Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN INTERNAL

PERUSAHAAN DAN
BERBAGAI PIHAK
TERKAIT DALAM
BINGKAI TRI HITA
Nur Syafaah (2017051025)
KARANA
SUB
MATERI
PRINSIP-PRINSIP ETIS DALAM SUAP, PEMERASAN KOMERSIAL,
BISNIS HADIAH, DAN KORUPSI
BERTINDAK ETIS: PENATAAN THK
EMPAT RACUN BAGI MANUSIA
PADA DIRI SENDIRI
PERLAKUAN KARYAWAN STATUS DAN PERAN KEPALA
SEBAGAI HOMO COMPLEXUS DALAM ORGANISASI

HAK DAN KEWAJIBAN PIMPINAN ADALAH KEPALA,


KARYAWAN ATASAN, ATAU BAPAK
KEHIDUPAN KELUARGA
KARYAWAN DAN ABGG
PRINSIP-PRINSIP ETIS
DALAM BISNIS
Etika Hak dan Etika Keadilan
Etika Utilitarianisme Kewajiban dan Kesamaan
suatu bisnis harus mampu setiap kewajiban sesorang suatu tindakan harus
memaksimalkan keuantungan berkaitan dengan hak orang lain mengarahkan pada distribusi
dan meminimalkan kerugian dan sebaliknya setiap hak keuntungan dan beban yang adil,
sosial yang tidak hanya dilihat sesorang berkaitan dengan yakni agar setiap orang
dari sudut pandang ekonomi, kewajiban orang lain untuk diperlakukan secara sebanding
melainkan juga hukum, budaya, memenuhi hak tersebut. Hal ini dan diberikan haknya.
dan agama berkaitan dengan istilah meli
mayah dan nyilih ngulihan.
PRINSIP-PRINSIP ETIS
DALAM
Etika Memberi
BISNIS
Etika Kebaikan atau
Perhatian Keutamaan
menekankan pada dua kebaikan dan keburukan moral tidak
persyaratan moral: berdasarkan ciri-ciri objektif
• mempertahankan serta perbuatan yang dianggap baik atau
mengembangkan hubungan buruk itu sendiri, melainkan karena
yang konkret dan bernilai dalam wahyu dinyatakan keharusan
• memberi perhatian khusus atau dilarang. apa yang baik
pada orang-orang yang menurut berbagai etika tidak
menjalin hubungan baik terlepas dari karakter orang-orang
yang terlibat dalam bisnis
dengan kita
BERTINDAK ETIS: PENATAAN
THK PADA DIRI SENDIRI

Parahyangan > atman = roh = Tuhan


Palemahan > bahan baku tubuh =
bahan baku lingkungan alam
Pawongan > pikiran mencakup
perasaan dan budi atau intelek sehingga
manusia disebut manusia berakal budi
BERTINDAK ETIS:
PENATAAN THK PADA
DIRI SENDIRI
sistem budaya etika keutamaan orang yang termasuk ras baik,
Bhgavad Ghita dapat yakni mereka yang menyebut
mengendalikan tindakan dirinya sebagai "aku adalah
manusia dalam memenuhi seorang homo deva" memiliki
kama-nya akan barang dan jasa kesadaran bahwa dirinya bukan
memakai artha tidak terlepas saja tubuh fisik melainkan juga
dari asas rwa bhineda pada sebagai diri sejati = roh = atman.
manusia dengan demikian mereka akan
mengamankan tubuhnya agar
mencapai kebahagiaan dan
Kebahagiaan
PERLAKUAN
KARYAWAN SEBAGAI
HOMO COMPLEXUS
Homo complexus > manusia adalah makhluk yang kompleks yang
ditandai dengan adanya berbagai dualitas dalam dirinya (rwa
bhineda). dualitas menimbulkan implikasi bahwa bertindak etis
terhadap karyawan wajib memperhatikan dimensi kebutuhan dan
kejiwaannya sebagai totalitas beserta keunikan anatara manusia yang
satu dengan yang lainnya. bertindak etis terhadap karyawan wajib
memperhatikan dualitas manusia yakni sebagai makhluk individu dan
sosial sebagai suatu relasional. terdapat juga dualitas homo faber dan
homo ludens yakni manusia sebagai makhluk pekerja dan makhluk
bermain.
PERLAKUAN
KARYAWAN SEBAGAI
HOMO COMPLEXUS
agama hindu memilahkan manusia atas dasar karakternya yakni "aku
adalah seorang asuri sampat" ("aku adalah seorang binatang" + "aku
adalah seorang raksasa") dan "aku adalah seorang daivi sampat" ("aku
adalah seorang manusia" + "aku adalah seorang homo deva") yang
mana pemkiran ini berlaku pula pada agama islam yang menyatakan
bahwa manusia memiliki dua dimensi yakni aspek malakuti
(kemalaikatan) dan aspek hewani (kebinatangan)
HAK DAN KEWAJIBAN
KARYAWAN
Hak Karyawan Hak Karyawan Hak Karyawan
• Hak atas pekerjaan layak • Hak untuk diproses hukum • Hak atas kebebasan suara hati
• Hak atas upah adil secara sah • Hak untuk berpartisipasi dan
• Hak untuk berserikat dan • Hak untuk diperlakukan secara manajemen partisipasi
berkumpul adil dan sejajar • Hak pegawai dan penutupan
• Hak atas perlindungan • Hak atas rahasia privasi pabrik
keamanan dan kesehatan
KEHIDUPAN KELUARGA KARYAWAN
DAN ABGG

Agama Hindu mengenal teori kebutuhan dasar (5W): wareg (makanan), wastra (pakian), wisma
(perumahan), waras (kesehatan), wastika (pendidikan)

Kehidupan karyawan > pemenuhan kebutuhan sosial >kegagalan membedakan keinginan dan
kebutuhan > pengaruh ABGG
SUAP, PEMERASAN KOMERSIAL,
HADIAH, DAN KORUPSI

Penyebab Korupsi
• Obsesi mengangkat status sosial
• Keserakahan koruptor
• Kultur dalam masyarakat permisif yang
• Tindakan ini telah dianggap lumrah di
menjadikannya kebiasaan masyarakat
• Kekuasaan penegak hukum belum • Keinginan mendapatkan kursi
menimbulkan efek jera kekuasaan melalui jalan korupsi
• Adanya kondisi dan kesempatan • Sifat manusia yang selalu merasa
• Obsesi terhadap kekayaan dan uang kurang
• kontrol sosial internal pada diri
manusia agar tidak melakukan korupsi
tidak berlaku secara efektif
SUAP, PEMERASAN KOMERSIAL,
HADIAH, DAN KORUPSI
etika keuatamaan Bhagavad Ghita sebagai alternatif solusi:
• memuat banyak skemata yang dapat menjadikan manusia berkarakter nilai mulia
• agama adalah kekuatan yang dapat mengendalikan sifat-sifat manusia yang tidak
diinginkan ini
cara penguatan karakter:
• manusia berusaha mengatur dirinya secara tekun
• menerapkan metode mengubah pasak dalam mengelola diri
• menyirami benih-benih kebaikan yang terpendam dalam diri
• menyirami benih-benih kebajikan berbentuk teori dan praktik agar lebih kokoh
EMPAT RACUN BAGI MANUSIA

Keserakahan Kebodoha

Keinginan Kemarahan
manusia wajib mengendalikan dirinya atau melakukan dama (damah) dengan melakukan dua bentuk
pengendalian diri:
• damanam berarti mengendalikan musuh dalam diri (sad ripu) atau empat racun dalam diri
• shamanan berarti mengendalikan musuh dari luar, yakni aneka rangsangan hasrat yang dapat
membangkitkan sad ripu
STATUS DAN PERAN KEPALA DALAM
ORGANISASI
Pemimpin penting dalam organisasi:
• pemimpin bertanggung jawab atas keefektifan organisasi
• pemimpin menjadi tempat berlindung
• pemimpin inti dari integritas kelembagaan
Pemimpin menempati Linggih dan Sesana sebagai kepala perusahaan harus memiliki
kelebihan yang mengacu pada aspek kearifan lokal Bali:
• nawang (mengetahui tentang perusahaan)
• bisa (memiliki keterampilan lebih dari karyawan)
• anleh (memiliki bakat)
• bikas (memiliki kepribadian luhur atau mebikas luwih)
• seken (harus lebih serius dan bekerja keras)
• seleg (lebih rajin dan tekun daripada karyawan)
• saja (jujur, berintegritas, dan berdedikasi terhadap linggih dan sesana-nya

Pemimpin yang ideal menurut Ki Hajar Dewantara: Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya
Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
PIMPINAN ADALAH KEPALA,
ATASAN, ATAU BAPAK
Kepala? Atasan? Bapak?
• kepala atau orang yang memiliki kepala = pimpinan = manajer =
kelebihan daripada kepala anak
atasan = bapak berkaitan dengan
buahnya yang tersimpan dalam
hierarki bapak dan anak yang
otaknya ibarat panggung, maka atasan
• kepala melekat pada wajah, wajah mengacu pada asumsi organisasi
berada diatas panggung
atau citra perusahaan bergantung = keluarga.
sehingga mudah dilihat oleh
pada kinerja kepalanya bapak sebagai aktor dalam
• kepala = swah (alam atas) yang harus anak buahnya sebagai panutan
keluarga berada pada strata atas
berpikir, belajar, dan bertindak suci atau contoh
dan anak berada pada strata
• dilengkapi dengan otak (akal budi)
bawah sehingga anak atau
dan alat indra (simbol rasa)
karyawan harus pada
bapak/pemimpin
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai