujudnya peserta didik yang bangga menjadi anak Indonesia
5. Terbentuknya peserta didik yang memiliki wawasan luas
Contoh: TK Bintang
Karakteristik Lingkungan Belajar
TK Bintang terletak di pinggiran Kota Bandung berbatasan dengan Kabupaten Bandung. Lokasi TK Bintang berada di dataran
tinggi dan dikelilingi dengan pegunungan. Kebun dan sungai dapat ditemui di sekitar TK Bintang. Lokasi desa yang berada di
jalur menuju lokasi wisata menyebabkan di akhir pekan banyak warga dari Kota Bandung yang melewati desa ini.
Masyarakat yang hidup di pedesaan memiliki budaya Sunda yang masih terpelihara, yaitu silih asih (kemanusiaan), silih asah
(mencerdaskan), silih asuh (mendampingi), dan silih wawangi (menyampaikan hal-hal positif). Mayoritas masyarakat desa
beragama Islam, dan ada beberapa keluarga pendatang yang beragama Kristen, Katholik, dan Hindu. Kerjasama dan gotong-
royong juga menjadi budaya yang masih sering dijumpai di tengah-tengah masyarakat, salah satunya saat hari raya Islam seperti
Idul Adha dan Idul Fitri. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan rata-rata berlatar belakang pendidikan hingga
sekolah menengah.
Sumber pendanaan operasional sekolah berasal dari swadaya masyarakat serta bantuan pemerintah (BOP). Selain itu, donasi
juga didapatkan dari masyarakat sekitar berupa bahan makanan yang dapat digunakan dalam pemberian makanan tambahan
maupun kegiatan bermain. Kebijakan Pemerintah Kota Bandung adalah untuk melestarikan budaya Sunda di masyarakat. Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandung menindaklanjuti dengan meminta Satuan Pendidikan untuk memasukkan Bahasa
Sunda sebagai muatan lokal.

TK Bintang bermitra dengan beberapa pihak dalam penyediaan layanan yang holistik integratif untuk peserta didik, antara lain:
Layanan pendidikan bermitra dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandung dan Korwil Kecamatan.
Layanan kesehatan dan gizi bermitra dengan Puskesmas dan Psikolog.
Layanan perlindungan bermitra dengan kepolisian di kecamatan.
Karakteristik Satuan Pendidikan
Peserta didik TK Bintang berusia 4–6 tahun berjumlah 30 anak yang terbagi menjadi 2 rombongan belajar, yaitu Kelas A (4–5 tahun)
dan Kelas B (5-6 tahun). Sebagian anak pernah bersekolah di Kelompok Bermain dan Satuan PAUD Sejenis (SPS), sebagian lagi belajar
mengaji di TPA serta sebagian yang lain belum pernah bersekolah. Seluruh peserta didik TK Bintang beragama Islam.
Hampir 80% peserta didik berasal dari keluarga petani dan dari keluarga yang mata pencahariannya bergantung dari hasil pertanian.
Sebagiannya lagi berasal dari keluarga pekerja kantor maupun pabrik. Anak-anak terbiasa bermain di alam, baik di sekitar rumah
maupun sekolah.
TK Bintang dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan empat orang guru. Dua orang guru lulusan Sarjana Pendidikan Guru PAUD
dari perguruan tinggi yang ada di Kota Bandung dan dua orang guru pendamping lulusan SMA. Selain bertugas mengajar, guru juga
membantu sebagai tenaga administrasi dan operator sekolah. Sekolah juga memiliki seorang pembantu sekolah yang membantu
membersihkan lingkungan sekolah.
TK Bintang menempati lahan seluas 500 m2 dan bangunan semi permanen yang berdiri di atas tanah seluas 150 m2. Bangunan
sekolah yang menggunakan bahan-bahan alam seperti bilik-bilik bambu, kayu dan bahan alam lainnya merupakan ciri khas bangunan
masyarakat Sunda yang menyatu dengan alam. Halaman seluas 350 m2 dilengkapi ayunan, seluncuran, panjatan, papan titian, dan
jungkitan. Halaman sekolah juga memiliki lahan yang digunakan anak-anak praktik bercocok tanam. Bangunan sekolah memiliki 5
ruangan yang terdiri dari 1 ruang kepala sekolah, 2 ruang kelas, 1 ruang kelas yang disekat menjadi 3 area; area dapur, area
perpustakaan, area gudang, area unit kesehatan sekolah (UKS) dan 1 ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk kegiatan bersama.
Selain ruangan, di TK Bintang terdapat 2 kamar mandi dan 3 tempat cuci tangan. Ruang kelas dilengkapi 3 meja dan 15 kursi ukuran
anak, rak buku bacaan, rak mainan anak, meja guru dan kursinya, dan loker untuk menyimpan tas, sepatu dan perlengkapan anak.
Bahan dan alat permainan yang digunakan di TK Bintang dikumpulkan dari lingkungan tempat tinggal anak dengan bantuan orangtua
peserta didik yang selalu mendukung program sekolah berupa bahan alam, bahan sintetis maupun bahan daur ulang.
Visi
“Membentuk generasi beriman, bertaqwa, bangga atas jati diri dan budaya masyarakat Sunda, serta mencintai pertanian dan
menguasai literasi teknologi pertanian.”
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi TK Bintang adalah:
1. Menyiapkan lingkungan belajar yang menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT.
2. Menciptakan budaya sekolah yang membentuk karakter silih asih (kemanusiaan), silih asah (mencerdaskan), silih asuh
(mendampingi), dan silih wawangi (menyampaikan hal-hal positif).
3. Menyiapkan lingkungan belajar yang menumbuhkan kecintaan anak pada sektor pertanian.
4. Menyiapkan lingkungan belajar yang menumbuhkan kemampuan anak untuk menguasai teknologi pertanian.
Tujuan
Tujuan TK Bintang adalah:
5. Terbentuknya peserta didik yang mampu melaksanakan kegiatan ibadah sesuai ajaran Islam serta menghargai perbedaan
kepercayaan yang ditemuinya.
6. Terbentuknya peserta didik yang memiliki sikap saling menyayangi sesama makhluk dengan menjaga dan merawat apa yang ada
di lingkungan sekitarnya.
7. Terwujudnya peserta didik yang memiliki sikap menghargai budaya Sunda yang merupakan bagian dari kesehariannya.
8. Terwujudnya peserta didik yang mengenal lingkungan pertanian, cara bertani, dan teknologi yang digunakan dalam pertanian.
Contoh: SD Model 4
Karakteristik Satuan Pendidkan
Penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Model 4 disesuaikan dengan kekhasan, kondisi, dan potensi
daerah dengan menyelaraskan kondisi satuan pendidikan dan karakteristik peserta didik dalam satuan pendidikan. Dalam
pengembangannya, kurikulum operasional sekolah akan mengacu pada capaian pembelajaran yang telah disusun oleh
pusat dan diterjemahkan dalam alur tujuan pembelajaran yang dikonkretkan dalam proses pembelajaran.
Penyusunan dan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Model 4 berfokus kepada pemenuhan
kebutuhan peserta didik dengan mengembangkan kompetensi dalam perubahan kehidupan Abad ke-21 yang memuat ciri
khas dan potensi lokal sekolah. SD Model 4 berdomisili pada daerah yang strategis di pusat Pemerintahan Kabupaten/Kota
…, pengembangan ekonomi dan wilayah pariwisata dengan keterjangkauan lokasi yang mudah ditempuh dengan sarana
transportasi yang ada. Lingkungan sekolah pun berada dekat dengan sarana kesehatan, olahraga, dan keagamaan sehingga
menjadi salah satu kekuatan pendukung dalam proses pembelajaran.
Latar belakang peserta didik berada pada tingkat ekonomi menengah ke atas dengan sarana prasara yang cukup memadai
dalam mendukung proses pembelajaran baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Latar belakang keagamaan yang
mayoritas bahkan hingga 100% adalah peserta didik beragama Islam. Secara sosial budaya, peserta didik memiliki latar
belakang orangtua yang berbeda budaya yang disebabkan dari sebagian orangtua merupakan karyawan yang ditempatkan
tugas dan berasal dari luar daerah. Selain itu, minat bakat peserta didik juga sangat beragam. Perbedaan latar belakang
tersebut memperkuat alasan Profil Pelajar Pancasila mampu diimplementasikan secara utuh di SD Model 4 dengan moto
“Keunikan dalam Harmonisasi (Uniquely in Harmoniy)”. Maka dalam penyusunan Kurikulum Operasional, karakteristik
peserta didik dengan segala latar belakangnya menjadi salah satu pertimbangan utama agar menjadi pendidikan yang
berkeadilan dan berkebhinekaan.
Tujuan akhir capaian pembelajaran yang terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila secara umum adalah untuk membentuk
karakter peserta didik untuk menumbuhkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, bergotong-royong, dan kreatif dengan mengakomodir keragaman tersebut.
Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan yuridis dalam penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Model 4 mengacu pada Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional sebagai arah tujuan pendidikan sekolah. Dan juga mengacu pada … (Landasan hukum
penyusunan Kurikulum Operasional).
Landasan filosofis sebagai dasar penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan SD Model 4 adalah dengan
mempertimbangkan budaya bangsa sebagai akar penopang pendidikan yang akan tumbuh membentuk pendidikan
berkelanjutan. Generasi penerus tetaplah menjadi generasi penjaga kelestarian budaya, namun peka terhadap
perkembangan zaman. Pengalaman belajar menjadi poin utama dalam menguasai kompetensi.
Peserta didik merupakan pewaris budaya bangsa yang kreatif, mandiri dan inovatif. Proses pendidikan adalah suatu proses
yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat memiliki kecakapan
hidup yang sesuai minat bakat yang mengembangkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan kinestetik.
Berdasasrkan landasan tersebut, SD Model 4 dengan kekuatan, kemampuan dan keinginan untuk selalu ingin berkembang,
berharap akan menjawab tantangan pendidikan dalam memfasilitasi suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya dan
menyenangkan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan membentuk
peserta didik sebagai agen Profil Pelajar Pancasila yang memiliki kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experiementalism and social reconstructivisme).
Visi
SD Model 4 mengusung visi: “Terwujudnya generasi pelajar muda sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berkarakter,
inovatif dan berprestasi”.
Adapun indikator ketercapaian dari visi sesuai dengan variabelnya antara lain:
1. Pembelajar sepanjang hayat membentuk generasi yang memiliki motivasi untuk selalu belajar dan mengembangkan
diri.
2. Berkarakter, mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila dalam aktualisasi kehidupan.
3. Inovatif, kemampuan seluruh warga sekolah memaknai keadaan yang dinamis dan selalu berubah dengan berbagai
tantangan dan hambatan menjadi sebuah celah dalam mengembangkan diri untuk menemukan solusi yang tepat,
bermanfaat dan sesuai dengan keadaan masa kini dan mempersiapkan masa depan.
4. Berprestasi, sebagai hasil akhir dalam sebuah proses, merupakan tolak ukur sebuah proses. Prestasi tak hanya
berkisar pada kemampuan kognitif dalam ajang prestasi saja namun lebih pada keberhasilan menemukan
kemampuan diri, mengembangkan talenta dan kecakapan hidup yang bermanfaat.
Misi
Dalam upaya mengimplementasikan visi sekolah, SD Model 4 menjabarkan misi sekolah sebagai berikut:
1. Merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang mampu memotivasi peserta didik untuk selalu
belajar dan menemukan pembelajaran.
2. Membangun lingkungan sekolah yang membentuk peserta didik memiliki akhlak mulia melalui rutinitas kegiatan
keagamaan dan menerapkan ajaran agama melalui cara berinteraksi di sekolah.
3. Membangun lingkungan sekolah yang bertoleransi dalam kebhinekaan global, mencintai budaya lokal dan
menjunjung nilai gotong-royong.
4. Mengembangkan kemandirian, nalar kritis dan kreativitas yang memfasilitasi keragaman minat dan bakat peserta
didik.
5. Mengembangkan program sekolah yang membentuk ide dan gagasan cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi
untuk merancang inovasi.
6. Mengembangkan dan memfasilitasi peningkatan prestasi peserta didik sesuai minat dan bakatnya melalui proses
pendampingan dan kerjasama dengan orangtua.
Tujuan
Tujuan yang diharapkan oleh SD Model 4 dalam implementasi kurikulum sebagai bentuk dan cara mewujudkan misi sekolah
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun ke depan)
a. Mengoptimalkan sarana prasarana sekolah untuk menunjang rancangan pembelajaran yang memotivasi keinginan selalu
belajar.
b. Menyelenggarakan sistem penilaian dengan sistem digitalisasi.
c. Membentuk peserta didik yang taat dan tepat waktu melaksanakan ibadah.
d. Meningkatkan simpati dan empati peserta didik dalam kepedulian sosial.
e. Merancang program sekolah untuk mengenalkan implementasi kebhinekaan global di masyarakat.
f. Merancang pembelajaran yang bangga akan potensi daerah.
g. Menerapkan pondasi gotong-royong dalam kegiatan kelas hingga sekolah.
h. Melaksanakan program dan pembelajaran HOTS untuk memperkuat bernalar kritis dan kreativitas.
i. Melaksanakan pembelajaran untuk mengasah kemampuan literasi dan numerasi.
j. Mempertahankan prestasi yang telah tercapai sebelumnya.
2. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)
a. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perbedaan kemampuan kognitif peserta didik, mengarahkan pada
keterampilan dan kecakapan hidup sesuai bakat dan minatnya.
b. Sekolah mampu melaksanakan penilaian secara akuntabel dan valid dengan sistem digitalisasi.
c. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghafal surat-surat pendek.
d. Membudayakan gerakan kebersihan sebagian daripada iman.
e. Meningkatkan kecintaan dan kebanggaan terhadap potensi daerah.
f. Melakukan kerjasama dengan stakeholder daerah atau Corporate Social Responsibility (CRS) perusahaan untuk
merancang program pembelajaran berbasis budaya lokal
g. Memotivasi peserta didik untuk menggagas inovasi sederhana untuk memberikan solusi dalam kehidupannya.
h. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang optimal dalam mengembangkan prestasi sesuai bakat dan minat serta
potensi peserta didik.
3.Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan)
a. Merancang pembelajaran dengan model pembelajaran yang menjadi ciri khas sekolah.
b. Menghasilkan lulusan yang memiliki mental pembelajar sejati.
c. Membentuk peserta didik yang berakhlakul mulia dan selalu peduli sosial dalam toleransi beragama.
d. Menyusun pembelajaran dengan bahan ajar mandiri untuk meningkatkan kecintaan pada budaya lokal.
e. Menjalin kerjasama dengan pihak luar (sanggar, perguruan tinggi, dan dunia usaha dan industri) untuk melengkapi program sekolah
yang memfasilitasi berbagai keragaman potensi, minat dan bakat peserta didik.
f. Membudayakan lingkungan belajar dan karakter inovatif cepat tanggap di lingkungan sekolah.
g. Membangun budaya dan kultur sekolah yang kompetitif secara positif.
h. Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kreativitas, inovasi dan mintat bakat peserta didik.
4. Kompetensi Karakteristik Kekhasan Lulusan Sekolah
Sekolah merupakan tempat menempuh ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila
diharapkan mampu membentuk karakter generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia
yang unggul sebagai pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah, maka disusun kompetensi lulusan peserta didik SD Model 4 sebagai alat ukur pencapaian
kurikulum dan target pelaksanaan proses pembelajaran pelaksanaan kurikulum operasional SD Model 4.
Adapun kompetensi lulusan SD Model 4 mempertimbangkan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara berimbang sesuai
capaian pembelajaran pada setiap fase di sekolah dasar, membentuk Profil Pelajar Pancasila, dan inovatif, tangguh dan memiliki
kecakapan hidup yang dibutuhkan untuk masa depannya.
Berikut adalah kompetensi lulusan yang ingin dicapai SD Model 4:
1. Memiliki perilaku yang menunjukkan akhlak mulia.
2. Memiliki dan menjunjung nilai harmonisasi keragaman dan gotong-royong.
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar mengembangkan kecakapan hidup.
4. Memiliki kemampuan bernalar kritis dan berkomunikasi efektif.
5. Memiliki kreativitas, kemandirian dan inovatif dalam menjawab tantangan perkembangan zaman.
6. Membentuk indiividu sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berpikir global dengan tetap menjunjung nilai budaya bangsa.

Adapun kriteria untuk kelulusan peserta didik dari SD… adalah sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Memiliki deskripsi sikap minimal baik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Lulus ujian sekolah.
d. Mencapai nilai rata-rata pencapaian minimal sekolah paling rendah 75.
e. Ditetapkan rapat pleno dewan guru dan kepala sekolah.
Contoh: SD Tara Salvia
Karakteristik Sekolah Tara Saliva
Sekolah Tara Saliva adalah sekolah umum yang terbuka bagi siswa dengan berbagai latar belakang. Sekolah meyakini bahwa
lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif dapat mendukung berkembangnya pengetahuan, mengasah
keterampilan, serta membentuk sikap belajar yang baik dari siswa.
Lingkungan sekolah dirancang sesuai dengan tujuan pendidikan yang dapat dimanfaatkan siswa sebagai sumber belajar dan
laboratorium sosialisasi. Sekolah merancang fasilitas belajar siswa dalam tiga model gedung yang didasarkan pada fase
perkembangan belajar siswa.

Pembagian model di atas didasarkan atas pertimbangan kemiripan karakteristik siswa sehingga memudahkan guru dalam
mengelola dan menyediakan fasilitas serta kegiatan pembelajaran.
Area permainan dan area sosialisasi siswa dipisah sesuai kebutuhan usia siswa. Ragam dan tingkat kesulitan permainan dirancang untuk
memenuhi kebutuhan perkembangan motorik dan sosialisasi siswa. Pendampingan aktif dari guru-guru dilakukan saat siswa berinteraksi
untuk memastikan proses sosialisasi siswa berjalan sesuai yang diharapkan.
Sekolah Tara Salvia meyakini bahwa literasi merupakan kebutuhan dasar dalam belajar dan berkomunikasi. Keterampilan ini akan
berkembang maksimal apabila siswa berada dalam lingkungan belajar yang literat (literate environment). Untuk mewujudkan hal ini, sekolah
memperkaya lingkungannya dengan berbagai perangkat literasi yang dapat ditemukan siswa di dalam maupun di luar kelas.
Lingkungan sekolah memiliki beragam tanaman mulai dari tanaman buah, hias, dan apotek hidup yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar siswa.
Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan
Sekolah Tara Salvia berada di lingkungan budaya Betawi. Hal ini menambah referensi sekolah untuk memperkaya siswa akan budaya di
lingkungan terdekatnya. Keberadaan pusat budaya Jawa menjadi potensi lain yang dimanfaatkan sekolah untuk memperkenalkan budaya
lainnya. Keberagaman daerah asal dan profesi orangtua siswa pun memberikan dukungan tehadap proses belajar-mengajar.
Karakteristik Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Sekolah Tara Salvia memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda; agama, budaya, sosial
ekonomi, dan pendidikan. Beberapa di antara mereka memiliki berbagai keterampilan, di antaranya: bermusik, menyanyi, drama, juru
ceramah, berbahasa asing selain bahasa Inggris, dan seni. Sekolah memfasilitasi pengembangan potensi dan bakat guru dan staf untuk
mendukung kualitas pendidikan.
Karakteristik Siswa
Setiap siswa adalah unik. Mereka memiliki kemampuan dan pengalaman belajar yang tidak sama.
Sebagian siswa memiliki potensi di area akademik, namun tidak sedikit juga siswa yang masih
perlu dikembangkan kemampuan sosial dan emosional mereka.
Siswa memiliki potensi dan minat yang berbeda. Sebagian siswa memiliki minat di bidang seni,
olahraga, matematika, dan sains. Sekolah memfasilitasi kebutuhan mereka dengan menyiapkan
program pengembangan potensi dan minat mereka.
Sekolah pun menerima siswa berkebutuhan khusus setelah melalui analisis secara komprehensif
oleh ahli untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka. Sekolah merancang program khusus
agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensinya.
Keberagaman siswa memperkaya laboratorium sosialisasi di Sekolah Tara Salvia. Kondisi ini
diharapkan akan meningkatkan keterampilan bersosialisasi, toleransi, rasa syukur, keterampilan
emosi, komunikasi, dan memecahkan masalah yang mereka temui dalam perjalanan mereka
sehari-hari.
Sekolah memiliki kewajiban untuk mengembangkan siswa secara seimbang. Dengan demikian,
program yang dirancang memerhatikan empat ranah (sosial, emosional, intelektual, fisik) dengan
ranah spiritual sebagai payung besar.
Visi
Program dan kegiatan sekolah harus merujuk pada visi yang telah ditetapkan. Visi bukan hanya sekedar
tulisan tanpa dipahami maknanya. Untuk menginternalisassi visi pada setiap warga sekolah, maka visi
perlu disosialisasikan secara berkala. Tanpa pemahaman terhadap visi, maka kegiatan yang dijalankan
menjadi tidak terarah.
Berikut adalah visi Sekolah Dasar Tara Salvia:
Terwujudnya siswa sebagai pembelajar yang kritis, kreatif, dan memiliki tata nilai, serta cinta tanah air.
Misi
Untuk mencapai visi, sekolah memiliki misi sebagai berikut:
Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan keterampilan sosial, emosional, fisik, dan intelektual.
Mellaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Memberikan kesermpatan kepada siswa untuk memahami nilai-nilai agar karakter dapat berkembang.
Menyelenggarakan program yang menumbuhkan dan mengembangkan rasa bangga dan perilaku cinta tanah air.
Mewujudkan komunitas belajar sekolah.
Menciptakan partisipasi aktif seluruh komponen sekolah, termasuk orangtua, dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan.
Mengembangkan kualitas pendidikan secara terus-menerus dalam rangka penjaminan mutu pendidikan sekolah.
Misi disusun agar visi dapat tercapai. Misi disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah yang dijabarkan dalam program
dan kegiatan.
Tujuan
Jangka Panjang Jangka Menengah Jangka Pendek
Menyelenggarakan proses pembelajaran yang Menyediakan sarana yang mendukung kegiatan olahraga, Menyediakan berbagai permainan edukatif dan
mengembangkan potensi siswa secara seimbang seni, dan permainan edukatif. permainan yang mengembangkan keterampilan motorik,
(kognitif, sosial, emosional, dan fisik) melalui kegiatan Memfasilitasi sesi dukungan psikologis dan sosial secara seperti batu bilangan, berbagai permainan tradisional,
yang terintegrasi. berkala. berbagai perkusi sederhana.
Melaksanakan kegiatan Chat Room untuk Kelas 5 dan 6.
Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berpusat 90% kelas menerapkan pembelajaran yang berpusat pada 80% kelas menerapkan pembelajaran yang berpusat
pada siswa di semua kelas melalui pembinaan dan siswa pada siswa.
pendampingan.
Menciptakan budaya sekolah melalui pembiasaan Merancang konsep pendidikan karakter. Semua kelas memiliki Kesepakatan Kelas sebagai bentuk
penerapan nilai-nilai baik. penerapan nilai-nilai baik.

Mewujudkan sikap bangga dan cinta tanah air yang Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga untuk Menyelenggarakan kegiatan Pekan Budaya, Pahlawanku,
ditunjukkan melalui perilaku warga sekolah. memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan. Idola-ku, Detik-Detik Proklamasi.
Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menumbuhkan
sikap bangga dan cinta tanah air.
Mewujudkan komunitas belajar melalui berbagai Membangun berbagai komunitas belajar, seperti Menyelenggarakan:
kegiatan pengembangan. komunitas literasi, Focus Group Discussion. • Pelatihan literasi dan numerasi untuk guru.
• Sesi bincang literasi dan numerasi untuk orangtua.
• Pelatihan nilai-nilai Tara Salvia bagi seluruh warga
sekolah.
Membangun kesadaran warga sekolah dalam Melibatkan warga sekolah dalam kegiatan edukasi, sosial, Melibatkan warga sekolah dalam kegiatan Tara Salvia
meningkatkan kualitas pendidikan melalui keterlibatan budaya, dan kerohanian. Sehat, Pekan Buku, dan Pekan Budaya.
dalam berbagai kegiatan.
Meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan Melaksanakan evaluasi diri sekolah melalui berbagai teknik Melakukan survei kualitas penyelenggaraan pendidikan
evaluasi yang berkesinambungan. pengambilan data. dan pelayanan.
Contoh: SDLB Model 11 Kota Baru
Karakteristik Satuan Pendidikan
Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah di satuan pendidikan SDLB berdasarkan pada kenyataan bahwa bangsa Indonesia
dihadapkan pada tantangan eksternal berupa hadirnya Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system, dengan
didukung oleh kemajuan teknologi, berbasis informasi pengetahuan, inovasi dan jejaring, yang menandai era penegasan munculnya
abad kreatif. Sehingga kurikulum menjadi fleksibel yang dapat berubah untuk Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.
Kurikulum di SDLB Model 11 memiliki tantangan ke depan agar peserta didik berkebutuhan khusus dapat berkontribusi pada
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Sekolah Dasar Luar Biasa disingkat SDLB adalah lembaga sekolah khusus yang di
berada dalam lembaga SLB (Sekolah Luar Biasa) yang terdiri dari SDLB, SMPLB, dan SMALB. Peserta didik di SLB adalah anak yang
memiliki kekhususan baik yang memiliki kekuatan bakat minat, dan atau hambatan seperti hambatan penglihatan, hambatan
pendengaran, hambatan kecerdasan, hambatan fisik, hambatan sosial dan emosional.
Berdasarkan Letak Geografis, SDLB Model11 ini berada di lingkungan perkampungan daerah pertanian dan peternakan. Dengan
memiliki budaya cinta lingkungan, maka sekolah mengembangkan budi daya tanaman dan peternakan. Di samping penumbuhan
kepedulian terhadap daya dukung pengolahan minuman di lingkungan daerah perkebunan buah-buahan seperti Apel, Jeruk, dan
Stroberi.
Pengembangan Merdeka Belajar memiliki dampak di sekolah. Budaya berwirausaha pada program pendidikan di SDLB dengan
pendekatan seni dan prakarya dilakukan untuk membekali kompetensi kemandirian peserta didik berkebutuhan khusus.
Pembentukan Profil Pelajar Pancasila yang dapat mengaktualisasikan diri anak pada lingkungan dan masyarakat sehingga
diharapkan peserta didik dapat memiliki akhlak mulia, mandiri, kreatif, mampu berkolaborasi dan berkontribusi bagi masyarakat.
Visi
Terwujudnya Pelajar Pancasila yang memiliki kepribadian mandiri, kreatif, berakhlak mulia, yang mampu berkomunikasi dan
bermasyarakat, bermanfaat serta mencintai lingkungan sekitar sesuai dengan kapasitasnya.
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi
sebagai berikut:
1. Menanamkan nilai-nilai keimanan dan budi pekerti yang luhur untuk membentuk pribadi yang berakhlak mulia dengan sikap
mental yang tangguh.
2. Meningkatkan potensi akademik dan non-akademik sesuai dengan potensi dan tingkat kebutuhan yang dimiliki peserta didik.
3. Mengembangkan berbagai keterampilan hidup sesuai bakat dan minat siswa melalui program pengembangan pendidikan
yang berorientasi kecakapan hidup.
4. Mengembangkan kecakapan sosial dan emosional peserta didik guna menghadapi kehidupan di masyarakat.
5. Mengembangkan potensi berbasis digital melalui keterampilan berkomunikasi melalui hand phone, Internet untuk
mengembangkan kemampuan dalam bermasyarakat.
Tujuan Satuan Pendidikan
1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun ke depan)
1) Terwujudnya pelaksanaan model pembelajaran berdiferensiasi yang menjadi ciri khas satuan pendidikan yang berfokus
pada pembelajaran berpusat pada peserta didik berkebutuhan khusus.
2) Terwujudnya pelaksanaan pembelajaran yang berbasis individual sesuai tingkat kemampuan dan kebutuhan peserta
didik berkebutuhan khusus yang mengarah pada kecakapan hidup dan bakat minatnya.
3) Terwujudnya penyelenggaraan sistem penilaian perkembangan kompetensi peserta didik berkebutuhan khusus berfokus
pada potensi akademik non-akademik yang berbasis teknologi informatika.
4) Terwujudnya peserta didik berkebutuhan khusus yang memiliki penghayatan keagamaan, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa melalui keteladanan, pembiasaan dan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari.
5) Terwujudnya pelaksanaan pembelajaran program Farming One Day (Bertani dalam Satu Hari) untuk mewujudkan
budaya lingkungan sekolah.
6) Meningkatkan simpati dan empati peserta didik berkebutuhan khusus dalam kepedulian sosial melalui keikutsertaan
dalam pagelaran seni dan budaya daerah untuk mengembangkan sosialnya.
2. Tujuan Jangka Menengah (2-3 tahun ke depan)
1) Menetapkan keterampilan berkomunikasi dengan Bahasa Oral dan Komunikasi Bahasa isyarat melalui satu
hari berbahasa dengan pendekatan komunikasi total (komtal).
2) Membudidayakan cinta kebersihan dengan gerakan kebersihan adalah sebagian daripada iman.
3) Menumbuhkan wawasan kebangsaan yang cinta linkungan sekitar dengan memelihara keindahan dengan
budidaya tanaman, kedisiplinan, kejujuran sesuai dengan potensi yang dimilikinya melalui Merah Putih
Sekolahku.
4) Melakukan kerjasama dengan stakeholder daerah untuk merancang hasil budi daya pertanian sebagai
keterampilan adaptif peserta didik berkebutuhan khusus.
3. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun ke depan)
1) Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan akademik untuk membekali peserta didik berkebutuhan khusus
untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya di SMPLB atau sekolah reguler.
2) Menjalin kerjasama dengan pihak luar dengan sekolah reguler sebagai pusat sumber pendidikan inklusif untuk
memfasilitasi pendidikan, pengembangan dan penelitian serta pelatihan Guru Pembimbing Khusus dan
masyarakat/orangtua.
3) Membudidayakan lingkungan yang berbasis budaya pertanian yang berkarakter, inovatif, cepat tanggap di lingkungan
sekolah.
4) Memiliki wawasan berkebhinekaan sesuai kaidah Sila-Sila Pancasila sehingga dapat mempertahankan budaya luhur
dengan ditanamkan sikap saling menghargai, mencintai sesama teman dengan bergotong-royong dalam kegiatan
sehari-hari di lingkungan sekolah maupun dalam keluarganya.
5) Memiliki wawasan kedeaerahan dan identitasnya sebagai bangsa Indonesia dengan pengenalan makna Pancasila
dalam kehidupan di lingkungan sekolah maupun dalam keluarganya dengan penanaman mengengenal pakaian adat
setiap daerah melalui karnaval pada peringatan hari-hari besar nasional.
1) Memiliki kejujuran dan berpartisipasi dalam masyarakat sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya dalam
berinteraksi dengan budaya lain melaluii pembelajaran tentang mengenal budaya daerah lain, sehingga
menumbuhkan saling menghargai dan mampu berkomunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan
memiliki refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.
2) Memiliki kemampuan gotong-royong yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan
teman sebayanya ataupun keluarganya dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan berjalan lancar, mudah dan
ringan.
3) Peserta didik berkebutuhan khusus yang mandiri, bermasyarakat dengan lingkungan sekitar, sehingga dapat
melanjutkan pendidikan di jenjang berikutnya.
4) Peserta didik berkebutuhan khusus mampu berpendapat dan berkomunikasi sesuai kapasitasnya memproses
informasi sebagai gagasan baik melalui pesan lisan maupun tertulis.
5) Peserta didik berkebutuhan khusus dapat melakukan pekerjaan yang berbasis kompetensi pertanian dan peternakan
sesuai kapasitasnya dengan pendampingan dan kemandirian yang bermodal keterampilan adaptif.
Contoh: SMP Model 6
Karakteristik Sekolah
Kurikulum Operasional SMP Model 6 disusun sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum Operasional
Sekolah (KOS) ini dikembangkan dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang telah disusun secara Nasional kemudian
diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran berdasar Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang telah disusun. Penyusunan Kurikulum
Operasional SMP Model 6 ini mengakomodir kebutuhan para pelajar untuk mengembangkan kemampuan keterampilan Abad 21 yang
meliputi integrasi PPK, literasi 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative), dan HOTS (High Order Thinking Skill).
Berdasarkan analisis konteks yang dilakukan, SMP Model 6 sebagai satuan pendidikan yang diminati mayoritas penduduk di kota sekitar,
dengan potensi wilayah/letak yang strategis di tengah perkotaan memiliki beberapa kekuatan, di antaranya: 1) input peserta didik
berasal dari keluarga yang peduli terhadap kepentingan pendidikan; 2) lingkungan gedung perkantoran yang memudahkan sekolah
untuk melakukan koordinasi dan komunikasi; 3) kultur masyarakat Madiun yang bernuansa ke-Mataraman (perpaduan budaya Jawa
Tengah dan Jawa Timur); 4) sarana pendukung layanan proses pembelajaran yang memadai; 5) merupakan salah satu sekolah rujukan
yang terletak di jantung kota dengan lingkungan yang asri dan rindang; dan 6) letak sekolah sangat strategis karena akses yang mudah.
Selain kekuatan/kelebihan sebagaimana tersebut di atas, SMP Model 6 juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu: 1) sarana
pendukung untuk pengembangan potensi/skills yang terbatas (tidak memiliki lapangan olahraga yang sesuai standar SNP); dan 2)
laboratorium IPA yang kurang representatif; namun hal tersebut tidak mengurangi semangat warga sekolah dalam belajar. Hal ini
dibuktikan dengan prestasi yang pernah diperoleh baik itu akademik maupun non-akademik.
Masyarakat di sekitar SMP Model 6 sebagian besar adalah pegawai pemerintahan, BUMN, pegawai swasta dan sebagian lain adalah
pedagang serta wiraswasta. Sebagai sekolah yang berada pada lingkungan perkotaan dan input peserta didik yang mayoritas dari dalam
kota, serta kondisi kota yang tidak begitu luas dengan tidak memiliki sumber daya alam yang luas pula, maka profil pelajar yang
dihasilkan adalah pelajar yang memiliki potensi mengkreasi ide dan keterampilan untuk mewujudkan daerahnya menjadi destinasi
wisata wirausaha. Wisata wirausaha tersebut di antaranya adalah kerajinan batik, kuliner khas daerah, dan taman buatan kota. Dalam
rangka meningkatkan potensi tersebut, SMP Model 6 mengadakan kerjasama dengan dunia usaha dan sumber daya alam/lingkungan
lain seperti yang ada di kota.
Kota di mana SMP Model 6 berlokasi, juga mempunyai budaya daerah yang menjadi ciri khas yaitu pendekar. Dalam rangka
mewujudkan budaya daerah terssebut, maka diwadahi dalam suatu kegiatan dengan nama “TUGU PENDIKAR SAKTI” (SaTU Guru
sebagai PENDIdik KARakter yang menghasilkan Satu Karya presTasI peserta didik). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali potensi
pendidik dan peserta didik dalam pembentukan karakter peserta didik yang mampu bersaing dalam dunia global.
Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan peserta didik agar menjadi insan yang memiliki kemampuan daya
saing di era generasi 4.0, dengan tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang tersirat dalam sila-sila Pancasila serta
mengembangkan cinta budaya daerah dan bangsa, maka SMP Model 6 menyusun Kurikulum Operasional sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan budaya lokal daerah setempat.
Peserta didik SMP Model 6 diharapkan mempunyai life skills yang berguna dan mampu mengaplikasinnya dalam masyarakat dan dunia
pendidikan. Sehingga harapan dari Pemerintah Kota Madiun untuk mencetak generasi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan
zaman akan terwujud. Salah satu upaya untu mencapai harapan tersebut dilakukan melalui kreasi budaya literasi pada peserta didik.
Sehingga peserta didik mampu menghasilkan salah satu karya yang mencerminkan Profil Pelajar Pncasila yang mampu bernalar kritis
dan berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran yang diharapkan adalah terciptanya profil pelajar yang beriman, bertaqwa kepada
Tuhan YME dan berakhlak mulia, yang mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong-royong dan berkebhinekaan global.
Secara yuridis, Kurikulum Operasional SMP Model 6 disusun dengan mengacu pada peraturan perundangan terkait pendidikan yang
berlaku, baik itu dari pusat ataupun dari daerah. Sedangkan secara pedagogis, Kurikulum Operasional SMP Model 6 mengacu pada
kemampuan guru sebagai tenaga profesional dalam pembelajaran dan penilaian.
Peningkatan profesionalisme guru, dilakukan dalam bentuk pelatihan besifat praktik secara berkesinambungan. Hal tersebut merupakan
komitmen untuk menjadi profesional dalam layanan pada peserta didik.
Dengan mengambil salah satu nilai pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yaitu 3N: NITENI (mengamati dengan teliti), NIROKKE (mencoba
dengan cara meniru), NAMBAHI (mengembangkan dari yang telah ditiru/yang telah ada) ,dan dengan mempertimbangka tuntutan di
era 4.0, maka ditambahlah N yang keempat, yaitu NGGAWE (mencipta/membuat/menghasilkan/menemukan hal baru). 4N tersebut
merupakan ciri khas pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta didik bersama guru di SMP Model6.
Hal lain, dari perspektif pedagogis, yang dijadikan pertimbangan adalah Undang-Undang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa
guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Dari landasan
pedagogis dalam konteks Merdeka Belajar, proses belajar di SMP Model 6 berorientasi pada peserta didik dan bentuknya beragam,
pembelajaran sebagai aktivitas tim yang bersifat kolaboratif.
Pembelajaran di SMP Model 6 yang terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila secara umum bertujuan untuk membentuk karakter
peserta didik yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, bergotong-royong
dan kreatif, inovatif, yang mampu mengkreasikan ide/gagasan berdasarkan kekhasan daerah ayng tetap berakr pada budaya bangsa.
Visi
Kurikulum Operasional Sekolah disusun oleh Satuan Pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah. Sekolah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan
dan tantangan masa depan di antaranya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang memungkinkan sangat
cepatnya arus perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat, era informasi, pengaruh globalisasi terhadap perubahan
perilaku dan moral manusia, berubahnya kesadaran masyarakat dan orangtua terhadap pendidikan, dan era perdagangan bebas.
Tantangan dan peluang itu harus direspon oleh SMP Model 6, sehingga visi sekolah diharapkan sesuai dengan arah perkembangan
tersebut. Visi tidak lain merupakan cita-cita moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang. Adapun visi SMP
Model 6 adalah:
“Terlaksananya proses pendidikan yang memenuhi standar mutu, berkarakter, inovatif, dan berakar pada budaya bangsa”.
Misi
Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, untuk mewujudkannya diperlukan suatu misi berupa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
Adapun misi yang dirumuskan berdasar visi adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan profil pelajar yang berakhlak mulia dan rajin beribadah.
2. Menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan berkarakter yang mampu memfasilitasi pelajar sesuai bakat dan
minatnya.
3. Meningkatkan manajemen satuan pendidikan yang adaptif, berkarakter, dan menjamin mutu.
4. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai tempat perkembangan intelektual, sosial, emosional, keterampilan, dan perkembangan
budaya lokal dalan kebhinekaan global.
5. Menciptakan profil pelajar yang berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif sehingga mampu mengreasi ide dan
keterampilan yang inovatif.
6. Menjamin hak belajar setiap anak tanpa terkecuali termasuk anak yang berkebutuhan khusus (inklusi) dalam proses
pembelajaran yang menjunjung tinggi nilai gotong-royong.
7. Menciptakan partisipasi aktif orangtua dan masyarakat dalam keberagaman yang mewadahi kreatiivitas pelajar yang berjiwa
kompetitif.

Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai SMP Model 6 sebagai bentuk mewujudkan visi sekolah yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)
a. Membentuk peserta didik yang beriman dan berakhlak mulia.
b. Mendorong peserta didik untuk mampu mengreasikan ide yang dituangkan dalam tulisan atau tindakan yang berakar pada
budaya lokal.
c. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang memacu peserta didik bernalar kritis, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan
ide dan gagasan.
d. Mengoptimalkan sarana prasarana sekolah yang menunjang peserta didik dalam mengreasikan ide/gagasan yang berakar pada
nilai budaya lokal.
e. Menciptakan peserta didik yang mampu bernalar kritis dalam pelaksanaan kegiatan berbasis proyek yang mengedepankan jiwa kegotong-
royongan.
2. Tujuan Jangka Panjang (4 tahun)
a. Merancang pembelajaran yang mengedepankan ciri khas sekolah dan daerah dalam nuansa kebhinekaan global yang
harmonis.
b. Membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan daya saing, berkarakter, berprestasi dan memiliki pribadi yang
beriman, rajin dan taat beribadah serta saling menghargai perbedaan dan mencintai lingkungan dan bangsanya.
c. Menghasilkan lulusan yang mampu mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila dalam kehidupan nyata.
d. Menjadi pemimpin bagi diri dan temannya untuk menjadi pribadi yang bernalar kritis, tangguh, percaya diri dan bangga
dalam kegotong-royongan.
e. Menguasai kecakapan dalam berkomunikasi sosial dan berjiwa kompetitif, kreatif dan mandiri yang tetap menjunjung
budaya lokal.
f. Mempunyai life skills yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
g. Mampu mengreasikan ide/gagasan yang dituangkan dalam tindakan atau karya yang berakar dari budaya lokal dalam
kebhinekaan global.
h. Mempunyai karakter yang sopan, santun dan mandiri, kreatif, yang mampu bersaing sesuai perkembangan zaman.
i. Menjadikan sekolah sebagai tempat untuk mengembangkan proses perkembangan intelektual, emomsional, sosial,
keterampilan dan tumbuh kembang peserta didik sesuai tingkat kemampuan dan kondisi masin-masing peserta didik
yang mengedepankan nilai gotong-royong.
j. Menjadikan masyarakat dan orangtua sebagai mitra bersama dalam menjalankan penyelenggaraan pendidikan sekolah.
Contoh: SMP Model 7

Karakteristik SMP Model 7


Bagian belakang SMP Model 7 berbatasan dengan RS Adiyaksa dan beberapa pemukiman penduduk, samping kiri berbatasan
dengan kantor, sisi kanan berbatasan dengan SD dan di bagian depan berbatasan dengan Korean School, dengan memiliki akses
jalan keluar dan masuk hanya dari gerbang utama sehingga memudahkan pemantauan arus keluar dan masuk.
Kondisi lahan kurang memadai terutama saat pelaksanaan upacara bendera dan pembelajaran PJOK serta seni budaya, diantisipasi
dengan membuat formasi barisan lebih rapat saat pelaksanaan upacara pengibaran bendera, pembelajaran PJOK dan seni budaya
kerap memanfaatkan lahan kosong di sisi kiri sekolah. Kelebihan SMP Model 7 antara lain:
a. Kondisi belajar-mengajar tenang, tidak terganggu kebisingan jalan raya.
b. Lokasi sekolah berdekatan dengan obyek wisaata TMII.
c. Kekeluargaan yang baik antara guru, karyawan, peserta didik, dan lingkungan.
d. Keterlibatan alumni SMP Model 7 sangat baik terhadap pembangunan sarana ibadah, pelaksanaan LDKS, ekstrakuirkuler,
motivasi siswa saat upacara, motivasi siswa saat akan melaksanakan ujian akhir, keamanan lingkungan belajar, pengawasan
lingkungan sekitar terhadapt siswa waktu kegiatan belajar-mengajar.
e. Penyelenggaraan ekstrakurikuler yang memiliki prestasi seperti permainan bola basket, sepak takraw, paskibra, PMR, marawis.
f. Ekstrakurikuler marawis kerap diminta untuk mengisi acara pada kegiatan instansi pemerintah, kegiatan keagamaan di
lingkungan sekitar, atau antara pribadi masyarakat.
Karakteristik Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan
SMP Model 7 berada pada daerah pinggiran Ibu Kota, dengan latar belakang sosial dan budaya yang beragam, sikap dan perilaku
masyarakat kota besar yang individual dan ekslusif melebur dengan sikap masyarakat Betawi asli yang tercermin dengan masih
tingginya semangat gotong-royong, kepedulian terhadap sesama, sopan santun masih terjaga serta kehidupan beragama yang baik.
Karakteristik Peserta Didik
Latar belakang pendidikan orangtua, sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggal peserta didik SMP Model 7 sangat beragam, mulai
dari buruh cuci yang tinggal di rumah kontrakan sampai dengan peserta didik yang pulang pergi ke sekolah diantar dengan mobil
dan sopir pribadi. Hal ini sangat melatarbelakangi karakteristik peserta didik. Dengan latar belakang tersebut secara umum
karakteristik peserta didik di SMP Model 7 adalah sebagai berikut:
a. Mampu dan mau mengikuti aturan dan kegiatan sekolah.
b. Kemauan belajar tinggi.
c. Memahami dan mampu bersikap terhadap keberadaan peserta didik berkebutuhan khusus.
d. Semangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
e. Bersedia meluangkan waktu melaksanakan kegiatan di luar waktu kegiatan belajar-mengajar.
f. Kehidupan beragama yang baik.
Landasan Kurikulum Operasional di SMP Model 7
Penyusunan kurikulum operasional SMP Model 7 berlandaskan pada peraturan perundang-undangan terkait dengan sistem
pendidikan nasional, standar pendidikan nasional, kurikulum nasional, konsep Merdeka Belajar, Profil Pelajar Pancasila,
kepramukaan, muatan lokal, penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan menengah, evaluasi kiurikulum,
penumbuhan budi pekerti, dan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) satuan pendidikan, penyusunan juga
mempertimbangkan kondisi dan keberadaan sekolah yang tidak terpisahkan dengan masyarakat sekitar dan perangkat pemerintah
terkecil RT, RW, Kelurahan, dan seterusnya. Implementasinya dalam bentuk peranserta masyarakat dalam pendidikan, kerjasama
sekolah dengan tokoh masyarakat, membina sosialisasi peserta didik agar daapat bekerjasama, rukun, tolong-menolong dan saling
menghormati. Selain itu penyusunan juga mengacu pada konteks Merdeka Belajar antara lain menggunakan pendekatan atau
model yang beragam, seperti problem-based learning, project-based learning, discovery l earning, inquiry, atau lainnya. Proses
belajar berbasis active learning, berorientasi pada proses, serta collaborative learning.
Penekanan kegiatan pembelajaran adalah pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis, peserta didik mengerjakan sesuatu yang
berkaitan dengan pembelajaran, eksplorasi nilai-nilai dan karakter, serta dituntut untuk berpikir kritis, analitis dan evaluatif.
Visi
UNGGUL DALAM PRESTASI AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK MELALUI KOMUNITAS BELAJAR SEPANJANG HAYAT DAN BERWAWASAN GLOBAL
Indikator Visi
1. Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam bidang akademik dan non-akademik.
2. Terwujudnya komunitas belajar sepanjang hayat, yaitu sekolah sebagai tempat saling belajar dan berkembang bagi guru sebagai ahli, peserta
didik, serta orangtua dan masyarakat.
3. Terwujudnya pendidikan yang mengedepankan pembentukan Profil Pelajar Pancasila, yang memiliki enam dimensi utama, yaitu:
a. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
b. Mandiri,
c. Bernalar kritis,
d. Kreatif,
e. Bergotong-royong, dan
f. Berkebhinekaan global.
4. Terwujudnya pendidikan berwawasan global.
5. Terwujudnya pendidikan yang mengembangkan keterampilan Abad 21.
Misi
1. Mewujudkan lulusan yang unggul dalam bidang akademik dan non-akademik.
a. Menentukan kriteria ketuntasan belajar peserta didik.
b. Menentukan kriteria lulusan terutama pada ujian sekolah untuk semua mata pelajaran.
c. Mengikutsertakan peserta didik untuk kegiatan lomba minimal tingkat kecamatan hingga tingkat internasional.
2. Mewujudkan pendidikan yang mengedepankan pembentukan komunitas belajar sepanjang hayat, yaitu guru, peserta didik dan
orangtua saling belajar sepanjang hidupnya.
d. Membuka ruang kelas (open class) untuk guru lain bisa saling melihat dan belajar proses pembelajaran di kelas.
e. Mengaktifkan kegiatan MGMP sekolah untuk forum diskusi dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
dan penilaian.
f. Mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu untuk dapat meningkatkan kualitas
pengetahuan, keterampilan, dan wawasan guru agar lebih profesional.
g. Memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler pilihan berdasarkan minat dan potensi peserta didik dalam segala bidang, misalnya study
club seperti: klub robotik, klub penelitian remaja, klub kreativitas siswa, klub ajang prestasi siswa, dll.
h. Melakukan sosialisasi kepada komunitas orangtua terkait dengan pola/strategi pendampingan belajar online (belajar dari rumah)
pada masa pandemi untuk putra putrinya
3. Mewujudkan pendidikan yang mengedepankan pembentukan Profil Pelajar Pancasila
a. Melaksanakan proyek Profil Pelajar Pancasila untuk seluruh peserta didik.
b. Mengintegrasikan nilai Profil Pelajar Pancasila dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian.
c. Mengintegrasikan nilai Profil Pelajar Pancasila dalam kegiatan pembiasaan rutin sekolah dan budaya sekolah.
4. Mewujudkan pendidikan yang menjamin hak belajar bagi setiap peserta didik
d. Memfasilitasi pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
e. Memfasilitasi pembelajaran dengan mengedepankan persamaan hak.
f. “Caring” (peduli) dalam proses pembelajaran, di mana setiap peserta didik saling bantu dan dibantu.
5. Mewujudkan pendidikan menggunakan pendekatan atau model yang beragam
g. Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model yang beragam.
h. Melakukan pembiasaan bagi peserta didik untuk melaksanakan tugas dalam bentuk proyek.
6. Mewujudkan pendidikan yang mengembangkan keterampilan Abad 21
i. Melakukan kegiatan belajar mengajar yang mengembangkan sikap kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif.
j. Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan mengintegrasikan literasi dan numerasi.
k. Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menumbuhkan pendidikan karakter.
Tujuan
Tujuan pendidikan pada SMP Model 7 adalah langkah untuk mewujudkan visi sekolah dalam jangka waktu tertentu. Pada tahun
pelajaran 2021/2022 SMP Model 7 mencanangkan tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu:
1. Terwujudnya lulusan yang unggul dalam bidang akademik dan non-akademik serta berkarakter Pancasila.
a. Tercapainya hasil belajar peserta didik mencapai ketuntasan untuk seluruh mata pelajaran.
b. Tercapainya kelulusan peserta didik 100% dan untuk semua mata pelajaran ujian sekolah rata-rata minimal 75.
c. Tercapainya peserta didik mengikuti lomba minimal tingkat kecamatan hingga sampai tingkat internasional dan memiliki prestasi
minimal tingkat kecamatan.
d. Tercapainya peserta didik yang memiliki karakter keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
e. Tercapainya peserta didik yang memiliki karakter cinta tanah dan kebhinekaan serta berbudaya baik lokal maupun global dalam
pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.
f. Tercapainya peserta didik yang memiliki karakter mandiri, bernalar kritis, dan kreatif serta gotong-royong dalam pembelajaran
dan kehidupan sehari-hari.
2. Terwujudnya pendidikan yang mengedepankan pembentukan komunitas belajar sepanjang hayat yaitu guru, peserta didik, dan
orangtua saling belajar sepanjang hidupnya.
a. Telaksananya kegiatan membuka ruang kelas (open class) untuk guru lain bisa saling melihat dan belajar proses pembelajaran di
kelas.
b. Tercapainya kegiatan MGMP sekolah untuk forum diskusi dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
penilaian untuk semua mata pelajaran.
c. Terdapat 70% guru yang mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan yang relevan dengan mata pelajaran yang diampu untuk
dapat meningkatkan kualitas pengetahuan, keterampilan, dan wawasan guru agar lebih profesional.
d. Seluruh peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler minimal dengan nilai baik. Pilihan berdasarkan minat dan potensi
peserta didik dalam segala bidang, misalnya study club seperti: klub robotik, klub penelitian remaja, klub kreativitas siswa, klub
ajang prestasi siswa, dll.
e. Terlaksananya sosialisasi kepada komunitas orangtua terkait dengan pola/strategi pendampingan belajar online (belajar dari
rumah) pada masa pandemi untuk putra dan putrinya.
3. Terwujudnya pendidikan yang mengedepankan pembentukan Profil Pelajar Pancasila
f. Terlaksananya proyek Profil Pelajar Pancasila untuk seluruh peserta didik 3 kali dalam setahun.
g. Terlaksananya pengintegrasian nilai Profil Pelajar Pancasila dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan
penilaian untuk semua mata pelajaran.
h. Terlaksananya pengintegrasian milai Profil Pelajar Pancasila dalam kegiatan pembiasaan rutin sekolah dan budaya sekolah.
4. Terwujudnya pendidikan yang menjamin hak belajar bagi setiap peserta didik
a. Tersedia fasilitas pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
b. Tersedia fasilitas pembelajaran dengan mengedepankan persamaan hak.
c. Terlaksanannya kegiatan saling bantu dan dibantu antar peserta didik.
5. Terwujudnya pendidikan menggunakan pendekatan atau model yang beragam
d. Terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model yang beragam untuk semua mata pelajaran.
e. Terlaksananya pembiasaan bagi peserta didik untuk melaksanakan tugas dalam bentuk proyek untuk semua mata pelajaran.
6. Terwujudnya pendidikan yang mengembangkan keterampilan Abad 21.
f. Terlaksananya kegiatan belajar mengajar mengembangkan sikap kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif untuk semua mata
pelajaran.
g. Terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan mengintegrasikan literasi dan numerasi untuk seluruh mata pelajaran.
7. Terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan menumbuhkan pendidikan karakter untuk seluruh mata pelajaran.
h. Memfasilitasi pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
i. Memfasilitasi pembelajaran dengan mengedepankan persamaan hak.
Contoh: SMPLB Model 12
Karakteristik Satuan Pendidikan
SMPLB Model 12 merupakan satuan pendidikan yang berada dalam pengelolaan satu atap bersama dengan jenjang SDLB
dan SMALB di SLB Model 12 dengan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus yaitu anak dengan hambatan
penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan intelektual, hambatan gerak anggota tubuh, hambatan perilaku dan
emosional, dan hambatan autis. Lokasi sekolah terletak di wilayah yang strategis dan mudah dijangkau, dekat dengan
fasilitas umum seperti Ruang Publik Terpadu Rumah anak (RPTRA), stasiun kereta api, kantor kelurahan dan puskesmas.
Memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta hubungan yang kondusif dengan masyarakat sekitar.
Berada di tengah lingkungan masyarakat yang beragam, menumbuhkan sikap peduli lingkungan, semangat gotong-royong
serta bersinergi membangun kerjasama dengan elemen pemerintahan untuk mengembangkan potensi sekolah.
Begitu pula keberagaman potensi peserta didik yang dikembangkan dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sebagai
inspirasi dan promosi karya-karya keterampilan peserta didik dalam pengembangan kewirausahaan. Potensi bidang desain
grafis yang selama ini telah membawa SLB Negeri Model 12 ke beberapa events baik nasional maupun internasional. Karya
cetak sablon (kaos, pin, mug, tumbler) serta kopi Espresso juga semakin luas dikenal oleh masyarakat dan instansi
pemerintah maupun lembaga swasta. Prestasi bidang olahraga dan seni pun tak kalah cemerlang membawa nama baik
Indonesia ke kancah internasional.
Sekolah memiliki budaya yang telah dikembangkan dengan kegiatan penumbuhan budi pekerti melalui kegiatan rutin,
spontan dan keteladanan seperti pembiasaan 5S (senyum sapa salam sopan santun), menjalankan ritual keagamaan,
menjaga kebersihan lingkungan dengan kegiatan Jumat Bersih, serta mendaur ulang sampah dan limbah menjadi bahan
yang bermanfaat untuk lingkungan sekolah dan mengembangkan keterampilan peserta didik.
Visi
“Terwujudnya peserta didik sebagai Pelajar Pancasila yang berakhlak mulia, berpengetahuan, terampil dan kompetitif menuju
tercapainya kemandirian.”
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi
sebagai berikut:
1. Memberikan bimbingan agar peserta didik memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan, sehingga menjadi lulusan yang
memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, beriman dan berakhlak mulia sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik kebutuhan khususnya.
2. Meningkatkan peran serta warga sekolah dalam mengembangkan perilaku jujur, hidup bersih, hidup sehat, rukun, dan peduli
lingkungan.
3. Mengembangkan potensi diri dan prestasi peserta didik, baik yang dilakukan sendiri, maupun bersama orang lain.
4. Membantu peserta didik mengembangkan kendali dan disiplin diri.
5. Membantu peserta didik memupuk rasa percaya diri, resilien (penyesuaian yang tinggi dan luwes) dan adaptif.
6. Memberikan keterampilan dasar yang mendukung penguasaan kecakapan hidup untuk bekal hidup mandiri.
7. Membantu masyarakat yang memerlukan informasi pelayanan pendidikan khusus.
8. Menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri serta stakeholder lainnya untuk pengembangan potensi peserta
didik.
Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan Jangka Pendek:
1. Membentuk peserta didik yang memiliki sikap religius dengan taat dan tepat waktu dalam melaksanakan ibadah sesuai ajaran
agama yang dianutnya.
2. Melakukan pembiasaan yang mencerminkan nilai luhur karakter dan budaya bangsa, seperti jujur, disiplin, sopan, dan santun.
3. Mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik.
4. Memfasilitasi pembelajaran untuk peserta didik dengan melaksanakan pembelajaran keterampilan sesuai bakat, minat dan
karakteristik peserta didik.
5. Membentuk kemandirian peserta didik melalui kegiatan harian secara mandiri.
Tujuan Jangka Menengah:
6. Meningkatkan sikap religius peserta didik melalui hafalan surat-surat pendek atau doa-doa keseharian sesuai ajaran agamanya.
7. Membudayakan gerakan sikap hidup bersih di lingkungan sekolah.
8. Memfasilitasi peserta didik agar memiliki kemampuan berkomunikasi yang memadai sehingga dapat mengaktualisasi diri dan
bekerja sama dalam kelompok maupun lingkungannya.
Tujuan Jangka Panjang:
1. Membentuk peserta didik yang memiliki akhlak terpuji dan selalu peduli sosial dalam toleransi beragama.
2. Membentuk peserta didik yang memiliki sikap yang mematuhi aturan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat.
3. Memfasilitasi peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif sehingga dapat memecahkan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memfasilitasi peserta didik yang memiliki keterampilan dasar untuk melatih kecakapan hidup berkaitan dengan vokasional
sebagai bekal hidup mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
5. Memiliki kemampuan interpersonal (berkomunikasi) yang memadai agar mampu beradaptasi dalam masyarakat sekolah pada
satuan pendidikan yang lebih tinggi dan/atau persiapan untuk berada pada masyarakat secara umum.
Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, maka SMPLB Model 12 melakukan kemitraan yang harmonis dengan orangtua dan
masyarakat dengan strategi melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan penumbuhan budi pekerti yang dilakukan melalui aktivitas rutin, spontan, dan keteladanan.
2. Menyelenggarakan kegiatan perayaan keagamaan dan melakukan pembinaan kerohanian yang rutin dilakukan satu minggu
sekali.
3. Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan literasi, numerasi, serta memanfatatkan teknologi sesuai
dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus.
4. Pemberdayaan perpustakaan sekolah baik manual maupun digital.
5. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan berbagai kegiatan pelatihan atau mengadakan kegiatan bimbingan teman
sejawat.
6. Bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri agar dapat memberikan pelatihan keterampilan/vokasi kepada peserta didik
sehingga menjadi peserta didik yang terampil dan kompetitif.
7. Bekerjasama dengan lembaga masyarakat, instansi pemerintah maupun lembaga swasta untuk mempromosikan hasil karya
keterampilan peserta didik.
8. Menjalin kerjasama yang baik dengan orangtua peserta didik, komite sekolah dan masyrakat dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
Contoh: Trimurti Senior High School
Karakteristik Satuan Pendidikan
Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kondisi dan karakteristik Trimurti Senior High School maka disampaikan hasil
analisis konteks Trimurti Senior High School pada tahun ajaran 2020-2021.
Trimurti Senior High School berdiri mulai tahun 1954 dan berlokasi di pusat kota, dikelilingi oleh pusat komersial, fasilitas umum
dan kantor pemerintahan. Untuk sarana dan prasarana secara umum, Trimurti Senior High School memiliki fasilitas cukup lengkap
dalam mendukung proses belajar-mengajar. Trimurti Senior High School memiliki Tenaga Pendidik sebanyak 36 orang yang cukup
kompeten dalam pembelajaran dan dalam penggunaan teknologi. Untuk jumlah pelajar tahun pelajaran 2020/2021 ada sebanyak
590 orang. Dalam pelaksanaan pembelajaran Trimurti Senior High School memberi 3 kelompok minat dalam mata pelajaran
peminatan yang disediakan yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa. Terdapat juga program-
program unggulan yang dipergunakan untuk menambah layanan pendidikan kepada pelajar.
Untuk karakteristik Sosial dan Budaya Lingkungan Sekolah adalah mayoritas pelajar berlatar belakang ekonomi mampu ke atas dan
berasal dari lingkungan masyarakat perkotaan. Mayoritas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan juga berasal atau telah lama
tinggal di daerah kota dan sekitarnya. Trimurti Senior High School memiliki dan membiasakan budaya disiplin waktu, tertib ibadah,
5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dan kepedulian sosial pada seluruh warga sekolah.
Visi
Visi yang dimiliki Trimurti Senior High School diturunkan dari tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum pada Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003. Adapun visi Trimurti Senior High School adalah sebagai berikut:
“Terbentuknya Manusia Susila, Cakap dan Bertanggungjawab”.
Misi
Misi Trimurti Senior High School ditetapkan sebagai representasi dari elemen visi Trimurti dan elemen Profil Pelajar Pancasila. Elemen
visi Trimurti tersebut yaitu susila, cakap dan bertanggungjawab. Tujuh misi Trimurti Senior High School adalah sebagai berikut:
1. Membangun kebiasaan tertib beribadah, kajian keagamaan rutin dan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Santun dan Sopan) pada pelajar.
Representasi dari:
• Visi “Susila”.
• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia”.
2. Mengembangkan rasa kepedulian, nasionalisme, patriotisme, dan bangga atas budaya lokal melalui aktivitas sosial, lingkungan,
kebangsaan dan eksplorasi. Representasi dari:
▪ Visi “Susila” dan “Bertanggungjawab”.
▪ Elemen Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia” dan “Bergotong-royong”.
3. Membekali pelajar dengan pengalaman lintas budaya baik nasional maupun internasional. Representasi dari:
▪ Visi “Susila”.
▪ Elemen Profil Pelajar Pancasila “Berkebhinekaan global”.
4. Mengidentifikasi, mengembangkan, dan memfasilitasi pencapaian prestasi minat dan bakat pelajar. Representasi dari:
▪ Visi “Cakap”.
• Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”
5. Mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berbasis HOTS dan membangun 6 kemampuan literasi dasar (literasi baca dan
tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial) dengan berlandaskan
prinsip kejujuran dan kemandirian dengan memperhatikan bakat dan minat pelajar. Representasi dari:
Visi “Cakap” dan “Bertanggungjjawab”.
Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”, “Kreatif” dan “Bernalar Kritis”.
6. Memfasilitasi terlampauinya capaian kompetensi minimal tingkat SMA oleh peserta pelajar melalui matrikulasi, pemantauan
perkembangan belajar, identifikasi permasalahan belajar, perbaikan, pendampingan, pengembangan dan kerjasama dengan
orangtua. Representasi dari:
Visi “Cakap”.
Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”.
7. Membimbing pelajar menghasilkan suatu karya ilmiah yang orisinil, dapat dipertanggungjawabkan dan tepat guna. Representasi
dari:
Visi “Cakap” dan “Bertanggungjawab”.
Elemen Profil Pelajar Pancasila “Kreatif” dan “Bernalar Kritis”.
Tujuan
Tujuan akhir yang diharapkan oleh Trimurti Senior High School dalam pelaksanaan program-program sekolah untuk mewujudkan
misi sekolah ditetapkan dalam bentuk 3 bagian, yaitu tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek.
Tujuan Jangka Panjang:
1. Menghasilkan lulusan pembelajar sepanjang hayat yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, bangga
pada budaya bangsanya dan tenggang rasa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
2. Menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi pada lembaga akademik/vokasi/kedinasan
terkemuka sesuai minat dan bakat yang dimilikinya.
3. Menghasilkan lulusan yang terampil dalam berpikir kritis, berkreativitas, menghasilkan karya, memanfaatkan teknologi digital, dan
mengembangkan minat serta bakatnya untuk menghasilkan prestasi.
4. Menghasilkan lulusan yang memiliki penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital,
literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).
Tujuan Jangka Menengah:
1. Membentuk karakter pembelajar sepanjang hayat berlandaskan Profil Pelajar Pancasila.
2. Menyusun beban belajar bagi pelajar yang manageable namun tetap berkualitas serta dengan proses belajar-mengajar yang
menyenangkan dan kontekstual.
3. Membekali pelajar dengan keahlian berpikir kreatif dan berpikir kritis.
4. Membekali pelajar dengan penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi
budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).
5. Memfasilitasi pelajar untuk dapat melampaui kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat SMA, baik akademik dan
non-akademik.
6. Memfasilitasi pelajar untuk mampu menyusun karya tulis yang orisinil
7. Memfasilitasi pelajar untuk mendapat keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minatnya.
Tujuan Jangka Pendek:
1. Pembentukan karakter berdasar Profil Pelajar Pancasila
a. Melaksanakan pembiasaan sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila secara terintegrasi pada 100% mata pelajaran yang
diselenggarakan baik dalam bentuk tatap muka atau dalam bentuk kegiatan proyek.
b. Melaksanakan 100% penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.
c. Mendorong 100% pelajar mencapai minimal predikat BAIK pada penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.’
2. Proses belajar yang manageable namun tetap berkualitas
d. Mendorong agar tingkat keterlibatan pelajar dalam proses belajar-mengajar mencapai minimal 95%.
e. Mengelola proses belajar-mengajar agar tingkat kepuasan pelajar mencapai minimal 90%.
3. Keahlian berpikir kreatif dan berpikir kritis
f. Mengintegrasikan project-based learning pada 100% mata pelajaran.
g. Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 1 produk kreatif per tahun dari project-based learning.
h. Melaksanakan 100% proses penilaian yang mengandung minimal 25% soal bertipe HOTS.
i. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab 70% soal bertipe HOTS dengan benar.
4. Penugasan 6 literasi dasar
a. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 100% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level
kognitif 1 dengan benar.
b. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 80% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level
kognitif 2 dengan benar.
c. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 60% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level
kognitif 3 dengan benar.
5. Kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat SMA
d. Memfasilitasi 100% pelajar untuk mampu mencapai rata-rata nilai akhir tahun ajaran minimal 75 pada aspek pengetahuan dan
keterampilan.
e. Menangani 100% pelajar yang mengalami permasalahan pembelajaran agar dapat terselesaikan.
6. Karya tulis yang orisinil
f. Membekali 100% pelajar dengan pengetahuan tata cara penulisan karya ilmiah melalui proyek Profil Pelajar Pancasila.
g. Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 1 karya tulis ilmiah sesuai dengan minatnya dengan maksimal 20% pada
plagiarism score (menggunakan Turnitin Checker).
6. Keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minat
a. Mendorong 100% pelajar memilih kelas peminatan berdasar bakat dan minatnya.
b. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 ekstrakurikuler pilihan sesuai bakat dan minatnya.
c. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 program life skills sesuai bakat dan minatnya.
d. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 lomba/kompetisi akademik dan non-akademik per tahun atau
minimal 1 kali program magang sesuai bakat dan minatnya.
Strategi untuk Mencapai Tujuan
Untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan Trimurti Senior High School menyusun beberapa strategi pelaksanaan.
Adapun strategi-strategi tersebut adalah:
1. Menyusun tim penjamin mutu dan tim pengembang kurikulum.
2. Melakukan analisis konteks terhadap kondisi dan lingkungan sekolah.
3. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar, perwakilan DUDI
(Dunia Usaha dan Dunia Industri) dan komite sekolah.
4. Melakukan analisis kebutuhan program sekolah (kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, pelatihan, pengadaan sarana prasarana,
kegiatan pendukung, dan lain-lain) untuk mendukung pelaksanaan rencana kurikulum operasional sekolah yang telah disusun.
5. Menyusun RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) berdasar analisis kebutuhan program.
6. Menyusun rencana serta instrumen Evaluasi, Pendampingan dan Pengembangan dengan melihat berbagai sisi (guru, tenaga
kependidikan, pelajar, orangtua, dan komite sekolah).
7. Melaksanakan kurikulum operasional sekolah dengan evaluasi harian, 1 bulanan, 1 semester, dan 1 tahun.
8. Melaksanakan program perbaikan berdasar prioritas 1 bulanan, 1 semester dan 1 tahun.
9. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah berdasar hasil evaluasi dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat,
pakar, perwakilan DUDI dan komite sekolah.
Contoh: SMA Negeri 5 Surabaya
Karakteristik Sosial
1. Letak SMA Negeri Surabaya
SMA Negeri 5 Surabaya terletak di Jalan Kusumabangsa 21 Surabaya. Lokasi ini berada di ruas jalan nasional, daerah pusat
kota dan pusat pemerintahan. SMA Negeri 5 Surabaya berdampingan dengan 3 sekolah, yaitu SMA Negeri 1, 2, dan 9
Surabaya. Letak ini menjadikan SMA Negeri 5 Surabaya berada dalam lingkungan masyarakat perkotaan.
2. Sumber Daya Manusia
SMA Negeri 5 Surabaya memiliki tenaga pendidik dan kependidikan sebagai berikut:
Tenaga Pendidik
Tenaga Kependidikan
Jenis Kepegawaian Jenis Kelamin Kualifikasi Pendidikan Tersertifikat

L P S1 S2 Sudah Belum

ASN 21 25 20 26 45 1

GTT 8 6 8 6 1 13

Jumlah 29 31 28 32 46 14

Prosentasi 48.3 51.7 46.7 53.3 76.7 23.3


3. Alumni
Alumni SMA Negeri 5 Surabaya banyak tersebar di dalam negeri maupun di luar negeri, sangat banyak yang sukses di berbagai
bidang pekerjaan, baik dalam pemerintahan maupun swasta. Alumni tersebut memiliki perkumpulan yang telah berbadan hukum.
Para alumni ini memiliki kepedulian yang sangat besar baik kepada sekolah maupun kepada adik angkatannya yang masih menjadi
peserta didik di sekolah.
4. Orangtua/Wali Murid
SMA Negeri 5 Surabaya memiliki siswa-siswi yang sebagian besar orangtuanya memiliki tingkat ekonomi yang baik dan memiliki
kepedulian yang sangat besar terhadap pendidikan.
Karakteristik Budaya SMA Negeri 5 Surabaya
1. Budaya Berprestasi
Budaya berprestasi di SMA Negeri 5 Surabaya dibuktikan dari:
a. Berbagai prestasi lomba bidang akademik dan non-akademik yang diraih peserta didik dari tingkat kota, propinsi, nasional,
hingga internasional. Contoh prestasi yang selalu diraih adalah bidang Kompetensi Sains Nasional (KSN) dan Kompetisi Karya
Inovasi Pelajar.
b. Persaingan belajar yang sehat dari peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang sangat baik sehingga mampu untuk
melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri terbaik di dalam negeri maupun di luar negeri.
2. Budaya Literasi
Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya memiliki budaya literasi yang sangat baik. Kegiatan literasi yang menjadi budaya di SMA
Negeri 5 Surabaya di antaranya:
a. Kegiatan membaca dan menuliskan resume karya fiksi (terutama berupa novel) dengan waktu 15 menit setiap pagi sebelum
memulai pembelajaran. Di Kelas X awal, kegiatan ini membutuhkan waktu untuk membiasakan. Tetapi selanjutnya, budaya ini
menjadi motivasi peserta didik sehingga brdampak pada budaya senang membaca di mana saja dan kapan saja.
b. Kegiatan tantangan membaca 1.000 halaman karya fiksi selama 1 bulan pertama pada awal tahun ajaran.
c. Kegiatan menulis karya sastra. Karya sastra yang dihasilkan dapat berupa novel, cerpen, sajak, puisi, atau bentuk lain. Hasil karya
ini kemudian dibukukan di setiap kelas dan peserta didik sudah mampu mengorganisasi pasarannya.
3. Budaya Peduli Lingkungan
Sesuai dengan visi sekolah, Budaya Linkungan telah menjadi Kegiatan Wajib peserta didik. SMA Negeri 5 Surabaya memiliki budaya
lingkungan yang baik. Bukti budaya ini adalah beberapa kegiatan yang dilakukan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Contoh
kegiatan intrakurikuler adalah proyek kolaborasi dengan tema Hemat Energi, yang melibatkan semua mata pelajaran. Untuk
kegiatan ekstrakurikuler, budaya lingkungan ini diakomodasi dalam kegiatan yang dinamakan GREENISH. Beberapa inovasi dalam
Kegiatan LIngkungan ini antara lain: GHC (Gerakan Hemat Energi melalui AC), SMALA GANTENG (Gerakan Peteng Bareng), GEMATI
(Gerakan Hemat Energi), Pengolahan Limbah Sampah (Reuse, Recyle, Reduce), Pemanfaatan Lahan Sekolah, Sehat Mengaum (Sehari
menggunakan Angkatan Umum).
Peserta Didik
1. Input Peserta Didik
Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya berasal dari Kota Surabaya dan sekitarnya. Dengan adanya penerimaan Peserta didik baru
dengan sistem Zonasi, maka peserta didik di SMA Negeri 5 Surabaya sejak tiga tahun teerakhir ini bervariasi dari jarak paling dekat
hingga menyebar di seluruh Kota Surabaya. Dengan demikian, kemampuan peserta didik memiliki nilai rata-rata yang bervariasi.
2. Peserta didik SMA Negeri 5 Surabaya memiliki kemandirian berorganisasi. Budaya kemandirian berorganisasi peserta didik
ditunjukkan dengan adanya banyak kegiatan OSIS, baik secara umum maupun kegiatan di setiap bidan sub-seksi di OSIS. Pada
kegiatan ini, peserta didik mampu mengorganisir dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan serta pendanaannya.
Peserta didik mampu bekerja mandiri dengan bimbingan Guru Pendamping dan Kesiswaan.
Visi
Visi SMA Negeri 5 Surabaya adalah:
“Berkembangnya manusia unggul yang berkarakter, berwawasan luas, dan berbudaya lingkungan sehingga mampu bersaing di era
baru”
Indikator visi SMA Negeri 5 Surabaya adalah:
1) Memiliki budi pekerti dan akhlak mulia.
2) Memiliki kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia.
3) Memiliki kecintaan terhadap budaya daerah.
4) Memiliki semangat untuk meraih prestasi secara berkelanjutan.
5) Memiliki rasa solidaritas dan toleransi terhadap keanekaragaman bangsa Indonesia.
6) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
7) Memiliki sikap kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
8) Memiliki kemandirian belajar dan berorganisasi.
9) Memiliki kecintaan terhadap budaya membaca dan menulis di manapun berada.
10)Membudayakan pengolahan sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan.
11)Membudayakan daur ulang sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan.
1) Membudayakan pengurangan sampah/limbah di sekolah dan/atau di lingkungan.
2) Menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan baik lokal, nasional maupun internasional.
Misi
Untuk mencapai visi dan membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila, maka SMA Negeri 5 Surabaya menetapkan misi sebagai
berikut:
1. Membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Mengembangkan karakter peserta didik untuk cinta tanah air.
3. Membentuk peserta didik yang mampu mengembangkan potensi daerah.
4. Membangun karakter peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat.
5. Mengembangkan rasa solidaritas dan toleransi peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
6. Meningkatkan pembelajaran yang dapat mengembangkan peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi..
7. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif melalui intrakurikulier dan proyek Profil Pelajar Pancasila.
8. Mengembangkan life skills peserta didik melalui kegiatan intrakurikuluer maupun ekstrakurikuler.
9. Membudayakan literasi melalui intrakurikuler dan proyek Profil Pelajar Pancasila.
10. Mengembangkan karakter peserta didik melalui pembelajaran yang berbasis kearifan lingkungan dan pengembangan kultur
sekolah.
11. Menciptakan lingkungan bersih, hijau, sejuk, rindang, aman, nyaman, dan berwawasan wiyata mandala.
12. Mengembangkan networking dengan lembaga-lembaga pendidikan maupun DUDI baik lokal, nasional maupun internasional
untuk peningkatan kualitas/pengembangan sekolah.
13. Mengembangkan potensi diri peserta didik menjadi manusia yang tangguh menghadapi persaingan global.
Tujuan
1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)
a. Penerimaan peserta didik baru tahun pelajaran 2021-2022 dilanjutkan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah;
pelaksanaan di sekolah bekerjasama dengan TNI.
b. Pelaksanaan tes penempatan untuk peminatan bagi Kelas X.
c. Pelaksanaan psikotes bagi 15 peserta didik Kelas X untuk program percepatan dan 22 peserta didik yang terindikasi kurang cepat.
a. Melaksanakan pendalaman materi untuk TPS untuk persiapan SBMPTN, Tryout, Doa Bersama, pertemuan orangtua bagi Kelas XII
untuk persiapan USBK, SBMPTN. Kondisi yang diharapkan adalah:
1) Penerimaan di PT:
SNMPTN = 81 siswa
SBMPTN = 140 siswa
Vokasi = 4 siswa
Luar Negeri = 1 siswa
PTS = 5 siswa
b. Melaksanakan Pembinaan KSN, Pembinaan MIND/KIR, Pembinaan Debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Pembinaan
Hemat Energi, Bimtek OSIS, pembinaan kegiatan akademik dan non-akademik dengan target prestasi tahun depan sebagai
berikut
1) Prestas Peserta Didik
Akadeimik:
(a) KSN
Kota = 15 dides
Ptpv = 5 siswa
Nss = 3 siswa
Intern = 2 siswa
(b) MIND/KIR
Kota = 3 siswa
Prov = 3 siswa
Nas = 4 siswa
Inern = 4 siswa
(c)) Lomba Debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Kota = 4 siswa
Prov = 2 siswa
Nas = 2 siswa
(d) Lomba Hemat Energi dengan prestasi sbb:
Kota = 4 siswa
(e) Melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan dan Kegiatan Pemilihan OSIS sehingga terpilih pengurus OSIS tahun 2020 – 2021
2) Non-Akademik
Kota = 13 peserta didik
Prov = 42 peserta didik
Nas = 21 peserta didik
Inter = 10 peserta didik
f. Melaksanakan Kegiatan Persami dalam rangka kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan bagi siswa Kelas X.
g. Melaksanakan Kegiatan Science Film Festival bekerjasama dengan Guru Bahasa Jerman dan Goethe Institut untuk Kelas X, XI, dan
XII.
h. Melaksanakan Kegiatan Peringatan Hari Besar Nasional dan Hari Besar Keagamaan.
i. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas satu bulan sekali dengan kegiatan olahraga bersama dibarengi dengan kegiatan
lain penunjang pembelajaran, dan seluruh warga sekolah maupun orang luar pada saat itu dilarang menggunakan kendaraan
bermotor.
J. Melaksanakan Kegiatan Literasi Dasar dan Literasi Digital dilaksanakan setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Dan setiap
akhir tahun pelajaran peserta didik diminta membuat karya tulis (cerpen) yang akan dibukukan.
k. Bekerjasama dengan orangtua peserta didik mengadakan kunjungan ke Busan Internatonal High School (BIHS) Korea Selatan
untuk Kelas X, ke Tranby College Australia Barat dan ke Jepang untuk Kelas XI.
l. Mengadakan kunjungan studi ke perguruan tinggi dan ke dunia industri baik yang di dalam kota maupun yang di luar kota.
2. Tujuan Jangka Menengah (3 tahun)
a. Membentuk peserta didik yang unggul dalam karakter
1) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME
2) Kejujuran
3) Kemandirian dalam belajar dan berorganisasi
4) Sosial
5) Peduli lingkungan
6) Budaya berprestasi (akademik maupun non-akademik)
7) Cinta tanah air dan berbangsa
b. Mewujudkan kearifan keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial, ekonomi dalam lingkup global.
c. Meningkatkan mutu lulusan dibuktikan dengan peserta didik dapat:
8) Melanjutkan di perguruan tinggi maupun di sekolah kedinasan.
9) Menghasilkan karya literasi berupa cerpen, novel, puisi dan atau sejenisnya.
d. Meningkatkan manajemen perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
e. Memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana pengembangan pendidikan
f. Mengembangkan kecakapan interpersonal dan intrapersonal seluruh warga sekolah.
g. Meningkatkan peran serta peserta didik di berbagai lomba di bidang ekstrakurikuler maupun intrakurikuler baik tingkat
kota, propinsi, nasional, dan internasional.
h. Meningkatkan potensi peserta didik dalam mengembangkan komunikasi sosial melalui kemitraan yang berskala nasional
maupun internasional.
i. Meningkatkan pengelolaan manajemen sekolah.
j. Mengembangkan kemitraan dengan lembaga-lembaga perguruan tinggi maupun DUDI.
k. Mengembangkan pembelajaran yang kolaboratif antar mata pelajaran.
3. Tujuan Jangka Panjang (5 tahun)
a. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa.
b. Menghasilkan lulusan yang berwawasan luas dan mampu bersaing di era baru.
c. Menghasilkan lulusan yang Pancasilais dan berbudaya lingkungan.
Contoh: SMA Negeri 10
Karakteristik
SMA Model 10 adalah satuan pendidikan kerjasama yang berlokasi di salah satu kota besar di Indonesia. Lokasi sekolah
yang tidak berada di jalan raya memberikan lingkungan belajar yang kondusif. Fasilitas pembelajaran yang dilengkapi
dengan laboratorium, lapangan basket, futsal, badminton dan aula, mampu mendukung siswa untuk mengembangkan
potensinya secara maksimal. Gambaran mengenai sekolah dapat dilihat dari tabel-tabel di bawah ini.
Data Tenaga Kependidikan SMA Model 10
Petugas Laboratorium 1
Petugas Perpustakaan 1

Petugas Tata Usaha 2


Jumlah tenaga kependidikan keseluruhan 4

Dalam pelaksanaannya, SMA Model 10 mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan asing, yaitu Cambridge dengan melihat
beberapa pertimbangan:
Kurikulum Cambridge menggunakan pendekatan active learning, higher order thinking skills dan critical thinking.
Nilai ujian Cambridge diakui dan dapat ditransfer di banyak universitas di dunia.
Karena menggunakan kurikulum Cambridge, maka bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris, bahasa pengantar
Bahasa Indonesia hanya digunakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama, PPKn dan Bahasa Indonesia (sesuai dengan ketentuan
dalam Permendikbud).
Jika melihat pada karakteristik sosial budaya, sebagian besar siswa SMA Model 10 berasal dari kalangan sosial ekonomi menengah
ke atas yang masih mementingkan identitas dan budaya sebagai bangsa Indonesia. Latar belakang ini mendasari keginginan
orangtua untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah dengan kurikulum internasional tetapi yang masih diwarnai dengan
identitas budaya dan karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu walaupun menggunakan kurikulum Cambridge, SMA Model 10
mengintegrasikan pendidikan karakter dan Profil Pelajar Pancasila ke dalam semua aspek kegiatan dan pembelajaran.
Dengan melihat latar belakang sosial budaya dan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa, SMA Model
10 mengubah bentuknya menjadi satuan pendidikan kerjasama (SPK) pada tahun 2016. Kemampuan berbahasa Indonesia
dilengkapi dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, yang merupakan identitas pelajar Indonesia, ditambah dengan
kemampuan berbahasa Inggris merupakan modal utama bagi siswa dalam menghadapi era globalisasi.
Selain latar belakang sosial budaya di atas, perubahan SMA Model 10 menjadi satuan pendidikan kerjasama dapat sekaligus
menjembatani persiapan bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Dengan melakukan kerjasama dengan
lembaga pendidikan asing, SMA Model 10 mampu mempersiapkan siswa yang akan melanjutkan studi ke luar negeri
dengan lebih baik. Bagi siswa yang tidak melanjutkan studi ke luar negeri, SMA Model 10 juga melakukan kerjasama dengan
universitas-universitas di Indonesia untuk mendukung siswa yang melanjutkan studi di Indonesia.
Dengan melihat kepada karakteristik sosial budaya di mana sebagian besar siswa SMA Model 10 berasal dari kalangan sosial
ekonomi menengah ke atas, sekolah merasa perlu meningkatkan heterogenitas sosial budaya siswa. Oleh karena itu, SMA
Model 10 memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi dalam bidang akademik, olahraga maupun kesenian bagi siswa
kurang mampu (dari berbagai daerah di Indonesia seperti Papua, Kalimantan, dan lain-lain). Upaya ini diharapkan dapat
menumbuhkan toleransi, kebersamaan dan memperluas wawasan kebangsaan siswa SMA Model 10.
Dalam hal prestasi, siswa SMA Model 10 telah banyak menorehkan prestasi baik di tingkat nasional maupun tingkat
internasional, antara lain:
Juara Olimpiade Fisika tingkat nasional dan internasional
Juara Olimpiade Informatika tingkat nasional dan internasional
Juara Basket tingkat nasional dan tingkat Asia
Juara Lomba Peneliti Belia tingkat nasional
Dengan melihat pada uraian karakteristik SMA Model 10 di atas, maka dapat dilakukan analisis berkaitan dengan kekuatan,
kelemahan dan tantangan yang dihadapi, yang termuat pada tabel berikut ini:
Dalam pelaksanaannya, SMA Model 10 mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan asing, yaitu Cambridge dengan
melihat beberapa pertimbangan:
Kurikulum Cambridge menggunakan pendekatan active learning, higher order thinking skills dan critical thinking.
Nilai ujian Cambridge diakui dan dapat ditransfer di banyak universitas di dunia.
Karena menggunakan kurikulum Cambridge, maka bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris, bahasa
pengantar Bahasa Indonesia hanya digunakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama, PPKn dan Bahasa Indonesia (sesuai
dengan ketentuan dalam Permendikbud).
Jika melihat pada karakteristik sosial budaya, sebagian besar siswa SMA Model 10 berasal dari kalangan sosial ekonomi
menengah ke atas yang masih mementingkan identitas dan budaya sebagai bangsa Indonesia. Latar belakang ini mendasari
keginginan orangtua untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah dengan kurikulum internasional tetapi yang masih
diwarnai dengan identitas budaya dan karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu walaupun menggunakan kurikulum
Cambridge, SMA Model 10 mengintegrasikan pendidikan karakter dan Profil Pelajar Pancasila ke dalam semua aspek
kegiatan dan pembelajaran.
Dengan melihat latar belakang sosial budaya dan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa, SMA Model
10 mengubah bentuknya menjadi satuan pendidikan kerjasama (SPK) pada tahun 2016. Kemampuan berbahasa Indonesia
dilengkapi dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, yang merupakan identitas pelajar Indonesia, ditambah dengan
kemampuan berbahasa Inggris merupakan modal utama bagi siswa dalam menghadapi era globalisasi.
Selain latar belakang sosial budaya di atas, perubahan SMA Model 10 menjadi satuan pendidikan kerjasama dapat sekaligus
menjembatani persiapan bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Dengan melakukan kerjasama dengan lembaga
pendidikan asing, SMA Model 10 mampu mempersiapkan siswa yang akan melanjutkan studi ke luar negeri dengan lebih baik. Bagi
siswa yang tidak melanjutkan studi ke luar negeri, SMA Model 10 juga melakukan kerjasama dengan universitas-universitas di
Indonesia untuk mendukung siswa yang melanjutkan studi di Indonesia.
Dengan melihat kepada karakteristik sosial budaya di mana sebagian besar siswa SMA Model 10 berasal dari kalangan sosial
ekonomi menengah ke atas, sekolah merasa perlu meningkatkan heterogenitas sosial budaya siswa. Oleh karena itu, SMA Model 10
memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi dalam bidang akademik, olahraga maupun kesenian bagi siswa kurang mampu
(dari berbagai daerah di Indonesia seperti Papua, Kalimantan, dan lain-lain). Upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan toleransi,
kebersamaan dan memperluas wawasan kebangsaan siswa SMA Model 10.
Dalam hal prestasi, siswa SMA Model 10 telah banyak menorehkan prestasi baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional,
antara lain:
Juara Olimpiade Fisika tingkat nasional dan internasional
Juara Olimpiade Informatika tingkat nasional dan internasional
Juara Basket tingkat nasional dan tingkat Asia
Juara Lomba Peneliti Belia tingkat nasional
Dengan melihat pada uraian karakteristik SMA Model 10 di atas, maka dapat dilakukan analisis berkaitan dengan kekuatan,
kelemahan dan tantangan yang dihadapi, yang termuat pada tabel berikut ini:
Kekuatan • SMA Model 10 pada tahun 1996. pengalaman selama 25 tahun berdiri membuat SMA Model 10 mempunyai sistem yang
stabil dalam operasional sekolahnya.
• Sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas yang sangat mendukung
perkembangan pendidikan dan karakter putra putrinya. Hal ini membuat kerjasama orangtua dan sekolah berjalan dengan
sangat baik.
• Sebagian besar siswa mempunyai kemampuan berbahasa Inggris yang sangat baik, yang merupakan modal utama untuk
dapat berpartisipasi dalam ajang tingkat dunia (global)

Tantangan • Sebagian besar siswa berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang harus berlatih untuk lebih mandiri.
• Agar siswa SMA Model 10 dapat berpartisipasi dalam ajang tingkat dunia (global) dibutuhkan kemampuan akademis yang
memadai yang disertai dengan kecakapan Abad 21.
Strategi menghadapi tantangan • Sekolah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan student-centered yang bertujuan untuk membuat siswa sebagai
subyek dalam pembelajaran. Dengan demikian kemandirian dapat ditingkatkan.
• Sekolah menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam setiap aspek kegiatan di sekolah agar siswa mengembangkan kecakapan
Abad 21 (untuk dapat bersaing di tingkat dunia) dengan tetap memegang teguh identitas sebagai bangsa Indonesia.

Visi, misi dan tujuan sekolah merupakan arah dan panduan bagi setiap individu maupun aspek kegiatan di
sekolah. Seluruh individu baik siswa, guru, staf maupun karyawan harus memahami dan menjiwai visi misi
sekolah agar dapat berjalan beriringan untuk dapat mencapai satu tujuan yang sama. Melalui visi dan misi
yang diterjemahkan ke dalam setiap aspek kegiatan, sekolah akan mampu menghasilkan lulusan berkualitas
yang mampu berperan aktif dalam perkembangan dunia.
Visi
Visi SMA Model 20 adalah sebagai berikut:
Memperlengkapi generasi muda dengan kecakapan Abad 21 untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup. Ada dua poin utama dalam visi
sekolah, yaitu:

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, visi SMA Model 10 berjalan beriringan dengan pendidikan karakter dan Profil Pelajar Pancasila yang
mempunyai karakteristik:
Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Berkebhinekaan global
Bergotong-royong
Kreatif
Bernalar kritis
Mandiri
Visi SMA Model 10 yang sejalan dengan Pendidikan Karakter dan Profil Pelajar Pancasila akan menghasilkan lulusan dengan identitas
kebangsaan Indonesia dan kemampuan akademis yang baik. Kedua poin utama dari visi sekolah memberikan panduan arah semua kegiatan
baik akademis maupun non-akademis. Proses pencapaian visi sekolah diuraikan dalam misi sekolah yang tercantum pada bagian berikut ini.

Misi Sekolah
Misi adalah bagaimana strategi yang diterapkan sekolah untuk dapat mencapai visi sekolah. Adapaun misi SMA Model 10 adalah sebagai
berikut:
1. Mengajarkan kemampuan kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis dan kreatif.
2. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan student-centered learning dan project-based learning.
3. Mempersiapkan menghadapi globalisasi dengan mengembangkan kecakapan Abad 21.
Tujuan Sekolah
Berdasarkan pemahaman akan visi dan misi sekolah, maka semua kegiatan sekolah untuk tahun ajaran 2021-2022 harus mengarah kepada pengembangan kemampuan
siswa untuk dapat menjadi pembelajar seumur hidup. Untuk dapat mencapai ini, SMA Model 10 menerapkan strategi baik untuk siswa maupun untuk guru.
Tujuan sekolah termuat dalam perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Strategi sekolah untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk dapat menjadi
pembelajar seumur hidup dilakukan melalui perencanaan sebagai berikut:
Strategi sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dalam mencapai tujuan dilakukan dengan melalui perencanaan sebagai berikut:

Tujuan sekolah berkaitan erat dengan karakteristik lulusan sekolah. SMA Model 10 mempunyai 2 aspek dalam karakteristik
lulusannya yaitu:

Proses pengembangan kemampuan belajar mandiri untuk nantinya di masa mendatang menjadi pembelajar seumur hidup
dilaksanakan melalui kegiatan berikut:
Kompetensi/karakteristik lulusan yang akan dihasilkan SMA Model 10 adalah sebagai berikut:

Keberhasilan dalam mencapai visi dan misi SMA Model 10 ditandai dengan diterimanya lulusan berkualitas di beberapa universitas
terkemuka di indonesia maupun di luar negeri, antara lain:
• Universitas Indonesia
• Institut Teknologi Bandung
• Universitas Airlangga
• National University of Singapore (NUS)
• Massachusetts Institute of Technology
• Universityof Berkeley California
• Universitas lain di Canada, Selandia Baru, Jerman, Cina, dan lain-lain.
Contoh: SMALB Model 13
Karakteristik Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Model 13 (SMALB Model 13) merupakan satuan pendidikan yang berada dalam pengelolaan
satu atap bersama dengan jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) dan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) di bawah
kepemimpinan seorang Kepala Sekolah Luar Biasa.
Sekolah berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kondisi
geografis berupa dataran rendah yang terletak 7 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 129,54 km2. Kepadatan penduduk
19.592 jiwa per km persegi yang merupakan kota terpadat kedua setelah Jakarta Pusat di wilayah Provinsi DKI Jakarta. (Sumber
data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Prov DKI Jakarta Tahun 2020)
Jakarta Barat merupakan salah satu wilayah pusat industri di Jakarta, ditandai dengan terdapat banyaknya pabrik-pabrik
pengolahan industri ringan, tekstil, maupun bahan-bahan kimia. Pusat perbelanjaan besar baik tradisional maupun modern dan
juga sentra ikan hias berada dekat dengan sekolah. Keberadaan sentra perekonomian tersebut memberikan peluang yang besar
bagi sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia baik dalam bidang pengadaan barang maupun jasa.
Dukungan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat terhadap keberadaan SMALB Model 13 melalui Kelurahan dan UMKM
berupa pemberian 2 kios yang tergabung dengan pasar tradisional sangat menunjang pengembangan kewirausahaan peserta didik
khususnya kegiatan penjualan hasil keterampilan di antaranya hasil cetak sablon (kaos, mug, dan keramik), hasil tata boga (kue
kering, juice, dan jenis makanan lainnya), dan hasil tata busana (linen dapur, linen ruang makan dan linen ruang tamu). Lingkungan
sekolah yang tergabung dengan dua SDN dalam satu lokasi memberikan kesempatan bagi peserta didik beradaptasi di masyarakat
majemuk dengan latar belakang suku, ras, pendidikan, dan profesi yang sangat beragam. Oleh sebab itu sangat diperlukan sikap
saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Faktor pendukung lainnya terhadap pengembangan SMALB Model 13 adalah ketersediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
yang kompeten dengan kualifikasi akademik minimal S1 dan sebagian besar berusia relatif muda dengan penguasaan IT yang
baik. Prestasi yang diraih peserta didik pada berbagai ajang kompetisii bidang olahraga, seni, dan keterampilan baik di tingkat
wilayah, provinsi, maupun nasional merupakan indikator bahwa peserta didik memiliki potensi unggul yang perlu terus dipupuk
dan dikembangkan.
Di samping beberapa faktor pendukung di atas terdapat beberapa persoalan yang merupakan tantangan yang harus dihadapi
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Persoalan-persoalan tersebut antara lain ketersediaan sarana dan prasarana
yang belum memadai antara lain bangunan gedung yang belum aksesibel dan rusak karena termakan usia, ruang keterampilan
yang masih jauh dari ideal, lingkungan yang sering banjir sehingga merusak peralatan sekolah, dan sering timbulnya aroma tak
sedap akibat tumpukan sampah di pasar tradisional. Persoalan lain adalah jumlah guru yang semakin berkurang karena pensiun
dan pengangkatan Guru Kontrak Kerja Individu (KKJ) menjadi CPNS di sekolah lain sehingga ada beberapa guru terpaksa
mengajar rangkap rombel dalam waktu yang bersamaan.
Visi dan Misi
Visi SMALB Model 13 adalah:
“Terwujudnya pelajar Pancasila yang memiliki karakter pembelajar sepanjang hayat, terampil dan kreatif, menghargai
keberagaman, serta tangguh dan mandiri berdasarkan iman dan taqwa”
Untuk mewujudkan visi tersebut, satuan pendidikan telah menentukan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam misi
sebagai berikut:
• Mengembangkan nilai-nilai religus dan budi pekerti sehingga membentuk pribadi yang berakhlak mulia.
• Menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas sehingga mampu mengembangkan kreativitas dan penguasaan literasi
dan numerasi yang mendukung keberadaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
• Menanamkan sikap kerja keras, pantang menyerah sehingga menbentuk pribadi yang mandiri dan percaya diri.
• Mengembangkan sikap toleransi, tolong-menolong dan bergotong-royoong tanpa membedakan agama, ras, dan suku
bangsa.
• Menyelenggarakan program vokasional yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan kebutuhan dalam dunia
kerja.
• Menyediakan Pendidik dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
• Menyelenggarakan kemitraan dengan instansi untuk peningkatan layanan.
• Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan aksesible.
• Mengembangkan usaha pengolahan sampah organik.
Tujuan Satuan Pendidikan
1. Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)
• Peserta didik taat menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
• Peserta didik mampu bekerjasama dengan teman-temannya tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku dan budaya.
• Peserta didik terampil memilah sampah organik dan non-organik.
• Peserta didik memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sederhana yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.
• Peserta didik mampu mengerjakan satu jenis keterampilan vokasional dengan atau tanpa bantuan orang lain.
• Terlaksananya kegiatan untuk mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
• Terjalin kerjasama dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, dan instansi lainnya, yang menunjang
pelaksanaan pendidikan di sekolah.
• Terakomodirnya kebutuhan sekolah oleh Dinas Pendidikan dalam penyediaan sarana dan prasarana, guru, dan tenaga
kependidikan.
• Terlaksananya kegiatan pengembangan kompetensi guru.
2. Tujuan Jangka Menengah (3 tahun)
• Lulusan bersikap dan berperilaku sopan serta taat menjalankan ibadah sesuai ajaran agama yang dianutnya.
• Lulusan memiliki kompetensi literasi dan numerasi yang mendukung penguasaan keterampilan vokasional.
• Lulusan menguasai satu jenis keterampilan vokasional yang dapat digunakan sebagai sumber penghidupannya.
• Lulusan terampil mengolah sampah organik.
• Lulusan terbiasa bekerja sama dengan siapapun tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku dan budaya.
• Terlaksananya kegiatan pembiasaan dalam mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
• Terjalin kerjasama yang berkelanjutan dengan DUDI, Perguruan Tinggi, Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, dan instansi
lainnya dalam meningkatkan kualitas lulusan.
• Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan jumlah yang memadai.
3. Tujuan Jangka Panjang (5 tahun)
• Lulusan taat menjalankan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari yang diwujudkan dalam bentuk
ketaatan menjalankan ibadah dan sikap serta perilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
• Lulusan menguasai salah satu atau lebih keterampilan vokasional yang dapat digunakan sebagai sumber
penghidupannya.
• Berkembangnya kreativitas peserta didik yang diwujudkan dalam bentuk ide-ide baru dalam produk keterampilan yang
dikuasainya.
• Tercapainya lulusan yang menguasai kompetensi literasi dan numerasi sebagai pembelajar sepanjang hayat.
• Terwujudnya budaya sekolah yang mencerminkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
• Tercapainya lulusan yang mandiri dalam kehidupan sehari-hari.
• Terserapnya lulusan dalam dunia kerja baik sebgai tenaga kerja atau mitra usaha dengan DUDI.
• Tersedianya Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan jumlah dan kualifikasi akademik yang memadai.
• Sekolah memiliki usaha pengolahan sampah organik dengan fasilitas yang memadai.
Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, maka sekolah melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pembiasaan dan keteladanan untuk mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
2. Mengajukan permohonan pembangunan gedung kepada Pemerintah Daerah.
3. Mengajukan permohonan pemenuhan kebutuhan Guru dan Tenaga Kependidikan kepada Dinas Pendidikan.
4. Mengajukan permohonan pemenuhan sarana dan prasarana keterampilan ke Dinas Pendidikan.
5. Menyelenggarakan kegiatan perayaan keagamaan dan melakukan pembinaan kerohanian yang rutin dilakukan satu minggu sekali.
6. Pemberdayaan perpustakaan baik manual maupun digital.
7. Peningkatan kualitas SDM dengan pengikutsertaan kegiatan pelatihan atau mengadakan kegiatan bimbingan teman sebaya.
8. Bekerjasama dengan IGPKhI DKI Jakarta dalam peningkatan kompetensi guru.
9. Bekerjasama dengan DUDI berkaitan dengan peningkatan kewirausahaan untuk pelaksanaan program magang dan mempromosikan hasil
karya kewirausahaan untuk pelaksanaan programkagang dan mempromosikan hasil karya peserta didik, serta membuka peluang dalam
rekrutmen penerimaan pagawai/karyawan bagi lulusan SMALB Model 13.
10.Menjalin kemitraan dengan sentra ikan hias untuk melakukan pelatihan dan pengembangan kewirausahaan yang dapat dilakukan peserta
didik saat dibutuhkan oleh sentra ikan hias seperti produksi pakan dan aquarium.
11.Bekerjasama dengan Dinas Pariwisata untuk mempromosikan dan memasarkan hasil karya cinderamata yang telah diproduksi oleh
peserta didik.
12.Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian DKI Jakarta untuk mendapatkan pelatihan, pendampingan dan bantuan fasilitas dalam usaha
pengolahan sampah.
13.Bekerjasama dengan Kamar Dagang Industri (Kadin) Jakarta Barat untuk membantu memperluas jaringan dalam mempromosikan hasil
produksi keterampilan dari peserta didik.
Contoh: SMKN 1 Tasikmalaya
Karakteristik SMKN 1 Tasikmalaya
SMK Negeri Tasikmalaya dahulu namanya Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Negeri yang didirikan pada tanggal 1
Agustus 1957 dengan SK Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI tanggal 6 September 1957 No.
280/B/III/Kdj/57. beridirinya SMK Negeri diprakarsai oleh Kepala SMEP Negeri Tasikmalaya beserta beberapa tokoh
masyarakat dan orangtua murid pada waktu itu dengan mendapat restu dari Kepala Daerah dan Komandan Resimen
Infantri XI Priangan Timur di Tasikmalaya. Selain itu, sambutan masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya terhadap
didirikannya SMK di Tasikmalaya cukup besar. Hal itu dapat dimengerti mengingat bahwa masyarakat Tasikmalaya dan
sekitarnya mempunyai tata hidup ekonomi yang banyak diwarnai oleh kegiatan-kegiatan perdagangan dan indusri kerajinan
terutama masyarakat sekitar Kecamatan Cipedes.
SMKN 1 Tasikmalaya secara geografis administratif berada di Kelurahan Nagasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.
Perekonomian di Kecamatan Cipedes terus berkembang, terutama di Kelurahan Nagasari. Hal ini ditandai dengan
terdapatnya industri rumah tangga di kelurahan ini terbanyak dibandingkan dengan kelurahan lainnya. Salah satunya dapat
dilihat dari jumlah industri batik yang ada pada Kelurahan Nagasari sebanyak 20 unit usaha, Kelurahan Cipedes 2 unit
usaha, Kelurahan Sukamanah 3 unit usaha, dan Kelurahan Panglayungan 1 unit usaha. Kecamatan Cipedes memiliki
berbagai jenis industri seperti industri bordir, industri batik, industri pembuat baju, dan lain-lain. Akan tetapi hanya jenis
industri batik yang banyak berkembang dan hampir mendominasi di satu kelurahan dari empat kelurahan yang ada.
Kondisi Kecamatan Cipedes terutama Kelurahan Nagasari sebagaimana digambarkan tersebut menjadi salah satu dasar
pertimbangan pengembangan SMKN 1 Tasikmalaya. Program pengembangan SMKN 1 Tasikmalaya salah satunya difokuskan
untuk membantu pengembangan ekonomi masyarakat sekitar. Hal tersebut diimplementasikan salah satunya dalam
pembukaan program keahlian di SMKN 1 Tasikmalaya berikut kurikulumnya.
SMKN 1 Tasikmalaya memiliki lima program keahlian, yakni Akuntasi dan Keuangan Lembaga, Manajemen Perkantoran dan
Layanan Bisnis, Pemasaran, Broadcasting dan Perfilman, serta Perhotelan. Kelima program keahlian tersebut sangat relevan
dengan potensi ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar sekolah umumnya masyarakat Jawa Barat dan
Indonesia.
SMKN 1 Tasikmalaya merupakan SMK tertua di Kota Tasikmalaya terutama untuk rumpun Bisnis dan Manajemen. Kondisi
tersebut tentunya memberi dampak positif, salah satunya adalah terbentuknya branding image positif di masyarakat
sebagai pencetak lulusan yang banyak diserap dunia usaha dan industri. Hal itu membuat industri tidak berpikir panjang
untuk membangun kemitraan dengan SMKN 1 Tasikmalaya. Kemitraan tersebut dibangun dalam berbagai kegiatan di
antaranya dalam kegiatan sinkronisasi kurikulum magang guru dan siswa, uji sertifikasi kompetensi, penyerapan lulusan,
pembentukan kelas industri dan sebagainya. Berikut ini beberapa industri yang sudah membangun kemitraan dengan SMKN
1 Tasikmalaya sampai dengan tahun 2021.
Bagaimana dengan kurikulum operasional SMKN 1 Tasikmalaya? Kurikulum Operasional SMKN 1 Tasikmalaya dikembangkan sesuai dengan
konteks dan kebutuhan peserta didik, lingkungan, dan IDUKA. Kurikulum Perhotelan saat ini berlandaskan kepada:
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Pendidikan pada SMK dan MAK
3. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 165/M/2021 tentang Program SMK Pusat Keunggulan
4. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pembukuan Nomor 029/H/KU/2021 tentang Capaian Pembelajaran Mata
Pelajaran pada Program SMK Pusat Keunggulan

Kurikulum Operasional SMKN 1 Tasikmalaya memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan dan dirancang sebagai pedoman
dalam penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional ini dikembangkan sesuai dengan konteks dan
kebutuhan peserta didik, guru, dan industri. Kurikulum ini juga menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses belajar
mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran keterampilan di ruangan praktik, dan seluruhnya
berbasis teaching factory agar peserta didik memperoleh pengalaman dalam menerapkan budaya kerja; dan (2) Praktik Kerjja Lapangan (PKL),
yaitu pengalaman belajar langsung di Industri untuk membangun kebiasaan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di
masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik, kompetensi keahlian dan kemampuan awal peserta didik.
Sumber daya yang dimiliki juga ikut mewarnai penyusunan kurikulum ini, karena tidak dapat dipungkiri bahwa keragaman penguasaan
keilmuan yang dimiliki oleh para guru, sumber dana yang dimiliki, jumlah peserta didik yang mewakili minat dan kepercayaan masyarakat
terhadap program yang ditawarkan SMKN 1 Tasikmalaya ikut mempengaruhi pengembangan kurikulum operasional sekolah. Guru dan
Tenaga Kependidikan (GTK) yang dimiliki berjumlah 119 orang (Guru 100 orang dan Tenaga Kependidikan 19 orang), dan sebagian besar
memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan yang disyaratkan pada Standar Pelayanan Minimal. Sumber daya sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh SMKN 1 Tasikmalaya cukup lengkap, meliputi ruang belajar teori dan ruang praktik peserta didik dengan peralatan praktik
yang memadai, dan didukung oleh fasilitas lainnya seperti Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang TU, Ruang BP/BK, BKK, Masjid, Hot Spot,
Perpustakaan, Minimarket dan Kafetaria, Ballroom, Kamar Hotel, Lapangan Olahraga, Ruang LSP, Ruang OSIS, Sanggar Pramuka, CCTV, dan
lain-lain.
SMKN 1 Tasikmalaya termasuk salah satu sekolah dengan jumlah peserta didik di atas 1000 orang. Pada Tahun Pelajaran 2021/2022
jumlah peserta didik SMKN 1 Tasikmalaya mencapai 1921 orang yang tersebar ke dalam 5 program keahlian. Dalam pengembangan
peserta didik, SMKN 1 Tasikmalaya membangun nilai-nilai karakter sebagai upaya perwujudan Profil Pelajar Pancasila yang Beriman dan
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mandiri, Kreatif, Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis dan Bergotong-Royong. Nilai-nilai
tersebut diwujudkan dalam kegiatan pembiasaan dan pembelajaran, seperti kegiatan tadarus pagi, shalat dhuka, kegiatan infak shadaqah,
wirausaha siswa, dan sebagainya.
Untuk mendukung karir peserta didik di masa yang akan datang, SMKN 1 Tasikmalaya memetakan karir peserta didik sejak peserta didik
duduk di Kelas X Semester I. pemetaan tersebut didasar pada konsep WBM, yaitu Wirausaha, Bekerja dan Melanjutkan. Pemetaan
dilakukan melalui survei kepada peserta didik beserta orangtuanya. Hasil pemetaan dijadikan landasan dalam pembentukan rombongan
belajar atau kelas. Dengan demikian rombongan belajar pada setiap program keahlian dapat diklasifikasikan menjadi kelas wirausaha,
kelas bekerja, dan kelas melanjutkan. Peserta didik pada ketiga kelompk tersebut mendapatkan pola pembelajaran yang berbeda
terutama terkait kedalaman materi pembelajaran.
Kemudian apa saja yang menjadi keunggulan SMKN 1 Tasikmalaya? Sesuai dengan visi SMKN 1 Tasikmalaya sebagai sekolah pelopor dan
unggul, SMKN 1 Tasikmalaya memiliki beberapa keunggulan di antaranya:
1. Sudah menerapkan prinsip-prinsip Badan Layanan Umum Daerah dalam pengelolaan dan pengembangan sekolah.
2. Pendidikan karakter melalui kegiatan rutin sehari-hari seperti gerakan pagi mengaji, peserta didik mendorong kendaraannya dari
gerbang sampai tempat parkir begitupun sebaliknya.
3. Memiliki layanan teaching factory (Tefa) sepert SmeaMart di Pemasaran, Café dan Restoran, Edotel di Perhotelan.
4. Memiliki desain kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri serta diimplementasikan dalam pembelajaran dengan
menggunakan prinsip Gerakan Sekolah Menyenangkan.
5. Memiliki pemetaan karir siswa sejak Kelas X (Wirausaha, Bekerja, dan Melanjutkan) yang kemudian dijadikan dasar dalam
pembentukan rombongan belajar.
6. Memiliki kemitraan yang kuat dengan industri yang dibuktikan dengan terbentuknya kelas industri di program keahlian Perhotelan.
7. Pembelajaran menggunakan paket bahan ajar yang ditulis oleh pengampu mata pelajaran tersebut.
Visi dan Misi SMKN 1 Tasikmalaya
Dasar penetapan visi, misi dan tujuan sekolah sebagai SKPD harus merujuk kepada visi, misi dan tujuan yang ada pada RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023. Di mana visi Provinsi Jawa Barat ditegaskan yaitu Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin
dengan Inovasi dan Kolaborasi, dengan misi pembangaunan yang berhubungan dengan pendidikan sebagai berikut: Melahirkan
Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia, dan Produktif melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif. Misi ini
diarahkan untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas hingga ujung batas wilayah; agar rakyat Jawa Barat dapat
menikmati pendidikan dan kesehatan; perempuan Jawa Barat mampu mengekspresikan potensi kebaikannya dengan optimal, dan
para pemuda menyadari panggilan jiwanya dan dapat berperan vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan
kesejahteraan sosial dapat mendukung lahirnya masyarakat yang bahagia. Permasalahan kesenjangan sosial menjadi salah satu
masalah yang vital di Provinsi Jawa Barat. Kebahagiaan diperoleh dari terjaminnya kehidupan yang layak dan bermartabat bagi
masyarakat, bukan hanya dirasakan golongan ekonomi menengah ke atas. Kesejahteraan sosial juga mendorong lahirnya masyakat
yang berkualitas dan produktif. Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial, diperlukan peran masyarakat untuk seluas-luasnya,
baik perorangan, keluarga, organisasi keagamaan, organisasi sosial kemayarakatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi
profesi, badan usaha, dan lembaga kesejahteraan.
Visi dan misi tersebut berlandaskan pada permasalahan bidang pendidikan di Provinsi Jawa Barat, di antaranya:
a. Belum meratanya akses pendidikan.
b. Belum optimalnya mutu pendiidikan.
c. Belum optimalnya tata kelola pendidikan.
d. Belum link dan match lulusan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha.
e. Masih rendahnya minat baca masyarakat.
Kelima permasalahan di atas memiliki akar masalah sebagai berikut:
a. Belum meratanya distribusi guru antar daerah.
b. Masih banyak sekolah yang belum terakreditasi.
c. Nilai rata-rata uji kompetensi guru masih relatif rendah.
d. Nilai rata-rata ujian nasional masih rendah.
e. Belum sinergisnya pembagian tata kelola pendidikan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terkait dengan kewenangan.
f. Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di tingkat pendidikan menengah.
g. Program kegiatan masih belum menyasar peningkatan mutu dan daya saing pendidikan.
h. Pengangguran terbesar lulusan pendidikan menengah kejuruan.
i. Masih belum meratanya akses dan partisipasi pendidikan terutama di pendidikan menengah dan tinggi.
j. Rendahnya minat baca masyarakat Jawa Barat.
k. Masih banyak sekolah yang belum memiliki perpustakaan yang sesuai dengan standar nasional perpustakaan, baik sarana prasaranannya,
koleksi, SDM, maupun aspek-aspek perpustakaan lainnya.
l. Belum terintegrasinya layanan perpustakaan sekolah dengan perpustakaan daerah milik pemerintah dalam memberikan layanan literasi
melalui program perpustakaan keliling.
m. Belum ada regulasi yang mengatur tentang pengelola perpustakaan sekolah untuk bekerjasama dengan komunitas literasi seperti forum
perpustakaan desa/kelurahan atau forum perpustakaan taman bacaan masyarakat.
Selain berlandaskan pada visi dan misi Provinsi Jawa Barat, perumusan visi dan misi SMKN 1 Tasikmalaya juga harus mengacu kepada arah
kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat terutama yang terkait dengan tatakelola pendidikan yang akuntabel, di mana berkaitan
dengan hal tersebut kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 adalah:
1. Penyempurnaan sistem manajemen dalam pelaporan kinerja pemerintah.
2. Mengarahkan kepada instansi di lingkungan Dinas Pendidikan menerapkan e-budgeting sebagai upaya e-government.
3. Menerapkan Open Government dalam lingkungan Dinas Pendidikan.
Berdasarkan visi dan misi pemerintah Provinsi Jawa Barat serta arah kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, maka SMKN 1
Tasikmalaya merumuskan visi dan misi sebagai berikut:
Visi SMKN 1 Tasikmalaya yaitu: “Dengan Iman dan Taqwa SMKN 1 Tasikmalaya menjadi SMK Pelopor dan Unggul sebagai Badan Layanan
Umum Daerah padaTahun 2023”
Untuk menunjang visi tersebut, SMKN 1 Tasikmalaya menerapkan misi sebagai berikut:
a. Menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dalam manajemen mutu berbasis sekolah untuk meningkatkan mutu pelayanan
publik sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
b. Mengembangkan kurikulum yang mengacu pada pemenuhan seluruh Standar Nasional Pendidikan, diperkaya dengan standar
internasional.
c. Mengembangkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional, memiliki kompetensi teknis di berbagai bidang.
d. Mengembangkan sarana prasarana berdasarkan standar sarana prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan Dunia
Usaha dan Industri.
e. Mengembangkan kerjasama dengan sekolah jejaring dan industri untuk menghasilkan lulusan yang cerdas spiritual, emosional, dan
intelektual sehingga mampu bersaing di era global.
Tujuan SMKN 1 Tasikmalaya
Adapun yang menjadi tujuan SMKN 1 Tasikmalaya yaitu terwujudnya:
a. Manajemen sekolah yang dikelola secara profesional dan terstandar dengan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dilaksanakan secara konsisten.
b. Harapan pelanggaran (siswa dan orangtua serta stakeholders lainnya).
c. Kurikulum versi SMKN 1 Tasikmalaya.
d. Peserta didik sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang profesional, beriman dan bertaqwa, produktif, kreatif, kompetitif,
serta berjiwa wirausaha untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri.
e. Sosok guru dan tenaga kependidikan yang memiliki berbagai keterampilan teknis yang menunjang tugas profesinya.
f. Revitalisasi infrastruktur fisik sesuai dengan kebutuhan industri.
g. Revitalisasi peralatan pendidikan sesuai dengan standar industri.
h. Kerjasama yang semakin erat dan luas cakupannya dengan sekolah jejaring/sekolah aliansi serta sekolah lainnya dalam lingkup
lokal, regional dan nasional.
i. Kerjasama dengan perguruan tinggi nasional maupun internasional.
j. Kerjasama sekolah dengan mitra industri baik dalam negeri maupun luar negeri.
Berdasarkan tujuan tersebut, SMKN 1 Tasikmalaya menetapkan sasaran dan program untuk ketercapaian visi dan misi serta tujuan
seperti yang tergambar dalam tabel pada halaman berikut.
No Misi Tujuan Sasaran Program
2.2 Mempersiapkan peserta didik sebagai tenaga kerja tingkat 2.2.1 Tersusunnya kurikulum pendidikan karakter versi SMKN 1 • Optimalisasi PPDB dan MPLS
menengah yang profesional, beriman dan bertaqwa, Tasikmalaya • Redesain kurikulum PAI dan PPKn versi SMKN 1 Tasikmalaya
produktif, kreatif, kompetitif serta berjiwa wirausaha untuk 2.2.2 Terlaksananya Gerakan Sekolah Menyenangkan • Implementasi Gerakan Sekolah Menyenangkan
mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri 2.2.3 Tersusunnya komposisi kelas berdasarkan minat karir siswa • Pemetaan siswa ke dalam kelas wirausaha, bekerja, dan
2.2.4 Kuatnya literasi peserta didik melanjutkan
2.2.5 Kuatnya penguasaan bahasa asing peserta didik • Pengadaan buku-buku referensi dan perpustakaan digital
2.2.6 Terlibatnya IDUKA dalam proses pembelajaran • Penguatan bahasa Jepang dan Mandarin untuk kelas
bekerja dan wirausaha
• Penguatan TOEIC bagi peserta didik
• Pemetaan kompetensi dasar dan gizi peserta didik baru
• Pengembangan laboratorium wirausaha di daerah asal
peserta didik kelas wirausaha
• Pembelajaran di IDUKA
• Mendatangkan guru tamu sesuai dengan minat karir
peserta didik
3 Mengembangkan tenaga pendidik dan kependidikan 3.1 Membekali guru dengan berbagai keterampilan teknis 3.1.1 Guru memiliki sertifikat teknis yang mendukung kinerjanya • Diklat dan sertifikat kompetensi teknis level IV bagi guru
yang profesional, memiliki kompetensi teknis di yang menunjang tugas profesinya produktif sesuai dengan kompetensi keahliannya
berbagai bidang • Diklat dan sertifikasi teknis bagi guru kelompok A dan B
• Program magang dan sertifikasi industri
3.2 Membekali tenaga kependidikan dengan berbagai 3.2.1 Tenaga kependidikan memiliki keterampilan teknis Diklat dan sertifikasi kompetensi teknis bagi tenaga
keterampilan teknis yang menunjang tugas profesinya kependidikan

4 Mengembangkan sarana prasarana berdasarkan 4.1 Merevitalisasi infrastruktur fisik sesuai dengan kebutuhan 4.1.1 Dimilikinya ruangan teori atau praktik sesuai dengan standar Pembangunan infrastruktur
standar sarana prasarana pendidikan yang sesuai industri industri
dengan tuntutan perkembangan Dunia Usaha dan
Industri 4.2 Merevitalisasi peralatan pendidikan sesuai dengan standar 4.2.1 Dimilikinya peralatan praktik sesuai dengan standar IDUKA Revitalisasi peralatan praktik siswa
IDUKA

5 Mengembangkan kerjasama dengan sekolah jejaring 5.1 Meningkatnya kerjsama dengan sekolah jejaring/sekolah 5.1.1 Meningkatnya kualifikasi akreditasi Pengembangan kerjasama dengan sekolah aliansi
dan industri untuk menghasilkan lulusan yang cerdas aliansi 5.1.2 Meningkatnya mutu lulusan dan meningkatnya kerjasama
spiritual, emosional, dan intelektual sehingga mampu pelaksanaan sertifikasi kompetensi siswa
bersaing di era global
5.2 Meningkatnya kerjasama sekolah dengan institusi 5.2.1 Memperbanyak MOU untuk peningkatan mutu praktik kerja • Perluasan kemitraan dengan IDUKA
pasangannya baik dalam negeri maupun luar negeri lapangan • Implementasi PKL berbasis skema sertifikasi
5.2.2 Meningkatnya kompetensi siswa dengan membentuk kelas • Uji sertifikasi siswa oleh industri
industri • Optimalisasi peran BKK SMKN 1 Tasikmalaya
5.2.3 Meningkatnya jumlah lulusan yang terserap di dunia kerja baik
di dalam maupun luar negeri
Analisis Lingkungan dan Strateginya
Analis ini diidentifikasikan sebagai gambaran kondisi faktual internal SMKN 1 Tasikmalaya dan kondisi di luar sekolah, sebagai dasar
pertimbangan bagi sekolah untuk melakukan studi kelayakan pengembangan sekolah.

1. Analisis Lingkungan Eksternal


Peluang (Opportunities)
1) Program keahlian yang dibuka di SMKN ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan di sekolah lain di wilayah KCD XII.
2) Adanya kecenderungan peningkatan kebutuhan tenaga kerja di industri mitra sekolah yang relevan dengan program keahlian
yang dibuka di SMKN 1 Tasikmalaya.
3) Tersedianya Bursa Kerja Khusus di SMKN 1 Tasikmalaya yang telah dikenal industri dan perusahaan.
4) Adanya dukungan dari instansi lain terutama dalam pengembangan dan peningkatan mutu sekolah, terutama dalam
pengembangan program keahlian unggulan seperti pada bidang keahlian Bisnis Manajemen, Seni dan Industri Kreatif, serta
Pariwisata.
5) Hubungan dengan instansi vertikal di tingkat kota cukup baik.
6) Perkembangan bisnis di Kota Tasikmalaya dan Jawa Barat begitu pesat.
Tantangan (Threats)
!) Kompetensi bursa kerja yang relatif selektif.
2) Dengan adanya otonomi daerah, dana bantuan operasional sekolah terbatas.
3) Komputerisasi mutlak diperlukan untuk mengakses data/informasi dengan cepat.
4) Bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi global serta bahasa asing lainnya mutlak diimplementasikan dalam pembelajaran.
5) Pemberian sertifikasi dari industri yang belum seragam.
2. Analisis Lingkungan Internal
Kekuatan (Strengths)
SMKN 1 Tasikmalaya memiliki beberapa kekuatan, yaitu:
1) SMKNN 1 Tasikmalaya merupakan sekolah kejuruan yang memiliki branding image positif di masyarakat sebagai pencetak
lulusan yang banyak diserap dunia usaha dan industri.
2) SMKN 1 Tasikmalaya menjadi satu-satunya SMK dalam bidang hospitality di KCD XII yang ditetapkan sebagai SMK Pusat
Keunggulan.
3) Sekolah secara geografis berada di pusat kota sehingga mudah diakses kendaraan umum dari berbagai jurusan angkutan kota.
4) Memiliki sumber daya tenaga pendidik yang memadai untuk pengembangan sekolah dengan strata pendidikan minimal sarjana,
dan memiliki sertifikat profesi pendidik dengan indikator sebagai berikut:
a. Sebagian besar guru kejuruan pernah mengikuti diklat di tingkat nasional dan memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan
oleh industri melalui LSP.
b. 24 orang guru kejuruan yang telah mempunyai sertifikat sebagai asesor dari BNSP.
c. Sebagian guru normatif/adaptif telah memiliki sertifikat penataran tingkat nasional.
d. Beberapa orang guru berhasil menerbitkan buku teks pelajaran dan buku non-teks serta ber-ISBN.
5) Seluruh kegiatan pembelajaran menggunakan paket bahan ajar yang ditulis oleh guru SMKN 1 Tasikmalaya.
6) Kemampuan staf administrasi relatif baik.
7) Fasilitas pembelajaran memadai dengan lingkungan sekolah cukup nyaman.
8) Kerjasama telah terjalin baik dengan beberapa instansi pemerintah, lembaga pendidikan, maupun dengan industri lainnya.
9) Keterserapan lulusan cukup tinggi dan menempati pekerjaan sesuai dengan kompetensi keahlian yang didapatkannya.
Kelemahan (Weaknesses)
1) Pengembangan budaya kerja pada peserta didik belum maksimal.
2) Belum lengkapnya dokumen kurikulum dan portofolio pendukung penyelenggaraan program keahlian di tingkat teknis.
3) Program bilingual dalam pembelajaran belum efektif.
4) Kompetensi dan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan relatif beragam.
5) Alokasi dana operasional pendidikan terbatas, dan penggalangan dana dari orangtua/wali siswa terbatas.

Strategi SMKN 1 Tasikmalaya


Menyikapi hasil analisis tersebut, SMKN 1 Tasikmalaya merancang be b. Kelemahan (Weaknesses)
1) Pengembangan budaya kerja pada peserta didik belum maksimal.
2) Belum lengkapnya dokumen kurikulum dan portofolio pendukung penyelenggaraan program keahlian di tingkat teknis.
3) Program bilingual dalam pembelajaran belum efektif.
4) Kompetensi dan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan relatif beragam.
5) Alokasi dana operasional pendidikan terbatas, dan penggalangan dana dari orangtua/wali siswa terbatas.
Strategi SMKN 1 Tasikmalaya
Menyikapi hasil analisis tersebut, SMKN 1 Tasikmalaya merancang beberapa strategi di antaranya:
a. Menerapkan prinsip Gerakan Sekolah Menyenangkan untuk memperkuat pengembangan karakter siswa termasuk di dalamnya
pengembangan budaya kerja.
b. Pada awal tahun pelajaran mengadakan workshop penyusunan dokumen kurikulum yang diikuti seluruh guru serta melibatkan industri
mitra.
c. Menetapkan program penguatan bahasa untuk guru dan siswa. Selain bahasa Inggris, juga diperkenalkan bahasa asing lainnya yaitu bahasa
Jepang, Korea dan Perancis.
d. Optimalisasi peran MGMP satuan pendidikan sebagai wahana pengembangan diri guru melalui program “Jumat Keramat”.
e. Melakukan pemetaan kompetensi teknis guru dan tenaga kependidikan sebagai dasar penyelenggaraan workshop atau pelatihan bagi guru
dan tenaga kependidikan.
f. Menjadikan sekolah sebagai pusat bisnis melalui pengembangan teaching factory.
Contoh: SMKN 3 Magelang
Karakteristik
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 165/M/2021
tentang Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan dan berdasarkan keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor: 8763/D2.6/KU/2020 tanggal 10 September 2020 tentang Penetapan SMK Penerima Bantuan Fasilitas SMK yang
Dikembangkan menjadi Pusat Keunggulan (Center of Excellence) Prioritas Sektor Hospitality Tahun 2020 Tahap II dan
keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Nomor: 22/D/O/2021 tanggal 20 April 2021 tentang
Penetapan Sekolah Menengah Kejuruan Pelaksana SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021 Tahap I maka SMK Negeri 3
Magelang untuk Tahun Pelajaran 2021/2022 khusus tingkat X, mulai memberlakukan Kurikulum Operasional Sekolah Pusat
Keunggulan.
SMK Negeri 3 Magelang yang terletak di jantung Kota Magelang adalah salah satu sekolah piloting SMK Pusat Keunggulan.
Sebagai sekolah dengan bidang keahlian Pariwisata dan bidang keahlian Seni dan Ekonomi Kreatif mulai Tahun Pelajaran
2021/2022 mengembangkan lima program keahlian yaitu: Perhotelan, Kuliner, Kecantikan dan Spa, Broadcasting dan
Perfilman, dan Busana. Sekolah ini memiliki keunggulan sebagai Pariwisata Negeri yang terletak di lingkaran satu dari pusat
destinasi prioritas wisata internasional Candi Borobudur. Oleh karena itu, lulusan dari sekolah ini memiliki peluang untuk
dapat diserap oleh berbagai industri penunjang yang ada di sekitar pusat destinasi pariwisata. Kendala yang dihadapi
adalah kurangnya dukungan dari orangtua peserta didik, seperti pemberian izin untuk bekerja di sektor pariwisata di luar
daerah. Tujuan yang dihadapi dalam pengembangan sekolah di antaranya dengan dibukanya program keahlian yang sama di
beberapa sekolah. Tantangan yang selanjutnya adalah tuntutan untuk dapat mengikuti standar Dunia Usaha, Dunia Industri
dan Dunia Kerja (DUDIKA) yang dinamis.
Upaya yang dilakukan oleh SMK Negeri 3 Magelang untuk mempertahankan keunggulan dan meminimalisasi ancaman di
atas maka sekolah mengadakan kerjsama dengan DUDIKA dalam bentuk di antaranya penyelarasan kurikulum, magang
peserta didik dan guru, guru tamu, uji sertifikasi kompetensi peserta didik dan guru, dan penyerapan alumni di dunia kerja.
Sebagai salah satu wujud penerapan standardisasi DUDIKA maka sekolah menyelaraskan kurikulum dengan standar yang
ada di industri.
Kurikulum yang diterapkan pada masa Pandemi COVID-19 dengan konsep blended, yaitu kombinasi daring dan tatap muka.
Dalam kondisi apapun kurikulum tetap digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai
pengalaman belajar bermakna dan berdampak pada peserta didik.
Pengalaman belajar tetap harus terprogram dan berpusat pada peserta didik walaupun posisi peserta didik berada di
rumah, di bawah pengawasan guru mapel yang bersangkutan, wali kelas serta guru BP/BK dapat memantau melalui
presensi online dan keaktifan peserta didik pada saat PJJ secara mandiri di rumah. Aplikasi untuk kegiatan PJJ yang
diterapkan di SMK Negeri 3 Magelang melalui Aplikasi Moodle.
Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional ini dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta
didik, guru dan DUDIKA. Kurikulum ini juga menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses belajar
mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran keterampilan di ruangan praktik,
dan seluruhnya berbasis project-based learning agar peserta didik memperoleh pengalaman dalam menerapkan budaya
kerja; dan (2) Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu pengalaman belajar langsung di DUDIKA untuk membangun kebiasaan
kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik, kompetensi
konsentrasi dan kemampuan awal peserta didik.
Visi
Mencetak lulusan yang unggul dan berwawasan Profil Pelajar Pancasila.
Mencetak lulusan yang unggul dan berwawasan Profil Pelajar Pancasila.
Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut maka disusunlah beberapa misi yang pencapaiannya fokus kepada peserta didik dan lembaga
pendidikan yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang unggul sesuai dengan tuntutan DUDIKA.
2. Menghasilkan lulusan yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila.
3. Menghasilkan lulusan yang mempunyai budaya kerja.
4. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
5. Menjadi pusat pengetahuan dan pelatihan yang berperan dalam pelayanan pendidikan masyarakat.

Tujuan
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan sekolah yang akan menjadi landasan dari setiap program yang
direncanakan. Tujuan sekolah, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan.
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila.
3. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bersaing dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait.
Tujuan Program Keahlian
Program Keahlian Perhotelan
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian perhotelan yang akan menjadi landasan dari setiap
program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang kompeten dan dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan dengan program keahlian perhotelan.
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki etos kerja dan karakter Profil Pelajar Pancasila.
3. Menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang Front Office dan Housekeeping sehingga mampu bersaing secara profesional
di dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait di bidang perhotelan dan pariwisata.
Program Keahlian Kuliner
Berdasarkan visi dan misi di atas, maka disusunlah tujuan program keahlian kuliner yang akan menjadi landasan dari setiap program
yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang terampil dan dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan dengan program keahlian kuliner (assistant
cooks/cook helpers, waiters).
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila.
3. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bersaing secara profesional di dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait.
Program Keahlian Kecantikan dan Spa
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian kecantikan dan spa yang akan menjadi landasan dari
setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang terampil dan dapat diserap oelh DUDIKA yang relevan dengan program keahlian kecantikan dan spa
(hairdresser, therapist, beautician, makeup artist).
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki etos kerja dan karakter Profil Pelajar Pancasila.
3. Menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang kecantikan dan spa sehingga mampu bersaing secara profesional di dunia
kerja, pendidikan, dan wirausaha.
4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait bidang keahlian kecantikan dan spa.

Program Keahlian Broadcasting dan Perfilman


Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian broadcasting dan perfilman yang akan menjadi landasan
dari setiap program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan di bidang seni broadcasting dan perfilman (cameraman,
editor, reporter, penyiar radio, videografer, sutradara).
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki karakter Profil Pelajjar Pancasila di bidang seni broadcasting dan perfilman.
3. Menghasilkan peserta didik yang mampu berkompetisi dan mengembangkan sikap profesional dalam dunia kerja, pendidikan,
dan wirausaha.
4. Terjalin kerjasama dengan instansi yang relevan dengan seni broadcasting dan perfilman.
Program Keahlian Busana
Berdasarkan visi dan misi di atas maka disusunlah tujuan program keahlian busana yang akan menjadi landasan dari setiap
program yang direncanakan. Tujuan tersebut, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan yang dapat diserap oleh DUDIKA yang relevan di program keahlian busana (Pattern Maker, Fashion
Designer, Fashion Illustration, Fashion Business).
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila.
3. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang bersaing dalam dunia kerja, pendidikan, dan wirausaha.
4. Terjalin kerjasama dengan instansi terkait.
Ruang Kolaborasi
Pertanyaan Pemantik 1
1. Buatlah analisis karakteristik satuan pendidikan dalam 2 paragraf, dengan
mengobservasi:
a) Potensi bentang alam yang dominan di sekitar sekolah.
b) Karakteristik masyarakat di sekitar sekolah.
c) kekhasan/tradisi yang cukup kuat di sekolah/daerah.
d) Peta profil guru, siswa, dan orangtua di sekolah.
e) Kemitraan/kerjasama sekolah dengan pihak lain.
Pertanyaan Pemantik 2
a) Silakan menurunkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan yang telah dibuat
menjadi visi, misi dan tujuan satuan pendidikan jangka pendek (untuk satuan
pendidikan secara umum) atau visi, misi, dan tujuan program keahlian jangka
pendek (untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan). Perlu dipastikan visi, misi, dan
tujuan satuan pendidikan yang dibuat bersifat kontekstual dan sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan masing-masing, serta berpusat pada
peserta didik.
b) Siapa sajakah pihak yang perlu dilibatkan dalam menyusun visi, misi dan tujuan
satuan Pendidikan
c) Apa saja strategi untuk melibatkan para pihak tersebut dalam menyusun visi, misi
dan tujuan satuan pendidikan?
Lembar Kerja Ruang Kolaborasi
Anggota Kelompok
1. Nama/Asal Satuan Pendidikan:
2. Nama/Asal Satuan Pendidikan:
3. Nama/Asal Satuan Pendidikan:
4. Nama/Asal Satuan Pendidikan:
5. Nama/Asal Satuan Pendidikan:
Lembar Kerja Ruang Kolaborasi
1. Buatlah analisis karakteristik satuan pendidikan dalam dua paragraf dengan mengobservasi:
a) Potensi alam yang dominan di sekitar sekolah
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………................................................................................................................
......
b) Karakteristik masyarakat di sekitar sekolah
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….........................................
.....
c) .Kekhasan/tradisi yang cukup kuat di sekolah/daerah
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……
d) Peta profil guru, siswa, dan orangtua di sekolah
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………................................................................................................................
...... e) Kemitraan/kerjasama sekolah dengan pihak lain
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………................................................................................................................
......
Lembar Kerja Ruang Kolaborasi
2. a) Silakan menurunkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan yang telah dibuat menjadi visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan jangka pendek (untuk satuan pendidikan umum) atau visi, misi, dan tujuan program keahlian (untuk jenjang Sekolah
Menengah Kejuruan)
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………........................................................
..............................................................
b) Siapa sajakah yang perlu dilibatkan dalam penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan (atau program keahlian)?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………..............................................
c).Apa saja strategi untuk melibatkan para pihak tersebut dalam menyusun visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
Presentasi Kelompok
Refleksi Terbimbing
Pertanyaan Pemantik

1. Setelah melalui proses pembelajaran sejauh ini, apa


sajakah perubahan paradigma yang dirasakan?
2. Apa sajakah hal baru yang perlu diimplementasikan saat
kembali ke satuan pendidikan masing-masing?
Perubahan paradigma yang dirasakan:
• …
• …
• …
Hal baru yang perlu diimplementasikan saat kembali ke
satuan pendidikan:
• …
• …
• …
Elaborasi Pemahaman
Ice Breaking: Sambung Refleksi
Pertanyaan Pemantik
1. Visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang disusun sesuai karakteristik dan
kebutuhan di satuan pendidikan itu penting dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional. Mengapa?
2. Pelibatan seluruh warga satuan pendidikan itu penting dalam penyusunan
visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Mengapa?
3. Bagaimana cara memfasilitasi penyusunan visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan sesuai karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan?
(Rencana) Aksi Nyata
Pertanyaan Pemantik – Penugasan Mandiri

Apa Rencana Aksi Nyata Anda?


Lembar Kerja Sesi (Rencana) Aksi Nyata
Nama Peserta/Asal Satuan Pendidikan:

No Kegiatan yang Direncanakan Tujuan Kegiatan Waktu Kegiatan Aktor yang


Terlibat
Sampai Jumpa

Anda mungkin juga menyukai