IMS- HIV
KOMPREHENSIF
Disampaikan oleh:
purnamawatik@who.int
08128810999
1. Bayu tes HIV: R1(R), R2(NR). Diagnosis dan langkah yg harus dilakukan? (8-9)
2. Ari pasien TB (diagnosis hari ini) datang ke layanan tes HIV. R1(R), R2(R),
R3(R). Hasil skrining IMS: DTU hasil lab: diplo (+) pmn (>5). Diagnosis dan Tx
(18- 25)
3. Rini seorang ODHIV diskrining TB hasilnya tidak TB. DTV(+), DTS(+), pH >4.5,
sniff test (+), Clue sel(-) Langkah dan Terapi?(18-26)
4. Noni bumil Trimester 1, TP rapid (+) RPR 1:16 diagnosis dan tata laksana ibu
& bayi (23, 29, 30)
5. Ida (G1P0Ab0) Trimester 1, ANC: HIV(+) tata laksana Ibu dan bayi (29- 30)
6. Susi bumil Trimester 1, ANC: HepB(+) tatalaksana ibu dan bayi (29-30)
ALUR LAYANAN HIV
POSITIF
HIV ART NOTIFIKASI
PASANGAN
TBC HIV
IMS
3E NEGATIF POSITIF
HIV HIV
VIRAL LOAD
PrEP ART
NEGATIF - Stay negative
TES HIV HIV (pencegahan)
- PrEP
- Tes ulang
30% SPM
CBS
(Community Based Screening)
DIAGNOSIS HIV
(2) Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. pemberian informasi kepada pasien untuk membantu pasien mengerti tujuan
pemeriksaan dan tindak lanjut yang akan diberikan;
b. persetujuan pemeriksaan laboratorium dilakukan secara lisan dan tidak diperlukan
persetujuan tertulis dari pasien atau walinya;
c. bagi pasien atau wali yang menolak pemeriksaan laboratorium setelah diberi
penjelasan harus menandatangani surat pernyataan penolakan pemeriksaan;
d. pemberian persetujuan pemeriksaan laboratorium bagi pasien yang berusia kurang
dari 18 (delapan belas) tahun dilakukan oleh keluarganya atau yang mengantar; dan
e. menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan pasien, kecuali diminta oleh pasien atau
walinya, petugas yang menangani dan petugas lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. (Pasal 24)
Pemeriksaan HIV
Serologis:
R1 sensitivitas minimal 99%
R2 Spesifisitas minimal 98%
R3 Spesifisitas minimal 99%
Kesalahan baca < 5%
Virologis:
Petunjuk Teknis Sentinel Surveilans Senitinel HIV, Sifilis, Hepatitis B pada Ibu Hamil, Kementerian Kesehatan, 2021
Strategi Tes Diagnosis HIV untuk usia ≥ 18 tahun
Lakukan Pemeriksaan R1
• R1:Reagen 1 (Pemeriksaan 1);
R1 (+) Reaktif R1 (-) Non Reaktif R2: Reagen 2 (Pemeriksaan 2);
(LAPORKAN HIV • R3: Reagen 3 (Pemeriksaan 3)
Lakukan Pemeriksaan NEGATIF) • Reagen HIV Rapid atau EIA
R2 • Reagensia yang digunakan
• Nilai prediksi positif 99 %
R1 + R2 + R1 + R2 - • Sensitivitas 99%
• Spesifisitas 98%.
Lakukan R3 Ulangi R1 • Reagen 1 harus memiliki
sensitivitas tertinggi, diikuti
R1+, R2+, R3- R1 – oleh Reagen kedua dan
R1+, R2+, R3+ R1 +
(LAPORKAN HIV ketiga dengan spesifisitas
INKONKLUSIF, (LAPORKAN (LAPORKAN HIV (LAPORKAN HIV tertinggi.
pemeriksaan ulang 14 HIV POSITIF) INKONKLUSIF, NEGATIF)
hari) pemeriksaan ulang 14
hari)
TES untuk
TRIAGE termasuk
Lakukan Self testing
SELF TESTING (R0)
HIV Negatif
Rujuk ke layanan
kesehatan Rujuk ke layanan pencegahan HIV
Tes ulang bila tetap berisiko HIV
untuk konfirmasi status HIV
atau pajanan baru
(2) Skrining cepat HIV dengan menggunakan sampel cairan tubuh selain darah
dapat dilakukan oleh tenaga non kesehatan terlatih.
(3) Skrining HIV dan IMS pada kelompok Populasi Kunci dan Populasi Khusus
dapat diulang bilamana diperlukan.
(4) Skrining HIV dilakukan dengan 1 (satu) jenis pemeriksaan rapid tes.
(5) Dalam hal hasil skrining HIV menunjukan hasil reaktif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), wajib mendapatkan konfirmasi diagnosis.
(Pasal 25)
TEST & TREAT & NP
(3) Penanganan kasus sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi:
j. Informed k. Informasi
i. Hepatitis C (jika
consent perencanaan
tersedia)
penelusuran pasien kehamilan
(2) Pengobatan pasien HIV harus menggunakan regimen ARV yang langsung
diberikan pada hari yang sama dengan tegaknya diagnosis atau selambat-
lambatnya pada hari ketujuh setelah tegaknya diagnosis disertai penyampaian
komunikasi, informasi, dan edukasi kepatuhan minum obat tanpa melihat
stadium klinis, nilai CD4 (cluster differentiation 4), dan hasil pemeriksaan
penunjang lainnya.
(Pasal 32)
Pengobatan ARV
1. ODHIV tanpa gejala IO hari yang sama atau selambat2 nya hari ke tujuh setelah
tegaknya diagnosis
2. ODHIV sudah siap tawarkan hari yang sama, terutama ibu hamil
3. TBC- HIV OAT dlam 2 minggu ART. Kecuali TBC meningitis ARV tunda minimal
setelah 4 minggu (dan dimulai dalam 8 minggu) setelah pengobatan TBC
HIV- kripto ARV diberikan setelah 4-6 minggu ssejak pemberian terapi kripto
Hal 91
(3) Pemberian regimen ARV sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlangsung
seumur hidup, dan dapat diberikan setiap kali untuk jangka 1 (satu) bulan, 2
20
Pilihan Regimen ARV Lini Pertama Untuk
Dewasa & Remaja Yang Akan Memulai Terapi
Kondisi Regimen Pilihan Regimen Alternatif
TDF+3TC+EFV600
C. Ibu hamil trimester ke-2 dan 3 TDF+3TC+DTG **
TDF+3TC+EFV400
TDF+3TC+EFV600
D. Selain tiga kondisi di atas TDF+3TC+DTG
TDF+3TC+EFV400
*
karena belum cukup bukti klinik untuk penggunaan DTG pada trimester 1
**
untuk menurunkan viral load lebih cepat
* penambahan 1 tablet DTG 50 mg dengan jarak 12 jam jika digunakan bersama rifampisin
**dosis ganda LPV/r jika digunakan bersama rifampisin
Rejimen
Pilihan TDF+3TC+DTG
TDF+FTC/3TC+LPV/r
TDF+3TC+EFV
Alternatif AZT+3TC+DTG
AZT+3TC+LPV/r
AZT+3TC+EFV
TBC- HIV
ODHIV TBC 29 x.
Setiap 1 dari 5 kematian terkait AIDS
Setiap 1 dari 4 kematian akibat HIV
Diagnosis TBC terlambat
SKRINING TB:
Batuk, demam, BB menurun, keringat
malam hari, pembesaran kelenjar
ODHIV tanpa tanda TBC aktif, termasuk ibu hamil, anak, dan yang telah menyelesaikan
pengobatan TBC (TPT sekunder)
Anak < 12 bulan: tak ditemukan tanda TBC aktif dan riwayat kontak serumah dg pasien
TBC aktif
6H dan 3 HP
Penapisan TBC pada ODHIV
• Gejala tanda
• Foto toraks jika tersedia dan hanya sekali saat kunjungan pertama
Viral Load testing: 6 dan 12 bulan setelah mulai terapi ARV, serta satu kali setiap tahun
INFEKSI MENULAR
SEKSUAL
(7) Pengobatan HIV sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
bersamaan dengan pengobatan IMS,Tuberkulosis, pemberian terapi profilaksis
dan terapi infeksi oportunistik sesuai indikasi.
SEMBILAN (9) LANGKAH
PENATALAKSANAAN IMS
1.ANAMNESIS
2.PEMERIKSAAN FISIK dan PENUNJANG
3.DIAGNOSIS
4.THERAPY
5.KIE
6.DEMONSTRASI KONDOM
7.PENATALAKSANAAN MITRA SEKSUAL (NOTIFIKASI PASANGAN/
NP)
8.PENCATATAN dan PELAPORAN
9.TINDAK LANJUT
DTV
ISR IMS
Candidiasis Cervisitis
BV TV
Sp
Dx: ¾ Pseudohypha TV hidup Salah satu:
DTV, pH >4.5, (+) DTS, diplo int
Sniff test (+),
(+)
Clue sel (+) - Nystatin 100,000 Tx:
IU 7-14 hari Vag Metronidazole 2 gr
Tx: supp sd 1 day OR Tx:
Metronidazole 2 gr Metronidazole 2 x Cefixime 400 mg
sd 1 day OR 500 mg 7 hari sd 1 day DAN
Metronidazole 2 x Azytromisin 1 gr sd
500 mg 7 hari 1 day
• Klinis: primer/
• Klinis: primer/
sekunder
sekunder
• Waktu: < 2 thn
• Waktu:
dini < 2 thn dini
> 2>thn lanjut
2 thn lanjut
• Titer: 1:2;1:2;
• Titer: 1:41:4
lanjut
1:8 dst dini
lanjut
• Tidak1:8tahu
dst stad
dini
Lanjut
lanjut
• Tidak tahu stad
lanjut
DTU (10) 12, 22 10 PMN > 5 (+) Uretritis (Go & 12, 22
Diplokokus intrasel Ngo) 15
• ANC
• Pencegahan penularan HIV dan Sifilis dari ibu ke anak:
- skrining HIV dan sifilis: ibu hamil dan pasangannya
- ARV untuk ibu dan pasangan yg HIV dan Tx sifilis ibu, pasangan dan anaknya
- Persalinan sesuai indikasi
- Pemberian PPK dan HIV pada semua bayi yg lahir dari ibu terinfeksi HIV
- ASI sesuai peraturan
Ibu hamil HIV ARV
a. Persalinan VL 38 minggu , minimal 6 bulan ARV &/ VL< 1,000 per vag, kec ind
obs
b. VL > 1,000 atau tak diketahui SC
c. Jika belum ARV pertimbangkan SC
Bayi:
b. ASI (6 bulan) atau PASI (Affordable, Feasible, Acceptable, Sustainable dan Safe/
AFASS)
TARGET ELIMINASI PENULARAN HIV, SIFILIS & HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK DI INDONESIA
Skrining anamnesis
B
pada semua perempuan
usia subur yang datang
C
Semua ibu hamil ke pelayanan KB, jika
dilakukan tes HIV, ditemukan indikasi
D Semua ibu hamil sifilis dan Hep B pada dilakukan tes rapid
dengan HIV dan/atau kunjungan antenatal
Semua bayi lahir dari ibu pertama sampai
sifilis, serta ibu hamil
dengan HIV dan/atau sifilis menjelang persalinan.
dengan Hep B
mendapatkan pemeriksaan
mendapatkan tata
dan terapi. Bayi lahir dari ibu
laksana sesuai standar
dengan Hep B mendapatkan
HB0 dan HBIg
IBU HAMIL
PUSKESMAS
KOHORT IBU dan ANAK
3 4 4
1 2 6
5
Pengelola
Pengelola Program HIV, Sifilis,
Program Pkm Hasil lab diserahkan ke ibu hamil
Hepatitis
Dinkes Kab/Kota Ruang Data • Form hasil laboratorium
Pemberitahuan Hasil lab umum
• Reaktif : Konseling postest dan tatalaksana HIV/Sifilis;
8. Staf Lab bagi Hep B rujuk ke RS tata laksana Hep, kehamilan di
puskesmas
Bumil
9 • Non Reaktif : Konseling posttest, Edukasi PHBS dan
saran imunisasi Hep B mandiri
Lap yg diinput dan dikirim perbulan:
10 - Form TIPK HIV Bumil (SIHA) 7
Lap yg diinput dan dikirim perbulan:
- Form 3E 3(rekap manual) - Form Sifilis –IMS (SIHA)
To: Dinkes Prov - Form 3E 2 dan 3E 3 (SIHEPI)
To :
P2PML
Pulang
TATALAKSANA IBU HAMIL
DETEKSI DINI (PEMERIKSAAN LAB) PENANGANAN
DINI
HIV – SIFILIS – HBV
+ + +
R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Sifilis Rapid Hep B
Hasil
Segera ARV Segera Benzatin Pengawasan kasus
IBU KDT 1 tab/24jam
seumur hidup
Benzil Penicilin /
Benzatin Penisilin G
2,4 juta IU boka-boki
hepatitis dirujuk,
lainnya puskesmas
BBL
AFASS : ASI Eksklusif or IM, sblm pulang. HB0 < 24jam
PASI Eksklusif – unmixed) tanda2 : lesi kulit,
HBIg< 24jam
PCR EID usia 6 mgg Snuffles, Trias
+ Cotrim profilaksis Hutchinson,
27/12/2022 3jk 56
TATALAKSANA BAYI DARI IBU HAMIL
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
PEMERIKSAAN LAB (DETEKSI DINI) pada BAYI
Registrasi on line/
KIA/PMB/DPM
off line Status Ibu: HIV, Sifilis atau Hepatitis B Tatalaksana bayi sesuai
(negatif) dan tidak ada gejala tanda HIV kondisi
n profilaksis kotrimoksasol
diteruskan, lakukan pemeriksaan
tidak terinfeksi (kecuali masih ASI):
stop kotrimoksasol
antibodi pada usia 9 bulan
Bayi sehat dari Ibu HIV+ • Jika antibodi 9 bulan positif: ulangi
antibodi di 12-18 bulan
• https://bit.ly/Video_Suntik_Sifilis
• https://bit.ly/Video_3E
TERIMAKASIH
ART
This Photo by Unknown Author is
licensed under CC BY-SA This Photo by Unknown Author is
licensed under CC BY-NC
HIV (+/-)
NOTIFIKASI PASANGAN
Metode Notifikasi Pasangan
Rujukan Kontrak Diawali oleh pasien indeks untuk Kemungkinan besar petugas yang Penundaan notifikasi mempunyai
jangka waktu 1 bulan, jika gagal akan akan memberitahu pasangan pasien risiko kehilangan kesempatan
dilakukan oleh petugas
Rujukan Ganda Pasien yang memberitahu dengan Pasein mendapatkan dukungan, Membutuhkan keberanian pasien
didampingi oleh petugas informasi yang diterima oleh partner untuk mengungkapkan status HIV
pasien lebih jelas dan detail, mereka
mengurangi kemungkinan terjadinya
kekerasan
HEPATITIS C
PRIORITAS SKRINING HEPATITIS C
Orang dengan HIV (Skrining anti-HCV dilakukan pada semua pasien HIV, PNPK
Tatalaksana HIV 2019 dan SE Dirjen P2P ttg Kolaborasi Program P2 Hepatitis C dan
HIV AIDS dan PIMS, 2021)
68
Terapi Hepatitis C
Hepatitis C
Kronis
Provinsi
:
:
KOTA BLITAR
Jawa Timur
Bulan
Tahun
:
:
Juli
2022
HEPATITIS C
LAKI - LAKI PEREMPUAN KELOMPOK POPULASI KHUSUS
PASANGAN TB Hepatitis
No VARIABEL <1 '1-14 15-19 20-24 25-49 >50 Jml <1 '1-14 15-19 20-24 25-49 >50 Jml TOTAL PENASUN WPS Waria LSL NEGATIF
4. Feri mempunyai istri, Rani (30 th, p). Saat ini sedang hamil G1P0Ab000 (8 minggu).
Apakah yang akan Anda lakukan untuk Feri dan Rani?
5. Rani, TP rapid (+), RPR (1:16). Apakah diagnosis dan tatalaksananya? HIV: R1(NR).
HBs (-)
6. Bayi Rani lahir tanpa kurang suatu apapun. Apa yang akan Anda lakukan?
7. Ricky (45 th, L) seorang ODHIV yang diskrining TBC dengan hasil tanpa gejala dan
tanda TBC. Apakah yang akan Anda lakukan?
8. Sepuluh bulan kemudian ketika Ricky diskrining TBC terdapat batuk dan demam.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan TCM dan hasilnya M TB sensitive. Apakah
diagnosis dan tatalaksananya?
9.Ricky tidak patuh dalam meminum ARV dan minggu lalu VL >1000. Apakah yang dapat
Anda lakukan untuk istri Ricky?
10. Beberapa bulan kemudian istri Ricky terdiagnosis HIV dan tiga bulan kemudian hamil
pertama. Apakah tatalaksana untuk ibu dan bayinya kelak saat lahir?
REFERENSI
• World Health Organization (WHO). Updated recommendations
on first-line and second-line antiretroviral regimens.
https://www.who.int/hiv/pub/guidelines/ARV2018update/en/
• Peraturan Menteri Kesehatan no 23 tahun 2022
• PNPK HIV 2019
• Kementerian kesehatan RI, Subdit HIV dan PIMS. Roadmap TLD
Kemenkes RI. 2019.
• Panel Ahli HIV AIDS dan PIMS. Rekomendasi ART terbaru
termasuk penggunaan DTG. Juli 2020
• ICAP, Optimize project. Health care worker training package for
countries transitioning to dolutegravir. 2019.
• Sumber paparan dan data SIHA (Jatim dan Nasional) 2018- 2020
• Surat edaran No HK.02.02/I/1564/2018 Dirjen P2P
• Cuplikan paparan Substansi HIV-AIDS & PIMS- Kementerian
Kesehatan dalam pertemuan Monev TB HIV- Nov 2021
TERIMAKASIH
PrEP – The Rational
Median Concentration
Various tissue concentrations 1000 Vaginal tissue
Cervical tissue
determined after single dose of TDF/FTC 100
(ng/g)
(N = 15 healthy volunteers; 8 men, 7 10
women)
0
‒ Median age: men, 26 yrs; women, 22 yrs 0.1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tenofovir cervical and vaginal 10000 Tenofovir-DP
concentrations 2.5 logs lower than rectal
Median Concentration
1000
concentrations (6.8 vs 1877 ng/g) 100
(fmol/g)
Despite high FTC concentrations in 10
vagina and cervix, FTC-TP detected for 0
≤ 2 days in all tissues 0.1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Days After Single TDF/FTC Dose
Patterson. Sci Transl Med. 2011;3:112re4. Slide credit: clinicaloptions.com
PrEP (Pre Exposure Propilaksis)
ACCESSIBILITY
Lokasi
LAYANAN Waktu Pelayanan
Biaya yang terjangkau
KESEHATAN ACCEPTABILITY
Pelayanan yang tidak men-stigma
Sikap yang tidak menghakimi dan merendahkan moral
Privasi dan kerahasiaan yang terjamin
Waktu pelayanan yang tidak terlalu lama
Peralatan dan bahan yang memadai
Pengadaan obat dan kondom yang terjamin
Kemampuan, kompetensi dan profesionalisme tenaga
Pengobatan yang efektif dan efisien
Notifikasi Pasangan (NP) merupakan strategi yang efektif untuk menentukan kasus HIV
• Form NP
• Ikhtisar keperawatan- follow up- NOTIFIKASI PASANGAN
(IO-IMS)- LBPHA-SIHA 2.0 (9)
~25% Berkontribusi
Tidak terhadap…
menyadari
infeksi ~54%
Infeksi
baru
~42%
Menyadari
infeksi
~46%
infeksi
baru
From ES Daar, MD, at Los Angeles, Ca: April 22, 2013, IAS-USA.
VIRAL
LOAD???
Kota Blitar 2 1 3 11
Puskesmas Sanawetan 1 1 5
Tes HIV pada seluruh pasien TBC tanpa memandang faktor risiko HIV
Pemberian ARV pada pasien ko-infeksi TB-HIV tanpa melihat nilai CD4
10
MENINGKATKAN CAKUPAN TPT
20
PEMERIKSAAN FISIS
& PENGAMBILAN
SAMPEL
Alat Pemeriksaan
VIDEO PEM
PENGAMBILAN SAMPEL
WANITA, dengan SPEKULUM:
Ambil cairan dari fornix posterior dan dinding vagina
o + lar. Saline pem T.vag, clue cell
o + KOH 10% bau amis, Candida
o pH
Ambil dari endoserviks dg lidi kapas steril
o + pengecatan sdhn DIPLOKOKUS, pmn
SEDIAAN BASAH (vagina)
BluePengecatan Gram
• Diplokokus intraseluler
• PMN
Lanjutan.. Pengambilan sampel
LAKI-LAKI:
Cairan diambil dari uretra dengan cotton tip
aplicator atau lidi kapas steril masukkan ke
oue 1-2 cm + pengecatan sdhn diplo intra,
pmn
Ambil cairan dari anus dengan anuskopi (ano-
genital) KY Jelly seblmnya MSM
CLUE CELL (pengecatan Gram)
Trichomonas vaginalis
PSEUDOHIFA (preparat basah)