Anda di halaman 1dari 22

AKUNTANSI

MUSYARAKAH
D R . N U N U N G N U R H AYAT I D A N D R . N U R L E L I
PENGERTIAN AKAD MUSYARAKAH
MENURUT PSAK 106

• Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau


lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing
pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
LANJUTAN…

• Apa bedanya dengan akad musyarakah dengan akad


musyarakah mutanaqisah?

Musyarakah mutanaqisah adalah kerjasama beberapa pihak


terhadap kepemilikan suatu aset namun dengan besaran
keuntungan yang berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan
oleh diperbolehkannya kepemilikan aset yang lebih besar dari
pihak lain sehingga nilai keuntungan yang didapat juga lebih
besar,
PERBEDAAN AKAD MUSYARAKAH DAN
MUDHARABAH
SKEMA AKAD MUSYARAKAH
HUKUM MUSYARAKAH

• Musyarakah adalah salah satu bentuk kerja sama ekonomi


yang dianjurkan dalam Islam. Ada beberapa dalil dan fatwa
DSN yang mendukung penerapan musyarakah dalam bisnis
ekonomi syariah.
• Dalilnya: 1. Q.S Ash Shad ayat 28
LANJUT…

• Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang


yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada
sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh dan amat sedikitlah mereka ini.“

2. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah


• Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza Wa
Jalla berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang
berserikat selama salah satunya tidak berkhianat kepada yang
lainnya. Jika terjadi penghianatan, maka aku akan keluar dari
mereka. (HR Abu Daud)”
FATWA DSN MUI

• Selain kedua hadits di atas, dasar hukum musyarakah adalah


Fatwa DSN No: 08/DSN-MUI/IV/2000. Fatwa ini lahir
dengan pertimbangan bahwa, untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kelancaran usaha masyarakat, perlu adanya
bantuan dari pihak lain. Adanya nilai kebersamaan dan
keadilan menjadi keunggulan tersendiri dalam sistem ini.
JENIS JENIS MUSYARAKAH

Akad musyarakah dibagi menjadi 2 jenis syirkah, yaitu


syirkah uqud dan amlak. Berikut penjelasannya.

A. Syirkah Uqud
• Syirkah Uqud merupakan akad antara 2 pihak atau lebih dalam
hal dengan cara menggabungkan harta mereka untuk suatu bisnis.
Syirkah jenis ini dibagi lagi menjadi beberapa bentuk, meliputi:
1. Al In’an: Syirkah antara 2 pihak atau lebih yang bekerja
sama dengan menyetor modal dalam jumlah berbeda-beda,
untuk kemudian membagi keuntungan yang ada
berdasarkan besaran modal masing-masing.
LANJUTAN…

2. Syirkah A’mal atau Syirkah Abdan: Kerjasama antara 2


orang yang biasanya berprofesi sama untuk mengerjakan
sebuah proyek pekerjaan. Masing-masing dari mereka
memberikan kontribusi dalam bentuk skill, kemudian
keuntungan yang didapat akan dibagi rata.

3. Mufawadah: Akad musyarakah antara 2 pihak yang


memberikan modal sama besar untuk kemudian tiap-tiap
keuntungan maupun kerugian dibagi menjadi 2 secara rata.
LANJUTAN…

4. Syirkah Wujuh: Kolaborasi antara pemilik dana dengan


pihak yang memiliki kredibilitas sehingga kerjasama ini
didasarkan atas wibawa para anggota. Keuntungan dan
kerugian yang timbul akan dibagi berdasarkan negosiasi
para pihak.
LANJUT…

B. Syirkah Amlak

• Syirkah Amlak terjadi bukan karena akad, melainkan karena kehendak


untuk memiliki harta bersama. Syirkah ini dibagi menjadi 2 bentuk:

1. Syirkah Ikhtiyariyah: terjadi atas kehendak masing-masing pihak


yang bekerjasama
2. Syirkah Ijbariyah: terjadi secara otomatis karena keadaan tertentu,
misalnya pembagian warisan yang menyebabkan kepemilikan
bersama sebuah aset.
RUKUN AKAD MUSYARAKAH

Sebelum melakukan akad musyarakah, ada beberapa rukun


yang wajib penuhi. Diantaranya:

1. Ijab Kabul/Shighat
Merupakan pernyataan para pihak yang secara jelas
menunjukkan tujuan akad, penerimaan dan penawaran langsung
saat kontrak, dan menuangkan akad dalam bentuk tertulis.
LANJUTAN

2. Pihak-pihak yang Berakad/Aqidain


Ada beberapa kriteria pihak-pihak yang berakad, diantaranya
yaitu,:
1. Cakap hukum
2. Kompeten
3. Memiliki dana dan pekerjaan
4. Memiliki wewenang untuk mengelola aset mitranya
5. Tidak diizinkan menginvestasikan dana untuk kepentingan
pribadi
6. Memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah.
LANJUT…

3. Objek Akad/Mauqud Alaih

Objek akad terdiri dari modal dan kerja. Modal harus berupa
uang tunai dan aset yang dapat dinilai dengan uang. Modal yang
ada juga tidak boleh menjadi jaminan maupun dipinjamkan
kepada pihak lain.
Sedangkan, objek kerja harus dilakukan atas nama pribadi
maupun mitra masing-masing. Pekerjaan yang dilakukan tidak
harus sama besar, namun pihak yang mengerjakan lebih banyak,
berhak mendapat tambahan keuntungan.
4. Bagi Hasil/Nisbah

• Keuntungan yang diperoleh wajib dibagi untuk para pihak, baik secara
rata maupun sesuai kesepakatan. Misalnya, salah satu pihak menyetorkan
modal senilai Rp5 juta dan dalam kontraknya Ia memperoleh bagian
keuntungan sebesar 10%. Nantinya, keuntungan yang diperoleh bukanlah
10% dari Rp5 juta, melainkan 10% dari total keuntungan.

