Anda di halaman 1dari 32

Logika Proposisi

Wumpus
Logika
• logika adalah bahasa formal untuk merepresentasikan
informasi sedemikian sehingga konklusi dapat
didefinisikan
• Sintaks mendefinisikan kalimat pada bahasa
• Semantik mendefinisikan maksud dari kalimat

• Contoh: bahasa aritmatika


– x+2 ≥ y adalah sebuah kalimat; x2+y > {} bukan sebuah kalimat
– x+2 ≥ y adalah benar jika dan hanya jika angka x+2 tidak lebih
kecil dari angka y
– x+2 ≥ y adalah benar untuk x = 7, y = 1
– x+2 ≥ y adalah salah untuk x = 0, y = 6

Entailment
• Entailment artinya kebenaran sebuah kalimat
dimunculkan dari kebenaran kalimat lain.
BP ╞ α
• Kalimat α benar jika α bernilai benar pada BP
dimana BP adalah benar
– Contoh: BP berisi “the Giants won” dan “the Reds won” maka
“Either the Giants won or the Reds won”
– Maka x+y = 4 maka 4 = x+y
– Entailment adalah sebuah relasi antar berdasarkan
semantik
Logika proposisi: Sintaks
• Kalimat  KalimatAtomik | KalimatKompleks

• KalimatAtomik  True | False | Simbol


• Simbol  P | Q | R
• KalimatKompleks   Kalimat
Kalimat  Kalimat
Kalimat  Kalimat
Kalimat  Kalimat
Kalimat  Kalimat

tatabahasa formal untuk logika proposisi


Contoh BP sederhana
R1: P1,1

R2: B1,1  P1,2  P2,1

R3: B2,1  P1,1  P2,2  P3,1

R4: B1,1

R5: B2,1
Tabel Kebenaran untuk kalimat Kompleks
Aturan Inferensi

• Modus Ponen:   , 

And-Elimination:  1   2  ...   n
i
And-Introduction:  1 ,  2 , ... ,  n
 1   2  ...   n

Or-Introduction: i
 1   2  ...   n

Double-Negation-Elimination:

Unit Resolution:    , 

Resolution:    ,     ,   
Ekivalen dengan
   
Contoh Inferensi (1)
1. Eliminasi  dari R2, ganti αβ dengan (αβ)  (βα).
R6: (B1,1  (P1,2  P2,1))  ((P1,2  P2,1)  B1,1)

2. Eliminasi  dari R6
R7: P1,2  P2,1  B1,1

3. Kontrapositif R7
R8:  B1,1   (P1,2  P2,1) 5.

4. Modus ponen R8 dengan R4


R9:  (P1,2  P2,1)

5. De Morgan untuk R9
R10:  P1,2   P2,1

Tidak ada Pit di (1,2) dan (2,1).


Contoh Inferensi (2)
6. R11:  B1,2
7. R12: B1,2  P1,1  P2,2  P1,3

Didapatkan:
8. R13:  P2,2
9. R14:  P1,3

10. Eliminasi bikondisional terhadap R3, kemudian modus ponen dengan


R5, maka 5.
R15: P1,1  P2,2  P3,1

11. Resolusi R13 dengan R15


R16: P1,1  P3,1

12. Resolusi R1 dengan R16


R17: P3,1

Pit pada (3,1)


Forward dan Backward Chaining
• Klausa Horn: Disjungsi satu atau beberapa literal dimana
tidak ada atau hanya 1 yang positif
• Contoh:
Forward chaining
Contoh Forward Chaining
Contoh Forward Chaining
Contoh Forward Chaining
Contoh Forward Chaining
Contoh Forward Chaining
Contoh Forward Chaining
Contoh Forward Chaining
Contoh Forward Chaining
Backward chaining
Ide: Inferensi dimulai dari query q dengan mencari
rule yang menyebabkan q

Menghindari loop: cek jika subgoal baru sudah


berada pada stack

Menghindari kerja berulang: cek jika subgoal baru


1. Sudah dibuktikan benar, atau
2. Sudah gagal
Contoh Backward Chaining
Contoh Backward Chaining
Contoh Backward Chaining
Contoh Backward Chaining
Contoh Backward Chaining
Contoh Backward Chaining
Contoh Backward Chaining
Contoh Backward Chaining
Contoh Backward Chaining
Contoh Backward Chaining
Ikhtisar
• Logical agent melakukan inferensi terhadap sebuah basis
pengetahuan untuk mendapatkan informasi baru atau membuat
keputusan
• Konsep dasar logika
– sintaks: struktur formal kalimat
– semantik: kebenaran kalimat
– entailment: kebenaran sebuah kalimat diberikan oleh kalimat lain
– Inferensi: mendapatkan kalimat dari 1 atau lebih kalimat lain
– soundness: inferensi hanya menghasilkan kalimat yang kebenarannya
bisa dibuktikan dengan kalimat-kalimat yang menjadi dasar inferensi
– completeness: inferensi menghasilkan semua kalimat yang
kebenarannya bisa dibuktikan dengan kalimat-kalimat yang menjadi
dasar inferensi

• Resolusi adalah complete untuk logika proposisi


• Forward, backward chaining adalah complete untuk klausa Horn

Anda mungkin juga menyukai