Upaya Hukum Banding PDF
Upaya Hukum Banding PDF
KELOMPOK II
• Brando Pardede, S.H.
• Cindy M Indira Bangsawan, S.H.
• Dian Syah Putri, S.H.
• Dwi Retnowidrati Y Mokodongan, S.H.
• Elisabeth Mustika Situmorang, S.H.
• Fitri Agustina, S.H.
• Franca Moniqa Sayogi, S.H.
• Frans Roito Simalango, S.H.
• Ghina Naufaliza, S.H.
PPPJ LXXIX GELOMBANG II - XIII • Hana Magdalena Salsabilla, S.H.
UPAYA HUKUM BANDING
• Tidak ditemukan dalam perundang – undangan termasuk KUHAP
• BAB XVII TENTANG BANDING PASAL 223-243 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA
PIDANA
PIDANA UMUM
UMUM
PIDANA KORUPSI
• Pasal 482 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
• Pasal 148 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tanggal 2 Pebruari 2015, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang.
• Pasal 52 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan
• Pasal 47 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 TAHUN 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
• Pasal 79 dan Pasal 80 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
• Pasal 30 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
• Pasal 82 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan
• Pasal 59 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
• Pasal 32 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
BANDING
dengan membuat memori banding dan kontra memori banding apabila terdakwa
No.14 Tahun 1985 sebagaimana dirubah dengan UU No. 5 Tahun 2004, Angka 7
Pedoman No. 3 Tahun 2019, Angka 6 Pedoman No. 24 Tahun 2021 dan Angka XXII
• Putusan Hakim lebih rendah 2/3 (dua pertiga) dari tuntutan pidana PU atau Hakim
menjatuhkan putusan pidana penjara selama atau kurang dari 20 (dua puluh) tahun,
sedangkan PU menuntut pidana mati atau pidana penjara seumur hidup. (Vide Angka
dua) tuntutan yang diajukan, penuntut umum dengan persetujuan Kepala Kejaksaan
Negeri/Kepala Cabang Kejaksaan Negeri dapat tidak mengajukan upaya hukum banding,
kecuali terhadap perkara-perkara yang ditentukan (Vide Angka 7 Pedoman No. 24 Tahun
2021);
• Perkara yang pasalnya dinyatakan terbukti oleh Hakim berbeda dengan pasal yang
dibuktikan Penuntut Umum; atau Hakim menjatuhkan pidana dengan jenis pidana
(strafsoort) yang berbeda dengan tuntutan Penuntut Umum dan Dalam hal perkara yang
pasalnya dinyatakan terbukti oleh Hakim tidak didakwakan Penuntut Umum dalam surat
dakwaan maka Penuntut Umum wajib melakukan upaya hukum banding. (Vide Bab V