Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KERJA PRAKTEK (KP)

PT. SEMEN BOSOWA


“ANALISA KIMIA KOMPONEN UTAMA SEMEN PORTLAND”

Oleh :
MOH. SYAMSUL (09220190064)

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Andi Suryanto., S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng
Sejarah Singkat PT. SEMEN BOSOWA

Berawal dari pertemuan antara HM. Aksa Mahmud yang kala itu menjabat sebagai President Director
Bosowa group dengan Rachid Hamdani, seorang systems engineer pada sebuah perusahaan raksasa di
Swiss .Pada tanggal 23 Agustus 1998 PT. Semen Bosowa Maros mulai memproduksi semen namun
masih membeli klinker dari PT.Semen Tonasa dan Semen Cibinong.Pada tanggal 8 April 1998 PT.
Semen Bosowa Maros telah memproduksi klinker sendiri, kemudian tanggal 12 April 1999 berhasil
menghasilkan semen dengan menggunakan klinker yang dihasilkan dari penambangan gugus gamping
eksplorasi Semen Bosowa
Pada tanggal 13 Oktober 1999 PT. Semen Bosowa Maros memulai ekspor perdananya dari akibat
pasokan semen dalam negeri yang surplus ke daerah Afrika, Sudan, Somalia, Madagaskar, dan Dubai
Visi Dan Misi PT. SEMEN BOSOWA MAROS

Visi
PT.Semen Bosowa Maros yang
tumbuh dan berkembang di era
reformasi menyongsong era
globalisasi dan perdagangan bebas
Misi
Memberikan produk yang
untuk menjadi perusahaan kelas dunia
berkualitas,Semen Portland Tipe I yang
dibidang industri semen dengan tekad
diuat dengan pabrik teknologi canggih
memenuhi kepuasan pelanggan.
yang sesuai dengan standar mutu
internasional serta didukung oleh sumber
daya manusia yang handal,ramah
lingkungan sehingga memberikan
manfaat bagi agama,bangsa,dan
masyarakat
Jenis-jenis Semen
Pengertian Semen
Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Semen adalah bahan perekat yang
berbentuk bubuk halus (powder) yang jika
ditambahkan air akan terjadi reaksi Tipe II (Moderate Heat Portland Cement)
hidrasi.Hidrasi adalah reaksi terjadinya
komponen semen Portland dengan air yang Tipe III (High Early Strength Portland
dapat mengeras dan mempunyai sifat Cement)
sebagai perekat yang dipakai bersama
material lain.Penyusun semen terdiri dari
persenyawaan antara kalsium oksida Tipe IV (Low Heat Portland Cement)
dengan silika, alumina dan besi oksida
Tipe V (Shulphat Resistance Portland
Cement)
Secara umum proses pengolahan biji gandum sampai menjadi tepung
gandum (terigu) adalah sebagai berikut:

 Penambangan/Quarry.
 Penghancuran.
 Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku.
 Pembakaran dan Pendinginan Klinker.
 Penghalusan Akhir
● Hilang pijar (Lost Of Ignition)
● Bagian tak larut (Insoluble Residue)
● Sulfur trioksida (𝑆𝑂3)
Parameter Analisa Tepung ● Silikon dioksida (𝑆𝑖𝑂2)

Terigu ● Ammonium hidroksida (𝑅2𝑂3)


● Kalsium oksida (𝐶𝑎𝑂)
● Magnesium oksida (𝑀𝑔𝑂)
● Besi III oksida (𝐹𝑒2𝑂3)
● Aluminium oksida (𝐴𝑙2𝑂3)
Hasil Analisa beberapa Sampel
Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan hasil Analisa yang ada, maka akan disimpulkan
bahwa makin tinggi protein, maka semakin tinggi pula nilai gluten. Makin tinggi nilai
protein, resistensi pada ekstensograph juga akan semakin tinggi. Makin tinggi nilai
protein, maka resistensi pada noodle juga akan semakin tinggi.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai