Buku Resensi
Judul : Undang-Undang Cipta Kerja Dalam Hukum
Tanah Indonesia
Penulis : Prof. Dr. B. F. Sihombing, S.H., M.H.
Penerbit : Universitas Pancasila
Tahun : 2023
Resensi
1. Penulis memulai buku ini dengan menjelaskan alas dari pembentukan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (untuk selanjutnya disebut “UU 11/2020”) dengan menjabarkan
bagian dari Menimbang. Dari penelitian yang dilakukan oleh saya, dalam UU 11/2020 tidak
dijelaskan tentang Omnibus Law, namun kemudian ditambahkan pada bagian Menimbang dari
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang (untuk selanjutnya
disebut “UU 6/2023”). Omnibus Law secara mudah adalah suatu Undang-Undang yang mencakup
beberapa Undang-Undang yang terkait, namun dalam praktiknya Undang-Undang Omnibus Law
juga mencabut Undang-Undang yang tidak berlaku. Omnibus Law biasa dipakai di negara-negara
penganut Anglo Saxon.
2. Penulis menjelaskan terkait Asas-asas yang digunakan dalam UU 11/2020. Namun demikian
tampaknya terjadi ketidaksesuaian sehingga pada akhirnya UU 11/2020 diuji oleh Mahkamah
Konstitusi.
3. Inti dari UU 11/2020 sangat bertitik berat dalam pemerataan pekerjaan, pelindungan pekerja,
menarik investasi asing dan tampak sangat terobsesi dengan percepatan proyek strategis Nasional
yang berorientasi pada kepentingan nasional.
4. Selanjutnya, dijelaskan terkait ruang lingkup dari UU 11/2020. Termasuk di dalamnya adalah
Pengadaan Tanah. Tentunya keberadaan Pengadaan Tanah disini seharusnya sejalan dengan tujuan
dari UU 11/2020 yang salah satunya adalah peningkatan ekosistem investasi supaya dapat
Halaman 1 dari 6
Resensi UU Ciptaker | Rizal Yara
Halaman 2 dari 6
Resensi UU Ciptaker | Rizal Yara
13. Lain halnya dengan Paket Kebijaksanaan Deregulasi 6 Juli 1992 (untuk selanjutnya disebut
“PAKJUL”) dan Paket Kebijaksanaan Deregulasi 23 Oktober 1993 (untuk selanjutnya disebut
“PAKTO”).
14. Esensi dari PAKJUL dan PAKTO adalah penyediaan dan pemberian hak atas tanah terhadap
perusahaan-perusahaan yang menggunakan fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanam
Modal Dalam Negeri (PMDN) melalui UU No. 11/1970 dan UU No. 12 Tahun 1970.
15. Peraturan perundang-undangan yang diberlakukan dengan adanya PAKJUL adalah; Keppres No. 33
Tahun 1992, Keppres No. 34 Tahun 1992, dan Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 1992.
16. Ijin Lokasi adalah ijin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang telah
diberikan Pencadangan Tanah. Adapun tata cara sebagai berikut:
a. Tata Cara Pengurusan Ijin Pencadangan Tanah sesuai dengan Perkab BPN No. 3 Tahun 1993:
i. Pemohon melampirkan Akta Pendirian dan NPWP;
ii. Meminta rekomendasi dari Kantor Pertanahan (KP) Kabupaten/Kotamadya;
iii. Setelah lengkap (Akta Pendirian, NPWP, dan Rekomendasi), Kepala Kanwil BPNP
mempersiapkan Ijin Pencadangan Tanah untuk ditandatangani oleh Gubernur
setempat;
iv. Jangka waktu penyelesaian Ijin Pencadangan Tanah adalah 9 hari.
b. Tata cara dalam rangka Permohonan Hak:
i. Pemohon Hak Guna Bangunan (HGB):
1. Pemohon melengkapi; Surat Persetujuan dari BKPM, Ijin lokasi, Bukti-bukti
perolehan tanah, NPWP dan tanda bukti pelunasan PBB, Gambar situasi tanah,
dan Akta pendirian perusahaan;
2. Kelengkapan dokumen tersebut diajukan beserta permohonan ke KP
Kabupaten/Kotamadya setempat dan diperiksa oleh Panitia A kemudian
melaporkan ke Kanwil BPN Provinsi;
3. Setelah menerima laporan dari KP Kabupaten/Kotamadya, maka Kepala
Kanwil BPN Provinsi mengeluarkan SK Pemberian Hak (<2000 M2). Apabila
=/>2000 M2, Kepala Kanwil BPN Provinsi melanjutkan berkas tersebut
kepada Menteri Negara Agraria/Kepala BPN;
4. Apabila diterima oleh Menteri Negara Agraria/Kepala BPN maka diterbitkan
SK. Pemberian Hak;
5. Penerbitan Sertifikat oleh Kepala KP Kabupaten/Kotamadya;
a. <2000m2, jangka waktu penyelesaiannya 29 hari kerja.
b. =/>2000m2, jangka waktu penyelesaiannya 61 hari kerja.
Halaman 3 dari 6
Resensi UU Ciptaker | Rizal Yara
Halaman 4 dari 6
Resensi UU Ciptaker | Rizal Yara
Halaman 5 dari 6
Resensi UU Ciptaker | Rizal Yara
Halaman 6 dari 6