• Sedangkan kerugian yang terjadi akan dibagi sesuai dengan jumlah


modal yang disetorkan. Misalnya, A menanamkan modal sebesar 60%
sedangkan B sebesar 40%. Maka kerugiannya akan ditanggung oleh
masing-masing sebesar 60% oleh A dan 40% oleh B.
SYARAT-SYARAT MUSYARAKAH

Syarat-syarat Musyarakah

• Selain rukun, juga perlu memperhatikan syarat-syarat


musyarakah sebagai berikut:

1. Perikatan dapat diwakilkan sesuai izin masing-masing pihak


2. Persentase pembagian keuntungan diketahui para pihak
ketika melangsungkan akad.
3. Keuntungan ditentukan dalam bentuk persentase, bukan
dalam jumlah pasti.
BERAKHIRNYA AKAD MUSYARAKAH

• 1. Salah seorang menghentikan akad


• 2. Salah seorang meninggal dunia, atau hilang akal
• 3. Modal musarakah habis/hilang
CONTOH AKAD MUSYARAKAH

• Contoh Akad Musyarakah


Akad jenis ini banyak terjadi di sekitar kita. Sebagian besar akad
tersebut dilakukan dalam praktik perbankan, seperti contoh
berikut ini:

1. Pembiayaan Modal Kerja Bank


Bank akan berperan sebagai pihak pemberi modal (shahibul
maal) yang akan melihat kelayakan suatu bisnis sebelum diberi
pembiayaan. Selanjutnya bank akan meneliti perkembangan
bisnis itu secara berkala agar keuntungan yang diperoleh murni
berasal dari bisnis nasabahnya.
LANJUTAN…

2. Pembiayaan KPR Bank Syariah


Pembiayaan KPR merupakan salah satu contoh akad musyarakah dalam
perbankan syariah. Unsur musyarakah dalam kerjasama ini adalah
penggabungan modal milik bank dan nasabah untuk membeli rumah dari
developer. Adapun nisbahnya diterima oleh bank dari sewa yang
dibayarkan nasabah tiap bulannya.

3. Kerjasama Usaha Bagi Hasil


Kerjasama bagi hasil dilakukan dengan meminta investor menanamkan
modalnya dalam pengembangan suatu bisnis. Nantinya akan dibuat
kesepakatan mengenai bagian keuntungan yang akan diperoleh investor.
PERLAKUAN AKUNTANSI PSAK 106
a. Penyerahan modal secara tunai
Transaksi Dalam Mitra aktif Mitra Pasif Perusahaan Bentukan /mitra aktif
Ribuan rupiah

Mengeluarkan biaya pra Uang Muka 10.000


Kas..10.000
akad a. Jika uang ini sebagai investasi
Investasi Musyarakah….10.000
Uang muka………………10.000
b. Bila tidak disetujuai sbg investasi
Beban Musyarakah 10.000
Uang Muka …………10.000

1 januari mitra aktif Berinvestasi musyarakah..100.000 nvestasi -musyarakah..50.000


Kas 50.000
Kas……………………….150.000
Kas……………………………….100.000 Dana Syirkah Mitra Aktif 100.000
menyerahkan dan Dana Syirkah Mitra Pasif 50.000
100.00 mitra pasif
50.000

31 Desember perusahaan Kas ………………………….30.000 Kas ……………………10.000 Mencatat Pendapatan, beban dan jurnal penutup
memperoleh pendapatan Pendapatan bagi hasil……….30.000 Pendapatan bagi hasil……10.000 Jurnal pendapatan
120.000 dan beban 80.000 Kas /Piutang……120.000
Bila tidak lasg dibagikan
Bila tidak lasg dibagikan Pendapatan ……….120.000
Keun: 120.000-80.000=40.000 Piutang Pendpat bagi hasil 10.000 Jurnal beban”
Mitra aktif: Piutang Pendapatan bagi hasil 30.000 Pendapatan bagi hasil………10.000 Beban/utang….80.000
Pendapatan bagi hasil ………… 30.000 Kas……… .80.000
Jurnal penutup:
Pada saat dibagikan: Pada saat dibagikan: Pendapatan…………………………120.000
Kas…………..30.000 Kas…………..10.000 Pendp. yg blm dibagikan/utang 40.000
Piutang Pendapatan bagi hasil 30.000 Piutang Pendptan bagi hasil 10.000 Beban…………………………………….80.000

Beban bagi hasil…40.000


Kas……………………..40.000
Penutupnya:
Pendapatan yang belum dibagikan 40.000
Beban bagi hasil 40.000
LANJUTAN
Penyajian Laporan Keuangan neraca Asset Asset Asset
(Tidsk sds penyisihan keuntungan Investasi Musyarakah Investasi Musyarakah Investasi Musyarakah
Rp 100.000 Rp 50.000 Rp 150.000

Anda mungkin juga menyukai