Anda di halaman 1dari 21

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM

PENYELENGARAAN PENDIDIKAN DI RA
Studi Kasus di RA PIQ Sangatta

Oleh:
Poppy Putri Kusumaning Ayu
PENGERTIAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

SEJARAH PAUD

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGARAAN PENDIDIKAN DI RA PIQ SANGATTA

Standar Tingkat Pencapaian Anak


Standar Isi
Standar Proses
Standar Penilaian
Standar Pendidikan dan Kependidikan
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelolaan
Standar Pembiayaan
Definisi kebijakan pemerintahan secara umum memiliki 6 (enam) implikasi
sebagai berikut :
 Kebijakan pemerintahan itu berbentuk pilihan tindakan-tindakan pemerintah
(berupa program, nilai, taktik dan strategi)
 Tindakan-tindakan pemerintah itu dialokasikan kepada anggota masyarakat
sehingga bersifat mengikat.
 Tindakan-tindakan pemerintah itu dari badan pemerintahan seperti lembaga
legislatif,eksekutif dan yudikatif yang memiliki kewenangan politik, hukum dan
finansial untuk melaksanakannya.
 Tindakan-tindakan pemerintah itu untuk memecahkan masalah-masalah
tertentu yang dihadapi masyarakat.
 Tindakan-tindakan pemerintah itu mempunyai tujuan-tujuan tertentu.
 Tindakan-tindakan pemerintah itu selalu diorientasikan terhadap
terpenuhinya kepentingan masyarakat/publik.
Raudhatul Athfal berasal dari kata raudhah yang berarti taman dan athfal yang berarti anak-anak.
Secara bahasa Raudhatul Athfal berarti taman kanak-kanak.
Muhammadiyah cenderung menggunakan kata “Bustanul Athfal” untuk lembaga yang bermakna sama
dengan Raudhatul Athfal. Raudhatul Athfal merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah
Nama Raudhatul Athfal dimunculkan pertama kali dalam Konferensi Besar
Nahdhatul Ulama pada tanggal 23-26 Februari 1954. Konferensi ini
menaruh perhatian pada pendidikan untuk kanak-kanak dan memberi
nama yang berbeda dengan Taman Kanak-Kanak dalam persyarikatan
Muhammadiyah. Pada tahun 1981, nama Raudhatul Athfal telah resmi
digunakan oleh Departemen Agama dalam buku kurikulum bertajuk
“Panduan Kurikulum atau Garis Besar Program Kurikulum Raudhatul
Athfal”. Nama Raudhatul Athfal seterusnya dipertahankan oleh Departemen
Agama dalam Revisi kurikulum Tahun 1987. Selanjutnya nama Raudhatul
Athfal semakin mendapatkan legitimasi secara yuridis dan mendapatkan
perhatian pemerintah pasca penetapan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003, di mana Raudhatul Athfal dicantumkan dengan jelas dan tegas dalam
batang tubuh UU No. 20 tentang Sisdiknas pasal 28.
Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1)

Kompetensi Inti Sikap Sosial (KI-2),


Standar Tingkat
Pencapaian
Perkembangan
Anak
Kompetensi Inti Pengetahuan (KI-3)

Kompetensi Inti Keterampilan (KI-4)


lah a
e ko gatt
l a S Sa n
e pa IQ Peserta didik di PIQ berada di tahap usia 4-6 tahun,
K AP yaitu dengan klasifikasi umur untuk kelas A dimulai
R umur 4-5 tahun dan kelas B dimulai umur 5-6 tahun.
Dan masih terus melalukan pembenahan dalam
pengembangan kurikulum, kompetensi pendidik dan
pengelolaan lembaga. Adapun standar pencapaian
perkembangan anak yang dilakukan adalah
mengembangkan metode pembelajaran guna
memenuhi empat standar kompetensi.
Dalam Permendikbud No. 137 Tahun 2014 Standar Isi
meliputi program pengembangan yang disajikan dalam
bentuk tema dan sub tema. Program pengembangan ini
meliputi 6 (enam) aspek perkembangan, yaitu agama dan
moral, fisikmotorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan
seni. Standar Isi

Adapun lingkup garapan Departemen Agama terhadap Raudhatul Athfal(RA)


mencakup:
 Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku melalui
pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari meliputi moral
Pancasila, agama Islam, disiplin, perasaan/emosi dan kemampuan
masyarakat.
 Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan
dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru yang meliputi
kemampuan melaksanakan ajaran agama Islam, berbahasa, daya pikir,
daya cipta, keterampilan, dan jasmani serta rohani.
lah a
e ko gatt
l a S Sa n
e pa IQ Di RA PIQ tetap mengikuti aturan dari
K AP
R Departemen Agama untuk menjalankan
program kegiatan belajar pendidikan di
Taman Kanak-Kanak, Program
pengembangan ini meliputi 6 (enam)
aspek perkembangan, yaitu agama dan
moral, fisikmotorik, kognitif, bahasa,
soaialemosional, dan seni
Standar
Proses

Kurikulum dibuat berdasarkan Permendikbud No 137 dan No 146, yang


kemudian diintegrasikan dengan nilai-nilai pendidikan agama Islam dari
Kementerian Agama melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor 3489 Tahun 2016, tentang Kurikulum Raudhatul Athfal. Kurikulum
tersebut tetap berpedoman pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan
tematik terpadu, melakukan penyusunan dimulai dari Program Tahunan,
Program Semester, RPPM, sampai dengan RPPH.
lah a
e ko gatt
l a S Sa n
e pa IQ Di RA PIQ masih menggunakan kurikulum 13
K AP
R dengan model pembelajaran sentra. Selama
pandemi ini metode yang digunakan yaitu
melalui daring dengan media zoom atau video
call melalui aplikasi whatshapp. Adapun
materi yang diajarkan antara lain tahfiz jus
amma, hadist tentang sehari-hari, lagu-lagu
islam dan penugasan yang melatih
pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
Standar
Penilaian

 Perencanaan penilaian, yaitu menentukan kompetensi dasar dan merumuskan kegiatan. Tahap ini ditandai
dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), menetapkan alat dan kriteria penilaian.
 Pelaksanaan penilaian, dilakukan saat anak melakukan kegiatan. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan melalui
beberapa metode atau cara, misalnya saja seperti observasi, wawancara, pemberian tugas, dan unjuk kerja.
Dalam observasi terdapat tiga cara yakni menggunakan catatan harian, anekdot dan catatan hasil karya.
 Pengolahan hasil belajar, adalah hasil yang didapatkan dari lembaran harian, mingguan dan bulanan yang di
gabungkan dan dianalisis untuk melihat perkembangan hasil belajar anak.
 Pengarsipan, yaitu mengumpulkan seluruh arsip hasil kegiatan anak yang dijadikan satu menjadi portofolio.
 Pelaporan hasil belajar anak, yaitu melaporkan hasil perkembangan anak kepada pihak-pihak terkait seperti
orangtua atau wali murid di sekolah tersebut, yang kemudian menjadi bahan untuk tindak lanjut oleh sekolah
dan orangtua atau wali murid.
lah a
e ko gatt
l a S Sa n
e pa IQ Di RA PIQ perencanaan penilaian dibuat
K AP
R persemester, perminggu dan perhari. Dimana
selama pandemi penilaian diambil dari
penugasan membuat hasil karya, wawancara
untuk hafalan jus amma dan hadist, serta
melakukan kerjasama dengan orang tua untuk
melakukan observasi perkembangan anak
melalui laporan orang tua. Untuk hasil karya
sendiri dikumpulkan setiap hari jum’at sebagai
arsip dari hasil kegiatan peserta didik. Dan setiap
semester memberi laporan tentang
perkembangan anak kepada orang tua.
Pada tahun 2012 setiap guru PAUD/TK/RA harus telah memiliki sertifikat pendidik. Terkait hal tersebut,
Permendikbud No. 137 Tahun 2014 juga mengklasifikasikan sebagai berikut:
 Untuk menjadi guru PAUD harus memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1) dalam bidang
pendidikan anak usia dini yang diperoleh dari program studi terakreditasi, atau sarjana kependidikan lain yang
relevan (psikologi) dan memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selain itu, guru PAUD harus memeliki
empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional.
 Untuk guru pendamping harus memiliki ijazah D-II PGTK dari program studi terakreditasi atau minimal lulusan
Sekolah Menengah Atas (SMA), tetapi telah memiliki sertifikat pelatihan/ pendidikan/ kursus PAUD. Di samping
itu, mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional.
 Untuk guru pendamping muda harus memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) serta memiliki sertifikat
pelatihan/pendidikan/kursus PAUD jenjang pengasuh PAUD dari lembaga yang berkompeten atau diakui oleh
pemerintah. Selain itu, diwajibkan memiliki kompetensi dasar pengasuhan, keterampilan melaksanakan
pengasuhan, bersikap dan berperilaku.

Standar
Pendidik dan
Kependidikan
lah a
e ko gatt
l a S Sa n
e pa IQ Di RA PIQ ada 14 pendidik dan tenaga kependidikan.
K AP Dimana diantara 10 guru kelas, 1 kepala sekolah, 1
R petugas TU yang merangkap menjadi guru tahfiz dan 2
guru tahfiz. Hanya ada satu guru yang lulusan S.Paud
dan telah bersertifikasi. Sedangkan yang lainnya 4 guru
lulusan S.Pd, 1 guru S.Pd.I, 1 guru S.Si, 1 guru S.E dan 4
guru lulusan SMA. Dengan jumlah 10 kelas dan masing-
masing kelas berisi 12-15 peserta didik. Menurut ibu
Ami sebenarnya tidak seimbang namun hal itu masih
bisa diatasi sampai sekarang
Jalur formal (TK/RA/BA dan sejenisnya)
 memiliki luas lahan minimal 300 m2
 memiliki ruang kegiatan anak yang aman dan sehat dengan rasio minimal 3 m2 per-anak dan tersedia fasilitas cuci tangan
dengan air bersih
 memiliki ruang guru
 memiliki ruang kepala
 memiliki ruang tempat UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dengan kelengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
 memiliki jamban dengan air bersih yang mudah dijangkau oleh anak dengan pengawasan guru
 memiliki ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak
 memiliki alat permainan edukatif yang aman dan sehat bagi anak yang sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia)
 memiliki fasilitas bermain di dalam maupun di luar ruangan yang aman dan sehat
 memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar, dikelola setiap hari.

Standar
Sarana dan
prasarana
Jalur nonformal (KB/TPA)
 memiliki jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jumlah anak, luas minimal 3 m2
per-anak
 memiliki ruang dan fasilitas untuk melakukan aktivitas anak di dalam dan di luar dapat
mengembangkan tingkat pencapain perkembangan anak
 memiliki fasilitas cuci tangan dan kamar mandi/jamban yang mudah dijangkau oleh anak
yang memenuhi persyaratan dan mudah bagi guru dalam melakukan pengawasan
 memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar
lah a
e ko gatt
l a S Sa n
e pa IQ Untuk sarana dan prasarana di PIQ sendiri
K AP
R memiliki luas lahan 2125 m2. Sangat cukup
untuk melakukan proses pembelajaran.
Sarana dan prasarana tersebut seperti tempat
bermain di outdoor dan indoor, jamban,
tempat mencuci tangan, 8 ruang kelas, 1
ruang perpustakaan dan 1 ruang kantor guru
dan TU. Dan sampai sekarang masih terus
dilakukan pembangunan dan pembenahan
gedung.
Pengelolaan organisasi satuan pendidikan anak usia dini jalur formal, yang diselenggarakan oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah memiliki paling sedikit 2 (dua) orang yang terdiri atas: kepala
sekolah/madrasah yang menjalankan fungsi manajemen satuan pendidikan anak usia dini jalur
formal dan komite sekolah/madrasah yang menjalankan fungsi pengarahan, pertimbangan, dan
pengawasan akademik. Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini jalur formal, yang
diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah menggunakan tata kelola yang terdiri
dari kepala sekolah/madrasah menjalankan manajemen berbasis sekolah/madrasah untuk dan atas
nama Gubernur/Bupati/Walikota atau Menteri Agama sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan komite sekolah/madrasah memberi bantuan pengarahan, pertimbangan,
dan melakukan pengawasan akademik kepada dan terhadap kepala sekolah/madrasah.

Standar
Pengelolaan
lah a
e ko gatt
l a S Sa n
e pa IQ RA PIQ berdiri dibawah
K AP
R naungan Yayasan Pesantern
Ilmu Al-Qur’an (YPIQ) 3.
Saat ini untuk pengelolaan
penyelengaraan pendidikan, RA
PIQ dijalankan oleh kepala
sekolah, 1 tenaga Kependidikan,
12 pendidik dan komite sekolah
Standar
Pembiayaan

Biaya operasional digunakan untuk gaji pendidik dan tenaga


kependidikan serta tunjangan yang melekat, penyelenggaraan
program pembelajaran, pengadaan dan pemeliharaan sarana-
prasarana, serta pengembangan SDM. Biaya personal meliputi biaya
pendidikan yang dikeluarkan untuk anak dalam mengikuti proses
pembelajaran.Biaya operasional dan personal dapat berasal dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, yayasan, partisipasi
masyarakat, dan atau pihak lain yang tidak mengikat. Pengawasan
dan pertanggungjawaban keuangan lembaga PAUD disesuaikan
dengan peraturan.
lah a
e ko gatt
l a S Sa n
e pa IQ Pembiayaan untuk proses pembelajaran
K AP
R RA PIQ mengelola 100% dari uang
pendaftaran dan SPP. Pembiyaan tersebut
meliputi gaji pendidik dan kegiatan
pembelajaran. Sedangkan bantuan
pemerintah pembiayaan dari Departemen
Agama sebanyak Rp.600.000/ peserta
didik/tahun serta insentif pendidik dari
pemerintah daerah yang langsung
disalurkan ke rekening bank masing-
masing pendidik.

Anda mungkin juga menyukai