Anda di halaman 1dari 19

K E L OM P O K 1 I N T E R N A L A U D I T

0 7
Regina Ledis Halawa BAB
1 (1912311002)

N C A N A AN
02 Churriyatul Walidah PERE
(1912321020) A U D IT

03 Bagas Eko Saputro Wijaya


(1912321022)
PENDA
HULU
AN
01
PENDAHULUAN
Berdasarkan standar kinerja 2200 – Tentang perencanaan penugasan bahwa
“auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan perencanaan
untuk setiap penugasan yang mencakup tujuan, ruang lingkup, waktu dan alokasi
sumber daya”.

Untuk itu, tujuan utama proses perencanaan audit adalah merancang pendekatan
audit yang akan dilaksanakan agar memberikan jaminan bahwa audit dilakukan
secara efektif dan efisien. Tahapan perencanaan audit internal terdiri dari
pemilihan auditee, persiapan penugasan, dan survei pendahuluan.

Tahapan-tahapan inilah yang nantinya akan dilalui auditor dalam setiap


penugasannya. Mengenai penjelasan untuk masing-masing tahapan akan disajikan
berikut.
02 PEMILIHA
AUDITEE
N
PEMILIHAN AUDITEE

Pemilihan auditee merupakan salah satu bagian dari tahap


perencanaan untuk menyusun perencanaan penugasan audit
untuk jangka pendek dan jangka panjang yang dapat dilakukan
dengan pemilihan secara sistematis, audit secara ad hoc, dan
permintaan audit berasal dari direksi, komite audit, dan auditee.

Audit internal berbasis risiko merupakan metodologi yang


menyediakan jaminan bahwa risiko akan dikelola dalam kerangka
preferensi risiko organisasi, sehingga dalam pemilihan auditee
ditentukan dengan tahapan yang terdiri dari identifikasi audit
universe, menetapkan faktor risiko dan skala prioritas, pemberian
skor dan ranking, dan pemilihan auditee.
IDENTIFIKASI AUDIT UNIVERSE
Audit universe merupakan kumpulan dari semua auditable unit (unit yang layak menjadi auditee
tersendiri, misalnya kegiatan, bagian, divisi, instansi, proyek). Contoh unit yang layak menjadi
auditee adalah sebagai berikut :

1. Proyek, misalnya pembangunan fisik gedung, pengembangan sistem informasi,


pengembangan produk, dan pengembangan lainnya.
2. Struktur organisasi, misalnya kantor pusat, kantor cabang, divisi/bagian, pabrik,
dan bentuk lainnya.
3. Aset, misalnya aset tetap, kas, persediaan, sumber daya perusahan, dan aset
lainnya.
4. Kegiatan, misalnya kepanitiaan, fungsi, proses, dan kegiatan lainnya.
MENETAPKAN FAKTOR RISIKO DAN
SKALA PRIORITAS
Faktor risiko adalah kriteria (kategori atau faktor) yang digunakan untuk menggambarkan kondisi risiko
yang ada dalam suatu instansi. Faktor risiko utama yang biasanya digunakan dalam sistem scoring adalah
sebagai berikut:
1. Kecukupan sistem pengendalian internal.
2. Sifat transaksi (misalnya jumlah dan nilai transaksi, serta kompleksitas transaksi).
3. Jangka waktu penerapan sistem pengendalian internal.
4. Sifat lingkungan operasional (misalnya perubahan sistem, perubahan metode pelaporan, sensitivitas
data, pengaruh dari proses bisnis yang signifikan, perubahan rencana manajemen, serta perubahan
kebijakan).
5. Keamanan sumber informasi secara fisik.
6. Kecukupan pengendalian dan audit secara langsung oleh manajemen.
7. Hasil audit dan kebijakan-kebijakan manajemen terdahulu, serta responsivitas manajemen terhadap
isu-isu atau temuan-temuan yang harus ditindak lanjuti.
8. Ketersediaan sumber daya manusia, meliputi pengalaman manajemen dan staf, turnover, kompetensi
teknis, serta tingkat pendelegasian tugas.
9. Pandangan dari manajemen
S I A P A N
P E R N
U G A S A
PE N 03
A U D I T
PERSIAPAN PENUGASAN AUDIT
Setiap penugasan audit harus disiapkan dengan baik dan direncanakan secara matang
karena hal tersebut merupakan salah satu langkah agar setiap penugasan dapat dijalankan
secara efektif dan efisien. Dalam persiapan penugasan terdapat beberapa langkah yang
diperhatikan dan dilaksanakan, yakni sebagai berikut.
Penerbitan Surat Tugas.

Faktor pokok surat tugas ini adalah pemberitahuan kepada auditee bahwa akan
dilaksanakan penugasan audit di unit tersebut. Surat tugas ini sebaiknya diterima oleh
auditee beberapa hari sebelum tanggal dilaksanakannya first meeting atau pertemuan
awal. Adapun isi dari surat tugas tersebut meliputi :
PENERBITAN SURAT TUGAS
Faktor pokok surat tugas ini adalah pemberitahuan kepada auditee bahwa akan
dilaksanakan penugasan audit di unit tersebut. Surat tugas ini sebaiknya diterima oleh
auditee beberapa hari sebelum tanggal dilaksanakannya first meeting atau pertemuan awal.
Adapun isi dari surat tugas tersebut meliputi :

1. Dasar audit
Pencantuman dasar sasar audit dalam surat penugasan bertujuan untuk menjelaskan alasan
pelaksanaan audit tersebut, yakni bersifat rutin atau karena permintaan khusus.

2. Tujuan audit
Tujuan audit berisi penjelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan audit
tersebut, misalnya tujuan audit operasional bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi operasional suatu kegiatan.

3. Ruang lingkup audit


Ruang lingkup audit mengurai tentang lingkup atau area yang akan diperiksa oleh auditor.
PENERBITAN SURAT TUGAS
4. Objek dan lokasi audit
Objek dan lokasi audit meliputi objek audit dan tempat unit kerja yang akan diaudit

5. Periode audit
Periode audit dimaksudkan untuk menginformasikan kepada auditee mengenai jangka
waktu/masa (tanggal, bulan atau tahun) kegiatan yang diaudit.

6. Waktu pelaksanaan audit


Waktu pelaksanaan audit disajikan untuk menjelaskan periode yang diperlukan tim auditor
untuk menyelesaikan setiap penugasan audit.

7. Susunan tim audit


Susunan organisasi tim audit yang akan ditugaskan dalam auditee, misalnya supervisor,
ketua tim, dan anggota tim yang ditugaskan.
KOORDINASI DENGAN AUDITOR LAIN
Koordinasi atau kerja sama audit akan sangat bermanfaat bagi semua pihak karena dapat
menghindari penugasan audit yang tumpang tindih.

PEMBERITAHUAN KEPADA AUDITEE


Komunikasi dengan auditee sebelum dilaksanakan penugasan lapangan sangatlah
diperlukan. Hal ini agar memberikan auditee waktu untuk mempersiapkan hal-hal yang
dibutuhkan selama penugasan, baik dokumen yang diperlukan maupun staf auditee yang
akan ditugasi untuk selalu berhubungan selama proses audit dilakukan.

PENGUMPULAN INFORMASI UMUM


Dalam melakukan persiapan audit, SKAI perlu melakukan koordinasi rencana audit dan
pengumpulan serta penelaahan informasi umum mengenai objek yang akan diaudit.
PENYUSUNAN RENCANA PENUGASAN
Didalam penyusunan perencanaan penugasan audit yang tepat terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yakni a) melakukan koordinasi tim, b) menentukan jenis pekerjaan yang
hrus dilakukan, dan c) menyusun format, baik bentuk maupun isi laporan yang diinginkan.

PENYIAPAN PROGRAM AUDIT


Dalam tahap ini, tim auditor perlu menyusun isi program audit yanh meliputi tujuan dan prosedur audit
yang akan dilaksanakan. Beberapa kriteria program audit telah disusun dengan baik, yaitu setidaknya
menyajikan:
1.Rencana yang sistematis untuk setiap fase pekerjaan yang dapat dikomunikasikan kepada seluruh
personel audit yang terlibat.
2.Alat pengendalian diri dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan audit yang telah dicapai untuk staf audit
yang ditugasi.
3.Alat yang dapat digunakan supervisor dan manajer audit dapat meninjau dan membandingkan kinerja
dengan rencana yang disetujui.
4.Bantuan untuk pelatihan bagi anggota staf yang belum berpengalaman dan memperkenalkan mereka
dengan lingkup, tujuan, dan langkah pekerjaan audit.
5.Bantuan untuk supervisor dan manajer audit yang memungkinkan pengurangan jumlah usaha audit
langsung yang diperlukan.
S U RV E I
P E N DA H
U L UA N 04
SURVEI PENDAHULUAN
Berdasarkan standar implementasi 2220.Al, yang menyatakan bahwa “lingkup penugasan

harus mencakup pertimbangan mengenai sistem catatan, personalia dan properti fisik yang

relevan, termasuk pengendalian oleh pihak ketiga”.

Survei pendahuluan merupakan bagian penting dari proses audit yang dijalankan dan menjadi

alat bagi auditor terbaik untuk mendapatkan pemahaman mengenai wawasan, informasi, dan

perspektif yang diperlukan untuk mendukung tujuan audit. Tujuan survei pendahuluan yang

efektif adalah untuk mengidentifikasi area-area yang berisiko tertinggi dan memberikan

penilaian awal mengenai proses pengendalian internal.Survei pendahuluan biasanya terdiri dari
1)Studi awal
Langkah pertama, “studi awal” melibatkan pemeriksaan semua informasi yang
tersedia bagi auditor tanpa menghubungi auditee.
2)Pertemuan pendahuluan
Personel kunci auditee harus dicek dan diperhatikan untuk memastikan bahwa
auditor berkonsultasi dengan personel yang tepat dan benar untuk mendapatkan
informasi selama audit.
3)Pengumpulan informasi rinci
Setelah pertemuan pendahuluan, auditor akan mengumpulkan informasi yang lebih
rinci untuk mendapatkan tujuan tersebut maka diperlukan penyusunan rencana audit.
Tujuan dasar tahap ini adalah untuk memperoleh pemahaman tentang operasi
auditee, laporan keuangan, atau undang-undang, peraturan, kebijakan dan prosedur,
serta kontrak dan dokumen.
4)Penilaian risiko
Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko dapat
dilakukan dengan menyusun nilai prioritas dari masing-masing komponen.
Agar tujuan dari survei pendahuluan dapat dicapai maka diperlukan pendekatan
teknik yang tepat dalam melakukan survei pendahuluan.
KESIMPU
LAN 05
 KESIMPULAN
Tujuan utama proses perencanaan audit adalah merancang pendekatan
audit yang akan dilaksanakan agar memberikan jaminan bahwa audit
dilakukan secara efektif dan efisien. Tahapan perencanaan audit internal
terdiri dari pemilihan auditee, persiapan penugasan, dan survei
pendahuluan.
Pemilihan auditee merupakan salah satu bagian dari tahap perencanaan
untuk menyusun perencanaan penugasan audit untuk jangka pendek dan
jangka panjang yang dapat dilakukan dengan pemilihan secara sistematis,
audit secara ad hoc, dan permintaan audit yang berasal dari direksi,
komite audit, dan auditee. Survei pendahuluan merupakan proses yang
bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai
risiko dari suatu unit yang akan diaudit..
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai