MODUL 8 TRANSPORTASI PASIEN & TATA LAKSANA BENCANA Dwi
MODUL 8 TRANSPORTASI PASIEN & TATA LAKSANA BENCANA Dwi
Diadaptasi dari ACS Committee on Trauma. Resources for Optimal Care of the Injured
Patient.Chicago, IL; ACS; 2006.
Skenario
Pria, 27 tahun, pk 21.00
Pasca kecelakaan lalu lintas
Dibawa ke IGD RS tipe C di kabupaten yang memiliki
CT scan dan USG, tetapi tidak memiliki pelayanan
bedah syaraf
Kondisi pasien:
A: gurgling
B: nafas dangkal, F 12x/m
C: TDS 90 mmHg, N 120x/m
D: GCS 6
Lanjutan Skenario
Pasien dilakukan intubasi, pemasangan akses vena dan
resusitasi dengan kristaloid.
Ada perbaikan tekanan darah dan denyut nadi.
Konfirmasi lokasi ETT dilakukan dengan foto thoraks.
Foto pelvis tidak menampakkan adanya fraktur.
Pada secondary survey didapatkan deformitas di paha
kanan.
Keputusan??
Tanggung Jawab dalam Transfer
Dokter Perujuk
Inisiasi transfer ke institusi penerima
Memilih moda transportasi yang sesuai
Menentukan tingkat perawatan yang diperlukan untuk
tata laksana optimal selama perjalanan
Komunikasi dengan dokter penerima
Memahami sepenuhnya kemampuan pihak ketiga
Stabilisasi kondisi pasien sebelum transfer, dalam
kapabilitas fasilitas kesehatan perujuk
Dokumentasi lengkap pengkajian dan tata laksana pra
dan selama transfer
Tanggung Jawab dalam Transfer (2)
Dokter Penerima
Memastikan ketersediaan layanan yang dibutuhkan
pasien
Memfasilitasi pengaturan transfer
Memberikan masukan terkait persiapan dan
penyelenggaraan layanan selama transfer untuk
memastikan keselamatan pasien
Pitfall
Komunikasi yang tidak memadai atau tidak tepat yang
mengakibatkan hilangnya informasi penting terkait
perawatan pasien
Moda Transportasi
Do no further harm
Pilihan yang ada: darat, udara, air
Pertimbangan pemilihan
Kebutuhan pasien
Ketersediaan
Kondisi geografis
Biaya
Cuaca
Transfer yang aman
Stabilisasi pra transfer
SDM terlatih
Pengelolaan situasi tidak terduga selama transfer
Protokol Transfer
Informasi dari dokter perujuk
Identitas pasien
Informasi singkat insiden, termasuk data pra RS penting
Kondisi/ temuan awal di IGD
Respon pasien terhadap terapi
Informasi kepada pelaksana transfer
Pemeliharaan jalan nfas
Terapi cairan
Prosedur khusus yang mungkin diperlukan
Skor trauma, prosedur resusitasi dan hal lain yang mungkin berubah
selama transfer
Dokumentasi
Catatan tertulis mengenai masalah, tata laksana dan kondisi pasien saat
ditransfer harus menyertai pasien.
Pertimbangkan untuk mengirimkan melalui fax/Email
Protokol Transfer (2)
Terapi pra transfer
Airway
Intubasi, jika diperlukan; suction; NGT
Breathing
Tentukan kebutuhan dan berikan suplementasi
Ventilasi mekanis, jika diperlukan; tube thoracostomy, jika
diperlukan
Circulation
Kendalikan perdarahan eksternal
Akses vena 2 jalur, kateter IV besar, berikan kristaloid
Ganti kehilangan darah sesuai derajat perdarahan
Pasang Folley catheter untuk memantaui produksi urine
Pantau irama dan denyut jantung
Protokol Transfer (3)
Terapi sebelum transfer
CNS
Nilai respirasi
Berikan mannitol, jika diperlukan
Imobilisasi cervical dan tulang belakang lainnya
Diagnostic
Hanya jika ada indikasi, tidak boleh menunda transfer
Hb, golongan darah dan AGD untuk setiap pasien
EKG dan saturasi
Wounds
Bersihkan dan balut setelah mengendalikan perdarahan
Berikan profilaksis tetanus
Berikan antibiotik, jika ada indikasi
Fracture
Lakukan traksi dan pembidaian yang tepat
Protokol Transfer (4)
Petugas yang melakukan transfer harus sesuai dengan kondisi
dan potensi masalah pasien
Tata laksana selama transfer, biasanya meliputi:
Pemantauan tanda vital dan pulse oximetry
Lanjutkan topangan sistem kardiorespirasi
Lanjutkan penggantian kehilangan darah
Penggunaan obat-obatan sesuai instruksi dokter atau sejauh
diijinkan oleh protokol
Lakukan komunikasi dengan dokter atau RS selama transfer
Pastikan dokumentasi akurat selama transfer
Pitfall
ETT dapat terlepas selama transfer. Pastikan petugas yang
mendampingi mampu melakukan re-intubasi dan peralatan yang
diperlukan tersedia
Lanjutan Skenario
Pasien tiba di Trauma Center
Dilakukan evaluasi ulang dengan hasil sbb:
Jalan nafas paten dan terfiksasi dengan baik
Suara nafas simetris
TD 100/60, HR 110
GCS E1VettM3
CT scan: SDH, hematoma lien
X-Ray: fraktur shaft femur kanan
Definisi Bencana
Suatu kejadian mendadak yang menimbulkan
kerusakan, kehilangan atau kehancuran (Merriam-
Webster)
Suatu kegagalan atau kemalangan yang hebat yang
terjadi mendadak (Merriam-Webster)
Suatu keadaan atau kejadian di mana kebutuhan pasien
jauh melebihi atau melampaui jumlah sumber daya
yang tersedia untuk merawat pasien tersebut
(perspektif medis)
Fase Pengelolaan Bencana
Persiapan
Identifikasi risiko
Penyusunan rencana
Sosialisasi dan pelatihan kepada setiap pihak yang terkait
Mitigasi
Dapat bersifat ‘hard’ atau ‘soft’
Simulasi/ drills
Respon
Aktivitas pada saat bencana aktual terjadi
Triage, Dekontaminasi, Tata laksana pasien, Transfer pasien
Pemulihan
Kembali pada fungsi atau keadaan setelah suatu kedaruratan
Triage Lapangan
Levin D, Bachtis C, Acosta JA, Jacoby I. Trauma Scoring and Triage. 2007
JumpSTART Triage
JumpSTART Triage (2)
Triage Tag
Dekontaminasi
90% bahan berbahaya yang terpapar pada korban
bencana dapat dihilangkan dengan mengganti pakaian
RS harus meminimalkan kontaminasi IGD & fasilitas RS
Siapkan alur, regulasi dan sarana
Jenisnya
Dekontaminasi primer (gross)
Di lapangan atau di luar RS setelah melepaskan pakaian
Disiram dengan semprotan halus dengan tekanan sedang
Dekontaminasi sekunder (technical)
Mandiri, menggunakan air dan sabun dengan pancuran air hangat
Dekontaminasi dengan bantuan
Dibantu oleh petugas dengan air, sabun dan spons khusus
Prinsip Tata Laksana Medis
Pendekatan sistematik ‘A-B-C-D-E’
Optimalisasi sumber daya yang terbatas
Prioritas penanganan pada pasien yang tepat
Perubahan standar pelayanan menjadi ‘minimum
acceptable care’
Aspek medis dan bioetika
Perlu direncanakan dengan seksama
Situasi Khusus – Ledakan
Jalan Nafas
Posisi pemulihan yang sesuai dengan kondisi pasien (lateral vs HAINES)
Pernafasan
Suplementasi oksigen (blast lung)
Dekompresi pada tension pneumothorax
Sirkulasi
Resusitasi hipotensif
Damage control laparotomy/thoracotomy
Penghangatan aktif & pasif (cegah koagulopati akibat hipotermia)
Resusitasi cairan dengan kristaloid dengan hati-hati (pada kasus luka
bakar dengan blas lung)
Perawatan Lanjutan
Sindroma kompartemen
Cidera vaskuler, identifikasi & perbaikannya
Survey tersier (harus dilakukan oleh tim pemeriksa yang berbeda)
Situasi Khusus – Bahan Kimia
Agen Syaraf (Tabun, Sarin, Soman, VX)
Bersifat kolinergik
Membentuk kompleks dengan AChE meningkatkan
Ach pasien ‘tenggelam’ dalam sekretnya
Gejala krisis kolinergik
Muskarinik: Salivation, Lacrimation, Urinaion, Defecation, GI,
Emesis, Miosis
Nikotinik: Mydriasis, Tachycardia, Weakness, Hypertension,
Fasciculations
Tata laksana
Atropine
Pralidoxime
Situasi Khusus – Bahan Kimia(2)
Agen Asphyxiant dan Hemolitik (Hydrogen cyanide,
cyanogen chloride, arsine)
CN menggantikan O2, membentuk
cyanmethemoglobin
Arsine menyebabkan hemolisis akut disertai gagal
ginjal
Gejala & tanda
AC, CK: aroma almond, gangguan kesadaran
SA: aroma bawang putih, ada hematuria, jaundice
Terapi
AC, CK: Sodium thiosulfite
SA: suportif
Situasi Khusus – Bahan Kimia (3)
Agen Pulmoner (Chlorine, Phosgene, Diphosgene,
Ammonia)
Menyebabkan pnemonia khemis, tracheobronchitis berat
dan alveolitis
Gejala dan Tanda: sesak nafas hebat yang disertai dengan
aroma khas
Chlorine: pemutih
Phosgene & diphosgene: jagung, jerami
Ammonia: pesing
Terapi
Suportif
Skenario Triage
Anda dipanggil ke suatu lokasi konstruksi di mana ada 5orang
pekerja terluka akibat ledakan gas saat renovasi atap stadion.
Anda dengan cepat melihat situasi dan menemukan kondisi
pasien sebagai berikut:
Pasien A – seorang pria muda yang berteriak “Tolong, kaki saya
sakit sekali. Mau mati rasanya”
Pasien B – seorang wanita muda, tampak sianosis dan takipnea
dan bernafas dengan berisik
Pasien C – seorang pria usia 50-an yang terbaring di genangan
darah dan celana kirinya basah oleh darah
Pasien D – seorang pria muda terbaring diam dengan wajah
menghadap ke bawah dan tak bergerak
Pasien E – seorang pria muda yang berteriak dan memaki bahwa
dia harus ditolong atau dia akan memanggil pengacaranya
Skenario Triage
Apa problem primer dari setiap pasien?
Tentukan prioritas dari setiap pasien