Anda di halaman 1dari 16

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021


Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

ANALISIS PERBUATAN MELAWAN HUKUM (TORTIUS ACT) DALAM


SENGKETA APARTEMEN MANGGA DUA COURT (STUDI KASUS
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 364 PK/Pdt/2016)

Meisya Maharani*, Achmad Busro, Ery Agus Priyono


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail :meisyamhrni09@gmail.com

Abstrak
Rumah susun dapat dibangun diatas tanah hak pengelolaan sebagaimana diatur dalam pasal 17
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun. Pembangunan rumah susun saat
ini banyak dibangun di atas tanah Hak Pengelolaan Pemerintah Daerah. Rumah susun/apartemen
yang berstatus hak guna bangunan diatas hak pengelolaan kerap menimbulkan sengketa antara
pemerintah sebagai pemilik tanah, pengembang, dan pembeli. Dikarenakan dalam proses jual beli
pengembang tidak transparan memberikan informasi yang sebenarnya mengenai status penguasaan
tanah kepada pembeli, hal ini akan menimbulkan kerugian kepada pembeli. Penelitian ini
membahas terkait pelaksanaan perjanjian pengikatan jual beli kepemilikan apartemen antara
pengembang dengan konsumen dengan studi kasus pemenuhan unsur perbuatan melawan hukum
oleh pengembang dalam kasus apartemen mangga dua court. Penelitian ini menggunakan
pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi yang digunakan adalah deskriptif analitis dan
metode analisa yang digunakan adalah kualitatif.
Kata kunci : Perjanjian Pengikatan Jual Beli; Perbuatan Melawan Hukum.

Abstract
Flats can be built on land with management rights as regulated in Article 17 of Law Number 20
the Year 2011 concerning Flats. Currently, most of the apartments are built on the land of the
Regional Government Management Rights. Flats/apartments with the status of building use rights
above management rights often lead to disputes between the government as landowners,
developers, and buyers. Because in the buying and selling process, the developer is not
transparent in providing proper information about the status of land ownership to the buyer, this
will cause losses to the buyer. This study discusses about the implementation of the agreement for
the sale and purchase of apartment ownership between the developer and the consumer with a
case study of the fulfillment of elements of illegal acts by the developer in the case of the two-court
mango apartment. This study uses a normative juridical approach with the descriptive analytical
approach, and the analytical method used is qualitative.
Keywords : Sale and Purchase Binding Agreement; Tortious Act

I. PENDAHULUAN kebutuhan masyarakat akan


A. Latar Belakang perumahan tidak lagi bersifat
Kebutuhan tanah khususnya horizontal yang memerlukan area
untuk perumahan pada saat ini tanah yang luas seperti perumahan
semakin meningkat seiring dengan biasa pada umumnya, akan tetapi
bertambahnya jumlah penduduk, lebih bersifat vertical yang tidak
namun demikian ketersediaan tanah memerlukan lahan yang luas dengan
semakin terbatas, oleh karena itu membangun ke atas melalui
untuk mensiasatinya pemerintah
menggulirkan kebijakan pemenuhan

387
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

pembangunan rumah susun atau tidak memberitahukan informasi


apartemen.1 mengenai status tanah tempat
Berbagai regulasi di bidang dibangunnya apartemen kepada
rumah susun yang telah diundangkan pembeli. Selain itu pada pengaturan
oleh pemerintah seperti Undang- jual-beli tanah di Indonesia
Undang Nomor 20 Tahun 2011 berdasarkan UU No. 5 Tahun 1960
tentang Rumah Susun yang tentang Peraturan Dasar Pokok-
diharapkan bisa mendorong pokok Agraria (UUPA) harus
percepatan pembangunan rumah dilakukan secara terang dan tunai.
susun sederhana (rusunawa) dan Padahal sifat terang dan tunai
rumah susun sederhana milik merupakan sifat jual-beli tanah
(rusunami). Pemerintah telah menurut hukum adat yang diakui
memberi kemudahan bagi berdasarkan pasal 5 UUPA.
pengembang dalam membangun Pengembang yang dalam
proyek rumah susun agar bisa melakukan praktik jual beli
membantu masyarakat untuk lebih apartemen tidak secara terang-
mudah memperoleh unit rumah terangan memberikan informasi
susun. Kemudahan yang diberikan mengenai status tanah apartemen
kepada pengembang selain berkaitan kepada pembeli, tentunya
dengan pajak juga pemerintah dikemudian hari akan menimbulkan
memberikan kemudahan dan kerugian bagi para pembeli.
keleluasan dalam penggunaan tanah Perbuatan tersebut melanggar pasal
yang dikuasai oleh pemerintah untuk 42 Undang-undang No. 20 tahun
kepentingan pembangunan rumah 2011 tentang Rumah Susun dan asas
susun. terang dan tunai pada Undang-
Salah satu informasi yang Undang No. 5 tahun 1960 tentang
diberikan oleh penjual (developer) Peraturan Dasar Pokok-Pokok
saat melakukan pemasaran rumah Agraria (UUPA), hal demikian dapat
susun ialah tentang kepemilikan dikatakan telah terjadi perbuatan
status hak atas tanah gedung melawan hukum yang dilakukan oleh
apartemen kepada pembeli. Hal ini developer dalam melaksanakan
terdapat di dalam undang-undang praktik jual beli apartemen.
yang mengisyaratkan perlindungan Salah satu kasus yang
hukum terkait dengan status mengindikasikan adanya tindakan
kepemilikan yang harus sudah bebas perbuatan melawan hukum adalah
dari permasalahan dan tuntutan pada kasus yang terjadi mengenai
dikemudian hari, yakni Pasal 42 ayat status kepemilikan satuan rumah
(2) Undang-Undang Rumah Susun. susun terdapat pada Apartemen
Namun dalam praktik Mangga Dua Court (MDC) yang
pelaksanaanya, tak jarang berada di Jalan Mangga Dua Selatan,
pengembang (developer) kerap kali Jakarta pusat, dimana developer
salah memberikan informasi kepada
1
Yusuf Saepul Zamil ”Perlindungan Hukum calon pembeli mengenai status
Pembeli Apartemen atau Rumah Susun Di kepemilikan apartemen yang ternyata
Atas Tanah Hak Pengelolaan”, Arena dibangun diatas tanah HGB atas HPL
Hukum, Volume 10, Nomor 3, Desember
2017, hal. 443.

388
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

yang menyebabkan kerugian masing-masing dapat dimiliki serta


terhadap pembelinya tersebut. digunakan secara terpisah untuk
Berdasarkan hal tersebut, tempat hunian yang dilengkapi
penulis tertarik untuk melakukan dengan bagian bersama, benda
penelitian dengan judul” Analisis Bersama, dan tanah bersama.3
Perbuatan Melawan Hukum (Tortius Perbuatan melawan hukum
Act) dalam Sengketa Apartemen dalam bahasa Belanda disebut
Mangga Dua Court (Studi Kasus dengan istilah "onrechmatige daad"
Putusan Mahkamah Agung Nomor atau dalam bahasa Inggris disebut
364 PK/Pdt/2016”). dengan istilah "tort", kata tort berarti
“salah” (wrong).4 Salah atau tort
B. Kerangka Teori adalah kesalahan sipil yang dapat
Menurut Pasal 1313 Kitab diperbaiki dengan penggantian ganti
Undang-Undang Hukum Perdata rugi.5 Kata tort itu berkembang
(KUHPerdata) terjemahan R. Subekti sedemikian rupa sehingga berarti
dan R. Tjitrosudibio, suatu perjanjian kesalahan perdata yang bukan
adalah suatu perbuatan dengan mana berasal dari wanprestasi kontrak.6
satu orang atau lebih mengikatkan Perbuatan melawan hukum di
dirinya terhadap satu orang lain atau Indonesia diatur dalam KUHPerdata,
lebih. Perjanjian merupakan salah yaitu Pasal 1365 hingga Pasal 1380.
satu sumber perikatan sesuai Pengertian perbuatan melawan
ketentuan dalam Pasal 1233 ayat (1) hukum diatur dalam Pasal 1365
yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap KUHPerdata, yaitu tiap perbuatan
perikatan dilahirkan baik karena melanggar hukum, yang membawa
suatu perjanjian, maupun karena kerugian pada seorang lain,
undang-undang”. Hubungan hukum mewajibkan orang yang karena
yang terdiri dalam perjanjian adalah salahnya menerbitkan kerugian itu,
suatu hubungan yang tidak timbul mengganti kerugian tersebut.
dengan sendirinya melainkan karena
adanya tindakan hukum antara pihak- C. Rumusan Masalah
pihak yang menimbulkan hubungan Permasalahan yang akan dibahas
hukum tersebut.2 dalam penulisan ini adalah sebagai
Apartemen atau dikenal berikut:
sebagai Rumah susun telah diatur
dalam Undang-Undang Nomor 20
3
tahun 2011. Rumah susun Urip Santoso, Hak Atas Tanah,Hak
didefinisikan sebagai bangunan Pengelolaan, Dan Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun,(Depok:Kencana
gedung bertingkat yang dibangun Prenadamedia,2017), hlm.215
dalam suatu lingkungan yang terbagi 4
Munir Fuady, Konsep Hukum Perdata,
dalam bagian-bagian yang (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), hlm.
distrukturkan secara fungsional 2.
5
dalam arah horizontal maupun Reni Maralis dan Aris Triyono,
Manajemen Resiko, (Yogyakarta:
vertikal yang merupakan satuan yang Deepublish, 2019), hlm. 32.
6
Fatmah Paparang, Pembelaan Terhadap
Tuduhan Melakukan Perbuatan Melawan
2
Subekti, 2004, Hukum Perjanjian, cet.20, Hukum Menurut KUHPerdata, (Manado:
PT. Intermasa, Jakarta. hlm.1. Jurnal Ilmu Hukum, 2016), hlm. 33.

389
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

1. Bagaimanakah Pelaksanaan C. Sumber Data


Perjanjian Pengikatan Jual Beli Penelitian ini dilakukan dengan
Kepemilikan Apartemen antara dua acara pengambilan data, yaitu
Pengembang dengan Pembeli? data primer dan data sekunder.9
2. Apakah dalam Kasus Apartemen Bahan Hukum Primer (primary legal
Mangga Dua Court Pengembang materials) terdiri dari norma dasar,
melakukan Perbuatan Melawan peraturan dasar, peraturan
Hukum? perundang-undangan, yurisprudensi
maupun traktat yang isinya mengikat
II. METODE PENELITIAN karena dikeluarkan oleh pemerintah.
A. Metode Pendekatan Bahan Hukum Sekunder (secondary
Penulisan hukum ini legal material) terdiri dari buku-
menggunakan metode pendekatan buku, hasil karya ilmiah para sarjan,
yuridis normative yaitu penelitian hasil-hasil penelitian, jurnal-jurnal
yang difokuskan untuk mengkaji hukum, artikel, dan pendapat para
penerapan kaidah-kaidah atau ahli hukum. Sedangkan bahan
norma-norma dalam hukum positif.7 hukum tersier terdiri dari kamus
Penelitian ini menggunakan hukum, kamus umum, jurnal ilmiah,
pendekatan perundang-undangan majalah, ensiklopedia hukum,
(statue approach). Metode internet.
pendekatan tersebut digunakan D. Metode Pengumpulan Data
secara deduktif dimulai dari analisa Metode pengumpulan data
pasal-pasal dalam perundang- yang didasarkan pada sumber data
undangan yang mengatur hal-hal yang diperoleh dalam penelitian ini
yang menjadi permasalahan di atas. adalah data yang dikumpulkan
B. Spesifikasi Penelitian melalui studi kepustakaan yang
Spesifikasi penelitian yang merupakan serangkaian kegiatan
digunakan deskriptif analitis yaitu yang berkenaan dengan metode
metode penelitian yang digunakan pengumpulan data pustaka, membaca
bertujuan untuk menggambarkan dan mencatat serta mengolah bahan
suatu permasalahan di daerah penelitian.10
tertentu atau pada saat tertentu. E. Metode Analisis Data
Peneliti berusaha mengungkapkan Penulisan penelitian hukum ini
fakta selengkap-lengkapnya dan apa menggunakan metode analisis
adanya.8 Penelitian deskriptif kualitatif. Penulisan hukum ini
bertujuan menggambarkan secara penulis kembangkan dengan bertitik
sistematik dan akurat fakta dan tumpu pada peraturan-peraturan yang
karakteristik mengenai populasi atau ada sebagai norma hukum positif dan
mengenai bidang tertentu. menganalisa data yang ada mengenai
permasalahan yang sedang penulis
7
pelajari dengan menitikberatkan pada
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi
Penelitian Hukum Normatif, (Malang:
9
Bayumedia Publishing, 2006), hal. 295. Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian
8
Suteki dan Galang Sutami Taufani, Hukum, Kencana, Jakarta, hlm. 116
10
Metodologi Penelitian Hukum: Filsafat, Mestika Zed, Metode Penelitian
Teori, dan Praktik, (Depok: Rajawali Press, Kepustakaan, ( Jakarta : Yayasan Obor
2018), hal. 133. Indonesi,2008), halaman 3.

390
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

informasi dari fenomena yang Sepakat mereka yang


terjadi.11 Analisis kualitatif mengikatkan dirinya merupakan
menganalisis data yang bersumber syarat sah perjanjian yang pertama
dari bahan hukum berdasarkan yaitu kata sepakat di dalam
kepada konsep, teori, peraturan perjanjian, Menurut Riduan Syahrani
perundang-undangan, doktrin, dalam bukunya berjudul “Seluk-
prinsip hukum, pendapat pakar atau Beluk dan Asas-Asas Hukum
pandangan peneliti sendiri. Perdata” berpendapat bahwa sepakat
mereka yang mengikatkan dirinya
III. HASIL DAN PEMBAHASAN mengandung makna bahwa para
A. Pelaksanaan Perjanjian pihak yang membuat perjanjian telah
Pengikatan Jual Beli Antara sepakat atau telah ada persesaian
Pengembang Dan Konsumen kemauan atau saling menyetujui
1. Materi Muatan Perjanjian kehendak masing-masing,yang
Pengikatan Jual Beli ditinjau dari dilahirkan oleh para pihak dengan
Syarat Sah Perjanjian tidak ada paksaan, kekeliruan dan
Perjanjian pengikatan jual beli penipuan.12
adalah perjanjian obligatoir atau Syarat kedua yaitu kecakapan
beralihnya kepemilikan kebendaan untuk membuat suatu perikatan,
karena penyerahan yang termasuk ke kecakapan bertindak ini dalam
dalam perjanjian, sedangkan banyak hal berhubungan dengan
perjanjian tunduk kepada masalah kewenangan bertindak
KUHPerdata. Perjanjian Pengikatan dalam hukum. Masalah kecakapan
Jual Beli adalah salah satu bentuk untuk bertindak berkaitan dengan
dari perjanjian baku. Perjanjian baku masalah kedewasaan dari orang
adalah perjanjian yang hampir perorangan yang melakukan suatu
seluruh klausul-klausul di dalamnya tindakan atau perbuatan hukum,
dibakukan oleh pemakainya dan maka masalah kewenangan berkaitan
pihak lainnya pada dasarnya tidak dengan kapasitas orang perorangan
mempunyai peluang untuk tersebut yang bertindak atau berbuat
merundingkan atau meminta dalam hukum.13 Pasal 1329
perubahan. KUHPerdata menyebutkan bahwa
Bahwa karena perjanjian “Setiap orang adalah cakap untuk
pengikatan jual beli termasuk dalam membuat perikatan-perikatan,
lingkup hukum perjanjian maka kecuali jika ia oleh undang-undang
berdasarkan syarat sah nya perjanjian dinyatakan tidak cakap”.
diperlukan empat syarat yaitu: 1) Syarat ketiga yaitu suatu hal
Sepakat mereka yang mengikatkan tertentu. Definisi dari suatu hal
dirinya;
 2) Kecakapan untuk tertentu berdasarkan KUH Perdata
membuat suatu perikatan;
 3) Suatu Pasal 1332 adalah hanya barang yang
hal tertentu;
 4) Suatu sebab yang dapat diperdagangkan saja yang
halal.

11 12
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Riduan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas –
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Asas Hukum Perdata, Bandung, PT. Alumni
Singkat, (Jakarta: PT Grafindo Persada, ,2004, hlm.205-206
13
2004), hal. 13. Ibid hlm 126

391
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

menjadi “pokok perjanjian”.14 J. memperhatikan apa yang tertulis,


Satrio menyimpulkan bahwa yang yang pada pokoknya harus dituruti
dimaksud dengan suatu hal tertentu oleh pihak dalam perjanjian. Oleh
dalam perjanjian adalah objek karena itu, KUH Perdata Pasal 1336
prestasi perjanjian. Isi prestasi menyatakan lebih lanjut18 “Jika
tersebut harus tertentu atau paling tidak dinyatakan suatu sebab, tetapi
sedikit dapat ditentukan jenisnya.15 ada sebab yang tidak terlarang, atau
Suatu perjanjian harus memiliki jika ada sebab lain selain daripada
objek tertentu yang berarti kontrak yang dinyatakan itu, perjanjian itu
perjanjian ini telah memenuhi syarat adalah sah.”
ketiga di mana kontrak ini berjudul Dapat dilihat pada PPJB tidak
Perjanjian Pengikatan Jual Beli ditemukan sebab yang terlarang
Mangga Dua Court Condomonium dalam klausula, yang menuliskan
yang berarti telah jelas objek dalam unsur bersifat palsu, atau terlarang,
pokok perjanjian nya berupa Jual sehingga dapat disimpulkan telah
Beli Condomonium (Unit Hunian), sesuai dengan syarat sebab yang
kemudian maksud dari suatu hal halal, namun jika ditinjau
tertentu yang berarti obyek perjanjian pelaksanaannya dapat dilihat
harus jelas, dapat dihitung dan dapat berdasarkan Putusan Nomor 364
ditentukan jenisnya.16 PK/Pdt/2016, pada keterangan
Dapat ditelaah pada PPJB penggugat yang merupakan salah
apartemen mangga dua court untuk satu penghuni apartemen
materi muatan yang tercantum pada mengatakan bahwa pihak
setiap klausul perjanjian secara garis pengembang tidak secara transparan
besar semua telah sesuai mulai dari menyebutkan kepemilikan tanah
identitas para pihak yang tertulis tersebut adalah HGB di atas HPL,
pada awal perjanjian, uraian objek tetapi pada saat jual beli yang
perjanjian telah diterangkan pada diperlihatkan kepada pembeli adalah
Pasal 1 mengenai pokok perjanjian, HGB Murni. Apabila dilihat dari
poin ketiga yaitu harga dan tata cara PPJB di atas memang benar tidak ada
pembayaran tertulis di Pasal 2 klausula yang menunjukan perihal
tentang nilai pengikatan dan Pasal 3 status penguasaan tanah tempat
tentang cara pembayaran. didirikannya apartemen, walaupun
Syarat keempat yaitu suatu pernyataan pihak pengembang
sebab yang halal. Suatu sebab yang mengenai status tanah apartemen
halal ialah bukan tanpa sebab, bukan adalah HGB Murni dan pernyataan
sebab yang palsu, atau bukan sebab ini tidak tertulis didalam perjanjian,
yang terlarang17 Pada dasarnya tetapi tetap saja dalam hal ini pihak
hukum tidak memperhatikan apa pengembang tidak menjanjikan apa
yang ada dalam benak ataupun hati yang sebenarnya.
seseorang. Hukum hanya

14
Agus Yudha Hernoko, Op.cit, hlm.191
15
J. Satrio, Hukum Perikatan,Op.cit,hlm 41
16
Agus Yudha Hernorko,Op.cit, hlm.191
17
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja,
18
Op.Cit 155 ibid

392
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

2. Pelaksanaan Perjanjian dan berdasarkan risalah putusan


Pengikatan Jual Beli Berdasarkan Nomor 364 PK/Pdt/2016 dalam
Asas Iktikad Baik keterangan penggugat mengatakan
Asas iktikad baik merupakan bahwa pihak pengembang tidak
salah satu asas dalam hukum secara transparan menyebutkan
perjanjian. Pasal 1338 ayat (3) kepemilikan tanah tersebut adalah
KUHPerdata menyatakan bahwa HGB di atas HPL, tapi pada saat jual
“suatu perjanjian harus dilaksanakan beli yang diperlihatkan kepada
dengan iktikad baik”. Pengaturan pembeli adalah HGB Murni.
Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata, Berdasarkan hal tesebut maka
yang menetapkan bahwa perjanjian dapat disimpulkan bahwa pihak
harus dilaksanakan dengan iktikad pertama (pengembang)
baik, maksudnya adalah bahwa melaksanakan perjanjian jual beli
perjanjian itu dilaksanakan menurut dengan mengabaikan iktikad baik
kepatutan dan keadilan. 19 yang seharusnya ada sebelum
Iktikad baik dapat dibagi ke hubungan hukum perjanjian /kata
dalam dua arti, yang pertama dalam sepakat tercapai, yaitu pengembang
arti obyektif yaitu bahwa perjanjian bersikap tidak jujur dengan
yang dibuat itu mesti dilaksanakan memanfaatkan ketidaktahuan para
dengan mengindahkan norma-norma calon pembeli (Para Penggugat)
kepatutan dan kesusilaan. Yang mengenai status hak atas yang
kedua dalam arti subjektif yaitu sesungguhnya yaitu tanah Hak Guna
iktikad baik terletak dalam sikap Bangunan di atas Hak Pengelolaan
batin seseorang, di mana suatu Milik PEMDA DKI Jakarta, di mana
perjanjian harus dilaksanakan secara ketiadaannya informasi yang jelas
patut dan pantas.20 dari pihak pengembang kepada
Dalam pelaksanaan perjanjian pembeli mengenai status penguasaan
yang telah berjalan selama kurang tanah yang sebenarnya dan dugaan
lebih 15 tahun dari rentang waktu penipuan yang telah dilakukan oleh
sejak tahun 1991 hingga tahun 2006 pengembang kepada para penghuni.
yaitu pada saat penghuni ingin 3. Pelaksanaan perjanjian
memperpanjang sertifikat ke BPN, ditinjau dari Materi Pedoman
penghuni baru mengetahui mengenai Pengikatan Jual Beli
status kepemilikan bangunan Perjanjian Pengikatan Jual beli
apartemen yang ternyata apartemen (PPJB) merupakan kesepakatan jual
berdiri di atas tanah HGB di atas beli antara pelaku pembangunan
HPL. Sebelumnya penghuni hanya dengan calon pembeli pada tahap
proses pembangunan, pembeli dapat
mengetahui bahwa apartemen yang
memberikan uang muka yang
mereka tinggali berstatus HGB murni
selanjutnya membuat perjanjian
pendahuluan jual beli yang akan
19
Humas UGM, Pengukuhan Prof Isnijati menimbulkan hak dan kewajiban
Jenie: Iktikad Baik Sebagai Asas Hukum. para pihak walaupun belum terjadi
Diakses tanggal 3 Maret 2021 penyerahan hak milik.
20
J Satrio, Op.Cit, hlm 177


393
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

PPJB setidaknya harus dan tanah bersama merupakan


memuat dasar-dasar yang telah diatur kewajiban seluruh penghuni”.
dalam Keputusan Menteri Negara Calon pembeli harus bersedia
Perumahan Rakyat Nomor menjadi anggota perhimpunan
11/KPTS/1994 yang berlaku pada penghuni yang akan dibentuk dan
saat PPJB dibuat dan telah diperbarui didirikan dengan bantuan perusahaan
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan pembangunan perumahan dan
Umum dan Perumahan Rakyat permukiman guna mengelola dan
Nomor 11/PRT/M/2019 tentang memelihara bagian bersama, benda
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual bersama, dan tanah bersama beserta
Beli. fasilitasnya dengan memungut uang
Berdasarkan substansi yang pangkal dan iuran yang besarnya
termuat dalam PPJB, isi PPJB ini akan ditetapkan bersama dikemudian
pada dasarnya dapat diterima oleh hari secara musyawarah.
pembeli, akan tetapi terdapat unsur 3. Bagian Bersama, Benda
yang tidak dimuat pada PPJB dan Bersama, dan Tanah Bersama
tidak sesuai dengan pedoman Merujuk pada klausul Pasal 1
pengikatan jual beli yaitu: ayat (2) PPJB hanya menegaskan
1. Jaminan Pelaku bahwa keadaan letak hunian dan
Pembangunan fasilitas bersama, denah dan
Pada Pasal 11 ayat (2) poin e pemakaian bahan bangunan telah
Permen PUPR Nomor diketahui dan disetujui oleh pihak
11/PRT/M/2019 yaitu terhadap kedua, namun PPJB tidak memuat
jaminan pelaku pembangunan di unsur yang menerangkan tentang
mana berdasarkan uraian PPJB di bagian bersama, benda bersama, dan
atas tidak memuat “jaminan pelaku tanah bersama hal ini merupakan hak
pembangunan terhadap keabsahan dan kewajiban para pihak yang
kepemilikan akan rumah tidak dalam tercantum pada Pasal 11 ayat (2)
sengketa, dan jaminan bukti Permen PUPR terkait “kewajiban
kepemilikan atas condominium pelaku pembangunan yang
apakah berupa hak guna bangunan, seharusnya menjelaskan mengenai
hak pakai, atau hak milik” PPJB bagian bersama, benda bersama,
tersebut tidak memuat klausul yang dan tanah bersama”. Terkait
menunjukkan keterangan mengenai Pelaksanaan perjanjian pada Pasal 1
bukti kepemilikan bangunan. ayat (2) ini yang tidak dilakukan
2. Pembentukan Perhimpunan dengan sebagaimana mestinya.
Penghuni Hal tersebut dikuatkan
Materi muatan PPJB tidak berdasarkan keterangan Provisi
mengatur klausul mengenai dalam putusan Nomor 364
pembentukan perhimpunan penghuni PK/Pdt/2016 di mana pihak pertama
yang seharusnya ada sesuai dengan (pengembang) menyembunyikan
pedoman yang tercantum di pertelaan yang merupakan denah
Keputusan Menpera Nomor berisi uraian dalam bentuk tulisan
11/KPTS/1994 pada poin 5.2 “di dan gambar untuk memperjelas dan
mana pengelolaan dan pemeliharaan memisahkan batas-batas mengenai
bagian bersama, benda bersama, besarnya bagian hak atas bagian

394
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

bersama, benda bersama, dan tanah pembangunan tersebut dalam jangka


bersama bagi yang bersangkutan. waktu 120 (seratus dua puluh) hari
4. Informasi Kepemilikan kalender, dihitung sejak tanggal
Bangunan rencana penyerahan rumah susun
Bahwa dalam PPJB tidak tersebut”
memuat informasi yang benar 6. Pemeliharaan
mengenai informasi kepemilikan Pada PPJB yang tercantum
bangunan gedung yang sebenarnya, pada Pasal 5 mengenai waktu
yang seharusnya dimuat di PPJB pemeliharaan tertulis bahwa masa
sesuai dengan pedoman PPJB dalam pemeliharaan terhadap unit hunian
Permen PUPR pada Pasal 11 ayat (2) adalah selama 30 (tiga puluh) hari
poin E tentang Hak dan Kewajiban setelah serah terima dilaksanakan,
para pihak, “mengenai hak pembeli hal ini tidak sesuai dengan
setidaknya memperoleh informasi Keputusan Menpera Nomor
yang benar, jujur, dan akurat 11/KPTS/1994 tentang pedoman
mengenai rumah”. Dibuktikan pedoman perikatan jual beli poin 5.3
dengan adanya Putusan Nomor 364 huruf d yang menjelaskan “Bahwa
PK/Pdt/2016, di mana terdapat 147 kewajiban pengembang adalah
penghuni yang pada saat ingin memperbaiki kerusakan yang terjadi
memperpanjang sertifikat baru dalam jangka waktu 100 (seratus)
mengetahui tentang status hari setelah ditandatangani
penguasaan tanah apartemen adalah penyerahan apartemen”. Kemudian
HGB di atas HPL, yang padahal klausul PPJB tidak mencantumkan
selama ini mereka mengetahuinya tentang poin 5.3 huruf f di mana
berstatus HGB Murni. Hal ini pengembang harus bertanggung
membuktikan pada saat PPJB jawab terhadap adanya cacat
dilaksanakan pembeli tidak tersembunyi yang baru dapat
memperoleh haknya yang seharusnya diketahui dikemudian hari. Hal
menerima informasi yang benar, tentang Pemeliharaan Pembangunan
jujur, dan akurat mengenai rumah juga diatur pada Permen PUPR
susun. Nomor 11/PRT/M/2019 Pasal 11
5. Fasilitas Umum ayat (2) huruf g di mana pengembang
Dalam PPJB tidak memuat bertanggung jawab terhadap
tentang hal penyerahan fasilitas pemeliharaan bangunan paling
umum dan fasilitas sosial seperti singkat 3 (tiga) bulan sejak
yang seharusnya dicantumkan sesuai ditandatangani berita acara serah
dengan Keputusan Menpera Nomor terima.
11/KPTS/1994 tentang pedoman 7. Penyelesaian Sengketa
perikatan jual beli poin 5.3 huruf j Pada Pasal 11 yang tercantum
yaitu “menyerahkan satuan rumah di PPJB terkait penyelesaian
susun termasuk fasilitas umum dan sengketa tertulis “Bahwa kedua
fasilitas social secara sempurna belah pihak memilih tempat
pada tanggal yang ditetapkan, dan kedudukan (domisili) di kepaniteraan
jika pengusaha belum dapat Pengadilan Negeri Jakarta Barat”.
menyelesaikan pada waktu tersebut Hal ini tidak sesuai dengan apa yang
diberi kesempatan menyelesaikan diatur keputusan Menpera Nomor

395
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

11/KPTS/1994 tentang pedoman wawancara oleh kuasa hukum


perikatan jual beli SRS padahal telah penggugat mengatakan bahwa
ditentukan Penyelesaian perselisihan Abraham Tjahja memang merupakan
yang terjadi sehubungan dengan pihak pertama yang menyepakati
perjanjian jual beli pendahuluan perjanjian jual beli tersebut dengan
satuan rumah susun dilakukan pihak pengembang, namun ia
melalui arbitrase yang ditetapkan mengalihkan rencana pembeliannya
sesuai dengan aturan-aturan Badan tersebut kepada Fifi Tanang
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) (penggugat), dan saat pengalihan
dengan biaya ditanggung renteng PPJB menjadi AJB di Notaris pun
oleh para pihak. Penyelesaian sudah diatasnamakan Fifi Tanang
sengketa juga diatur Permen PUPR dan SHMSRS nya kemudian juga
Nomor 11/PRT/M/2019 Pasal 11 telah tertulis nama saudari Fifi
ayat (2) poin k yaitu “sengketa Tanang22.
diselesaikan terlebih dahulu secara Merujuk pada Putusan
musyawarah mufakat dalam jangka Mahkamah Agung RI Nomor 130
waktu maksimal 30 (tiga puluh) hari, K/Sip/1974 tertanggal 7 Agustus
dan sengketa bisa diselesaikan 1975, yang menyatakan dengan tegas
melalui upaya penyelesaian sesuai “keberatan yang diajukan Penggugat
dengan ketentuan UURS”. untuk mengajukan kasasi; bahwa
segel tanda tangan itu baru
A. Analisis Yuridis pada Putusan merupakan persetujuan jual beli,
Mahkamah Agung Nomor 364 jadi bukan akte jual beli sah
PK/Pdt/2016 sebagaimana termuat dalam PP
Pada Putusan Mahkamah Nomor 10 Tahun 1961”23 yang
Agung Nomor 364 PK/Pdt/2016, artinya dapat disimpulkan hakim
pertimbangan hakim yang lebih mempertimbangkan PPJB yang
mengatakan bahwa “berdasarkan hanya sebatas persetujuan jual beli,
PPJB Unit Hunian Mangga Dua dibandingkan Akta Jual Beli (AJB).
Court Area Perdagangan Mangga Padahal, AJB merupakan akta
Dua Court Nomor autentik yang memiliki nilai
105/PPJB/DP/BC/VII/91, di mana pembuktian yang sempurna apabila
Tergugat I dan Tergugat II sebagai dibandingkan dengan PPJB yang
Pihak Pengembang menjual satuan merupakan perjanjian di bawah
rumah susun tersebut kepada tangan. Hal ini ditegaskan oleh
Abraham Tjahja, bukan kepada para Yahya Harahap yang menyatakan
penggugat sehingga tidak adanya bahwa bukti autentik merupakan
kewajiban bagi Tergugat I dan suatu akta yang harus diterima atau
Tergugat II untuk memberitahukan dianggap diperlukan atau dengan
tentang status tanah objek sengketa kata lain memiliki nilai pembuktian
HGB di atas Hak Pengelolaan yang paling sempurna apabila
kepada para penggugat”21 adalah
keliru karena berdasarkan hasil 22
Syafrizal Farid, Kuasa Hukum Penggugat
(Tarigan & Farid Law Firm), wawancara,
tanggal 27 Januari 2021.
21 23
Halaman 83 dari 85 Hal. Put. Nomor 364 Halaman 56 dari 85 Hal. Put. Nomor 364
PK/Pdt/2016 PK/Pdt/2016

396
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

dibandingkan dengan bukti-bukti sebab akta dibawah tangan tidak


lainnya, kecuali dapat dibuktikan memiliki kekuatan pembuktian
sebaliknya.24 seperti halnya akta otentik.26 Suatu
Sesuai dengan ketentuan Pasal akta dibawah tangan akan memiliki
1868 Kitab Undang-Undang Hukum kekuatan pembuktian formal dan
Perdata, yang dimaksud dengan akta materiil, apabila kedua belah pihak
otentik adalah, “Suatu akta yang dalam akta telah mengakui
didalam bentuk yang ditentukan oleh kebenarannya.27 Selanjutnya menurut
undang-undang, dibuat oleh atau Sudikno Mertokusumo, akta dibawah
dihadapan pegawai-pegawai umum tangan adalah akta yang sengaja
yang berkuasa untuk itu ditempat dibuat untuk pembuktian oleh para
dimana akta itu dibuatnya”. Lebih pihak tanpa bantuan dari seorang
lanjut menurut rumusan Pasal 1870 pejabat. Jadi semata-mata dibuat
KUHPerdata, “suatu akta otentik antara pihak yang berkepentingan.28
memberikan kepada para pihak yang “Bahwa selain itu, salah satu
membuatnya suatu bukti yang Penggugat, Ny. Fifi Tanang, juga
sempurna tentang apa yang dimuat tidak membeli satuan rumah susun a
didalamnya”. Sempurna maksudnya quo dari Abraham Tjahja, tetapi
adalah bahwa akta otentik tersebut langsung dari Termohon Peninjauan
tidak memerlukan penambahan alat Kembali I dan II. Bukti Pemohon
bukti lain. Sedangkan mengikat Peninjauan Kembali I; 
(lihat bukti
maksudnya adalah bahwa apa yang P.1.2.a dan P.1.1 b, berupa SHMSRS
ditulis dalam akta tersebut harus yang tertulis antara Ny. Fifi Tanang
diyakini sepanjang tidak dibuktikan dengan Termohon Peninjauan
sebaliknya.25 Dengan adanya Kembali I dan II, dan tidak tercatat
rumusan itu, maka hakim tidak perlu nama Abraham Tjahja sebagaimana
lagi menguji kebenarannya atau yang didalilkan oleh Termohon
dengan kata lain, akta otentik Peninjauan Kembali I dan II”29
mempunyai kekuatan pembuktian Apabila hakim
yang sempurna secara lahiriah baik mempertimbangkan PPJB atas nama
formal maupun materiil. Abraham Tjahja karena penggugat
Sedangkan akta di bawah atas nama Fifi Tanang memang
tangan (seperti halnya PPJB) bukan yang menjalani kesepakatan di
merupakan alat bukti bebas dalam PPJB tersebut sehingga
sebagaimana ditentukan dalam Pasal Tergugat I dan Tergugat II tidak ada
1881 ayat 2 Kitab Undang-Undang kewajiban untuk memberitahukannya
Hukum Perdata, artinya hakim bebas akan tetapi, terdapat AJB lainnya
untuk menentukan apakah alat bukti
tersebut dapat diterima atau tidak, 26
Nawawi Arman, Akta Notaris Sebagai
Alat Bukti Sempurna, Media ilmu, Jakarta,
2011, hlm. 12.
24 27
Peny Candra Wardani, Akta Otentik ibid
28
Sebagai Alat Bukti Di Pengadilan, Tesis, Dimas Agung Prastomo, Akhmad Khisni,
hlm.41 Akibat Hukum Akta Di Bawah Tangan Yang
25
Rony Fauzi, Pembatalan Akta Jual Beli Dilegalisasi Oleh Notaris, Jurnal Akta
Yang Dibuat Dihadapan PPAT Oleh Putusan Vol.4. No.4, 2017, hlm.728
29
Pengadilan Negeri Padang, Skripsi,2010, Halaman 57 dari 85 Hal. Put. Nomor 364
hlm.26 PK/Pdt/2016

397
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

yang disepakati penghuni langsung melanggar undang-undang,


dari pihak pembangunan yaitu kemudian jika kita tinjau berdasarkan
Tergugat I dan Tergugat II, jadi fakta hukum yang lainnya Pihak
disimpulkan hakim sangatlah keliru Pengembang dikatakan dalam
dengan tidak mempertimbangkan gugatan juga melanggar hak orang
perundang-undangan yang berlaku lain yang dijamin oleh hukum yaitu
serta AJB yang merupakan akta dapat kita lihat berdasarkan Pasal 4
autentik, tetapi justru hanya Undang-Undang Nomor 8 Tahun
mempertimbangkan satu bukti yang 1999 Tentang Perlindungan
hanya berupa surat di bawah tangan Konsumen menjelaskan tentang hak
yang dibuat sendiri oleh pihak konsumen yang salah satunya adalah
pengembang yaitu Termohon pada huruf c menyatakan “hak atas
Peninjauan Kembali I dan II dengan informasi yang benar, jelas, dan jujur
Abraham Tjahja. mengenai kondisi dan jaminan
B. Pemenuhan Unsur barang dan/atau jasa” hal ini
Perbuatan Melawan Hukum oleh mengharuskan penjual untuk
Pengembang. memberikan informasi yang benar
Perbuatan melawan hukum di dan jujur apa adanya kepada pembeli
Indonesia diatur dalam KUHPerdata, karena hal tersebut adalah hak dari
yaitu Pasal 1365 hingga Pasal 1380. pembeli.
Pengertian perbuatan melawan 2. Harus Ada Kesalahan
hukum diatur dalam Pasal 1365 Unsur kesalahan dipakai untuk
KUHPerdata, yaitu tiap perbuatan menyatakan bahwa seseorang
melanggar hukum, yang membawa dinyatakan bertanggung jawab untuk
kerugian pada seorang lain, akibat yang merugikan yang terjadi
mewajibkan orang yang karena karena perbuatannya yang salah.32
salahnya menerbitkan kerugian itu, Keterangan pemohon peninjauan
mengganti kerugian tersebut.30 kembali menunjukkan bahwa
Perbuatan melawan hukum dapat termohon peninjauan kembali I dan
dipahami sebagai perbuatan yang termohon peninjauan kembali II
bertentangan dengan hak dan melakukan unsur kesengajaan untuk
kewajiban hukum menurut undang- tidak memberikan informasi terkait
undang.31 status penguasaan tanah dan malah
1. Harus Ada Perbuatan memberikan informasinya yang tidak
Melawan Hukum sebenarnya seperti yang dikatakan
Berdasarkan risalah putusan pada risalah putusan di atas bahwa
364/PK/Pdt/2016, terlihat jelas bukti- pada saat pengembang menawarkan
bukti bahwa Tergugat I dan Tergugat apartemen kepada calon pembeli
II selaku pihak pembangunan telah dengan memberikan informasi
melakukan perbuatan yang bahwa apartemen berstatus HGB
Murni agar pembeli tertarik untuk
30 membelinya. Dapat disimpulkan
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op.cit,
hlm. 346. bahwa Termohon Peninjauan
31
Amran Suadi, Penyelesaian Sengketa Kembali I dan Termohon Peninjauan
Ekonomi Syariah: Penemuan dan Kaidah
Hukum, (Jakarta: Prenadamedia Group,
32
2018), hlm. 119. Rosa Agustina, dkk, Op.cit, hlm. 10.

398
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Kembali II memenuhi unsur dengan uang, dan kerugian non-


kesalahan yaitu melakukan perbuatan ekonomis.34
dengan sengaja dan hal ini tentunya Berikut adalah beberapa
akan merugikan pihak yang kerugian yang diderita para
menerima perlakuan tersebut. konsumen dari apartemen Mangga
3. Kausalitas Antara Perbuatan Dua Court:
Dan Kerugian 1) Kerugian Materiil
Sebagaimana diatur di dalam a. Terhadap transaksi hukum: jual
Pasal 1248 KUHPerdata, dikatakan beli, hibah, agunan, wasiat dan
bahwa kerugian yang diderita sebagainya, maka para konsumen
sesungguhnya merupakan akibat harus mengeluarkan pengeluaran
langsung dan seketika dari tidak tambahan sebesar 2,5 X Luas
dilaksanakannya perikatan. Dari Tanah X NJOP
kutipan Pasal a quo maka dapat b. Terhadap peralihan atau
disimpulkan bahwa suatu bentuk pembaharuan, para konsumen
kerugian merupakan akibat langsung harus mengeluarkan biaya
dari serangkaian fakta causal. tambahan sebesar 5% X Luas
Pada kasus ini, pengembang Tanah X NJOP, yang pada tahun
apartemen (PT Duta Pertiwi) pada 2015 saja mencapai sebesar Rp
awalnya memberi tahu kepada para 2.104.144.165 (dua miliar seratus
calon konsumen bahwa unit empat juta seratus empat puluh
apartemen yang dijualnya adalah empat ribu seratus enam puluh
HGB di atas tanah negara namun lima rupiah)
ternyata pada akhirnya baru 2) Immateriil
diketahui oleh para konsumen Para konsumen telah
(setelah 16 tahun pembelian) bahwa menghabiskan pikiran, tenaga, biaya,
unit apartemen yang telah mereka dan waktu yang diperkirakan lebih
beli adalah dengan status HGB di kurang penderitaan konsumen atau
atas HPL. pemilik apartemen selama kurang
4. Adanya Kerugian lebih 15 tahun, yang masing-masing
Bentuk kerugian dari akibat mengalami kerugian  Rp
perbuatan melawan hukum secara 500.000.000,00 (lima ratus juta
umum dapat dibagi menjadi dua, rupiah) adalah tidak kurang dari Rp
yakni kerugian dalam bentuk materiil 70.000.000.000,00 (tujuh puluh
dan immaterial. Kerugian dalam miliar rupiah).
bentuk materiil dapat terdiri dari
kerugian yang nyata diderita dan IV. KESIMPULAN
keuntungan yang seharusnya Berikut kesimpulan dari hasil
diperoleh.33 Sementara itu bentuk penelitian ini.
kerugian immateriil dapat berupa 1. Pelaksanaan Perjanjian
kerugian moral, kerugian ideal, Pengikatan Jual Beli Apartemen
kerugian yang tidak dapat dihitung antara Pengembang dan Pembeli.

33 34
Achmad Busro, Op.cit., hlm 116. Amran Suadi, Op.Cit., hlm 124.

399
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

a. Materi Muatan Perjanjian PPJB Mangga Dua Court


Pengikatan Jual Beli ditinjau dari Condomonium tersebut.
Syarat Sah Perjanjian 2. Analisis Yuridis Pertimbangan
Bahwa dalam praktiknya pembeli Hakim
merasa dirugikan atas tindakan pihak Pertimbangan hakim keliru dengan
pengembang yang menyembunyikan lebih mempertimbangkan PPJB yang
dan tidak menjanjikan status tanah hanya sebatas persetujuan jual beli
apartemen yang sebenarnya. dibandingkan Akta Jual beli (AJB).
Perbuatan penipuan yang dilakukan Padahal AJB merupakan akta
pihak pengembang ini tidak autentik yang memiliki nilai
memenuhi syarat subjektif dalam pembuktian yang sempurna
perjanjian yaitu sepakat mereka yang dibandingkan PPJB, kemudian
mengikatkan dirinya, dan salah satu hakim tidak mempertimbangkan
pihak mempunyai hak untuk perundang-undangan yang berlaku
meminta perjanjian dibatalkan serta AJB yang merupakan akta
dengan kata lain perjanjian dapat autentik, tetapi justru hanya
dibatalkan. mempertimbangkan satu bukti yang
b. Pelaksanaan Perjanjian Jual hanya berupa surat di bawah tangan
Beli Berdasarkan Asas Iktikad yang dibuat sendiri oleh pihak
baik pengembang yaitu Termohon
Berdasarkan risalah putusan Nomor Peninjauan Kembali I dan II dengan
364 PK/Pdt/2016 bahwa Abraham Tjahja.
pengembang melaksanakan 3. Pemenuhan Unsur Perbuatan
perjanjian jual beli dengan Melawan Hukum oleh
mengabaikan iktikad baik yang Pengembang.
seharusnya ada sebelum hubungan Perbuatan melawan hukum diatur
hukum perjanjian /kata sepakat dalam Pasal 1365 KUH Perdata,
tercapai, dengan memanfaatkan yaitu tiap perbuatan melanggar
ketidaktahuan para calon pembeli di hukum, yang membawa kerugian
mana ketiadaannya informasi yang pada seorang lain, mewajibkan orang
jelas dari pihak pengembang kepada yang karena salahnya menerbitkan
pembeli mengenai status penguasaan kerugian itu, mengganti kerugian
tanah yang sebenarnya dan dugaan tersebut.35 Dalam Perbuatan
penipuan yang telah dilakukan oleh Melawan Hukum, terdapat syarat 1)
pengembang kepada para penghuni. Harus ada perbuatan melawan
c. Pelaksanaan Perjanjian hukum; 2) Harus ada kesalahan; 3)
Ditinjau dari Materi Pedoman Kausalitas antara perbuatan dan
Pengikatan Jual Beli. kerugian; 4) Timbulnya kerugian
Berdasarkan substansinya terdapat yang berupa kerugian materiil dan
beberapa hal yang termuat di dalam immaterial.
PPJB yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan pedoman
pengikatan jual beli, kemudian ada
ketentuan didalam peraturan yang
seharusnya dicantumkan pada PPJB
35
namun tidak dimuat sama sekali di R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op.cit,
hlm. 346.

400
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

V. DAFTAR PUSTAKA Penemuan dan Kaidah Hukum.


Jakarta. Prenadamedia Group.
Buku
Subekti. 2004. Hukum Perjanjian.
cet.20. PT. Intermasa. Jakarta. Jurnal
Santoso, Urip Santoso. 2017. Hak Zamil, Yusuf Saepul. ”Perlindungan
Atas Tanah.Hak Pengelolaan. Hukum Pembeli Apartemen
Dan Hak Milik Atas Satuan atau Rumah Susun Di Atas
Rumah Susun. Depok, Kencana Tanah Hak Pengelolaan”.
Prenadamedia. Arena Hukum. Volume 10.
Nomor 3. Desember 2017.
Fuady, Munir. 2015. Konsep Hukum
Perdata. Jakarta. RajaGrafindo Paparang, Fatmah. Pembelaan
Persada. Terhadap Tuduhan Melakukan
Perbuatan Melawan Hukum
Reni Maralis dan Aris Triyono. Menurut KUHPerdata.
2019. Manajemen Resiko. Manado: Jurnal Ilmu Hukum.
Yogyakarta. Deepublish. 2016.
Ibrahim, Johnny. 2006. Teori dan Suteki dan Galang Sutami Taufani.
Metodologi Penelitian Hukum
2018. Metodologi Penelitian
Normatif. Malang. Bayumedia Hukum: Filsafat. Teori. dan
Publishing. Praktik. Depok. Rajawali
Marzuki, Peter Mahmud. 2008. Press.
Penelitian Hukum. Kencana. Dimas Agung Prastomo dan Akhmad
Jakarta. Khisni. Akibat Hukum Akta Di
Zed, Mestika. 2008. Metode Bawah Tangan Yang
Penelitian Kepustakaan. Dilegalisasi Oleh Notaris.
Jakarta. Yayasan Obor Jurnal Akta Vol.4. No.4. 2017.
Indonesia.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji.
Skripsi
2004. Penelitian Hukum
Normatif Suatu Tinjauan Rony Fauzi. Pembatalan Akta Jual
Singkat. Jakarta. PT Grafindo Beli Yang Dibuat Dihadapan
Persada.). PPAT Oleh Putusan
Pengadilan Negeri Padang.
Syahrani, Riduan. 2004. Seluk-Beluk Skripsi.2010.
dan Asas –Asas Hukum
Perdata. Bandung. PT.
Alumni. Thesis
Arman, Nawawi. 2011. Akta Notaris Peny Candra Wardani. Akta Otentik
Sebagai Alat Bukti Sempurna. Sebagai Alat Bukti Di
Media ilmu. Jakarta. Pengadilan. Tesis.
Amran Suadi. 2018. Penyelesaian
Sengketa Ekonomi Syariah:

401
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Website Humas UGM. Pengukuhan Prof


Isnijati Jenie: Iktikad Baik
Ridwan Aji Pitoko. Dua Tahun ke
Sebagai Asas Hukum.
Depan. 114 Gedung
Apartemen Anyar Sesaki
Jakarta.

402

Anda mungkin juga menyukai