Anda di halaman 1dari 12

DIPONEGORO LAW REVIEW

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013


Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM


PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI TANAH YANG DIBUAT
DIBAWAH TANGAN OLEH PT.CISADANE PERDANA DI KOTA
DEPOK

Dyah Ayu Silviana

Endang Sri Santi, Triyono

Hukum Perdata Agraria

ABSTRAK

Tanah dan Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia yang mempunyai


peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Kebutuhan masyarakat terhadap
perumahan saat ini sama halnya dengan kebutuhan akan sandang dan pangan. Disisi lain
perkembangan perekonomian dan bisnis pembangunan lahan permukiman juga
mengalami perkembangan yang pesat. Diantaranya perbuatan hukum yang merupakan
kepemilikan perumahan yaitu perbuatan hukum mengenai jual beli. Jual beli terhadap
perumahan yang merupakan jual beli rumah beserta tanahnya tidak selamanya
dilaksanakan dengan kontan dan tunai. Maka untuk pemilikan rumah banyak pihak
Perusahaan Pengembang yang kemudian memakai surat Perjanjian Pengikatan Jual Beli
baku sebagai perjanjian jual belinya, yang tidak dibuat dihadapan Pejabat Umum
(Notaris). Meskipun isinya sudah mengatur tentang jual beli tanah namun formatnya
baru sebatas pengikatan jual beli yaitu suatu bentuk perjanjian yang dapat dikatakan
sebagai perjanjian penduhuluan. Maka keadaan seperti ini akan menjadi permasalahan
seberapa besar pembuktian dan kepastian hukum dari perjanjian pengikatan jual beli
tanah yang dibuat dibawah tangan.

Dalam peneltian in akan dibahas tentang kekuatan hukum dari perjanjian


pengikatan jual beli hak atas tanah yang dibuat dibawah tangan, khususnya yang dibuat
oleh PT Cisadane Perdana di Kota Depok dan perlindungan hukum terhadap para pihak
dalam perjanjian jual beli yang dibuat di bawah tangan.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis empiris,


sedangkan data diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan
berdasarkan subyek dan obyek penelitian. Selanjutnya data dianalisis secara kualitatif.

Dari hasil penelitian ini disimpulkan, bahwa Kekuatan hukum dari akta
perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah yang dibuat dibawah tangan, khususnya
yang dibuat oleh PT Cisadane Perdana di Kota Depok dengan nasabah adalah memiliki
kekuatan hukum yang sama dengan akta perjanjian Pengikatan Jual Beli (PJB) yang
dibuat secara dibawah tangan, yaitu kekuatannya berdasarkan kepada Pasal 1338 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi : semua persetujuan yang dibuat secara
sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya dan Perlindungan

1
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

hukum terhadap pemenuhan hak-hak para pihak apabila salah satu pihak melakukan
wanprestasi dalam perjanjian pengikatan jual beli sangat tergantung kepada kekuatan
dari perjanjian pengikatan jual beli yang dibuat, yaitu jika dibuat dengan akta dibawah
tangan maka perlindungannya sesuai dengan perlindungan terhadap akta dibawah
tangan. Sedangkan apabila dibuat oleh atau dihadapan Notaris maka dengan sendirinya
aktanya menjadi akta notaril sehingga kekuatan perlindungannya sesuai dengan
perlindungan terhadap akta otentik.

Kata Kunci : Pengikatan Jual Beli, akta dibawah tangan

Abstrak

Land and Housing is a basic human need that has a very important role in people's lives.
Housing needs of people today as well as the need for food and shelter. On the other
hand economic development and residential land development business is also
experiencing rapid growth. Among these legal actions is the act of housing ownership
laws regarding the sale and purchase. The sale and purchase of the housing is selling
house and land is not always carried out with cash and cash. So much for the housing
developer company then used the letter standard Sale and Purchase Agreement as a sale
purchase agreement, which is not made before the General Officer (Notary). Although it
was set on buying and selling land, but the format is merely a binding sale and purchase
agreement is a form that can be said as penduhuluan agreement. So a situation like this
would be a problem how much evidence and legal certainty of binding sale and
purchase agreement made under the hand.

In other research will be discussed in the power of the law of treaties binding sale and
purchase of land made under the hand, especially when made by PT Cisadane Prime in
Depok and legal protection of the parties to the purchase agreement made under the
hand.

The study is a descriptive analysis with empirical juridical approach, whereas the data
obtained through library research and field research based on the subject and object of
research. Furthermore, the data were analyzed qualitatively.

From the results of this study concluded that the legal force of treaties binding sale deed
of land made under the hand, especially when made by PT Cisadane Prime in Depok to
the customer is to have the same legal force to the deed of Sale and Purchase agreement
(SPA) created under the arms, the strength based on the Civil Code Article 1338 Civil
Code, which reads: all agreements made legally valid as a law for those who make it
and the legal protection of the fulfillment of the rights of the parties where one party in
default under binding purchase agreement is dependent upon the strength of binding
sale and purchase agreement made, that if made by deed under the hand of protection in
accordance with the protection of the deed under hand. Meanwhile, when made by a
notary or the deed itself aktanya be notaril that force protection in accordance with the
protection of an authentic deed.

Keywords: Sale and Purchase, the deed under the hand


2
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

PENDAHULUAN Apabila dalam praktek, masyarakat


Kebutuhan penyediaan tanah dan awam biasanya jual beli hak atas tanah
perumahaan merupakan tanggung jawab hanya dilakukan dengan bukti selembar
Pemerintah. Pemerintah memiliki kwitansi. Hal ini tidak dilarang, akan
keterbatasan dalam hal pengelolaan tetapi hal ini akan menimbulkan
sehingga, Pemerintah memberikan kesulitan bagi si pembeli ketika ia akan
peluang bagi perusahaan swasta untuk mendaftarkan hak atas tanahnya atau
membangun dan menyediakan melakukan balik nama hak atas tanahnya
perumahan bagi masyarakat yang yang dia beli di kantor pertanahan
membutuhkan. Dengan perkembangan sehingga pasti akan menolak untuk
penduduk yang meningkat seperti saat melakukan pendaftaran dikarenakan
sekarang ini, terbatasnya ketersediaan tidak terpenuhinya syarat-syarat
lahan atau tanah yang ada, membuat pendaftaran tanah. Sedangkan
kebutuhan akan lahan atau tanah juga pendaftaran tanah diperlukan untuk
menjadi semakin tinggi. Salah satu cara membuktikan adanya hak atas tanah
yang digunakan untuk mendapatkan tersebut.
tanah adalah melalui jual beli. Jual beli Keadaan tersebut penulis jumpai
adalah suatu perjanjian timbal balik dalam proses jual beli pada perumahan
dengan mana pihak yang satu (si yang di bangun oleh perusahaan
penjual) berjanji untuk menyerahkan hak pengembang/developer, dalam hal ini
milik atas barang, sedang pihak yang penulis menarik kasus rill yang terjadi
lainnya (si pembeli) berjanji untuk pada pengadaan perumahan di kota
membayar harga yang terdiri atas Depok, dimana salah satu perusahan
sejumlah uang sebagai imbalan dari pengembang/developer yaitu PT.
perolehan hak milik tersebut.1 Cisadane Perdana dalam melakukan
Dalam praktiknya, tidak setiap perjanjian jual beli pada penjualan
dalam jual beli ini dilangsungkan dengan rumah yang telah dibangunnya memakai
kontan dan tunai, salah satunya adalah surat perjanjian pengikatan jual beli yang
jual beliterhadap perumahan yang dibuat secara baku yang dibuat tidak
mencakup terhadap jual beli rumah dihadapan Notaris.
beserta tanahnya. Terhadap jual beli Terhadap perjanjian tersebut hanya
yang dilakukan tidak secara tunai dalam dilakukan antara penjual yaitu PT.
rangka pemilikan perumahan tersebut Cisadane Perdana dimana konsumen
dalam prakteknya banyak pihak hanya perlu menyetujui saja isinya.
perusahaan pengembang yang kemudian Selain itu perjanjian pengikatan jual beli
merupakan surat perjanjian pengikatan dibuat tidak dihadapan notaris sehingga
jual beliyang dibuat secara buku dengan sendirinya merupakan perjanjian
(standard contract) sebagai perjanjian pengikatan jual beli dibawah tanggan.
jual belinya walaupun peralihan hak atas Dalam praktenya Perjanjian
tanahnya tetap akan mengacu pada Pengikatan Jual Beli (PPAJB) di buat
peralihan hak atas tanah sebagaimana dihadapan Notaris agar untuk lebih
yang diatur dalam Peraturan Perundang memberikan kekuatan hukum atau
– Undangan yang mengatur Pertanahan. kepastian hukum terhadap perjanjian
yang dibuat dalam pembuktian nantinya.
Permasalahan yang muncul adalah
1
Djoko Prakoso, Bambang Riyadi Lany, Dasar walaupun telah sering di pakai perjanjian
Hukum Persetujuan Tertentu di Indonesia, pengikatan jual beli tetapi tidak pernah
(Jakarta : Bina Aksara, 1987), hal 1 diatur dalam Perundang-Undangan yang
3
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

berkaitan dengan hak atas tanah, Pokok Agraria). Disebutkan dalam Pasal
sehingga bagaimana kekuatan hukumnya 4 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960
perjanjian pengikatan jual beli terkadang tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
masih dipertanyakan terhadap perjanjian Agraria dinyatakan, bahwa Atas dasar
pengikatan jual beli tanah. Dari keadaan hak menguasai dari Negara…ditentukan
tersebut perjanjian pengikatan jual beli adanya macam-macam hak atas
dibuat karena sertifikat sedang dalam permukaan bumi, yang disebut tanah,
proses pengurusan. Dimana perjanjian yang dapat diberikan kepada dan
awal para pihak berjanji dengan dipunyai oleh orang-orang…Dengan
perjanjian pengikatan jual beli tersebut demikian jelaslah, bahwa tanah dalam
akan ditindak lanjuti dengan pembuatan pengertian yuridis adalah permukaan
Akta Jual Beli di kemudian hari (apabila bumi.2
pembayaran tersebut lunas) dan apabila
hal – hal yang disepakati telah terpenuhi. Hak Atas Tanah
Hak hak yang memberi wewenang
PERMASALAHAN kepada seseorang yang mempunyai hak
1. Bagaimana kekuatan hukum dari untuk mempergunakan atau mengambil
Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli manfaat atas tanah tersebut. Hak atas
hak atas tanah antara PT. Cisadane tanah berbeda dengan hak penggunaan
Perdana dengan Pihak Pembeli yang atas tanah. Ciri khas dari hak atas tanah
dibuat di bawah tangan ? adalah seseorang yang mempunyai hak
2. Bagaimana perlindungan hukum atas tanah berwenang untuk
terhadap para pihak khususnya mempergunakan atau mengambil
pembeli dalam perjanjian pengikatan manfaat atas tanah yang menjadi haknya
jual beli yang dibuat di bawah Hak-hak atas tanah ditentukan
tanggan oleh PT. Cisadane Perdana dalam Pasal 16 ayat 1 yaitu :
Kota Depok ? a. Hak milik.
b. Hak Guna Usaha
TUJUAN PENELITIAN c. Hak Guna Bangunan
1. Megetahui dan memaparkan tentang d. Hak Pakai
kekuatan hukum dari Akta Perjanjian e. Hak Sewa
Pengikatan Jual Beli hak atas tanah f. Hak Membuka Tanah
yang dibuat di bawah tanggan, g. Hak Memungut Hasil Hutan
khususnya yang dibuat oleh PT Pengertian Perjanjian
Cisadane Perdana di Kota Depok. Pengertian Perjanjian dalam Kitab
2. Mengetahui dan memaparkan tentang Undang - Undang Hukum Perdata
Perbadingan pengaturan perlindungan (KUHPer) diatur dalam Pasal 1313 yaitu
hukum yang diterima bagi para pihak : suatu persetujuan adalah suatu
dalam pengikatan perjanjian jual beli perbuatan dengan mana 1 (satu) orang
yang dibuat dibawah tangan, bila atau lebih mengikatkan diri terhadap 1
dibandingkan dengan akta Notaris (satu) orang lain atau lebih.
sebagai alat bukti otentik.
Pengertian Perikatan.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam hukum tanah kata “tanah” 2
Boedi Harsono, Hukum Agraria
dipakai dalam arti yuridis, sebagai suatu Indonesia Sejarah Pembentukan
pengertian yang telah diberi batasan Undang-Undang Pokok Agraria,
resmi oleh UUPA (Undang-Undang Isi Dan Pelaksanaannya, Op. Cit. Halaman
4
18

DIPONEGORO LAW REVIEW


Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

5
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

Perikatan adalah ikatan dalam b. Undang - Undang menentukan


bidang hukum harta benda antara dua batas waktu berlakunya suatu
orang atau lebih, dimana satu pihak kontrak (Pasal 1066 ayat (3) Kitab
berhak atas sesuatu dan pihak lainnya Undang-undang Hukum Perdata),
berkewajiban untuk melaksanankannya. c. Salah satu pihak meninggal dunia,
Jika dijabarkan ialah hubungan hukum misalnya dalam kontrak pemberian
yang terjadi antara orang yang satu kuasa (Pasal 1813 Kitab Undang -
dengan yang lain karena perbuatan, Undang Hukum Perdata), kontrak
peristiwa atau keadaan. perburuhan (Pasal 163 huruf j
Kitab Undang - Undang Hukum
Syarat Syahnya Perjanjian Perdata), dan kontrak perseroan
Mengenai syarat sahnya suatu atau (Pasal 1646 ayat (4) Kitab Undang
sebuah perjanjian terdapat dalam Pasal - Undang Hukum Perdata),
1320 Kitab Undang-undang Hukum d. Satu pihak atau kedua belah pihak
Perdata, yaitu3 : menyatakan menghentikan
a. Sepakat mereka yang mengikatkan kontrak, misalnya dalam kontrak
dirinya. kerja atau kontrak sewa-menyewa,
b. Kecakapan untuk membuat suatu e. Karena putusan hakim,
perikatan. f. Tujuan kontrak telah tercapai,
c. Suatu Hal Tertentu misalnya kontrak pemborongan,
d. Suatu sebab yang halal. g. Dengan persetujuan para pihak.4

Unsur-unsur Perjanjian. Pengertian jual beli


Adapun unsur-unsur yang Jual beli adalah suatu perjanjian
terdapat dalam suatu perjanjian adalah dengan mana pihak yang satu mengikat
sebagai berikut : dirinya untuk menyerahkan hak milik
a. Ada pihak yang saling berjanji; atas suatu barang dan pihak yang lain
b. Ada persetujuan; untuk membayar harga yang telah
c. Ada tujuan yang hendak dicapai; dijanjikan.5
d. Ada prestasi yang akan
dilaksanakan atau kewajiban untuk Hak dan kewajiban para pihak jual
melaksanakan obyek perjanjian; beli
e. Ada bentuk tertentu (lisan atau Kewajiban yang utama terdapat
tertulis); pada Pasal 1474 Kitab Undang-undang
f. Ada syarat tertentu yaitu syarat Hukum Perdata, yaitu ia mempunyai
pokok dari perjanjian yang kewajiban utama yaitu menyerahkan
menjadi obyek perjanjian serta barangnya dan menanggungnya.
syarat tambahan atau pelengkap. Sedangkan dalam Pasal 1516 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata, adalah
Tinjauan umum berakhirnya suatu memberikan hak kepada pembeli untuk
perjanjian. menangguhkan atau menunda
Suatu perjanjian dapat berakhir pembayaran sebagai akibat gangguan
atau hapus karena : yang dialami oleh pembeli atas barang
a. Para pihak menentukan berlakunya yang dibelinya.
kontrak untuk jangka waktu
3
tertentu, R.Subekti, R Tjitrosudibio, Op.cit, hal 338

6
4
R. Setiawan. 1979. Pokok-pokok Hukum
Perikatan, Bina Cipta, Bandung, hlm.
68.
5
Subekti, Hukum
Perajanjian, Jakarta:
Intermasa, 2002, hlm. DIPONEGORO LAW REVIEW
79. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

7
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

hal
106
Pengertian perjanjian pengikatan jual
beli
Pengertian Perjanjian pengikatan
jual beli dapat kita lihat dengan cara
memisahkan kata dari Perjanjian
pengikatan jual beli menjadi perjanjian
dan pengikatan jual beli. Perjanjian
pengertiannya dapat dilihat pada sub bab
sebelumnya, sedangkan Pengikatan Jual
Beli pengertiannya menurut R. Subekti
dalam bukunya adalah perjanjian antar
calon penjual dan calon pembeli sebelum
dilaksanakannya jual beli dikarenakan
adanya unsur-unsur yang harus dipenuhi
untuk jual beli tersebut antara lain adalah
sertifikat belum ada karena masih dalam
proses, belum terjadinya pelunasan
harga.6

Tinjauan Tentang Akta


Sudikno Mertokusumo
mengatakan akta adalah surat yang
diberi tandatangan, yang memuat
peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar
daripada suatu hak atau perikatan, yang
dibuat sejak semula dengan sengaja
untuk pembuktian.7
Berdasarkan ketentuan yang
terdapat dalam Pasal 1867 Kitab Undang
- Undang Hukum Perdata, maka akta
dapat dibedakan atas :
1. Akta Autentik
Akta autentik menurut Pasal
1868 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata adalah akta dalam bentuk
yang ditentukan oleh Undang -
Undang yang dibuat oleh atau
dihadapan Pejabat yang berkuasa
(pejabat umum) untuk itu, di tempat
di mana akta dibuatnya.
2. Akta dibawah tangan
Menurut Pasal
1874 Kitab Undang - Undang Hukum
6
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Op.cit hal.75
7
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata
di Indonesia, (Yogyakarta : Liberty, 1979),
8
Perdata, akta di bawah tangan adalah
surat atau tulisan yang dibuat oleh
para pihak tidak melalui perantaraan
Pejabat yang
berwenang (Pejabat LAW
DIPONEGORO umum) untuk dijadikan alat bukti.
REVIEW
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
METODE Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr
PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode pendekatan
yuridis empiris, yaitu cara atau prosedur
yang digunakan untuk memecahkan
masalah penelitian dengan meneliti data
sekunder terlebih dahulu untuk
kemudian dilanjutkan dengan
mengadakan penelitian terhadap data
primer di lapangan.8
Pendekatan secara yuridis dalam
penelitian ini adalah pendekatan dari
segi peraturan Perundang - Undangan
dan norma-norma hukum sesuai dengan
permasalahan yang ada, sedangkan
pendekatan empiris adalah menekankan
penelitian yang bertujuan memperoleh
pengetahuan empiris dengan jalan terjun
langsung ke obyeknya dengan melihat
kenyataannya yang ada dalam praktek
yang menyangkut tata cara jual beli
tanah di bawah tangan dan akibat
hukumnya atas tanah tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN


ANALISIS DATA
1. Kekuatan Hukum Dari Akta
Perjanjian Pengikatan Jual Beli
Hak Atas Tanah Antara PT.
Cisadane Perdana Dengan Pihak
Pembeli Yang Dibuat Di Bawah
Tangan.
Pada prakteknya pemakaian
Perjanjian Pengikatan Jual Beli sudah
sering dipergunakan sebagai
perjanjian pendahuluan untuk
membantu dalam melakukan
perjanjian jual-beli hak atas tanah,
namun ternyata terhadap Perjanjian

8
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), hal. 6.

9
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

Pengikatan Jual Beli itu sendiri dalam dalam bidang pertanahan maka
penerapannya hanya memakai asas dibuatlah sebuah perjanjian
umum perjanjian yang diatur dalam pendahuluan yaitu berupa akta
Kitab Undang-Undang Hukum pengikatan jual beli (PJB), dimana
Perdata atau dengan kata lain belum didalam isinya sebenarnya sudah
pernah ada diatur secara khusus mengatur tentang pelaksanaan jual
dalam peraturan Perundang- beli hak atas tanah namun secara
Undangan yang berkaitan dengan hak formal, namun formatnya baru
atas tanah. sebatas pengikatan jual beli yaitu
Disamping itu persyaratan suatu bentuk perjanjian yang
lainnya apabila pelaksanaan jual-beli merupakan atau dapat dikatakan
yang telah disepakati dan akan sebagai perjanjian penduhuluan
dibuatkan Aktanya telah dibayar sebelum dilakukannya perjanjian jual
secara lunas terhadap harga hak atas beli hak atas tanah yang sebenarnya
tanahnya beserta semua pajak yang telah diatur dalam perundang-
berkaitan dengan jual-beli hak atas undangan yang dinamakan Akta
tanah seperti pajak penjual (SSP) dan Pengikatan Jual Beli.
pajak pembeli yaitu (Bea Perolehan Hal yang sama juga
Hak Atas Tanah dan diungkapkan terhadap kedudukan dari
Bangunan/BPHTB) juga telah Pengikatan Jual Beli (PJB) oleh
dilunasi oleh pihak yang akan Notaris Nindita Utari,SH., yang
melakukan jual beli. penulis wawancarai pada tanggal 20
Namun apabila salah satu Febuari 2013, mengungkapkan
persyaratan-persyaratan tersebut bahwa awalnya Pengikatan Jual Beli
belum terpenuhi maka pembuatan dan (PJB) pada dasarnya merupakan
penandatanganan terhadap akta jual perjanjian dibawah tangan, karena
beli hak atas tanah yang dilakukan belum diaturdalam Peraturan
oleh para pihak sebagaimana dalam Perundang-Undangan yang berkaitan
hal ini maksudnya belum bisa dengan tanah, hanya saja jika
dilakukan di hadapan Pejabat dilakukan dihadapan Pejabat Umum
Pembuat Akta Tanah (PPAT), dan yang berwenang, yaitu dalam hal ini
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Notaris, maka kekuatan hukum dari
yang bersangkutan juga akan menolak Pengikatan Jual Beli (PJB) menjadi
untuk membuatkan akta jual belinya akta Notaril sehingga menjadi bersifat
sebagai akibat karena belum Akta Otentik.
terpenuhinya semua syarat tentang Jadi, semua Akta yang dibuat
pembuatan Akta Jual Beli (AJB), antara para pihak sendiri secara
yang dengan sendirinya jual beli hak tertulis dalam Akta dibawah tangan,
atas tanah belum bisa dilakukan. bentuknya bebas, terserah bagi para
Karena keadaan tertundanya jual beli pihak yang membuat dan tempat
hak atas tanah tersebut dengan membuatnya juga dibolehkan di mana
sendirinya, tentunya sangat tidak saja. Maka Akta dibawah tangan
menguntungkan atau bahkan bisa semata-mata dibuat antara para pihak
merugikan terhadap para pihak yang yang berkepentingan.
melakukan jual beli hak atas tanah. Maka dengan demikian
Untuk mengatasi hal tersebut terhadap Perjanjian Pengikatan Jual
sebagaimana diterangkan di atas dan Beli (PPJB) yang dilakukan oleh PT
untuk kelancaran tertib administrasi Cisadane Perdana Kotamadya di
1
0
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

Depok dengan pihak nasabah yang


membeli tanah beserta bangunan 2. Perlindungan Hukum Terhadap
rumahnya termasuk melakukan ke Para Pihak Khususnya Pembeli
dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Dalam Perjanjian Pengikatan Jual
(PPJB) yang dilakukan dibawah Beli Yang Dibuat Di Bawah
tangan karena kesepakatan perjanjian Tangan OlehPT. Cisadane
tersebut hanya dilakukan antara PT Perdana Kotamadya Depok.
Cisadane Perdana Kotamadya Depok Perlindungan hukum yang
dengan pihak nasabah dan dibuat diberikan dalam perjanjian
bukan di hadapan Pejabat Umum pengikatan jual beli sanggat kuat
dalam hal ini Notaris, sebagaimana karena sifat pembuktian dari
yang diterangkan dalam Pasal 1868 perjanjian pengikatan jual beli yang
Kitab Undang-Undang Hukum dibuat di hadapan Pejabat Umum
Perdata. Terhadap hal ini pihak dalam hal ini Notaris. Yaitu dengan
perusahaan yang diwakili oleh Bapak cara menandatangani akta tersebut
Glenn Hendra Gunadirdja dalam hal dihadapan Notaris atau Pejabat yang
ini bertindak dalam kedudukanya ditunjuk untuk pengesahan tanda
selaku kuasa berdasarkan surat kuasa tangan (seperti Pejabat Konsuler,
demikian sah mewakili Direksi dari Kedutaan, Kepala Daerah mulai dari
PT Cisadane Perdana Kotamadya di tingakat Bupati ke atas) dengan
Depok manyatakan bahwa Perjanjian menjelaskan isinya terlebih dahulu
Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang kepada Para Pihak baru kemudian
dibuat oleh PT Cisadane Perdana dilakukan penandatanganan
Kota di Depok dengan nasabah dalam dihadapan Notaris atau Pejabat
jual beli hak atas tanah dan bangunan Umum yang berwenang memiliki
di atasnya hanyalah bersifat sebagai pebuktian yang sangat kuat sesuai
perjanjian pengikat semata atau dengan pembuktian dari akta otentik.
perjanjian pendahuluan, apabila Perlindungan hukum yang
nasabah telah melunasi semua diberikan oleh calon penjual adalah
kewajibnnya maka pihak PT Cisadane berupa persyaratan yang biasanya
Perdana Kota di Depok akan dimintakan sendiri kepada calon
membuatkan akta jual-beli dihadapan pembeli itu sendiri. Misalnya ada
Notaris/PPAT untuk peralihan hak beberapa calon penjual yang di dalam
atas tanah dan bangunan yang telah perjanjian pengkatan jual beli yang
dibayar lunas oleh nasabah. Lebih dibuatnya memintakan kepada pihak
lanjut menurut Bapak Glenn Hendra pembeli agar melakukan pembayaran
Gunadirdja kedudukan hukum atas uang pembeli dengan jangka waktu
perjanjian Pengikatan Jual Beli (PJB) tertentu yang disertai dengan
yang dibuat oleh PT Cisadane persyaratan batal. Miasalnya, apabila
Perdana Kotamadya di Depok dengan pembeli telah melunasi seluruh harga
nasabah walaupun dilakukan dibawah jual beli tanah dan bangunan
tangan namun tetap mempunyai sbagaimana yang telah ditetapkan
kekuatan hukum yaitu sesuai dengan dalam perjanjian pengikatan jual beli
ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang- tanah dan telah menandatangani
undang Hukum Perdata dimana Berita Acara Serah Terima bangunan
perjanjian yang dibuat dan disepakati di hadapan Pejabat Pembuat Akta
menjadi Undang - Undang bagi yang Tanah yang di tunjuk oleh pihak
membuatnya.
1
1
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013
Online di http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr

penjual dalam hal ini calon penjual, 2. Perlindungan hukum terhadap


maka akan dibuatkan Akta Jual Beli. pemenuhan hak-hak para pihak
Perlindungan terhadap pembeli apabila salah satu pihak melakukan
selain dilakukan dengan persyaratan wanprestasi atau ingkar janji dalam
harus di ikuti dengan permintaan perjanjian pengikatan jual beli sangat
pemberian kuasa yang tidak dapat tergantung kepada kekuatan dari
ditarik kembali. Maksudnya adalah Perjanjian Pengikatan Jual beli yang
apabila pihak penjual tidak dibuat, yaitu jika dibuat dengan Akta
memenuhinya maka pihak pembeli di bawah tangan maka
dapat menuntut dan meminta ganti perlindungannya sesuai dengan
rugi sesuai dengan kesepakatan yang perlindungan terhadap Akta dibawah
diatur dalam perjanjian pengikatan tangan, sedangkan apabila di buat
jual beli. oleh atau di hadapan Notaris maka
dengan sendirinya Aktanya menjadi
PENUTUP Akta Notaril sehingga kekuatan
Kesimpulan perlindunganya sesuai dengan
1. Kekuatan hukum dari Akta Perjanjian perlindungan terhadap Akta Otentik.
Pengikatan Jual Beli hak atas tanah
yang dibuat dibawah tangan, khususnya DAFTAR PUSTAKA
yang dibuat oleh PT Cisadane Perdana
Kotamadya di Depok dengan nasabah Djoko Prakoso, Bambang Riyadi Lany, Dasar
adalah sama dengan kekuatan hukum Hukum Persetujuan Tertentu di
yang dimiliki oleh Akta Perjanjian Indonesia, (Jakarta : Bina Aksara, 1987),
Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia
dibuat secara dibawah tangan, karena Sejarah Pembentukan Undang-Undang
dimana kekuatannya hanya didasarkan Pokok Agraria, Isi Dan Pelaksanaannya,
kepada Pasal 1338 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata yang berunyi : R. Setiawan. 1979. Pokok-pokok Hukum
semua persetujuan yang dibuat secara Perikatan, Bina Cipta, Bandung Subekti,
sah berlaku sebagai Undang - Undang Hukum Perajanjian, Jakarta: Intermasa,
bagi mereka yang membuatnya. 2002,

1
2

Anda mungkin juga menyukai