Anda di halaman 1dari 27

The Regulation of Commercial Space Activities by the

Non-Governmental Entities in Space Law

Oleh
Clara Ignatia Tobing
Sergius Sahat Putra Utama
Latar Belakang
• Komersialisasi  dampak melonjaknya aktifitas di Luar Angkasa
• Exploitasi di Luar Angkasa dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial manusia
• Tujuan komersialisasi  agar produk-produk yang dihasilkan oleh
kegiatan diluar angkasa dapat dijangkau harga yang masuk akal
• Dibatasi oleh International Obligation, Keamanan dan kesehatan
manusia, safety property, dan keamanan nasional, kepentingan
kebijakan luar negeri.
Komersialisasi berbeda dengan Privatisasi

Komersialisasi Privatisasi
Menjual  Menciptakan Transisi perpindahan kepemilikan
keuntungan dengan cara transfer dari milik negara menajdi swasta
barang dan jasa dalam kegiatan yang berkaitan
dengan luar angkasa

Subjek: Swasta dan Pemerintah, Subjek: Swasta


termasuk NGO
Space Law dan Astro Law
Space Law Astro Law

Hukum yang mengatur Luar Jurisprudence of living in space for


Angkasa prolonged periods (beyond the
shuttle as a rule of thumb) 
mengatur mengenai kehidupan
para astronot di luar angkasa
dalam periode tertentu.

Subjek: Negara dan Organisasi Subjek: Manusia (orang yang


Pemerintah Internasional, melakukan perjalanan kelaur
misalnya: NASA angkasa, mis: astronot)

Cabang Hukum Internasional Bagian Hukum Nasional

Sumber: Perjanjian, Kebiasaan Sumber: Space Law


Internasional, dan Prinsip Hukum
Umum
Contoh Komersialisasi Luar
Angkasa
Satelit Space Cargo
Asteroid mining; Commercial astronaut; Private
spaceflight; Satellite Internet access; Space
industry; Space manufacturing; Space-based
industry; Space Tourism
A. Regulasi Internasional Mengenai
Aktivitas di Ruang Angkasa oleh
Badan Non-Pemerintah
Legalitas
 Freedom of Outer Space principle (art. 1st OST)
• Harus digunakan untuk kepentingan bersama umat
manusia (common heritage of mankind)
• Termasuk: the right to free access, the right to explore dan
the right of free use
• Hanya dapat dimiliki oleh negara
Aktifitas komersialisasi di Ruang Angkasa dan Prinsip
Common Interest

KOMERSIALISASI PRINSIP COMMON INTEREST

Tidak dapat melibatkan pihak art. 1st OST  Kebijakan


swasta secara langsung. hukum dalam mengamankan
kesejajaran penggunaan ruang
angkasa.

• Outer SpaceTreaty: Komersialisasi Perlindungan Hukum 


termasuk: eksploration and use penggunaan ruang angkasa
(untuk tujuan ekonomi dan untuk setiap negara.
penelitian.)
• Moon Agreement: exploitation =
ekonomi.
Masalah

Apakah Prinsip Common Interest merupakan


kewajiban perjanjian yang mengikat atau
hanya berupa pernyataan sederhana?
Turunan & tujuan dari
prinsip freedom of
outer space  Menciptakan
pembatasan prinsiptujuan dari
freedom of outerpenggunaanNational Law =
pengaturan yang
space untuk ruang angkasa.
mengikat  jadi, prinsip
menghindari
Karakteristiknya
penyalahgunaan hak.
common interest
mengikat selama
= umum. kegiatan di ruang
angkasa akan
meningkatkan
kesejahteraan sosial.

Common
Interest =
Mengikat
2. Atribusi Yuridiksi Badan Usaha Non-
Pemerintah yang melakukan kegiatan
komersialisasi diRuang Angkasa

Yurisdiksi  Manifestasi
kedaulatan
Hak dan kekuasaan (yudisial, legislatif Berkaitan dengan orang dan objek di
dan eksekutif)  luar angkasa
Bagian dari Hak untuk mengawal objek angkasa &
Pengawasan  yurisdiksi  mengawasi aktifitas krunya dari segi teknikal
State Registry
Article 8 Outer • “A State Party to the Treaty on whose registry an
object launched into outer space is carried shall retain
Space Treaty jurisdiction and control over such object, and over any
personnel”

Yurisdiksi • Negara tempat dimana obyek peluncuran didaftarkan.

Yurisdiksi dan •Hak yang berhubungan dengan kegiatan operasional di luar angkasa.
•Karena di luar angkasa mereka dibatasi.
pengawasannya •Hanya diberlakukan terhadap objek angkasa dan personelnya.
State Nationality

Article 6 Outer •Negara yang warganegaranya melakukan kegiatan ruang angkasa


mempunyai mewajiban internasional untuk memastikan kegiatan
Space Treaty tersebut sesuai dengan Outer Space Treaty

Pemerintah tidak diwajibkan untuk


mengawasi kegiatan private
individualstetapi kewajiban pengawasan
itu dapat dirumuskan dalam konvensi.

Karena itu, Negara


mempunyai kewajiban
internasional
Appropriate State
• “The activities of non-governmental entities incspace, including the
Article 6 Outer Space Treaty Moon and other celestial bodies, shall require authorization and
continuing supervision by the appropriate State Party to the Treaty.”

