Lingkup
Keprotokola
n
XII OTKP 2
11 Ghea Ersa
Ivan Irwandi
Kelompok 3
13
15 Mahdiyyah Salma
Rafidah
A. Pendahuluan
Baik acara kenegaraan maupun acara resmi memerlukan pedoman keprotokolan agar
dapat berjalan lebih teratur, tertib, aman, lancer, efektif dan efisien, sesuai dengan rangkaian
acara yang telah ditetapkan dan kaidah perundang-undangan yang berlaku.
B. Definisi Keprotokolan
B. Inggris : Protocol
B. Perancis : Protocole
B. Latin : Protocoll
(um)
B. Yunani Kuno : Protokollon
Protokol terbentuk dari bahasa Yunani Kuno. Protokollon terbagi menjadi 2, yaitu
PROTOS yang berarti pertama dan
COLLA yang berarti lem/melekat.
Arti secara keseluruhannya adalah lembaran pertama yang melekat pada dokumen utama yang
memberikan daftar isi dokumen tersebut.
Protokol merupakan sebuah sistem aturan yang menjelaskan perilaku yang benar dan
prosedur yang harus diikuti dalam situasi formal. Sedangkan menurut kamus bahasa Inggris
Oxford, protokol adalah suatu kesepakatan bersama dari bentuk-bentuk yang bersifat
seremonial atau sopan-santun yang digunakan dalam tata pergaulan resmi, seperti antar Para
Kepala Negara atau Para Diplomat.
Protokol adalah etiket berdiplomasi dan urusan negara. Sebuah protokol adalah sebuah
aturan yang membimbing bagaimana sebuah aktivitas selayaknya dijalankan terutama dalam
bidang diplomasi.
Pengaturan tempat
bagi pejabat negara, pejabat Pengaturan Ruang
pemerintahan, perwakilan yang akan dipergunakan
negara asing dan/atau sebagai tempat aktivitas.
organisasi internasional, Ruang harus dipersiapkan
serta toko masyarakat sesuai dengan ketentuan,
tertentu dalam Acara tergantung dari jenis
Kenegaraan atau Acara aktivitas.
Resmi.
Tata Urutan
Tata Upacara
(Presence)
Asas keprotokolan tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010
tentang keprotokolan Pasal 2, yaitu keprotokolan diatur berdasarkan asas :
Kebangsaan Kebangsaan
Adalah keprotokolan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia.
Ketertiban dan kepastian hukum :
Keprotokolan harus dapat menimbulkan dalam masyarakat melalui adanya kepastian hukum.
Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan :
Keprotokolan harus mencerminkan keseimbangan antara kepentingan individudan masyarakat
dengan kepentingan bangsa dan negara.
Timbal balik :
Keprotokolan diberikan setimpal atau balas jasa terhadap keprotokolan dari negara lain.
D. Tujuan Keprotokolan
Sumber :
https://sway.office.com/3aNO3xPvw4nOlRGP?ref=Link