Aspek Hukum Kepemilikan Satuan Rumah Susun Oleh Warga Negara Asing
Dengan Hak Guna Bangunan Pasca Berlakunya Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
Felix Sofian
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
felix.sofian@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini berjudul Aspek Hukum Kepemilikan Satuan Rumah Susun Oleh Warga Negara Asing
Dengan Hak Guna Bangunan Pasca Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja, dengan bertujuan untuk menganalis konsep baru di dalam Undang-Undang
Cipta Kerja yang memberikan kepemilikan satuan rumah susun kepada warga negara asing di atas
bidang tanah hak guna bangunan. Berdasarkan latar belakang yang ada, adapun beberapa
rumusan masalah yang akan dibahas yaitu: 1. Bagaimana perkembangan atas pengaturan
kepemilikan satuan rumah susun oleh warga negara asing pasca diberlakukannya Undang-
Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja? 2. Bagaimana penerapan prinsip nasionalitas di
dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja mengenai kepemilikan satuan
rumah susun dengan Hak Guna Bangunan oleh warga negara asing? 3. Bagaimana akibat hukum
kepemilikan satuan rumah susun oleh warga negara asing dengan Hak Guna Bangunan dalam
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja?. Untuk menjawab rumusan masalah
tersebut maka metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yang bersumber dari data
sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder, dan tersier dengan teknik pengumpulan dengan
penelitian kepustakaan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis melalui pendekatan kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian terkait bahwa adanya konflik norma yang timbul dikarenakan
pemberian kepemilikan satuan rumah susun dengan hak guna bangunan kepada warga negara
asing sebagaimana di Undang-Undang Cipta Kerja bertentangan dengan UUPA yang membatasi
Hak Guna Bangunan kepada warga negara Indonesia. Dalam hal ini, untuk menjaga penerapan
prinsip nasionalitas di dalam UUPA digunakan asas pemisahan horizontal yang mencabut
kepemilikan hak guna bangunan atas tanah bersama kepada warga negara asing, yang pada
dasarnya merupakan satu kesatuan dalam pemilikan satuan rumah susun. Dengan demikian,
pertentangan tersebut menimbulkan permasalahan dalam menciptakan kepastian hukum dalam
rangka pemberian kpemilikan satuan rumah susun bagi warga negara asing.
Kata Kunci: Undang-Undang Cipta Kerja, Satuan Rumah Susun, Hak Guna Bangunan,
Warga Negara Asing
Abstract
This research is entitled Legal Aspects of Ownership of Flats Units by Foreign Citizens with Building
Use Rights after the Enforcement of Law Number 11 of 2020 Concerning Job Creation, with the
aim of analyzing a new concept in the Job Creation Law which gives ownership of flats units to
foreign nationals on land parcels with building use rights. Based on the existing background, several
formulations of the problem that will be discussed are: 1. What are the developments in the
arrangement of apartment unit ownership by foreign nationals after the enactment of Law no. 11 of
2020 concerning Job Creation? 2. How is the application of the principle of nationality in Law no.
11 of 2020 concerning Job Creation regarding the ownership of flats with Building Use Rights by
foreign nationals? 3. What are the legal consequences of ownership of flats by foreign nationals
with Building Use Rights in Law no. 11 of 2020 concerning Job Creation?. To answer the
formulation of the problem, the research method used is normative juridical originating from
secondary data in the form of primary, secondary and tertiary legal materials with collection
techniques using library research. The research was conducted by analyzing through a qualitative
approach. Based on the results of related research that there is a conflict of norms that arises
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 875
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
because the granting of ownership of flat units with building use rights to foreign citizens as stated
in the Job Creation Law is contrary to the UUPA which limits Building Use Rights to Indonesian
citizens. In this case, to maintain the application of the principle of nationality in the UUPA, the
principle of horizontal separation is used which revokes the ownership of building use rights over
common land to foreign nationals, who are basically one unit in the ownership of apartment units.
Thus, this conflict raises problems in creating legal certainty in the framework of granting ownership
of flats for foreign citizens.
Keywords: Job Creation Law, Flat Units, Building Use Rights, Foreign Citizens
1
Dikutip dari transkrip Staf Ahli Menteri
2
ATR/KaBPN Bidang Landreform dan Hak Masyarakat https://money.kompas.com/read/2020/10/11/09064572
atas Tanah dalam publikasi Youtube Channel Kanal 6/3-manfaat-uu-cipta-kerja-untuk-rakyat-seperti-yang-
Pengetahuan FH UGM dengan Judul “Pengaturan diklaim-jokowi?page=all diakses pada tanggal 24
Pertanahan dalam RUU Cipta Kerja: Penyerderhanaan Febuari 2021.
Regulasi atau Perubahan Konsepsi?” pada tanggal 20
Juni 2020
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 876
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
(disebut juga sarusun) dapat diberikan Dalam UUPA, terdapat perbedaan atas
dengan hak milik kepada Warga Negara hak dalam penguasaan tanah bagi warga
Asing yang mempunyai izin sesuai ketentuan negara asing dengan warga negara
peraturan perundang-undangan.3 Adapun Indonesia sebagaimana yang tegas
Pasal 144 ayat (1) berbunyi: disebutkan di dalam Pasal 9 UUPA.Warga
“Hak milik atas satuan rumah susun negara asing hanya dapat menguasai dan
dapat diberikan kepada: menggunakan serta memanfaatkan dari hak
a. Warga negara Indonesia; atas tanah dengan terbatas pada Hak Pakai
b. Badan hukum Indonesia; dan Hak Sewa saja sebagai bentuk prinsip
c. Warga negara asing yang mempunyai izin nasionalis yang terkandung di dalam UUPA.5
sesuai ketentuan peraturan perundang- Secara terminologi, hak milik atas satuan
undangan; rumah susun oleh orang asing menimbulkan
d. Badan hukum asing yang mempunyai pemahaman sejenak bahwa dengan
perwakilan di Indonesia; atau diberlakukannya UU Cipta Kerja
e. Perwakilan negara asing dan lembaga menyebabkan warga negara asing secara
internasional yang berada atau sepenuhnya dan utuh dalam memiliki satuan
mempunyai perwakilan di Indonesia.” rumah susun di Indonesia.6 Menurut Direktur
Sedangkan ketentuan mengenai Riset & Konsultan Savills Indonesia, Anton
kepemilikan satuan rumah susun oleh asing Sitorus, dengan berlakunya Undang-Undang
sebagaimana yang disebutkan dalam UU Cipta Kerja memberikan kelonggaran kepada
11/2020 diperkuat dengan diundangkannya Warga Negara Asing dalam kepemilikan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia rumah susun dibandingkan aturan
Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak sebelumnya sehingga menciptakan suatu
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan pangsa baru.
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah. Hak Hak Guna Bangunan menurut Pasal 36
milik atas satuan rumah susun tersebut UUPA secara spesifik telah dibatasi untuk
disebutkan di dalam bagian Penjelasan hanya diberikan kepada Warga Negara
Pasal 144 ayat (1) bahwa kepemilikan Indonesia dan badan hukum yang didirikan
tersebut hanya diberikan di kawasan menurut hukum Indonesia dan
4
perekonomian tertentu saja. Ketentuan berkedudukan di Indonesia. Dengan
mengenai Satuan Rumah Susun untuk demikian Hak Guna Bangunan bukanlah hak
Orang Asing terdiri dari 3 pasal yaitu Pasal atas tanah yang diperbolehkan untuk
143, 144 dan 145. diberikan kepada Warga Negara Asing.
Dalam hal Undang-Undang Cipta Kerja, Bab
3
Terdapat dalam halaman 708 dari Salingan
6
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 https://ekonomi.bisnis.com/read/20201011/47/1303550
4
Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 18 /uu-cipta-kerja-status-hak-milik-wna-di-apartemen-
Tahun 2021 dan Penjelasannya tidak-jelas diakses pada tanggal 22 April 2021
5
Muhammad Yamin, Beberapa Dimensi Filosofis
Hukum Agraria, Pusaka Bangsa Press, Medan: 2003,
halaman 22
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 877
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
7
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar
Grafika, Jakarta: 2009, halaman 105
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 878
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
dilakukan analisa dengan berpedoman dan mengikat secara umum dan dibentuk atau
menggambarkan peraturan perundang- ditetapkan oleh lembaga Negara atau
undangan yang berlaku berkaitan dengan pejabat yang berwenang melalui prosedur
teori hukum dan praktik pelaksanaan hukum yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
positif yang menyangkut masalah dalam undangan.9
penelitian ini. b. Bahan Hukum Sekunder
2. Sumber Bahan Hukum
Bahan hukum sekunder adalah
Dalam rangka menyelesaikan isu
merupakan bahan-bahan yang berhubungan
hukum serta melakukan analisis, peneliti
erat dengan bahan hukum primer dan dapat
menggunakan data sekunder. Data sekunder
membantu menganalisa bahan hukum
adalah data yang diperoleh secara tidak 10
primer. Penggunaan bahan hukum
langsung dari masyarakat, tetapi melalui
sekunder memberikan penjelasan atas
perantara ataupun kepustakaan seperti
bahan hukum primer, seperti misalnya
buku, jurnal, dan sejenisnya. Adapun dalam
undang-undang, karya hukum, hasil
penelitian hukum dibutuhkan bahan hukum
penelitian, dan lainnya.11 Adapun beberapa
yang mana merupakan bagian dari data
bentuk bahan hukum sekunder, yaitu:
sekunder, terdiri dari:
1) Buku-buku ilmiah,
a. Bahan Hukum Primer
2) Makalah-makalah,
Bahan hukum primer merupakan bahan 3) Pendapat para ahli,
hukum yang utama, sebagai bahan hukum 4) Kasus-kasus hukum, dan
yang bersifat autoritatif, yakni bahan hukum 5) Jurnal-jurnal.
yang mempunyai otoritas, meliputi peraturan c. Bahan Hukum Tersier
perundang-undangan, catatan resmi, risalah
Bahan hukum tersier merupakan
dalam pembuatan peraturan perundang-
bahan-bahan yang sifatnya sebagai
8
undangan dan putusan hakim. Dalam
petunjuk atau penjelasan bahan-bahan
penelitian ini bahan hukum primernya yakni
hukum primer dan sekunder yang telah
peraturan perundang-undangan yaitu
dikumpulkan untuk penelitian, seperti
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
kamus, ensiklopedia, majalah, surat
tentang Pokok-Pokok Agraria, Undang-
kabar, dan sebagainya.12 Penggunaan
Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta
bahan hukum tersier digunakan untuk
Kerja beserta Peraturan Pelaksananya yang
memperkuat argumentasi peneliti
terkait, dan Undang-Undang Nomor 20
terhadap penelitiannya. Penggunaan
Tahun 2011 Tentang Rumah Susun.
bahan hukum tersier hanya meliputi
Perundang-undangan adalah peraturan
bahan yang relevan dengan topik
tertulis yang memuat norma hukum yang
penelitian.13.
8 11
Peter Mahmud Marzuki, op.cit., halaman 181. Soerjono Soekanto, op.cit., halaman 52
9 12
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 12 Tahun Zainuddin Ali, op,cit.,. halaman 107
2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- 13
Dyah Ochtorina S dan A’an Efendi, Penelitian
Undangan. Hukum (Legal Research), Sinar Grafika, Surabaya:
10
Peter Mahmud Marzuki, op.cit, halaman 54 2013, halaman 109
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 879
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
14 16
Zainuddin Ali, op,cit.,. halaman 107 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang
15
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Cipta Kerja, bagian Pertimbangan hukum
Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Pustaka Pelajar
, Yogyakarta, 2010, h. 109.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 880
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
Salah satu Undang-Undang yang a. Hak guna bangunan atau hak pakai
mengalami penyesuaian adalah UU Nomor di atas tanah negara; atau
20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun. b. Hak guna bangunan atau hak pakai
Namun dalam kaitannya dengan kepemilikan di atas tanah hak pengelolaan.
orang asing atas satuan rumah susun, diatur (2) Pemberian hak guna bangunan bagi
secara khusus di dalam UU Cipta Kerja dari rumah susun sebagaimana dimaksud
Pasal 143 sampai Pasal 145 di bagian pada ayat (1) huruf a dapat diberikan
keempat dengan judul Pertanahan. sekaligus dengan perpanjangan haknya
Pasal 143 : setelah mendapat sertifikat laik fungsi.
“Hak milik atas satuan rumah susun (3) Pemberian hak guna bangunan bagi
merupakan hak kepemilikan atas satuan
rumah susun yang bersifat rumah susun sebagaimana dimaksud
perseorangan yang terpisah dengan hak pada ayat (1) huruf b dapat diberikan
bersama atas bagian bersama, benda
bersama, dan tanah bersama.” perpanjangan dan pembaharuan hak
Pasal 144 : apabila sudah mendapat sertifikat laik
(1) Hak milik atas satuan rumah susun dapat
fungsi.
diberikan kepada:
Dengan berlakunya UU Cipta Kerja
a. Warga negara Indonesia;
telah memberikan sebuah dasar hukum yang
b. Badan hukum Indonesia;
memperbolehkan orang asing untuk memiliki
c. Warga negara asing yang
rumah susun dengan alas hak sebagaimana
mempunyai izin sesuai ketentuan
yang diuraikan dalam Pasal 145 mengingat
peraturan perundang-undangan;
sebelumnya hanya diperbolehkan dengan
d. Badan hukum asing yang
Hak Pakai. Adapun aturan tersebut
mempunyai perwakilan di Indonesia;
didasarkan pada pemikiran dimana pada
atau
dasarnya Hak Guna Bangunan dalam Pasal
e. Perwakilan negara asing dan
16 ayat (1) huruf b hadir dalam rangka untuk
lembaga internasional yang berada
memenuhi keperluan masyarakat
atau mempunyai perwakilan di
sebagaimana yang diuraikan oleh Staf Ahli
Indonesia.
Menteri ATR/BPN Andi Tenrisau.17
(2) Hak milik atas satuan rumah susun dapat
Sebelumnya, jika merujuk pada Permen
beralih atau dialihkan dan dijaminkan.
29/2016, sebagaimana HMSRS akan diubah
Hak milik atas satuan rumah susun dapat
menjadi HPSRS jika sarusun dimiliki oleh
dijaminkan dengan dibebani hak
WNA dikarenakan sarusun untuk WNA
tanggungan sesuai dengan ketentuan
hanya yang dibangun diatas Hak Pakai
peraturan perundang-undangan.
sesuai dengan UUPA bahwa hanya Hak
17
Dikutip dari transkrip Staf Ahli Menteri ATR/BPN, Pertanahan dalam RUU Cipta Kerja: Penyerderhanaan
Andi Tenrisau dalam publikasi Youtube Channel Kanal Regulasi atau Perubahan Konsepsi?” pada tanggal 20
Pengetahuan FH UGM dengan Judul “Pengaturan Juni 2020
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 881
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
diatas tanah Hak Guna Bangunan telah (b) badan hukum yang didirikan menurut
diperbolehkan, tanpa perlu mengubah hak hukum Indonesia dan berkedudukan di
menjadi HPSRS. Indonesia.
Berkaitan dengan hak atas tanah dan Adapun disebutkan dalam Pasal 36, tanah
satuan rumah susun yang dimaksud yang dapat diberikan dengan hak guna
tersebut, diatur dalam Peratuan Pemerintah bangunan meliputi:
Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak (a) Tanah Negara,
Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan (b) Tanah Hak Pengelolaan, dan
Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah yang (c) Tanah Hak Milik.
mencabut PP Nomor 103 Tahun 2015 Terhadap jangka waktu Hak Guna Bangunan
tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal sebagaimana Pasal 37 disebutkan:
atau Hunian Oleh Orang Asing Yang (1) Hak Guna Bangunan di atas Tanah
Berkedudukan Di Indonesia, dan PP Nomor Negara dan Tanah Hak Pengelolaan
40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, diberikan untuk jangka waktu paling
Hak Guna Bangunan dan Hak Atas Tanah. lama 30 (tiga puluh) tahun,
Peraturan Pemerintah ini menyatukan, diperpanjang untuk janga waktu paling
mengharmoniskan, mensinkronkan, lama 20 (dua puluh) tahun, dan
memperbarui, dan mencabut ketentuan yang diperbarui untuk jangka waktu paling
tsudah tidak relevan berdasarkan Undang- lama 30 (tiga puluh) tahun;
Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang (2) Hak Guna Bangunan di atas Tanah hak
Cipta Kerja antara lain PP Nomor 24 Tahun milik diberikan untuk jangka waktu
1997 tentang Pendaftaran Tanah, PP Nomor paling lama 30 (tiga puluh) tahun dan
40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, dapat diperbarui dengan akta
Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas pemberian hak guna bangunan di atas
Tanah, dan PP Nomor 103 Tahun 2015 hak milik.
tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal Menurut Pasal 49 PP 18/2021, Hak Pakai
atau Hunian Oleh Orang Asing Yang terdiri atas:
Berkedudukan di Indonesia, serta peraturan- (a) hak pakai dengan jangka waktu; dan
peraturan lainnya dengan tujuan untuk (b) hak pakai selama dipergunakan.
mengatasi berbagai hambatan dan Hak Pakai dengan jangka waktu diberikan
tantangan birokrasi dan regulasi yang kepada:
menghambat pertumbuhan ekonomi dan (a) Warga Negara Indonesia;
18
bisnis di Indonesia. (b) badan hukum yang didirikan menurut
Pasal 34 PP 18/2021 menyebutkan hukum Indonesia dan berkedudukan
bahwa subjek Hak Guna Bangunan diberikan di Indonesia;
kepada: (c) badan hukum asing yang
(a) Warga Negara Indonesia; dan mempunyai perwakilan di Indonesia;
18
Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2021
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 882
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
(d) badan keagamaan dan sosial; dan (b) badan hukum Indonesia;
(e) Orang Asing; dan yang selama pakai (c) Orang Asing yang mempunyai izin
diberikan kepada instansi sesuai dengan ketentuan peraturan
pemerintah pusat, pemerintah perundang-undangan;
daerah, pemerintah desa, dan (d) badan hukum asing yang mempunyai
perwakilan negara asing dan perwakilan di Indonesia; atau
perwakilan badan internasional. (e) perwakilan negara asing dan lembaga
Pasal 51 menyebutkan bahwa tanah internasional yang berada atau
yang diberikan dengan hak pakai jangka mempunyai perwakilan di Indonesia.
waktu meliputi tanah negara, tanah hak milik
dan tanah hak pengelolaan, sedangkan Disebutkan pula dalam Pasal 69 bahwa
tanah yang diberikan hak pakai selama Orang Asing yang dapat memiliki rumah
dipergunakan hanya tanah negara, dan tempat tinggal atau hunian merupakan Orang
tanah hak pengelolaan. Terhadap jangka Asing yang mempunyai dokumen
waktu Hak Pakai sebagaimana Pasal 52 keimigrasian sesuai dengan ketentuan
disebutkan: peraturan perundang-undangan, yang mana
(1) Hak pakai di atas Tanah Negara dan dapat diwariskan ketika meninggal dunia.
Tanah Hak Pengelolaan dengan jangka Yang dimaksud dokumen keimigrasian
waktu waktu diberikan untuk jangka adalah visa, paspor, atau izin tinggal yang
waktu paling lama 30 (tiga puluh) tahun dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
diperpanjang untuk jangka waktu paling sesuai dengan ketentuan yang berlaku.20
lama 20 (dua puluh) tahun, dan Pasal 71 ayat (1) huruf b menyebutkan
diperbarui untuk jangka waktu paling bahwa rumah tempat tinggal atau hunian
lama 30 (tiga puluh) tahun; yang dapat dimiliki oleh Orang Asing dapat
(2) Hak Pakai selama dipergunakan berupa rumah susun yang dibangun di atas
diberikan untuk waktu yang tidak bidang Tanah hak pakai atau hak guna
ditentukan selama dipergunakan dan bangunan di atas Tanah Negara; tanah hak
dimanfaatkan; pakai atau hak guna bangunan di atas Tanah
(3) Hak pakai dengan jangka waktu di atas Hak Pengelolaan; atau tanah hak pakai atas
Tanah hak milik, diberikan untuk jangka hak guna bangunan di atas Tanah hak milik.
waktu paling lama 30 (tiga puluh) tahun Adapun rumah susun tersebut merupakan
dan dapat diperbarui dengan akta Satuan Rumah Susun yang dibangun di
pemberian hak pakai di atas Tanah hak kawasan ekonomi khusus, kawasan
19
milik. perdagangan bebas dan pelabuhan bebas,
Menurut Pasal 67 PP 18/2021, Hak milik kawasan industri, dan kawasan ekonomi
atas Satuan Rumah Susun diberikan kepada: lainnya. Yang dimaksud kawasan ekonomi
(a) Warga Negara Indonesia; lainnya merupakan kawasan perkotaan
19
Pasal 49 – 52 mengenai Hak Pakai pada 20
Penjelasan Pasal 69 ayat (1) Peraturan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 883
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
dan/atau kawasan pendukung perkotaan, Penetapan Hak Pengelolaan Dan Hak Atas
kawasan pariwisata, atau kawasan yang Tanah, sehingga mencabut Permen
mendukung pembangunan hunian vertikal ATR/KaBPN 29/2016.
dan memberikan dampak ekonomi kepada Ketentuan mengenai tata cara
21
masyarakat. Adapun ketentuan tersebut pemberian dan batasan atas kepemilikan
kemudian dipertegas kembali di dalam PP rumah tempat tinggal atau hunian oleh orang
Nomor 40 Tahun 2021 Tentang asing terdapat dalam Bab VIII Permen
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi ATR/KaBPN No 18 Tahun 2021. Disebutkan
Khusus. Disebutkan dalam Pasal 144 PP dalam Pasal 185 huruf b bahwa orang asing
40/2021 bahwa: yang mempunyai dokumen keimigrasian
(1) Pada KEK Pariwisata, Orang yang diterbitkan oleh instansi yang
Asing/Badan Usaha asing dapat berwenang dapat memiliki rumah tinggal
memiliki hunian/properti yang berdiri atau hunian berupa rumah susun yang
sendiri dan dibangun atas bidang tanah dibangun di atas bidang tanah:
yang dikuasai berdasarkan perjanjian (1) hak pakai atau hak guna bangunan di
dengan pemegang hak atas tanah; atas tanah negara;
(2) Orang Asing/Badan Usaha asing pemilik (2) hak pakai atau hak guna bangunan di
hunian/properti sebagaimana dimaksud atas hak pengelolaan; atau
pada ayat (1) diberikan: (3) hak pakai atau hak guna bangunan di
a. Hak pakai selama 30 (tiga puluh) atas tanah hak milik, dengan batasan
tahun dan diperbarui atas dasar berupa rumah susun dengan kategori
kesepakatan yang dituangkan dalam rumah susun komersial.
perjanjian; atau Disebutkan pula dalam Pasal 188 bahwa:
b. Hak milik Satuan Rumah Susun di
(1) Satuan Rumah Susun yang dimiliki oleh
atas Hak Pakai.
Orang Asing yang dibangun di atas
Selain itu, kepemilikan hunian Orang
tanah Hak Pakai atau Hak Guna
Asing sebagaimana dalam Pasal 71 PP
Bangunan diberikan Hak Milik atas
18/2021 diberikan dengan batasan minimal
Satuan Rumah Susun.
harga, luas bidang tanah, jumlah bidang
(2) Dalam hal Satuan Rumah Susun yang
tanah atau unit Satuan Rumah Susun; dan
dimiliki oleh Orang Asing dibangun di
peruntukan untuk rumah tinggal atau hunian.
atas tanah Hak Guna Bangunan maka
Terhadap tata cara pemberian dan batasan
hak bersama atas kepemilikan Satuan
atas kepemilikan uumah tempat tinggal atau
Rumah Susun dihitung berdasarkan
hunian oleh Orang Asing yang dimaksud
Nilai Perbandingan Proporisonal yang
diatas diatur menggunakan Peraturan
terdiri atas bagian bersama, benda
Menteri, sehingga diundangkannya Permen
bersama, dan tidak termasuk tanah
ATR/KaBPN No 18/2021 Tentang Tata Cara
bersama.
21
Penjelasan Pasal 71 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 884
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
22
Dikutip dari publikasi Youtube Channel Rangka Hari Pers Nasional Arah Kebijakan Pertanahan
Kementerian ATR BPN dengan Judul “Webinar Dalam Pasca UU Cipta Kerja” pada tanggal 4 Febuari 2021.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 885
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
23 25
Maria S.W Sumardjono, Agenda Yang Belum Dikutip dari transkrip Direktur Jenderal Penataan
Selesai: Refleksi Atas Berbagai Kebijakan Pertanahan, Agraria, Andi Tenrisau dalam publikasi Youtube Channel
Penerbit FH UGM, Yogyakarta: 2020, halaman 5 SIP Lawyer dengan Judul “Diskusi Panel Kupas Tuntas
24
Muwahid, op.cit., halaman 100 Aspek Hukum Kepemilikan Property Bagi WNA di
Indonesia” pada tanggal 9 Mei 2022.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 886
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
bukan hak atas tanah tetapi berkaitan menciptakan kepastian syarat untuk
dengan tanah yang di dalamnya terhadap transaksi adalah Dokumen keimigrasian
hak pemilikan bersama atas apa yang yang dimiliki WNA, sehingga tidak ada
disebut bagian bersama, tanah bersama, dan keraguan lagi bagi Notaris/PPAT untuk
26
benda bersama. Dengan demikian, menandatangani PPJB maupun AJB dengan
disimpulkan bahwa dengan WNA sesuai dengan syarat sesuai dengan
dimungkinkannya WNA untuk diberikan PP 18/2021.28 Di samping itu pula,
kepemilikan satuan rumah susun diatas sebagaimana yang telah diuraikan
tanah bersama Hak Guna Bangunan tidak sebelumnya bahwa kepemilikan satuan
bertentangan dengan prinsip kebangsaan. rumah susun oleh WNA itu berlaku di
Hal tersebut kemudian dipertegas oleh kawasan-kawasan tertentu sebagaimana
Menteri ATR/KaBPN, Sofyan Djalil, sebelum Pasal 71 ayat (2) PP 18/2021, yakni kawasan
UU Cipta Kerja diberlakukan, WNA akan ekonomi khusus (terdiri dari 18 kawasan
mendapatkan bagian dari tanah bersama yang dapat dicek melalui kek.go.id), kawasan
atas satuan rumah susun yang dimilikinya perdagangan bebas dan pelabuhan bebas
berdasarkan NPP. Dengan adanya UU Cipta (PP 41/2021: Batam, Bintan, Karimun),
Kerja, seorang WNA dalam kepemilikan kawasan industri (terdiri dari 126 kawasan
satuan rumah susun diatas tanah Hak Guna yang dapat dicek melalui kemenperin.go.id),
Bangunan tidak meliputi hak atas tanah dan kawasan ekonomi lainnya.
bersamanya tersebut, sehingga secara Menurut Staf Ahli Menteri ATR/BPN,
konseptualnya, tanah tersebut tidak menjadi Andi Tenrisau, konsep mengenai
bagian kepemilikan dari WNA sebagai wujud dimungkinkannya WNA untuk dapat memiliki
dari asas pemisahan horizontal.27 satuan rumah susun dengan tanah bersama
Adanya kebijakan yang memberikan Hak Guna Bangunan tidak melanggar prinsip
kepemilikan satuan rumah susun kepada kebangsaan. Berdasarkan konsep UUPA,
orang asing akan memberikan keuntungan WNA tidak dapat mempunyai hak milik atas
sebagai jawaban atas tantangan persaingan tanah, sedangkan hak milik satuan rumah
global, peningkatan ekonomi akibat ada susun dalam UU Cipta Kerja, tanah
pasar yang baru, dampak pada penyediaan bersamanya berada di atas tanah Hak Guna
lapangan kerja dan serapan produk Bangunan dan Hak Pakai yang secara
bangunan dalam negeri, pemasukan pajak, perbandingan memiliki sifat yang sama.
kontribusi penyelamatan ekonomi akibat Terhadap kepemilikan satuan rumah susun
pandemi, dan menghapus keberadaan berdasarkan UU Cipta Kerja, seorang WNA
nominee yang terkontrol. Selain itu, turut hanya dibatasi untuk memiliki unit bangunan
26 28
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia dan Dikutip dari transkrip Dewan Pimpinan Pusat
Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, RealEstate Indonesia (REI), Ignejz Kemalawarta dalam
isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta: 1994, publikasi Youtube Channel SIP Lawyer dengan Judul
halaman 135 “Diskusi Panel Kupas Tuntas Aspek Hukum Kepemilikan
27
Dikutip dari transkrip Menteri ATR/BPN, Sofyan Property Bagi WNA di Indonesia” pada tanggal 9 Mei
Djalil dalam publikasi Youtube Channel Metrotvnews 2022.
dengan Judul “WNA Boleh Miliki Apartemen di
Indonesia” pada tanggal 12 Oktober 2021.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 887
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
satuan rumah susun tanpa turut memiliki WNA akan terkonversi menjadi Hak Pakai
tanah bersama, sebagai wujud dari asas atas Satuan Rumah Susun (HPSRS).30
pemisahan horizontal. 29 Ketentuan tersebut tidak berlaku lagi seiring
Selain itu, dengan dipisahkan antara dengan telah diperbolehkannya HMSRS
kepemilikan tanah bersama atas unit kepada WNA dengan Hak Guna Bangunan
bangunan satuan rumah susun, diberlakukan dengan alasan bahwa WNA tidak dapat
juga mengenai pembatasan-pembatasan memiliki tanah bersama karena tidak
yang telah diuraikan dalam pembahasan dimasukkan ke dalam perhitungan NPP
sebelumnya, dimana satuan rumah susun sebagaimana yang biasanya dalam konsepsi
yang diperbolehkan hanya berbentuk rumah satuan rumah susun.
susun komersial, dengan kawasan dan harga Berdasarkan pencermatan Pasal 71
yang ditentukan oleh peraturan perundang- ayat (2) PP 18/2021 jika dikaitkan dengan
undangan. Orang asing yang juga Penjelasan Pasal 67 ayat (1) justru
diperbolehkan juga ditentukan sebagai salah mementahkan perumusan bahwa
satu syarat untuk melengkapi terpenuhinya “pelanggaran” yang dilegalkan untuk Orang
kriteria yang diatur oleh pemerintah guna Asing itu hanya untuk sarusun yang
31
mencapai tujuan yang diinginkan. Atas dasar dibangun di kawasan tertentu. Disebutkan
itu, dapat dikatakan bahwa pemerintah telah dalam penjelasan Pasal 67 ayat (1) dimana
melakukan pembatasan-pembatasan yang konsep pendaftaran atas pemilikan sarusun
tujuannya untuk melindungi kepentingan menganut asas pemisahan horizontal yakni
warga negara Indonesia dengan hak kepemilikan sarusun merupakan hak
memberikan syarat-syarat yang terlebih milik atas sarusun yang bersifat
dahulu harus dipenuhi, dengan turut perseorangan yang terpisah dengan hak
memperhatikan kemudahan dan tujuan dari bersama atas bagian bersama, benda
keberlangsungan investasi. bersama, dan tanah bersama. Terhadap hak
Dengan UU Cipta Kerja, kepemilikan bersama atas bagian bersama, benda
satuan rumah susun oleh WNA dapat bersama, dan tanah bersama dihitung
dimungkinkan dengan alas hak berupa Hak berdasarkan NPP. Namun untuk kepemilikan
Guna Bangunan yang pada dasarnya sarusun oleh WNA, hak atas tanah
merupakan hak yang hanya dapat diberikan bersamanya tidak dihitung. Dalam kaitannya
kepada WNI. Sebelum UU Cipta Kerja kepemilikan WNA, tanah bersama tidak
berlaku, dikenal adanya konversi hak atas dihitung, namun jika kepemilikan beralih
tanah kaitannya dengan kepemilikan oleh menjadi WNI, tanah tersebut kembali
WNA. Jika HMSRS yang semula dimiliki oleh dihitung. Atas dasar “diskon” tanah bersama
WNI, dengan peralihannya menjadi milik sertifikat HMSRS jika Orang Asing membeli
29 30
Dikutip dari transkrip Staf Ahli Menteri ATR/BPN, Peraturan Menteri Agraria/Tata Ruang Nomor 29
Andi Tenrisau dalam publikasi Youtube Channel Kanal Tahun 2016
Pengetahuan FH UGM dengan Judul “Pengaturan 31
Maria SW Sumardjono, Pengaturan Pertanahan
Pertanahan dalam RUU Cipta Kerja: Penyerderhanaan Pasca Putusan MK Nomor 91/PUU-XVIII/2020 Antara
Regulasi atau Perubahan Konsepsi?” pada tanggal 20 Dua Pilihan¸ Penerbit FH UGM, Depok: 2021, halaman
Juni 2020
65
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 888
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
sarusun diatas tanah Hak Guna Bangunan Jika merujuk kembali pada PP Nomor
32
menunjukkan kejanggalan. Namun yang 103 Tahun 2015 yang berlaku sebelumnya
turut menjadi permasalahan dalam konsepsi terhadap kepemilikan satuan rumah susun
tersebut justru akan mempersulit konstruksi bagi WNA, pengedepanan prinsip
hukum tersebut mengingat dalam penerbitan nasionalitas dapat ditemukan pada bagian
SHMSRS harus terdiri atas salinan buku penjelasan umum, dimana diberikannya
tanah dan surat atas hak tanah bersama kemudahan dan pemberian pelayanan atau
menurut ketentuan, gambar denah tingkat izin memperoleh hak atas tanah untuk rumah
rumah susun yang bersangkutan yang tempat tinggal atau huniam bagi Orang Asing
menunjukkan satuan rumah susun yang dilakukan dengan tetap memegang prinsip-
dimiliki, serta pertelaan mengenai besarnya prinsip pertanahan di antaranya Prinsip
bagian hak atas bagian bersama, benda Nasionalitas dengan hanya WNI yang dapat
bersama dan tanah bersama yang memiliki Hak Milik, sedangkan Orang Asing
bersangkutan kesemuanya merupakan satu hanya dapat diberikan ha katas tanah berupa
33
kesatuan yang tidak terpisahkan. Hak Pakai dan Hak Sewa.
Pemberian kepemilikan hunian bagi UU Cipta Kerja dihadirkan untuk
Orang Asing atas rumah tapak telah sesuai mengharmonisasikan berbagai UU sektoral
dengan UUPA dengan diberikan Hak Pakai dengan harapan inkonsistensi UU sektoral
sebagaimana Pasal 71 ayat (1) huruf a PP dapat diakhiri sehingga akan menjamin
18/2021. Namun terhadap kepemilikan kepastian hukum dan keadilan. Faktanya
sarusun bagi Orang Asing diperbolehkan justru menjadi alat untuk mengingkari UU
sarusun yang dibangun diatas tanah Hak asalnya dengan mengakomodir kepentingan
Guna Bangunan. Tanpa pertimbangan kelompok tertentu yang dilarang dalam UU
hukum yang jelas, lebih terlihat adanya asalnya.35 Pemberlakuan UUPA masih
alasan praktis yang mengemuka, dimana secara utuh tanpa adanya perubahan
perusahaan pembangun perumahan lebih dengan berlakunya UU Cipta Kerja. Tidak
memilih Hak Guna Bangunan dibandingkan ada pasal-pasal UUPA yang secara eksplisit
dengan Hak Pakai. Meskipun begitu, diganti. Perubahan yang dilakukan dalam UU
diaturnya pembatasan pembangunan yang Cipta Kerja ditempuh secara diam-diam
diperbolehkan dalam kawasan tertentu tidak tanpa menyebutkan pasal mana dalam
disertai dengan jaminan bahwa hal tersebut UUPA yang diubah. Konflik norma yang
tidak diikuti oleh luar wilayah yang dibatasi ditimbulkan dari hal ini terhadap Pasal 36
tersebut, dikarenakan tidak adanya sanksi UUPA serta Pasal 47 dari UU Rusun semakin
terhadap pelanggaran hukum dan berpotensi menciptakan pertentangan dalam
membuka ruang “negosiasi”.34 pemberlakuan UU Cipta Kerja. Di samping
32 35
Ibid. Dikutip dari transkrip Guru Besar FH UGM,
33
Nanda Soraya Putri, dkk. “Kepemilikan Rumah Nurhasan Ismail dalam publikasi Youtube Channel
Susun Diatas Tanah Hak Guna Bangunan Oleh Orang Kanal Pengetahuan FH UGM dengan Judul “Pengaturan
Asing”, Jurnal Acta Djurnal Universitas Padjadjaran Vol. Pertanahan dalam RUU Cipta Kerja: Penyerderhanaan
5 No. 1.
34 Regulasi atau Perubahan Konsepsi?” pada tanggal 20
Ibid., halaman 97-98
Juni 2020
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 889
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
itu, terdapat cacat logika hukum ketika negara dapat diukur dari kemampuannya
pengaturan pertanahan dalam UU Cipta untuk mewujudkan kemakmuran warga
Kerja dilakukan dengan cara mengubah negara, baik melalui jaminan kepemilikan
konsepsi dan prinsip yang berlaku di dalam tanah untuk usaha ataupun itu. Sehingga
UUPA, mengingat bahwa UU Cipta Kerja dinilai kurang bijak, apabila negara
ditujukan untuk menciptakan lapangan kerja menyibukkan diri untuk berfokus pada
(lex generalis) sehingga pengaturan kepentingan kelompok tertentu meskipun itu
pertanahan di dalamnya wajib untuk dijadikan jembatan untuk terpenuhinya
36
mematuhi UUPA yang lex specialis. kepentingan kelompok lain, dalam hal ini
Pemberlakuan aturan yang khusus lebih menciptakan lapangan kerja yang kemudian
relevan dan kompatibel secara logika berpikir diberikan kepada pemilik modal besar. Di
akan lebih mudah disesuaikan dengan dalam UUPA terdapat perpaduan antara
kebutuhan hukum dan subjek yang lebih prinsip persamaan dengan prinsip perlakuan
spesifik dijangkau oleh aturan hukum yang khusus, dimana setiap orang diberikan
bersifat umum. Dalam hal ini UUPA kesempatan yang sama untuk mempunyai
merupakan dasar atau pedoman dari setiap hak atas tanah, baik itu WNI maupun WNA.
peraturan mengenai pertanahan nasional Hanya saja, bagi WNI terdapat perlakuan
begitupula UU Rumah Susun yang khusus untuk dapat memiliki semua jenis hak
bersumber dari Pasal 4 UUPA, sehingga atas tanah, karena Negara merupakan
dengan demikian, UU Cipta Kerja merupakan organisasi kekuasaan dari rakyat itu
37
undang-undang yang bersifat lebih umum sendiri.
bukan hanya mengatur pertanahan tetapi Terhadap ketentuan dalam Pasal 21
juga beberapa peraturan lainnya. UUPA, bahwasannya secara garis besar
hanyalah WNI yang memiliki hubungan
C. Aspek Hukum Kepemilikan Satuan sepenuhnya dengan tanah sebagai bagian
Rumah Susun Dengan Hak Guna
dari bumi, dan hubungan yang dimaksud
Bangunan Oleh Warga Negara Asing
Dalam Undang-Undang Nomor 11 adalah Hak Milik yang dapat dipunyai oleh
Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
WNI tanpa diskriminasi antara sesama WNA
Pada dasarnya, konsepsi Hak ataupun perbedaan jenis kelamin,
Menguasai Negara adalah untuk sedangkan WNI yang memperoleh
menempatkan negara sebagai institusi yang kewarganegaraan asing melalui perkawinan
berada di atas semua kelompok, sehingga tidak diperbolehkan lagi memiliki hak milik
negara dapat menjadi suatu organisasi bagi atas tanah di Indonesia. Selain itu ditegaskan
semua kelompok yang ada di Indonesia. pula larangan dalam Pasal 26 UUPA bahwa
Dalam konteks ini, keberhasilan suatu tanah yang berstatus hak milik tidak boleh
36 37
Dikutip dari transkrip Guru Besar FH UGM, Maria Dikutip dari transkrip Guru Besar FH UGM,
SW Sumardjono dalam publikasi Youtube Channel UGM Nurhasan Ismail dalam publikasi Youtube Channel
Faculty of Law dengan Judul “Seminar Implikasi Putusan Kanal Pengetahuan FH UGM dengan Judul “Pengaturan
MK terhadap Substansi Undang-Undang Cipta Kerja?” Pertanahan dalam RUU Cipta Kerja: Penyerderhanaan
pada tanggal 16 Desember 2021 Regulasi atau Perubahan Konsepsi?” pada tanggal 20
Juni 2020.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 890
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
38
Dhona Anggun Sutrisna dan Gunarto, “Tinjauan Berkedudukan Di Indonesia”, Jurnal Akta Vol. 4 No. 2
Yuridis Tentang Pemilikan Rumah Orang Asing Yang Juni 2017 FH UNISSULA, halaman 241
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 891
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
sangkut pautnya dengan kepemilikan horizontal, yaitu asas hukum adat yang
39
tanahnya. merupakan dasar Hukum Tanah Nasional.
Berdasarkan maksud dan tujuan Berdasarkan asas pemisahan horizontal
diterbitkannya UU Cipta Kerja yang bertujuan pemilikan atas tanah dan
untuk menarik investor dan memudahkan benda-benda yang berada di atas tanah itu
perizinan di Indonesia, dengan cara adalah terpisah. Pemilikan atas tanah
melonggarkan aturan kepemilikan satuan terlepas dari benda-benda yang ada di atas
rumah susun bagi WNA akan menimbulkan tanah, sehingga pemilik hak
polemik karena menciptakan ketidakpastian atas tanah dan pemilik atas bangunan yang
hukum serta ketidakharmonisan hukum berada diatasnya dapat berbeda.
antara UUPA dengan peraturan-peraturan Asas pemisahan horizontal hak-hak atas
terbaru dan dibawahnya. Dalam hal seperti tanah yang merupakan sifat asli hak-hak
ini, dapat dikatakan pula bahwa adanya dalam hukum adat, tetap dipertahankan
pembiaran terhadap aturan induk (UUPA), tetapi disesuaikan dengan kenyataan
dimana aturan baru yang lahir, mengambil kebutuhan masyarakat masa kini. Hak atas
suatu jalan pintas tanpa mengubah konsepsi tanah tidak meliputi pemilikan atas bangunan
40
dasar yang ada di dalam UUPA. Di satu yang ada di atasnya. Bangunan, tanaman
sisi, adanya bentrokkan asas dengan yang dan benda-benda lain yang ada di atas suatu
sudah berlaku menurut UUPA. Stigma bidang tanah adalah milik pihak yang
bahwa kepemilikan satuan rumah susun membangun atau yang menanam, baik pihak
dengan Hak Pakai yang pada awalnya dinilai itu pemegang hak atas tanahnya sendiri atau
kurang menarik, telah mengalami bukan, kecuali kalau ada perjanjian
“penguatan” dimana jangka waktu Hak Pakai sebaliknya.
telah disamakan dengan Hak Guna Maka perbuatan hukum mengenai tanah
Bangunan (30+20+30 tahun) dan dapat tidak dengan sendirinya meliputi bangunan,
dijaminkan dengan Hak Tanggungan41. tanaman dan/atau benda-benda lain yang
Dengan demikian, seharusnya tidak perlu ada di atasnya, kalau hal itutidak secara
adanya perubahan dari pemberian Hak Pakai tegas dinyatakan.
menjadi Hak Guna Bangunan dalam Namun demikian penerapan asas-asas
42
kaitannya dengan kepemilikan WNA. hukum adat tidaklah mutlak melainkan selalu
memperhatikan dan disesuaikan dengan
Pertentangan atas Strata Title Secara
perkembangan kenyataan dan kebutuhan
Universal.
Dalam hukum Indonesia dimungkinkan dalam masyarakat yang dihadapinya.
pemilikan secara pribadi bagian-bagian Selanjutnya dapat dilihat penerapan asas
bangunan, karena hukum Indonesia pemisahan horizontal dalam ketentuan
menggunakan asas pemisahan UUPA yang terlihat dengan jelas pada
39
Maria SW Sumardjono, op.cit., 2021, halaman 49 Kanal Pengetahuan FH UGM dengan Judul “Quo Vadis
40
Ibid. Pengelolaan Pertanahan Pasca UU No.11 Tahun 2020
41
Pasal 52 ayat (1) dan Pasal 59 huruf c PP 18/2021 tentang Cipta Kerja?” pada tanggal 20 September 2021
42
Dikutip dari transkrip Guru Besar FH UGM, Maria
SW Sumardjono, dalam publikasi Youtube Channel
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 892
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
ketentuan dalam Pasal 35 tentang HGB, c. Jadi dengan perkataan lain, pemilik dari
HGU Pasal 28 Pasal 41 tentang hak pakai sebidang tanah atau sepersil tanah
dan Pasal 44 tentang hak sewa untuk tertentu sudahlah jelas status diri dan
bangunan. Di dalam ketentuan itu seseorang haknya, yakni sebagai pemilik penuh
dapat mendirikan bangunan di atas tanah yang berhak atas segala sesuatu yang
milik orang lain, jadi pemilikan atas bangunan berkenaan dengan bidang atau persil
berbeda dengan pemilikan atas tanahnya. tanah miliknya tersebut serta segala
Untuk itu Hak Guna Bangunan diartikan sesuau yang ada pada tanah tersebut.
sebagai hak untuk mendirikan bangunan 2. Asas pemisahan horizontal
diatas tanah orang lain, di atas tanah hak Yang dimaksud dengan pemisahan
43
milik atau diatas tanah Negara. horizontal ialah suatu asas yang membagi,
Konsep hak milik atas satuan rumah membatasi dan memisahkan pemilik atas
susun dalam hukum agraria, dikenal 2 asas sebidang tanah berikut segala sesuatu yang
pemisahan dalam pemilikan tanah, yakni berkenaan tanah tersebut secara horizontal,
asas pemisahan vertikal dan asas sehingga hal ini membawa akibat hukum:
pemisahan horizontal.44 a. Belum tentu pemilik sebidang tanah itu
1. Asas pemisahan vertikal. adalah juga pemilik dari segala
Yang dimaksud dengan asas pemisahan sebaliknya, belum tentu juga pemilik
vertikal ialah suatu asas yang persilnya segala tanaman atau bangunan yang
secara vertikal, sehingga hal ini mengandung berdiri diatas sebidang tanah adalah juga
arti: pemilik dari tanah yang bersangkutan
a. Pemilik bidang tanah adalah juga pemilik serta segala isinya yang terkandung
segala sesuatu baik yang terkandung di didalamnya.
dalam tanah itu sendiri ataupun yang ada b. Karena itu, dalam asas pemisahan ini
berdiri di atas tanah tersebut, misalnya sangat dimungkinkan seseorang atau
bangunan-bangunan ataupun tumbuhan- suatu pihak melakukan penumpangan
tumbuhan yang ada di atas tanah itu. diatas tanah orang lain, baik
b. Karena itu, dalam asas pemisahan ini penumpangan itu berupa penumpangan
tidak dimungkinan seseorang atau pihak pendirian rumah/bangunan ataupun
melakukan penumpangan diatas tanah berupa penumpangan tanaman atau
orang lain, apakah penumpang tersebut tumbuhan tertentu.
berupa penumpang pembuat/ pendirian c. Jadi dengan perkataan lain, pemilik dari
bangunan ataupun penanam tumbuhan- sebidang tanah atau persil tanah tertentu
tumbuhan/pepohonan. belum tentu adalah juga pemilik dari
43 44
Betty Rubiati, Yani Pujiwati, Mulyani Djakaria, Mimi Rosmidi akis dan Imam Koeswahyono,
“Asas Pemisahan Horizontal Dalam Kepemilikan Hak Konsepsi Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Dalam
Atas Tanah Dan Bangunan Satuan Rumah Susun Bagi Hukum Agraria, Setara Press, Malang: 2010, halaman
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MB)”, 79
Sosiohumaniora Volume 17 No 2 Juli 2015 FH
UNPAD,halaman 97-98
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 893
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
segala sesuatu yang ada diatas tanah tersendiri, terpisah dari satuan-satuan rumah
tersebut. susun lainnya.45
Menurut Imam Koeswahyono, berkaitan Strata Title merupakan konsep hak
dengan asas kepemilikan yang dianut dalam kepemilikan “ruangan kubus” terpisah dalam
rumah susun disebutkan bahwa asas hukum satuan gedung bertingkat, disertai bagian-
tanah (hukum agraria sempit) adalah asas bagian yang menjadi milik bersama. Di
pemisahan horizontal yakni pemilikan atas Australia disebut dengan istilah strata title, di
benda diatas tanah tidak berarti atau dapat Amerika Serikat disebut condominium dan
terpisah dengan pemilikan atas tanah tempat diadopsi Indonesia dengan nama “satuan
terletaknya benda-benda. Sebagai rumah susun” dengan bentuk
kebalikannya adalah asas perlekatan kepemilikannya disebut Hak Milik atas
46
accessie yang berlaku pada kurun waktu Satuan Rumah Susun (HMSRS). Di seluruh
sebelum diundangkannya UUPA. Adanya dunia, kepemilikan HMSRS secara individual
konsep rumah susun condominium sebagai merupakan kesatuan yang tak terpisahkan
fenomena baru yang dibutuhkan masyarakat dengan kepemikan atas tanah bersama,
modern, justru sudah sesuai dengan asas benda bersama, dan bagian bersama tempat
hukum tanah yang ditetapkan oleh UUPA. rumah susun berdiri. Sistem strata title
Akan tetapi dengan tetap mempertahakan sebagai lembaga hukum untuk kepemilikan
asas yang lama maka akan menimbulkan atas satuan rumah susun dalam bangunan
kesulitan dalam aplikasinya. Dengan gedung bertingkat hanya dimungkinkan pada
demikian dapat dikatakan dalam penerapan negara yang menganut asas perlekatan
asas pemisahan terhadap rumah susun, (acessie/natrekking). Penganut asas ini
asas pemisahan horizontal dikenal yang mengenal tanah adalah permukaan bumi dan
membagi, memisahkan dan membedakan apa yang ada di atas serta dibawahnya
antara status satuan-satuan rumah susun merupakan satu kesatuan, jadi menurut
yang merupakan hak milik pribadi masing- konsepnya pemilik tanah adalah pemilik
masing dengan tanah dimana gedung rumah ruang di atas dan tumbuh di bawahnya.
susun mereka itu berdiri yang merupakan Pemilik tanah dapat memberi izin kepada
hak milik bersama dari para pemilik tersebut. orang lain untuk membangun, dan hak
Sedangkan asas pemisahan vertikal dikenal tersebut disebut title.47
yang membagi-bagi secara terpisah-pisah Menurut Pasal 17 dan 18 UU Rumah
suatu bangunan rumah susun atas satuan- Susun, Rumah Susun dapat dibangun di atas
satuan rumah susun yang saling terpisah, tanah :
dengan tujuan agar tiap-tiap rumah susun a. Hak Milik
dapat dimiliki ataupun dihuni secara b. Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai
atas tanahNegara;
45 47
Ibid. Oloan Sitorus dan Normadadyawaty, Hak Atas
46
Herman Soesangobeng, Filosofi, Asas, Ajaran, Rumah Susun dan Kondominium, Suatu Tinjauan
Teori Hukum Pertanahan, Dan Agraria, STN Press, Hukum, Dasamedia Utama, Yogyakarta: 1994, halaman
Yogyakarta: 2012, halaman 254 36
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 894
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
c. Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di (SKBG Sarusun) untuk sarusun yang
atas HakPengelolaan; dibangun di atas barang milik Negara/daerah
d. Barang milik Negara/daerah berupa berupa tanah atau tanah wakaf melalui
tanah; sewa.48
e. Tanah Wakaf. Sertifikat Hak Milik atas Satuan Rumah
Dari ketentuan Pasal 17 dan 18 UU Susun ini yang menunjukkan adanya
Rumah Susun tersebut terlihat bahwa pengaruh dari asas perlekatan, karena
Rumah Susun dapat dibangun diatas tanah kepemilikan satuan rumah susun termasuk
milik orang lain, hal ini menunjukkan bahwa didalamnya kepemilikan tanah bersama.
UU Rumah Susun menerapkan asas SHMSRS dikeluarkan oleh Kantor
pemisahan horizontal. Akan tetapi apabila Pertanahan Kabupaten/Kota dimana letak
dilihat dari pengertian Rumah Susun menurut tanah yang dibangun Rumah Susun.
Penjelasan Pasal 22 ayat (2) UU Perumahan Berdasarkan uraian di atas, maka SKBG
dan Kawasan Permukiman jo Pasal 1 ayat (1) Sarusun merupakan perwujudan dari asas
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 pemisahan horizontal yang dianut dalam
tentang Rumah Susun, menyebutkan: hukum adat dan hukum adat menjadi dasar
“Rumah Susun adalah bangunan gedung dari hukum pertanahan Indonesia.
bertingkat yang dibangun dalam satu Kedudukan tanah wakaf yang disewa untuk
lingkungan yang terbagi dalam bagian- dipergunakan pembangunan rumah susun
bagian yang distrukturkan secara fungsional menganut asas pemisahan horizontal,
dalam arah horizontal maupun vertikal dan sehingga tanah wakaf tidak berubah
merupakan satuan-satuan yang masing- fungsinya, masih sebagai tanah wakaf.
masing dapat dimiliki dan digunakan secara Demikian pula halnya dengan barang milik
terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang negara/daerah berupa tanah yang
dilengkapi dengan bagian bersama, benda disewakan untuk dibangun rumah susun
bersama dan tanah bersama.” Selanjutnya, menggunakan asas pemisahan horizontal,
pemisahan rumah susun wajib dituangkan sehingga negara/daerah tidak perlu
dalam bentuk gambar dan uraian. Gambar melepaskan aset miliknya berupa tanah
dan uraian ini yang menjadi dasar untuk tersebut. Kepemilikan sarusun saat ini sudah
menetapkan Nilai Perbandingan menerapkan asas pemisahan horizontal,
Proporsional (NPP) dalam tanda bukti namun SHMSRS yang menyatukan
kepemilikan sarusun, yaitu SHMSRS utuk kepemilikan sarusun dengan tanah bersama
sarusun yang berdiri di atas tanah Hak Milik, menunjukkan masih dipengaruhi asas
Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas perlekatan. Dalam kepemilikan rumah susun
tanah Negara, serta Hak Guna Bangunan melalui pemanfaatan barang milik
atau Hak Pakai di atas tanah Hak negara/daerah berupa tanah dan
Pengelolaan Sedangkan Sertifikat pendayagunaan tanah wakaf dengan cara
Kepemilikan Bangunan Gedung Sarusun sewa dengan bukti kepemilikan berupa
48
Mimi Rosmidi akis dan Imam Koeswahyono, op.cit.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 895
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
SKBG Sarusun menunjukan penerapan asas benda dan tanah bersama yang tercantum
49
pemisahan horizontal secara konsisten. dalam sertifikat hak milik atas satuan rumah
Undang-Undang Rumah Susun susun yang mengartikan adanya penyatuan
mengatakan dapat dibangun diatas tanah kepemilikan bangunan sarusun dengan
52
milik orang lain (asas pemisahan horizontal), tanah yang dimiliki bersama.
namun sertifikat hak milik atas sarusun Dengan diberlakukannya UU Cipta
dengan tanah bersama menunjukkan adanya Kerja justru menghapuskan kepemilikan
asas perlekatan di samping asas pemisahan tanah bersama kepada WNA dalam
horizontal. Dalam kepemilikan rumah susun kepemilikan sarusun dalam sistem
melalui pemanfaatan barang milik pendaftaran tanahnya, atau dengan kata lain
negara/daerah berupa tanah dan bahwa Hak Guna Bangunan tidak
pendayagunaan tanah wakaf dengan cara dimasukkan dalam perhitungan
sewa dengan bukti kepemilikan berupa proporsionalnya (NPP).53 Konsepsi
sertifikat kepemilikan bangunan gedung pemisahan tanah bersama dalam
sarusun menunjukkan penerapan asas kepemilikan HMSRS oleh WNA dapat
pemisahan horizontal secara konsisten.50 dikatakan kurang tepat, sehingga lebih tepat
Penerapan asas pemisahan horizontal dalam diberikan Hak Kepemilikan Bangunan
rumah susun tidak secara konsisten Gedung (HKBG) dengan pemberian SKBG
diterapkan karena di dalam peraturan seperti halnya kepemilikan satuan rumah
mengenai Rumah Susun menganut asas susun diatas tanah sewa.54
perlekatan vertikal yang ternyata dalam Akan tetapi, konsepsi HMSRS akan
sertifikat sarusun tersebut dicantumkan juga kembali sebagaimana mestinya apabila
hak atas tanahnya.51 Dengan kata lain, sarusun tersebut dimiliki oleh WNI sehingga
terdapat pemberlakuan 2 konsepsi tanah bersama yang telah dikeluarkan dalam
pemisahan dalam satuan rumah susun yakni kepemilikan justru kembali ke dalam
asas pemisahan horizontal dan asas perhitungan. Dengan konstruksi hukum di
perlekatan vertikal, dimana secara definisi dalam PP 18/2021 yang mengatur bahwa
rumah susun dapat didirikan di atas tanah kepemilikan tersebut berada diatas suatu
milik orang lain dengan jenis hak atas tanah hak, maka termasuk di dalamnya tanah
tersebut menunjukkan asas pemisahan bersama dari hak yang dimaksud tersebut. Di
horizontal, dan pemilikan bersama atas sisi lain, dengan konstruksi hukum
49
Ibid. dengan Judul “Quo Vadis Pengelolaan Pertanahan
50
Sri Harini Dwiyatmi, op.cit., halaman 138 Pasca UU No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja?” pada
51
Dikutip dari transkrip CEO & Managing Partner tanggal 20 September 2021
Leks&Co Lawyers, Eddy Marek Leks dalam publikasi 54
Dikutip dari transkrip Guru Besar FH UGM,
Youtube Channel Leks&Co Lawyers dengan Judul Nurhasan Ismail dalam publikasi Youtube Channel
“Indonesia Law Firm – Webinar Hukum Pertanahan Kanal Pengetahuan FH UGM dengan Judul “Quo Vadis
Pasca UU Cipta Kerja | PP No 18/2021” pada tanggal 15 Pengelolaan Pertanahan Pasca UU No.11 Tahun 2020
Juli 2021 tentang Cipta Kerja?” pada tanggal 20 September 2021
52
Sri Harini Dwiyatmi, op.cit.
53
Dikutip dari transkrip Direktur Jenderal Penetapan
Hak dan Pendafataran Tanah, Suyus Windayana, dalam
publikasi Youtube Channel Kanal Pengetahuan FH UGM
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 896
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
kepemilikan sarusun oleh WNA yang tidak logika hukumnya sudah tepat, yakni bahwa
meliputi tanah bersama mengakibatkan tidak asas pemisahan horizontal tidak tepat untuk
dapatnya sarusun tersebut sebagai objek diterapkan dalam konsepsi tentang pemilikan
jaminan utang yang dibebankan dengan Hak sarusun55 Dengan penerapan asas
Tanggunan. pemisahan horizontal dalam konsepsi rumah
Kemudahan yang diberikan kepada susun pada hakikatnya tidaklah benar,
Orang Asing dalam konteks dapat dikatakan mengingat sarusun menganut asas
sebagai suatu penyimpangan yang perlekatan yang mana dihitung berdasarkan
dikonstruksikan dengan memutar-balikkan Nilai Perbandingan Proposional (NPP)
konsepsi melalui pemelintiran asas sebagaimana Pasal 46 UU 20/2011.
pemisahan horizontal, semata-mata untuk Kepemilikan sarusun secara hukum akan
memberikan jalan keluar bagi pengusaha otomatis memiliki tanah bersama
properti untuk memasarkan rumah susun. sebagaimana hukum rumah susun yang
Dalam hal ini menciptakan adanya berlaku, dimana adanya perlekatan antara
perbedaan pengaturan tentang pemilikan tanah dengan sarusun. Meskipun tujuannya
sarusun antara WNA dan WNI. Terhadap adalah untuk menarik minat asing untuk
WNI konsep rumah susun meliputi pemilikan berinvestasi dengan cara membeli sarusun di
individual, sekaligus pemilikan bersama atas Indonesia, akan tetapi konsepsi yang
tanah, benda, dan bagian diikuti secara dibangun justru menunjukkan adanya
penuh dalam wujud nilai perbandingan ketidaktertiban hukum dan asas yang
56
proporsional (NPP) dalam Sertifikat HMSRS. berlaku.
Untuk WNA, berdasarkan Penjelasan Pasal Jika mengacu pada konsep strata title,
67 PP 18/2021 menyatakan untuk WNA, konsep ini merupakan suatu konsep yang
tanah bersama sarusun tidak diperhitungkan berlaku secara universal di hampir seluruh
dalam NPP. Atas dasar ini, suatu konsep dunia. Orang Asing sebagai pembeli sarusun
yang sama dapat dibuat aturan yang berbeda yang kritis akan hal ini tentunya akan
dalam konsep kepemilikan sarusun, dimana mempertanyakan perbedaannya dengan
terdapat pemutarbalikkan asas pemisahan kepemilikan sarusun diatas tanah sewa yang
horizontal, yang tidak dapat diterapkan dimiliki hanya bagian bersama dan benda
dalam konsep tentang pemilikan sarusun bersama. Selain itu, alat bukti hak untuk
karena pemilikan tanah, benda, dan bagian sarusun yang berdiri di atas tanah hak adalah
secara bersama-sama itu merupakan satu sertifikat HMSRS yang diberikan oleh
pemilikan dengan pemilikan sarusun. Dalam Kementerian ATR/BPN yang meliputi
PP 18/2021, sarusun dilandasi oleh pemilikan unit, sekaligus tanah bersama,
pemutarbalikan asas pemisahan horizontal, benda bersama, dan bagian bersama,
khusus untuk WNA, sedangkan untuk WNI sedangkan bukti kepemilikan sarusun diatas
55
Maria SW Sumardjono, op.cit., 2021, halaman Youtube Channel Leks&Co Lawyers dengan Judul
135 “Indonesia Law Firm – Webinar Hukum Pertanahan
56
Dikutip dari transkrip CEO & Managing Partner Pasca UU Cipta Kerja | PP No 18/2021” pada tanggal 15
Leks&Co Lawyers, Eddy Marek Leks dalam publikasi Juli 2021
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 897
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
tanah sewa adalah Sertifikat Kepemilikan pula ditegaskan, bahwa pemilik atas satuan
Bangunan Gedung (SKBG) yang diterbitkan rumah susun harus memenuhi syarat
oleh instansi terkait yang menangani urusan sebagai pemegang hak atas tanah bersama
bangunan gedung (dalam hal ini menurut itu. Apabila tetap memberikan HMSRS diatas
Pasal 48 ayat (3) UU Sarusun diterbitkan HGB kepada WNA seperti UU Cipta Kerja
oleh instansi teknis kabupatan/kota yang dikhawatirkan akan mengakibatkan WNA
bertugas dan bertanggung jawab di bidang memiliki hubungan yang erat dengan tanah
bangunan gedung, yang saat ini Dinas di Indonesia mengingat konsep satuan
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu rumah susun tidak seutuhnya menganut
Satu Pintu).57 asas pemisahan horizontal karena adanya
Adanya asas pemisahan horizontal kepemilikan bersama.
yang memisahkan bangunan dan tanaman
dari tanahnya adalah tentang bukti III. Kesimpulan
kepemilikan benda. Selama ini bukti A. Kesimpulan
kepemilikan benda melekat pada tanah 1. Diundangkannya UU Cipta Kerja
menjadi satu kesatuan dengan sertifikat dianggap sebagai jawaban yang
tanah, maka seharusnya bangunan dan dibutuhkan Pemerintah dalam rangka
rumah harus mempunyai identitas tersendiri penyederhanaan regulasi dengan tujuan
yang lepas dari bukti kepemilikan tanahnya. untuk mempermudah keberlangsungan
Dengan demikian, untuk tidak melanggar investasi. UU Cipta Kerja mengatur
prinsip nasionalitas, Orang Asing sebaiknya konsep baru mengenai kepemilikan
diberikan SKGB sehingga jelas bahwa yang sarusun dapat diberikan dengan hak milik
dimilikinya hanya unit dan tidak termasuk hak kepada WNA yang dipertegas dengan
58
atas tanah bersamanya. Sebagai diundangkannya Peraturan Pemerintah
konsekuensi dari asas pemisahan horizontal, Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak
maka WNA dapat diberikan Hak Pakai. Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Demikian pula kemungkinan bagi WNA untuk Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah
memiliki satuan rumah susun yang berdiri di dan Peraturan Menteri ATR/KaBPN
atas tanah Hak Pakai, tidak boleh yang Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara
didirikan di atas tanah Hak Guna Bangunan Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak
atau Hak Milik karena HMSRS yang bersifat Atas Tanah. Selain itu terdapat pula
pribadi meliputi juga hak atas bagian ketentuan baru mengenai perhitungan
bersama, benda bersama, dan tanah Nilai Perbandingan Proporsional yang
bersama yang merupakan satu kesatuan tidak turut dihitung dalam Hak Milik atas
yang tidak dapat dipisahkan dengan satuan Satuan Rumah Susun, atau dengan kata
rumah susun yang bersangkutan.59 Demikian
57
Maria SW Sumardjono, 2021, op.cit. Dengan Prinsip Nasionalitas”, Jurnal Litra Universitas
58
Nanda Soraya Putri, op.cit. Padjadjaran Vol. 1 No. 1
59
Betty Rubiati, 2021, “Kepastian Hukum Pemilikan
Rumah Susun Oleh Orang Asing Di Indonesia Dikaitkan
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 898
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
lain dihitung 0 (nol) dalam halnya sarusun nasional dan konsep pemilikan satuan
dimiliki oleh WNA. rumah susun tentunya menimbulkan
2. Prinsip nasionalitas pada dasarnya telah permasalahan dalam pemberian
ada dan dikenali sebelum UUPA kepemilikan satuan rumah susun bagi
diundangkan pada tahun 1960 dengan WNA.
nama Hak Ulayat yang dipertahankan dan B. Saran
dilaksanakan oleh Penguasa adat 1. Ketentuan kepemilikan sarusun di atas
masyarakat hukum adat yang kemudian tanah hak guna bangunan oleh Warga
turut dituangkan ke dalam UUPA. Dengan Negara Asing di dalam UU Cipta Kerja
adanya prinsip nasionalitas di dalam perlu dievaluasi kembali dengan tujuan
UUPA, membatasi WNA untuk hanya untuk menciptakan ketertiban hukum. Hal
dapat memiliki hak atas tanah tertentu, tersebut dikarenakan UUPA membatasi
dalam hal ini, Hak Pakai dan Hak Sewa. seorang WNA untuk memiliki Hak Guna
Pemberlakuan UU Cipta Kerja yang Bangunan sebagai hak atas tanah.
memperbolehkan WNA untuk memiliki Dengan diperbolehkannya kepemilikan
rumah susun yang dibangun di atas sarusun di atas tanah hak guna bangunan
bidang tanah hak guna bangunan telah oleh WNA, sejatinya terdapat perhitungan
melanggar prinsip nasionalitas dalam tanah bersama di dalam NPP
UUPA, sebagaimana yang diperbolehkan sebagaimana di dalam HMSRS.
hanya Hak Pakai dan Hak Sewa, 2. Pengecualian perhitungan tanah bersama
mengingat Hak Guna Bangunan di dalam NPP sarusun kepada WNA
merupakan hak atas tanah yang tidak dengan alasan menjaga prinsip
diatur untuk WNA sebagai subjeknya. nasionalitas dapat dikatakan kurang bijak
3. Konflik norma yang ditimbulkan dari dan terkesan terlalu dipaksakan. Dalam
pemberlakuan kepemilikan satuan rumah hal ini, disarankan untuk pemerintah
susun dengan Hak Guna Bangunan mengeluarkan peraturan dalam konteks
dalam UU Cipta Kerja dan aturan mekanisme pembatasan-pembatasan
turunannya akan berdampak pada tidak lainnya seperti halnya Lampiran Permen
terwujudnya asas kepastian hukum yang ATR/KaBPN Nomor 29 Tahun 2016 yang
menjadi tujuan hadirnya hukum dalam telah dicabut dengan Permen
masyarakat, baik bagi warga negaranya ATR/KaBPN Nomor 18 Tahun 2021 yang
sendiri maupun warga negara asing. didalamnya belum diatur secara spesifik
Padahal kehadiran UU Cipta Kerja mengenai pembatasan atas harga dan
ditujukan untuk menarik minat WNA untuk luas minimum sarusun.
berinvestasi atau dalam hal ini memiliki 3. Untuk mengakomodir kepentingan WNA
satuan rumah susun di Indonesia yang pada dasarnya hanya diperbolehkan
sehingga meningkatkan perekonomian untuk diberikan Hak Pakai dan Hak Sewa,
Indonesia. Pertentangan antara UU Cipta dibandingkan pemberian Hak Guna
Kerja dengan UUPA yang merupakan Bangunan dapat dilakukan dengan
sumber hukum konsep pertanahan pemberian Hak Pakai saja sebagaimana
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 899
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
Marzuki, Peter Mahmud. 2015. Pengantar Santoso, Urip. 2016. Hukum Perumahan.
Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana. Jakarta: Kencana.
Ochtorina S, Dyah dan A’an Efendi. 2013. Soekanto, Soerjono. 2008. Pengantar
Penelitian Hukum (Legal Research). Penelitian Hukum. UI Press.
Surabaya: Sinar Grafika. Soesanggobeng, Herman. 2012. Filosofi,
Otto. Jan Michiel. 2006. Moralitas Profesi Asas, Ajaran, Teori Hukum
Hukum Suatu Tawaran Kerangka Pertanahan, dan Agraria. Yogyakarta:
Berfikir, Bandung: PT. Revika STPN Press.
Aditama. Sri Hajati, dkk. 2018. Politik Hukum
Redi, Ahmad dan Ibnu Sina Chandranegara. Pertanahan Indonesia. Surabaya:
Omnibus Law Diskursus Airlangga University Press.
Pengadopsiannya Ke Dalam Sistem Sutedi, Adrian. 2010. Hukum Rumah Susun
Perundang-Undangan Nasional. 2020. & Apartemen. Jakarta: Sinar Grafika.
Depok: Rajawali Press.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 900
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
Suteki, dan Galang Taufani. 2020. Dhona Anggun Sutrisna dan Gunarto. 2017.
Metodologi Penelitian Hukum (Filsafat, Tinjauan Yuridis Tentang Pemilikan
Teori dan Praktik). Depok: Rajawali Rumah Orang Asing Yang
Press. Berkedudukan Di Indonesia, Jurnal
Akta Vol. 4 No. 2 Juni 2017 FH
Waterfield, David. 2012. The Real Estate UNISSULA.
Law Review. London: Law Business
Research Ltd. Dwi Kusumo Wardhani. 2020. Disharmoni
Antara RUU Cipta Kerja Bab
Yamin, Muhammad. 2003. Beberapa Pertanahan Dengan Prinsip-Prinsip
Dimensi Filosofis Hukum Agraria. UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang
Medan: Pusaka Bangsa Press. Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
Yamin, Muhammad dan Abdul Rahim Lubis. (UUPA). Jurnal Komunikasi Hukum
2013. Kepemilikan Properti di (JKH) Universitas Pendidikan
Indonesia Termasuk Kepemilikan Ganesha.
Rumah Oleh Orang Asing. Medan: CV. Galang F. Prawinda dan Arjie S. A. Putra.
Mandar Maju 2021. Flats for Foreigner After
Zaidar. 2014. Dasar Filosofi Hukum Agraria theIssuance of the Omnibus Law in
Indonesia. Medan: Pustaka Bangsa Indonesia. Journal Volume 18, No.
Press. 1Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
Martin Roestamy. 2016. Konsep Kepemilikan Selamat Lumban Gaol. 2018. Pemilikan
Rumah Bagi Warga Negara Asing Tinjauan Hukum Apartemen (Satuan
Dalam Rangka Percepatan Rumah Susun) Oleh Orang
Peningkatan Investasi di Indonesia. Asing/Warga Negara Asing Di
Jurnal Hukum De’rechtsstaat Vol. 2 Indonesia,
No.2
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara-Fakultas
Mentari Putri Liyana, dkk. 2021. Karakteristik Hukum Universitas Dirgantara
Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Marsekal Suryadarma.
Bagi Warga Negara Asing Yang
Berkedudukan Di Indonesia. Sri Endang Rayung Wulan dann Rumingtyas.
2018. Analisis Hukum Terhadap
Rechtsregel Jurnal Ilmu Hukum Vol. 4 No. 1 Kepemilikan Rumah Tempat
Universitas Pamulang. Tinggal/Hunian Oleh Orang Asing
Yang Berkedudukan Di Indonesia.
Mira Novana Ardani. 2017. Kepemilikan Hak Jurnal de Jure. Vol 10 No. II.
Atas Tanah Bagi Orang Asing Di Universitas Balikpapan.
Indonesia. Jurnal Law Reform
Universitas Diponegoro. Sri Harini Dwiyatmi. 2020. Asas Pemisahan
Horizontal (Horizontale Scheiding
Mudjia Rahardjo. 2018. Antara Konsep, Beginsel) dan Asas Perlekatan
Proporsi, Teori, Variabel, dan (Verticale Accessie) Dalam Hukum
Hipotesis dalam Penelitian. Agraria Nasional. Jurnal Refleksi
Universitas Islam Negeri Maulana Hukum Universitas Kristen Satya
Malik Ibrahim. Wacana.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 902
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
Vina Jayanti dan I Nyoman Wita. 2016. Hak Bisnis.com–"UU Cipta Kerja : Status Hak
Warga Negara Asing Atas Milik WNA di Apartemen Tidak Jelas" ditulis
Penguasaan Tanah di Indonesia. oleh M. Syahran W. Lubis pada tanggal 11
Jurnal Kertha Semaya Universitas Oktober 2020. Website:
Udayana.
(URL:https://ekonomi.bisnis.com/read/20201
C. Peraturan Perundang-Undangan 011/47/1303550/uu-cipta-kerja-status-hak-
milik-wna-di-apartemen-tidak-jelas diakses
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 pada tanggal 22 April 2021.)
tentang Pokok-Pokok Agraria
Katadata.com – “Pemerintah Janji Akan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Revisi UU Cipta Kerja Sesuai Putusan MK”
tentang Perumahan dan Kawasan ditulis oleh Agustiyanti pada tanggal 25
Permukiman November 2021. Website:
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 (URL:
tentang Rumah Susun https://katadata.co.id/agustiyanti/berita/619f
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 5f0865b50/pemerintah-janji-akan-revisi-uu-
tentang Cipta Kerja cipta-kerja-sesuai-putusan-mk diakses pada
tanggal 4 Juli 2022.)
Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun
2015 tentang Pemilikan Rumah
Tempat Tinggal Atau Hunian Oleh Kompas.com – “3 Manfaat UU Cipta Kerja
Orang Asing Yang Berkedudukan Di untuk Rakyat Seperti yang Diklaim Jokowi”
Indonesia. ditulis oleh Muhammad Idris pada tanggal 11
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 Oktober 2020. Website:
tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas (URL:
Tanah, Satuan Rumah Susun, dan https://money.kompas.com/read/2020/10/11/
Pendaftaran Tanah. 090645726/3-manfaat-uu-cipta-kerja-untuk-
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ rakyat-seperti-yang-diklaim-jokowi?page=all
Kepala Badan Pertanahan Nasional diakses pada tanggal 24 Febuari 2021.)
Nomor 29 Tahun 2016 tentang Tata Kontan.co.id – “UU Cipta Kerja dan Hunian
Cara, Pembelian, Pelepasan, Atau Untuk WNA” editor Ignatia Maria Sri Sayekti
Pengalihan Hak Atas Pemilikan pada tanggal 18 November 2020. Website:
Rumah Tempat Tinggal Atau Hunian
Oleh Orang Asing Yang (URL: https://analisis.kontan.co.id/news/uu-
Berkedudukan Di Indonesia. cipta-kerja-dan-hunian-untuk-wna diakses
pada tanggal 11 Agustus 2022.)
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Bisnis.com – “Orang Asing Beli Apartemen Di
Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Singapura Terendah Dalam 17 Tahun” ditulis
Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan oleh M. Syahran W. Lubis pada tanggal 30
Hak Atas Tanah. Januari 2021. Website:
C. Internet (URL:
Bisnis.com–“Karpet Merah WNA atas https://ekonomi.bisnis.com/read/20210130/4
Kepemilikan Apartemen, Bisa Tarik 7/1349924/orang-asing-beli-apartemen-di-
Investasi?” ditulis oleh Yanita Petriella pada singapura-terendah-dalam-17-tahun diakses
tanggal 06 November 2020. Website: pada tanggal 26 Mei 2021.)
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 903
Vol. 3, No. 4, Desember 2022
(URL:
https://www.youtube.com/watch?v=RiJEUKf
LMYk)