Appropriate = tidak
dijelaskan dalam konvensi

Prof. Vereshchetin
Prof. Gorove
Prof Backslegel
B. The internal regulation of commercial space
activities by the non-governmental entities

1. Intellectual Property in Outer Space


2. Space Product Liability
3. Pembiayaan Pemerintah dalam Industrialisasi di
Ruang Angkasa
1. Intellectual Property in Outer
Space

• Setiap penemuan yang


dibuat / digunakan di luar
angkasa dalam
kendaraan aeronautical
yang berada dibawah
yurisdiksi dan
“Bill to • Bagian dari hukum pengawasan AS harus
amend tittle paten Amerika Bill 4316 dipertimbangkan sebagai
35 U.S.C dan • mengatur tahun “dibuat atau digunakan
NASAact penemuan di luar 1987 dalam AS” sesuai dengan
1986 kegunaan UU ini
angkasa
• Kecuali apabila
kendaraan /
komponennya adalah
bagian dari perjanjian
internasional dengan AS
sebagai anggotanya
Dua kemungkinan penerapan hukum nasional dalam
kegiatan swasta diluar angkasa:

Kegiatan di ruang angkasa = kegiatan di


permukaan tanah. Contoh: Penerapan hukum
paten nasional di permukaan bumi sebagai
bagian dari test terhadap penemuan yang
dibuat di luar angkasa yang selesai di
permukaan bumi.

Menerapkan yurisdiksi dan / pengawasan


terhadap objek ruang angkasa yang
didaftarkan dalam negara tersebut. 
Penerapkan hukum nasional melalui sebuah
amandemen/ peraturan baru.
• Yurisdiksi dari negara pendaftar 
diperluas kepada setiap orang yang berada
dalam suatu perjalanan luar angkasa
apabila perjalanan (penerbangan) itu
dibuat oleh awak internasional  alasan
penerapan prinsip teritorialitas.
• Prof Dessaussore Yurisdiksi teritori tidak
sesuai bila objek ruang angkasa itu terdiri
dari berbagai kebangsaan.
2. Space Product Liability

• Strict liability dalam hukum internasional 


diterapkan kepada kerugian perorangan atau
kerusakan properti disebabkan oleh produk yang
dibuat diluar angkasa.
• Pembuatan produk cacat = menimbulkan tanggung
jawab atas kerugian yang disebabkan oleh produk
tersebut.
• Strict liability  mendorong“precautionary
measures”.
Yurisdiksi Gugatan Ganti Rugi(The Hague
Convention 1973)
Article 4 Hukum tempat kerugian = hukum Hukum tempat bisnis terdakwa terletak
tempat tinggal korban / hukum dari tempat pembuatan
produk akan diberlakukan

Article 5 Hukum dari tempat tinggal korban = Condong ke arah tempat terjadinya
hukum dari tempa bisnis tergugat / kerusakan.
tempat pembuatan produk

Article 6 Bila tidak ada faktor relevan Hukum dari tempat bisnis tergugat
akan diterapkan, kecuali bila pengugat
lebih memilih hukum dari tempat
terjadinya.

Article 7 Bila tergugat menetapkan bahwa dia Dapat menghindari penerapan hukum
tidak bisa meramalkan bahwa produk negara tempat terjadinya kerugian atau
itu akan dipasarkan dalam negara yang hukum dari tempat tinggal tetap dari
tepat korban.
3. Pembiayaan Pemerintah dalam
Industrialisasi di Ruang Angkasa
• Aktivitas komersial ruang angkasa
membutuhkan investasi yang besar
dan melibatkan resiko yang besar
juga.
• Sulit untuk membuat investor swasta
menanggung semua biayanya.
• Proyek jangka pendek = meningkat ;
Proyek jangka panjang = menurun
• Dibuatlah peraturan (bill) untuk
menetapkan perusahaan industrialisasi
angkasa oleh Kongres Amerika tahun
1996.
• Perusahaan industrialisasi angkasa
akan dibentuk  kepemilikan
campuran  tujuan utama: untuk
menyediakan modal melalui investasi
langsung yang merata, pinjaman, dan
jaminan pinjaman.
Pembiayaan Perusahaan
• Melalui Space Industrialization Trust Fund (atau
"Fund").
• Kekuasaan Perusahan:
Melakukan atau membuat kontrak untuk penelitian dan
pengembangan industri angkasa.
Mendapatkan fasilitas fisik dan peralatan.
Membayar peluncuran satelit dsb lain yang terkait dengan
US atau badan lain yang disetujui oleh Dewan Direksi
Membuat kontrak industri angkasa
Berpartisipasi dalam pembiayaan,
• Perusahaan  membantu keuangan
perorangan dan perusahaan  bila proyek
terlihat mempunyai prospek
• Semua hak kekayaan intelektual dan
penemuan dalam pengajuan proyek tersebut 
menjadi milik perorangan atau perusahaan tsb.
• Informasi berkaitan dengan proposal bantuan
financial dan rencana manajemen untuk proses
industry yang dilakukan di angkasa Bebas:
berdasarkan Freedom of Information Act
Dua Permasalahan
Bill tersebut menyatakan Lebih baik membiarkan Dalam kerjasama dengan
bahwa perusahaan korporasi mengambil inisiatif perusahaan swasta dalam
diperbolehkan untuk menentukan dan
melaksanakan percobannya melaksanakan proyek
sendiri tetapi lebih baik tersebut
fungsinya dibatasi hanya
kepada evaluasi dan
pembiayaan proyek
Bill: setelah menjadi Ini bertentangan dengan Evaluasi kriteria proyek
perusahaan milik umum, pembiayaan penelitian jangka selain didasarkan
perusahaan harus panjang dan proyek keuntungan ekonomi juga
menghindari proyek yang pengembangan keuntungan social (harus
membahayakan investasi berdasar common interest
pemegang saham seluruh umat manusia)
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai