Anda di halaman 1dari 15

UPAYA HUKUM PIDANA

UPAYA HUKUM BANDING

KELOMPOK II
• Brando Pardede, S.H.
• Cindy M Indira Bangsawan, S.H.
• Dian Syah Putri, S.H.
• Dwi Retnowidrati Y Mokodongan, S.H.
• Elisabeth Mustika Situmorang, S.H.
• Fitri Agustina, S.H.
• Franca Moniqa Sayogi, S.H.
• Frans Roito Simalango, S.H.
• Ghina Naufaliza, S.H.
PPPJ LXXIX GELOMBANG II - XIII • Hana Magdalena Salsabilla, S.H.
UPAYA HUKUM BANDING
• Tidak ditemukan dalam perundang – undangan termasuk KUHAP

• Mr. P. Van Bemmelen: “Banding merupakan pengujian atas ketepatan

dari putusan pengadilan tingkat pertama yang disangkal kebenarannya.

• Menurut Andi Hamzah : “Banding adalah hak terdakwa atau Penuntut

Umum menolak putusan pengadilan, dengan tujuan untuk dilakukan

pemeriksaan ulang oleh PT serta menguji ketepatan penerapan hukum

dari purusan pengadilan tingkat pertama


BANDING DASAR UPAYA HUKUM BANDING
• PASAL 67 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA

• BAB XVII TENTANG BANDING PASAL 223-243 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA

PIDANA

• PEDOMAN NOMOR 3 TAHUN 2019 TENTANG TUNTUTAN PIDANA PERKARA TINDAK

PIDANA UMUM

• PEDOMAN NOMOR 24 TAHUN 2021 TENTANG PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA

UMUM

• PEDOMAN NOMOR 11 TAHUN 2021 TENTANG PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA

NARKOTIKA DAN/ATAU TINDAK PIDANA PREKURSOR NARKOTIKA

• PEDOMAN NOMOR 1 TAHUN 2019 TENTANG TUNTUTAN PIDANA PERKARA TINDAK

PIDANA KORUPSI

• SEJAMPIDSUS NOMOR B-845/F/FJP/05/2018 PERIHAL PETUNJUK TEKNIS POLA

PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA KHUSUS YANG BERKUALITAS


PERATURAN TERKAIT
• Pasal 26 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

• Pasal 482 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum

• Pasal 148 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tanggal 2 Pebruari 2015, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang.

• Pasal 52 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan

• Pasal 47 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 TAHUN 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

• Pasal 79 dan Pasal 80 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

• Pasal 30 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

• Pasal 82 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan

• Pasal 59 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

• Pasal 32 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
BANDING

PIHAK YANG BERHAK


MENGAJUKAN BANDING
Pasal 67 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

"Terdakwa atau penuntut umum berhak untuk minta

banding terhadap putusan pengadilan tingkat pertama

kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala

tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang

tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan

dalam acara cepat."


PUTUSAN YANG TIDAK DAPAT
DIAJUKAN BANDING
• Pasal 67 KUHAP : Terdakwa atau penuntut umum
berhak untuk minta banding terhadap putusan
pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap
putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum
yang menyangkut masalah kurang tepatnya
penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam
acara cepat.
• Putusan pengadilan dengan Acara Pemeriksaan
Cepat, kecuali putusan pidana badan (Pasal 214
ayat 8 KUHAP) ;
KRITERIA OBYEKTIF YG MENJADI
ACUAN PENGAJUAN BANDING

Menurut Pasal 240 ayat (1) Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana

a.Ada kelalaian dlm penerapan hukum atau

b.Ada kekeliruan atau

c.Ada yg kurang lengkap


KEWAJIBAN PENUNTUT UMUM UNTUK
UPAYA HUKUM BANDING
• Dalam hal terdakwa mengajukan banding, Penuntut Umum wajib mengajukan banding

dengan membuat memori banding dan kontra memori banding apabila terdakwa

membuat memori banding. Selanjutnya menjadi dasar untuk mengajukan kasasi

sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. (Vide Ps. 43 UU

No.14 Tahun 1985 sebagaimana dirubah dengan UU No. 5 Tahun 2004, Angka 7

Pedoman No. 3 Tahun 2019, Angka 6 Pedoman No. 24 Tahun 2021 dan Angka XXII

Pedoman No. 1 Tahun 2019);

• Putusan Hakim lebih rendah 2/3 (dua pertiga) dari tuntutan pidana PU atau Hakim

menjatuhkan putusan pidana penjara selama atau kurang dari 20 (dua puluh) tahun,

sedangkan PU menuntut pidana mati atau pidana penjara seumur hidup. (Vide Angka

XXII Pedoman No. 1 Tahun 2019 dan SEJAMPIDSUS No. B-845/F/Fjp/05/2018);


KEWAJIBAN PENUNTUT UMUM UNTUK
UPAYA HUKUM BANDING
• Sekalipun putusan yang dijatuhkan hanya ½ (satu per dua) atau kurang dari ½ (satu per

dua) tuntutan yang diajukan, penuntut umum dengan persetujuan Kepala Kejaksaan

Negeri/Kepala Cabang Kejaksaan Negeri dapat tidak mengajukan upaya hukum banding,

kecuali terhadap perkara-perkara yang ditentukan (Vide Angka 7 Pedoman No. 24 Tahun

2021);

• Perkara yang pasalnya dinyatakan terbukti oleh Hakim berbeda dengan pasal yang

dibuktikan Penuntut Umum; atau Hakim menjatuhkan pidana dengan jenis pidana

(strafsoort) yang berbeda dengan tuntutan Penuntut Umum dan Dalam hal perkara yang

pasalnya dinyatakan terbukti oleh Hakim tidak didakwakan Penuntut Umum dalam surat

dakwaan maka Penuntut Umum wajib melakukan upaya hukum banding. (Vide Bab V

Pedoman No. 11 Tahun 2021);


TIDAK WAJIBNYA PU MENGAJUKAN
BANDING

• Apabila putusan pemidanaan sudah mencapai 2/3 dari

tuntutan pidana meskipun analisis yuridis Penuntut

Umum tidak dipertimbangkan.

• Apabila putusan pemidanaan 1/2 dari tuntutan pidana

dan analisis yuridis Penuntut Umum dipertimbangkan

seluruh atau sebagian.


MEMORI BANDING
Putusan Nomor 1081/Pid.Sus/2020/PN.Jkt.Pst
KONTRA
MEMORI BANDING
Putusan Nomor 1081/Pid.Sus/2020/PN.Jkt.Pst
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai