Anda di halaman 1dari 14

Peristiwa Pengaduan Penipuan

Online: 2002 hingga 2015


Jurnal Internasional Akuntansi & Manajemen Informasi
Persitiwa Pegnaduan penipuan online: 2002 hingga 2015 Kai S.
Koong, Lai C. Liu, Hong Qin, Tingting Ying

ANDI BURHANUDDIN SULTAN


NIM. B2092202010
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2022
Pendahuluan
Kemajuan teknologi dan internet yang berkembanng pesat
terutama era millennium baru membuat kemudahan dalam
sitem pembayaran.

Perkembangan tersebut ternyata membuat data pribadi setiap


individu (bank card, indentitas pribadi dll) terekspos dengan
mudah, tanpa diikuti oleh tingkat keamanan yang memadai

Pada era dahulu, kejahatan harus dilakukan pada jarak


dekat, namun era sekarang, kejahatan dapat dilakukan
disuatu tempat yang nyaman dengan bermodalkan
komputer dan internet.
Kasus Penipuan di berbagai negara
Di seluruh masyarakat Barat, 1:25 orang dewasa telah menjadi korban kejahatan
Internet (Roberts et al., 2013). Di Kanada, ada 9.084 kasus kejahatan dunia maya pada
tahun 2012. Mencakup sekitar 80 persen di Kanada, sama dengan 33 insiden kejahatan
dunia maya per 100.000 penduduk. Penipuan menyumbang sekitar 54 persen dari
kasus yang dilaporkan tahun itu

sekitar 75 persen rumah tangga Jerman diketahui memiliki setidaknya satu orang
dengan pencurian identitas (Fragala, 2008). Di awal milenium baru, detail kartu kredit
curian dapat dibeli hanya dengan 8 sen di Australia (Walters, 2009). Statistik yang
dikutip di atas hanya mencakup kasus yang dilaporkan. Kenyataannya, jumlahnya jauh
lebih tinggi, baik di Amerika Serikat, Inggris, atau Eropa (MacDonald, 2002).

Selama dekade pertama milenium, satu dari enam orang dewasa di AS mengetahui
seseorang yang terpengaruh oleh penipuan online. Kerugian rata-rata per kasus adalah
sekitar US$500 (Koong et al., 2008a)
Pernyataan Masalah

Pada penelitian ini, penulis ingin melihat bagaimana tren dan


karakteristik pengaduan penipuan online di masing-masing
negara bagian yang berlokasi di Amerika Serikat.
Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki secara


kuantitatif tren dan karakteristik pengaduan penipuan online di
masing-masing negara bagian yang berlokasi di Amerika Serikat
Tinjauan Literatur

Media yang diciptakan dapat dimaksudkan kemampuan pemerintah untuk memberikan


untuk tujuan yang sah dan bermanfaat, perlindungan dan pembinaan terhadap
tetapi juga dapat digunakan untuk tindakan penipuan online sangat terbatas karena ada
kriminal, tidak terkecuali internet. Pada hambatan yang menghambat penegakan
masa-masa awal internet, korban enggan hukum tentang kejahatan online, perlunya
untuk melaporkan kerugiannya karena pengetahuan teknologi untuk
jumlahnya yang relatif kecil dan jika mengidentifikasi penjahat dan persyaratan
dipikir-pikir seringkali dapat ditelusuri dari kerjasama dari hukum asing. aparat penegak
keserakahan pribadi yang menyebabkan hukum (Stringham, 2005)
seseorang menjadi korban (Dolan, 2004)
Tinjauan Literatur

Pada milenium baru, momentum global Faktanya, pencurian identitas begitu serius
untuk menangani kejahatan internet sehingga studi khusus dilakukan oleh
semakin meningkat karena hampir setiap International Victimology Institute Tilburg
negara besar pernah mengalami masalah dan Organisasi untuk Kerjasama dan
pencurian identitas. Pada tahun 2001 saja, Pembangunan Ekonomi untuk membidik
13 negara telah mengambil posisi untuk tantangan di AS, Inggris, dan Uni Eropa
menanggapi tantangan yang ditimbulkan (Meulen , 2006; OECD, 2008)
oleh penipuan internet lintas batas
(Gengler, 2001)
Tinjauan Literatur

Pencurian identitas secara konsisten Di antara para ahli, ada kesepakatan umum
menyumbang setidaknya 50 persen dari bahwa pengendalian internal tidak cukup
semua keluhan yang diajukan. Di antara jenis karena pelaku menggunakan gimmick yang
penipuan lainnya, sekitar 50 persen terkait lebih canggih yang menarik emosi korban.
dengan lelang internet. Beberapa jenis Disebut rekayasa sosial, bentuk eksploitasi
penipuan online tampaknya hanya terjadi di psikologis ini semakin sering digunakan
wilayah atau negara bagian tertentu. Jumlah
untuk memikat korban yang tidak curiga
kasus penipuan online adalah yang tertinggi
dengan berbagai cara (Brody et al., 2012).
di negara bagian dan wilayah dengan
populasi terbesar Namun, ketika ukuran per
100.000 penduduk diperhitungkan, trennya
bisa sangat berbeda (Liu et al., 2005;Koong et
al., 2008a)
Hipotesis
berdasarkan hasil pengujian hipotesis, 50 negara dikategorikan ke dalam kelompok yang berbeda
berdasarkan frekuensi pengaduan dan pengaduan per 100 ribu penduduk, dan diuji stabilitas dan
prediktabilitasnya. Pengujian kategori yang berbeda memungkinkan kita untuk mengidentifikasi negara-
negara bagian dengan perubahan substansial selama dekade terakhir dan untuk membuat implikasi tentang
bagaimana sumber daya untuk penegakan hukum di negara tersebut dapat dialokasikan secara lebih efisien
H1. Pengaduan dari semua negara bagian di tahun-tahun yang diperiksa tidak stabil dan dapat
diprediksi

Keluhan per 100 ribu penduduk dihipotesiskan stabil dan dapat diprediksi karena
penelitian sebelumnya (Koong et al., 2008b) menunjukkan bahwa proporsi keluhan cukup
stabil selama bertahun-tahun
H2. Pengaduan per 100 ribu penduduk dari semua negara bagian di tahun-tahun
yang diperiksa stabil dan dapat diprediksi.
Metode

Bentuk Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Data


Data untuk penelitian ini dikumpulkan
Penelitian ini dilakukan pada seluruh negara bagian di Amerika
penelitian kuantitatif dengan Serikat dengan mengamati data pengaduan penipuan online
langsung dari Laporan Data Consumer
Sentinel Network (CSN) yang dibuat oleh
pendekatan deskriptif sejak tahun 2002 hingga 2015 Federal Trade Commission (FTC)

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini Pengaduan yang dilaporkan oleh CSN dengan
kategori laporan (sample) pencurian identitas, penagihan utang, bank dan
pemberi pinjaman, penipuan palsu, telepon dan ponsel, kartu kredit dan
layanan internet.
Metode Analisis

Statistik Uji Statistik non


Deskriptif parametrik
Melalukan pengukuran average,
median, variations, range and
Uji Chi Square,
maximum serta melihat uji Komparatif (K)
distribusi (Skewness &
Kurtosis)
Uji Hipotesis
Untuk menguji H1, stabilitas dan prediktabilitas jumlah keluhan dan hasil statistik non-parametrik digunakan untuk
sampel k-related. Tes tersebut menghasilkan statistik uji chi-square sebesar 582,743 dengan derajat kebebasan 49 dan
nilai p 0,000, yang menunjukkan bahwa peringkat dari 50 negara bagian di seluruh periode yang diperiksa tidak stabil
atau dapat diprediksi (H1 diterima). Untuk mengidentifikasi negara-negara bagian dengan peringkat yang tidak stabil,
rentang dan deviasi peringkat tahunan dari peringkat rata-rata untuk setiap negara bagian dihitung. Texas dan California
adalah yang paling dapat diprediksi. dapat dikatakan bahwa ada beberapa negara bagian yang cukup dapat diprediksi.
Namun, dari perspektif sampel (50 negara bagian), uji statistik menunjukkan bahwa peringkat dapat berbeda secara
signifikan

H2 tentang stabilitas dan prediktabilitas pengaduan per 100 ribu penduduk juga diuji menggunakan analisis
statistik non-parametrik untuk sampel k-related. H2 tidak didukung karena statistik uji chi-kuadrat yang
signifikan (chi-square = 450.814, df = 49). Nilai p yang dihitung adalah 0,000. Hal ini sebenarnya
diharapkan karena rentang dan nilai deviasi yang dihitung dengan menggunakan data pengaduan per 100
ribu penduduk sebenarnya lebih besar daripada nilai yang dilakukan dengan menggunakan angka mentah.
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan temuan yang dilaporkan, tren keseluruhan sangat jelas. Penipuan online dan kejahatan
internet meningkat setiap tahun, dan tren besar ini diperkirakan akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.
Presentasi grafik menunjukkan bahwa peningkatan aritmatika dalam jumlah kejahatan telah berubah menjadi lebih
geometris sejak tahun 2008. Selain itu, waktu siklus untuk bereaksi terhadap kejahatan tersebut semakin pendek.
Perkembangan tentang tingkat pertumbuhan dan kecepatan perubahannya sangat mengkhawatirkan karena sumber daya
tambahan untuk menangani kejahatan secara keseluruhan lambat didapat. Intinya, semua tingkat pemerintahan harus
menemukan lebih banyak sumber daya atau mengidentifikasi cara-cara baru untuk meningkatkan pengaruh satu sama
lain di masa depan agar efektif dalam perjuangan melawan kejahatan online

Temuan kedua dan yang konsisten dengan penelitian sebelumnya adalah jumlah pengaduan dan populasi
suatu negara memiliki hubungan secara langsung. Namun ukuran populasi bukanlah penjelasan yang cukup
atau baik untuk menjelaskan peningkatan dramatis dalam kejahatan online. Lebih banyak analisis harus
dilakukan pada basis data dan parameter tambahan mungkin perlu diungkapkan
Thanks!

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai