Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK

EKSTRAKSI
DEFENISI
 Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap sua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan lainnya yang berupa
pelarut organik.
 Dalam proses ekstraksi khususnya untuk bahan yang berasal dari tumbuhan adalah sebagai
berikut :
a. Pengelompokan bagian tumbuhan (daun, bunga, dll), pengeringan dan penggilingan bagian
tumbuhan
b. Pemilihan pelarut
c. Pelarut polar : air, etanol, methanol dll
d. Pelarut semipolar : etil asetat, diklorometan, dll
e. Pelarut non polar : n-heksan, petroleum eter, kloroform dll
METODE EKSTRAKSI
 MASERASI
Dalam maserasi, bubuk kasar sampel tumbuhan disimpan dan dibiarkan mengalami kontak
denganpelarut dalam wadah tertutup untuk jangka waktu tertentu yang disertai dengan
pengadukan hingga komponen sampel tumbuhan ada yang larut. Metode ini paling cocok
untuk digunakan dalam kasus senyawa kimia tumbuhanyang tidak tahan panas (termolabil).
 Maserasi dilakukan dengan melakukan perendaman bagian tanaman secara utuh atau yang sudah
digiling kasar dengan pelarut dalam bejana tertutup pada suhu kamar selama sekurang-
kurangnya 3 hari dengan pengadukan berkali-kali sampai semua bagian tanaman yang dapat
larut melarut dalam cairan pelarut.
 Campuran ini kemudian disaring dan ampas yang diperoleh dipress untuk memperoleh bagian
cairnya saja. Cairan yang diperoleh kemudian dijernihkan dengan penyaringan atau dekantasi
setelah dibiarkan selama waktu tertentu.
 Keuntungan proses maserasi diantaranya adalah bahwa bagian tanaman yang akan diekstraksi
tidak harus dalam wujud serbuk yang halus, tidak diperlukan keahlian khusus dan lebih sedikit
kehilangan alkohol sebagai pelarut seperti pada proses perkolasi atau sokhletasi.
 Sedangkan kerugian proses maserasi adalah perlunya dilakukan penggojogan/pengadukan,
pengepresan dan penyaringan, terjadinya residu pelarut di dalam ampas, serta mutu produk akhir
yang tidak konsisten.
 INFUDASI/PEMASAKAN
 Proses pemasakan merupakn proses maserasi yang dilakukan dengan pemanasan secara
perlahan-lahan selama proses dekantasi. Proses ini dilakukan jika bahan aktif dalam bagian
tanaman tidak mengalami kerusakan oleh pemanasan hingga mencapai suhu di atas suhu
kamar. Dengan penggunaan sedikit panas, maka efisiensi pelarut dalam mengekstrak bahan
aktif dapat meningkat.
 DEKOKSI/DECOCTA
 Pada proses dekoksi, bagian tanaman yang berupa batang, kulit kayu, cabang, ranting, rimpang atau
akar direbus dalam air mendidih dengan volume dan selama waktu tertentu kemudian didinginkan
dan ditekan atau disaring untuk memisahkan cairan ekstrak dari ampasnya. Proses ini sesuai untuk
mengekstrak bahan bioaktif yang dapat larut dalam air dan tahan terhadap panas.
 Ekstrak Ayurveda yang disebut quath atau kawath diperoleh melalui proses dekoksi. Rasio antara
massa bagian tanaman dengan volume air biasanya 1:4 atau 1:16. Selama proses perebusan terjadi
penguapan air perebus secara terus menerus, sehingga volume cairan ekstrak yang diperoleh
biasanya hanya seperempat dari volume semula. Ekstrak yang pekat ini selanjutnya disaring dan
segera digunakan atau diproses lebih lanjut.
 PERKOLASI
Perkolasi adalah prosedur yang paling sering digunakan untuk mengekstrak bahan aktif dalam tumbuhan.
Sebuah perkolator adalah wadah sempit berbentuk kerucut terbuka di kedua ujungnya. Sampel tumbuhan
padat dibasahi dengan sejumlah pelarut yang sesuai dan dibiarkan selama kira-kira 4 jam dalam wadah
tertutup. Selanjutnya bagian atas perkolator ditutup. Pelarut ditambahkan hingga merendam sampel.
Campuran sampel dan pelarut dapat dimaserasi lebih lanjut dalam wadah percolator tertutup selama 24
jam. Saluran keluar perkolator kemudian dibuka dan cairan yang terkandung di dalamnya dibiarkan
menetes perlahan. Pelarut dapat ditambahkan sesua kebutuhan, sampai ukuran perkolasi sekitar tiga
perempat dari volume yang diperlukan dari produk jadi.
 EKSTRAKSI SOXHLET
 Ekstraksi soxhlet hanya diperlukan apabila senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan
terbatas dalam pelarut, dan pengotor tidak larut dalam pelarut itu. Jika senyawa yang
diinginkan memiliki kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut maka suatu penyaringan
sederhana dapat digunakan untuk memisahkan senyawa dari zat yang tidak larut.
Keuntungan dari sistem ini adalah proses ekstraksi cukup dilakukan dalam satu wadah
dimana secara kontinyu pelarut yang terkondensasi akan menetes dan merendam sampel
tumbuhan dan membawa senyawa terlarut ke labu penampung.
 Metode ini tidak dapat digunakan untuk senyawa termolabile karena pemanasan yang
berkepanjangan dapat menyebabkan degradasi senyawa.
 DISTILASI AIR
 Pada metode ini, bahan yang akan disuling kontak langsung dengan air atau terendam
secara sempurna tergantung pada bobot jenis dan jumlah bahan yang akan disuling. Ciri
khas dari metode ini adalah kontak langsung antara bahan yang akan disuling dengan air
mendidih.
 Pada penyulingan dengan air yang menjadi fokus adalah jumlah air yang ada dalam ketel.
Prakiraan waktu penyulingan dengan jumlah air perlu diperhitungkan dengan matang
karena bila tidak diperhatikan maka akan terjadi gosong dan berdampak pada kualitas
minyak.
 Biasanya penyulingan yang menggunakan distilasi air adalah bahan yang mudah
menggumpal dan biasanya disuling dalam bentuk serbuk, lebih cocok untuk beberapa
material dari kayu seperti massoi atau gaharu.
 DISTILASI UAP AIR (KUKUS)
 Pada metode penyulingan ini, material diletakkan di atas rak – rak atau saringan berlubang.
Ketel suling diisi sampai dengan batas dibawah sarangan.
 Prinsip dasarnya seperti mengukus nasi. Material kontak dengan uap yang tidak terlalu
panas namun jenuh yang dihasilkan dari air yang mendidih di bawah sarangan.
 DISTILASI UAP
 Pada metode penyulingan ini, unit penyulingan terbagi atas 3 unit daripada 2 jenis penyulingan air
atau kukus. Dapur uap dibentuk di dalam boiler dengan cara memanaskan air hingga tekanan tertentu
yang ditunjukkan oleh manometer yang telah dipasang dalam boiler. Setelah tekanan uap yang
diinginkan tercapai maka uap jenuh siap dialirkan ke dalam ketel bahan baku. Lebih cocok untuk
menyuling bahan–bahan seperti dedaunan dan serpihan kayu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai