Anda di halaman 1dari 35

SISTEM DISTRIBUSI OBAT DAN

ALKES DI RUMAH SAKIT.


RANTAI PELAYANAN OBAT
Pabrik
Resep
PBF
Status Px
Apotek
Screning Rx
Logistik
Input data
Distribusi Etiket
Penyimpanan Peracikan

Pemanggilan Px

Penyerahan Obat

Informasi
PABRIK
LASA = Look a like Sound a like
• Kemasan Obat Mirip ( Lodia dan Flamar warna
coklat tua)
• Nama Obat hampir sama (Leschol dgn Lesichol,
Novalgin dgn Norages, Losex dgn Lasix)
• Cetakan dosis tidak jelas ( Glimepiride 1 mg,
2mg atau metrik 1 mg, 2 mg )
PENERIMAAN
• No. Bach dan Expire date.
• Cara membawa ( untuk suhu khusus, bahan
berbahaya dan mudah terbakar)
• Kemasan dan segel.
• Dokumen Penyerta.
PENYIMPANAN
• Berdasarkan Farmakologi.
• Berdasarkan Alfabetis dan bentuk sediaan.
• Pemisahan obat yang mirip (LASA).
• Pemisahan berdasarkan Fast moving.
• Pemisahan berdasar High Alert Medicine (obat
berbahaya bila mencederai)
PENERIMAAN RESEP / ORDER OBAT
• sebaiknya tertulis atau dengan elektronik.
• Lakukan konfirmasi beberapa kali bila kurang
jelas.
• Jalin hubungan baik dengan dokter dan
perawat.
• Gunakan nomor resep atau rekam medik sebagai
identitas pasien.
STATUS DAN DATA PASIEN
• Dokumentasi semua riwayat pengobatan pasien.
• Dokumentasi semua kebiasaan pasien seperti
merokok, pemakaian alkohol, obat
tradisional/jamu dan suplemen yang digunakan.
• Dokumentasi riwayat alergi dan kondisi lain
seperti sedang hamil, menyusui dan penggunaan
obat hormonal lainnya.
SCRENING RESEP
• Administration : Nama pasien, nomor RM, umur
dan dokter penulis Resep
• Pharmaceutical : Baca Resep, Jenis obat, Aturan
pakai, Jumlah dll
• Clinical : Jenis penyakit pasien, keluhan pasien.
Tepat Obat, Tepat Pasien, Tepat Dosis
(rute & waktu), Tepat Sediaan dan
Waspada Efek Samping
ETIKET / LABELING
CEK ULANG PENULISAN RESEP, ETIKET
DAN OBAT ( Segitiga emas)
ETIKET

OBAT RESEP
Gunakan etiket otomatic/elektrik untuk menjamin
safety. Bisa ditambah gambar atau warna.
PENYIAPAN OBAT
• Lama penyiapan dan jumlah resep yang
ditangani mempengaruhi medication error.
• Tempat kerja dan fasilitas berpengaruh seperti
Rak terlalu tinggi, sempit, dengan mesin
dispensing otomatis, barcode dll.
• SOP ada tidak ? Mampu telusur tidak ?
• Suasana Kerja ?
PENYERAHAN OBAT
• Pastikan pasien yang dipanggil sesuai dengan
nomor urut rangkap, nomor antrian otomatis.
• Konfirmasi ulang nama, alamat, dokter dan
keluhan penyakit.
• Tulis Identitas pasien untuk telusur bila terjadi
kesalahan.
• Pastikan Obat yang diterima sesuai dengan
resep baik jenis, jumlah dan aturan pakai.
• Libatkan pasien dalam memahami obat yang
diterima.
DISTRIBUSI
• Kegiatan mendistribusikan perbekalan Farmasi
di RS untuk pelayanan individu dalam proses
terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
untuk menunjang Pelayanan Medis.
• Tujuan tersedianya perbekalan Farmasi di unit2
pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis dan
jumlah.
JENIS DISTRIBUSI
• Resep perorangan (Individual Prescription).
• Persediaan lengkap di ruangan ( Ward Floor
stock).
• Dosis Unit ( Unit Dose Dispensing atau One
Dose Daily).
• Sistem Kombinasi.
RESEP PERORANGAN
• Order/resep yang ditulis dokter untuk tiap
pasien.
• Depo Farmasi menyiapkan dan
mendistribusikan sesuai dengan permintaan
yang tertulis dalam resep.
• Biasanya pada pelayanan pasien rawat jalan
melalui poliklinik atau IGD.
• Perlu tahapan dari mulai penerimaan sampai
penyerahan yang terverifikasi,
KEUNTUNGAN
• Semua resep/order dikaji langsung oleh
apoteker .
• Adanya pemberian keterangan dan informasi
langsung kepada pasien tentang obat yang
diterima pasien.
• Adanya interaksi profesional antara apoteker,
dokter, perawat dan pasien.
• Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat.
• Mempermudah penagihan biaya perbekalan
farmasi ke pasien.
KERUGIAN
• Memerlukan waktu yang lebih lama.
• Pasien membayar obat yang kemungkinan tidak
digunakan.
• Memerlukan waktu lama untuk menunggu obat
selesai disiapkan.
• Menyiapkan biaya langsung untuk pembayaran
obat.
• Memerlukan administrasi penyimpanan resep
selama 3 tahun.
PERSEDIAAN LENGKAP DI RUANGAN
• Persediaan perbekalan Farmasi di siapkan di
ruangan rawat inap oleh perawat.
• Persediaan perbekalan Farmasi yang dibutuhkan
pasien tersedia dalam ruang penyimpanan di
ruang rawat inap.
• Permintaan barang Perbekalan Farmasi melalui
permintaan amprahan dari ruang rawat inap ke
logistik farmasi.
KEUNTUNGAN
• Pelayanan lebih cepat karena barang sudah di
ruangan.
• Menghindari pengembalian perbekalan farmasi
yang tidak terpakai .
• Mengurangi penyalinan order/copy resep.
• Pasien tidak perlu antri mengambil dan
menunggu obat.
• Tidak perlu menyediakan dana tunai .
KERUGIAN
• Kesalahan bisa meningkat karena order/resep
tidak dikaji oleh apoteker.
• Pengendalian persediaan dan mutu barang
kurang diperhatikan perawat ( suhu, ruangan
dan sarana prasarana).
• Kemungkinan hilangnya perbekalan farmasi
tinggi.
• Penambahan modal investasi.
KERUGIAN
• Menambah pekerjaan perawat dalam menangani
perbekalan farmasi .
• Meningkatnya kerugian dan bahaya karena
kerusakan perbekalan farmasi.
• Administrasi dan stok barang yang kurang
tertib.
Biasanya persediaan lengkap hanya untuk
kebutuhan darurat dan BAKHP
BAHAN ALAT HABIS PAKAI
• Biasanya langsung disiapkan di ruangan supaya
cepat penggunaannya.
• Disediakan hampir di semua instalasi seperti
Laboratorium, Radiologi, ICU/ICCU, NICU,
PICU, IBS, IGD. Rawat jalan dan rawat inap.
• Jumlah dan jenis sulit untuk di hitung serta
langsung menyatu dengan paket tarip tindakaan
pelayanan.
OBAT EMERGENSI
• Obat yang dipakai untuk mengatasi keadaan
darurat dan diperlukan segera.
• Biasanya adalah obat2 injeksi (dopamin) , tablet
(ISDN) dan bentuk suppositoria (Stesolid).
• Dibuat dalam satu kit sehingga mudah untuk
dibawa cepat.
• Penggantian obat dilakukan melalui penulisan
resep.
DISTRIBUSI UNIT DOSE
• Perbekalan Farmasi yang diorder oleh dokter
untuk pasien terdiri atas satu atau beberapa
jenis perbekalan farmasi dan masing2 dalam
kemasan dosis unit tunggal dalam jumlah
persediaan yang cukup untuk suatu waktu
tertentu.
• Pasien hanya membayar obat yang dikonsumsi
saja.
• Tanggung jawab ada di IFRS.
DISTRIBUSI UNIT DOSE
• Perlu kerjasama dengan staf medik, perawat,
pimpinan RS dan staf administrasi.
• Perbekalan Farmasi di kemas dalam unit
tunggal, di dispensingkan dalam bentuk siap
konsumsi.
• Tidak lebih dari 24 jam persediaan dosis,
diantarkan ke ruangan pasien setiap saat.
DISTRIBUSI UNIT DOSE
• Unit dose sentralisasi : tidak ada depo2 yang
melayani semua di sentralisasikaan.
• Unit dose desentralisasi : dilakukan oleh depo2
satelit. Mirip dengan obat persediaan lengkap di
ruangan hanya pengelolanya oleh apoteker.
• Kombinasi sentralisasi dan desentralisasi :
hanya dosis awal dan dosis keadaan darurat
yang dilayani depo/satelit.
KEUNTUNGAN
• Pasien hanya membayar perbekalan farmasi
yang di konsumsi saja.
• Semua dosis yang diperlukan telah disiapkan
oleh IFRS.
• Mengurangi kesaalahan pemberian perbekalan
farmasi.
• Menghindari duplikasi order perbekalan farmasi
yang berlebihan.
KEUNTUNGAN
• Meningkatkan pemberdayaan petugas
profesional dan non profesional yang lebih
efisien.
• Mengurangi resiko kehilangan dan pemborosan
perbekalan farmasi.
• Memperluaas cakupan dan pengendalian IFRS
secara keseluruhan sejak dokter menulis resep
sampai pasien menerima dosis unit.
KEUNTUNGAN
• Sistem komunikasi pengorderan dan distribusi
perbekalan farmasi bertambah baik.
• Apoteker dapat datang ke unit perawatan/ruang
pasien untuk melakukan konsultasi perbekalan
farmasi, memberikan masukan kepada tim.
• Peningkatan pengendalian dan pemantauan
penggunaan perbekalan farmasi menyeluruh.
• Peluang prosedur komputerisasi.
KERUGIAN
• Meningkatnya kebutuhan tenaga Farmasi
( Apoteker dan asisten apoteker).
• Meningkatnya biaya operasional yang berkaitan
dengan stok barang, sarana dan prasarana.
• Tidak langsung menerima biaya transaksi
konsumsi obat karena pasien melakukan
pembayaran setelah pulang.
• Sistem Administrasi yang lebih banyak.
UNIT DOSE OBAT
• Obat yang disiapkan bisa dalam bentuk oral,
injeksi , suppositoria, obat luar dan bahan alat
habis pakai.
• Obat dikemas untuk diberikan bisa dalam satu
hari atau tiap kali dosis.
• Perlu ketelitian dari segi administratif, bentuk
obat dan juga aturan pemberiannya.
• Diperlukan kerjasama yang optimal dengan
tenaga medis lainnya.
SEDIAAN OBAT STERIL
• Obat yang diminta dengan dosis yang khusus
bagi setiap pasien.
• Biasanya pada pasien neonatus, penggunaan
obat sitostatika dan nutrisi parenteral.
• Sediaan di racik setiap akan digunakan sesuai
dengan protokol terapi atau dosis yang di
inginkan.
• Dilakukan pada ruang yang aseptis.
DISTRIBUSI KOMBINASI
• Sistem distribusi yang menerapkan sistem
distribusi resep/order individual sentralisasi,
juga menerapkan distribusi persediaan di
ruangan yang terbatas.
• Perbekalan Farmasi di ruangan yang banyak
diperlukan pasien perhari dan harganya murah.
• Bisa untuk obat yang biasanya diresepkan atau
BAKHP.
KEUNTUNGAN
• Semua resep/order perorangan dikaji langsung
oleh apoteker.
• Adanya kesempatan berinteraksi profesional
antara apoteker, dokter, perawat dan pasien/
keluarga pasien.
• Perbekalan Farmasi yang diperlukan dapat
segera tersedia bagi pasien.
DESAIN SISTEM DISTRIBUSI
• Analisa sistemik dari ratio manfaat dan biaya.
• Pemantauan kinerja dari evaluasi mutu
pelayanan.
• Jumlah ruangan, cakupan geografis dan tata
ruang Rumah Sakit, serta populasi pasien.
• Kualitas dan kuantitas staf IFRS.
CARA ORDER
• Menggunakan Resep yang dibuat rangkap 2, asli
ke IFRS, tembusan disimpan di rekam medik.
• Formulir order dari ruangan rawat inap
langsung ke IFRS.
• Menggunakan faximili.
• Menggunakan komputerisasi ( e Resep)

Anda mungkin juga menyukai