Anda di halaman 1dari 4

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

” Keterangan Ahli IT Ganjar, Bahas Kejanggalan Sirekap”

Dosen Pengampu :
Dr. Nikolas F Wuryaningrat. M, Sc
Stevianus X. Mentang, SE. MM

Oleh
Yizwi Y.Z Tikonuwu

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2024
TUGAS MATAKULIAH

Nama : Yizwi Y.Z Tikonuwu

NIM : 22302209

Program Studi : Manajemen

“Keterangan Ahli IT Ganjar, Bahas Kejanggalan Sirekap”

Video tersebut membahas masalah yang terkait dengan otentisitas hasil pemilihan
C1-C dan kemungkinan manipulasi data dalam proses pemilihan yang menggunakan
sirekap. Ini juga menyebutkan pentingnya metadata dan perlunya KPU untuk
mengunggah ulang semua hasil C dan D untuk transparansi dan tujuan audit.
Diskusi yang tergambar dalam skrip tersebut merangkum sejumlah isu penting
terkait dengan integritas dan keaslian data dalam konteks pemilihan umum. Salah satu
fokus utamanya adalah pada pertanyaan tentang keaslian dokumen, khususnya dokumen
seperti C1, C, D, Formulir D, dan SK KPU 2024. Pembahasan mencakup pertimbangan
tentang apakah hasil tersebut dapat dipertanggungjawabkan, apakah terdapat potensi
manipulasi, serta bagaimana proses pengamanan dan verifikasi dokumen-dokumen
tersebut dilakukan.
Selain itu, terdapat pula perdebatan yang luas mengenai audit forensik, yang
merupakan proses penting untuk mencari jejak kejahatan atau manipulasi dalam dokumen
atau data terkait pemilihan umum. Meskipun belum ada audit forensik yang sah yang
dilakukan pada saat diskusi tersebut berlangsung, namun penting untuk memperhatikan
bagaimana proses audit forensik dapat membantu dalam memverifikasi integritas dan
keabsahan data, serta menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses
pemilihan umum.
Pembahasan juga merambah ke teknologi dan sistem informasi, dengan
penekanan pada penggunaan metadata untuk memastikan keaslian dan keabsahan data
elektronik. Aspek hukum juga menjadi perhatian penting dalam diskusi, termasuk aturan
yang mengatur publikasi dan rekapitulasi hasil pemilihan. Selain itu, isu etika dan
legalitas dalam mengelola dan memproses data terkait pemilihan umum juga menjadi
perhatian, dengan penekanan pada prinsip keadilan dan transparansi dalam semua tahap
proses.
Secara keseluruhan, diskusi mencerminkan kompleksitas dan tantangan dalam
memastikan integritas dan keaslian data dalam konteks pemilihan umum. Pentingnya
kerja sama lintas disiplin ilmu antara ahli hukum, teknologi informasi, dan praktisi
pemilihan umum untuk menangani masalah ini menjadi sangat nyata. Selain itu, diskusi
tersebut juga menyoroti pentingnya penggunaan teknologi dan sistem informasi yang
canggih untuk mendukung integritas dan keamanan proses pemilihan umum, sambil tetap
memperhatikan prinsip-prinsip hukum dan etika yang mendasar.
Poin – poin penting yang bisa didapatkan dari video tersebut adalah
1. Pentingnya metadata dalam memverifikasi otentisitas dokumen dan menyarankan
bahwa keberadaan metadata akan memudahkan melakukan pemeriksaan audit
forensik.
2. Kekhawatiran tentang kemungkinan manipulasi data dalam proses pemilihan dan
menyarankan bahwa mengunggah ulang semua hasil C dan D akan memastikan
transparansi dan membantu mengungkapkan segala tindakan yang tidak benar.
3. Perlunya pemeriksaan audit forensik untuk menyelidiki dan menemukan bukti adanya
manipulasi atau pelanggaran dalam proses pemilihan.
4. Kurangnya audit forensik resmi dan ketiadaan data yang divalidasi menimbulkan
keraguan tentang integritas hasil pemilihan.
5. Pentingnya menjaga otentisitas hasil C1-C dan menyarankan bahwa KPU harus
mengambil langkah-langkah untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam
proses pemilihan.
6. Tim ahli yang yang berkemampuan untuk mengembangkan perangkat lunak yang
andal, menunjukkan bahwa masalahnya lebih pada potensi manipulasi dan bukan
pada perangkat lunak itu sendiri.

KESIMPULAN

Kesimpulannya, bahwa pemilihan umum (Pemilu) harus dilakukan dengan prinsip


demokrasi yang meliputi keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Namun, dalam
implementasi Pemilu 2028, terdapat keganjilan yang mengarah pada potensi
terfasilitasinya kecurangan. Salah satu aspek utama adalah penggunaan Sistem Informasi
Rekapitulasi (Sirekap), yang seharusnya menjadi alat utama untuk validasi dokumen dan
publikasi hasil Pemilu. Namun, dalam praktiknya, terdapat beberapa keganjilan yang
ditemukan, antara lain terkait dengan Data Pemilih Tetap (DPT) yang mengalami
keanehan, aplikasi mobile yang memiliki fitur yang mencurigakan, serta kerentanan pada
sistem autentikasi yang digunakan. Selain itu, ada kejanggalan terkait dengan penampilan
data pada Sirekap yang tidak berubah meskipun ada perbaikan yang dilakukan, serta
kehilangan metadata yang penting untuk memverifikasi keaslian data.

Selain itu, ada masalah dengan tidak adanya audit digital forensik yang memadai,
serta kekurangan dalam proses verifikasi faktual terhadap keganjilan yang ditemukan.
Hal ini menunjukkan rendahnya integritas dan kehandalan sistem Sirekap, yang
berpotensi mengganggu integritas proses Pemilu secara keseluruhan. Oleh karena itu,
disarankan untuk melakukan audit digital forensik yang menyeluruh dan memastikan
transparansi serta integritas dalam proses Pemilu untuk mencegah potensi kecurangan..

Link Youtube : https://youtu.be/Fg06aeKAzIs?feature=shared

Anda mungkin juga menyukai