Anda di halaman 1dari 21

Perencanaan Pengelolaan

Konservasi Terumbu Karang


OLEH KELOMPOK 2:
1. Fitri Ayuningsih (195080400113005)
2. Cholilah Amin Zulfaidah (195080400113006)
3. Rachel Jessica Navelina (195080400113007)
4. Alma Fitriani (195080400113008)
Kebijakan Nasional Terkait
Terumbu Karang
Kebijakan nasional pengelolaan terumbu karang disusun
berdasarkan prinsip-prinsip:
 keseimbangan antara intensitas dan variasi pemanfaatan
terumbu karang.
 pengelolaan sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat
lokal dan ekonomi nasional.
 kepastian hukum melalui pelaksanaan peraturan
perundang-undangan untuk mencapai tujuan pengelolaan
dan pemanfaatan terumbu karang yang optimal
 Pengelolaan yang berkeadilan dan berkesinambungan,

Alma Fitriani (195080400113008)


LANJUTAN.....

 pendekatan pengelolaan secara kooperatif antar semua


pihak terkait
 pengelolan berdasarkan data ilmiah yang tersedia dan
kemampuan daya dukung lingkungan.
 pengakuan hak-hak ulayat dan pranata sosial persekutuan
masyarakat adat tentang pengelolaan terumbu karang
 pengelolaan terumbu karang sesuai dengan semangat
otonomi daerah (Kepmen. Kelautan dan Perikanan
nomor : 38/ MEN/ 2004).

Alma Fitriani (195080400113008)


Perumusan Kebijakaan Pengelolaan
Kawasan Konservsi

Kebijakan adalah dasar bagi pelaksanaan kegiatan atau


pengambilan keputusan dengan maksud untuk membangun
suatu landasan yang jelas dalam pengambilan keputusan dan
langkah yang diambil. Kebijakan didasarkan pada masalah
yang ada di daerah, selanjutnya kebijakan harus secara terus
menerus dipantau, direvisi dan ditambah agar tetap memenuhi
kebutuhan yang terus berubah.

Alma Fitriani (195080400113008


BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
MERUMUSKAN KEBIJAKAN DIBIDANG PENGELOLAAN
TERUMBU KARANG
1. Menganalisis Tujuan dan manfaat yang di dapat oleh
masyarakat dari adanya sebuah kebijakan.
2. Dalam membuat sebuah kebijakan hendaknya tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dan praktik-praktik
sosial yang ada didalam masyarakat di sekitar
wilayah konservasi.
3. Mengidentifikasi masalah-maslah yang ada dalam
masyarakat disekitar lokasi konservasi.
4. Membuat strategi kebijakan pengelolaan konservasi
menggunakan analisis matriks SWOT.
Alma Fitriani (195080400113008
Pelaksanaan Kebijakan

1. Penyampaian informasi kebijakan kepada masyarakat dan


stekholder-stekholder terkait.
2. Uji coba kebijakan baru kepada seluruh maasyarakat.
3. Implementasi kebijakan kepada aktivitas masyarakat dan semua
actor.
4. Melakukan pengawasan terhadap implementasi kebijakan.
5. Penguatan hukum atas terjadinya pelanggaran kebijakan.
6. Evaluasi terhadap kebijakan yang telah berjalan
Alma Fitriani (195080400113008)
Penyusunan Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria
Penyususnan norma, standar, prosedur dan kriteria dalam pengelolaan
wilayah konservasi terumbu karang di kota Pariaman disesuaiakan
dengan UU No. 27 tahun 2007 pasal 1 tentang pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil ayat 15 yang berbunyi “Rencana
Pengelolaan adalah rencana yang memuat susunan kerangka
kebijakan, prosedur, dan tanggung jawab dalam rangka
pengoordinasian pengambilan keputusan di antara berbagai
lembaga/instansi pemerintah mengenai kesepakatan penggunaan
sumber daya atau kegiatan pembangunan di zona yang ditetapkan.
Cholilah Amin Z (195080400113006)
Lanjutan
Pemerintah Pusat dan Daerah, kementerian/lembaga pemerintah non-kementerian
berkewajiban membuat norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) untuk
dijadikan pedoman bagi Daerah dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
yang diserahkan kepada Daerah dan menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga
pemerintah non-kementerian untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.

Kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian melakukan pembinaan dan


pengawasan yang bersifat teknis, sedangkan Kementerian melaksanakan
pembinaan dan pengawasan yang bersifat umum. Mekanisme tersebut diharapkan
mampu menciptakan harmonisasi antar kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian dalam melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah secara keseluruhan..

Cholilah Amin Z (195080400113006)


Pelaksanaan kebijakan pada pengelolaan Kawasan konservasi Terumbu Karang di
Kota Pariaman menggunakan pendekatan pengelolaan collaborative, yaitu
pengelolaan yang dilakukan bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada
pendekatan ini pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama dalam upaya
pengelolaan hingga monitoring kawasan konservasi. Berikut pelaksana kebijakan
nya :

Implementasi kebijakan pemerintah dalam menjaga potensi sumberdaya guna


pemenuhan kebutuhan masyarakat dan pendapatan daerah : Dilakukan dengan
pemanfaatan sumberdaya di zona pemanfaatan dan perikanan berkelanjutan
konservasi untuk dijadikan wisata alam (ekowisata) dan daerah perikanan tangkap

Pengembangan kawasan ekosistem terumbu karang yang berwawasan lingkungan:


Selain area wisata berbasis ilmu pengetahuan, pemanfaatan wisata kawasan
konservasi juga harus berbasis lingkungan agar dapat berkelanjutan. Konsep wisata
berwawasan lingkungan (ekowisata) harus terus digalakkan dalam
pengimplementasian pengelolaan ekowisata untuk meminimalkan adanya
pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari kegiatan berbasis ekonomi pada area
wisata.

Cholilah Amin Z (195080400113006)


Peningkatan MCS (Monitoring, Controling and Surveilance) :

 Monitoring : kegiatan monitoring meliputi pengawasan terhadap hubungan antara


Iptek yang dipakai serta dampaknya terhadap lingkungan. Lembaga pengawas juga
dapat bertugas dalam membatasi pilihan-pilihan dalam menetapkan cara
pemanfaatan sumberdaya terumbu karang dan lingkungannya, serta pemanfaatan
tanpa perusakan ekosistem serta habitat hidupnya.
 Controlling : Pengendalian yang didentifikasi adalah meliputi apakah kegiatan
wisata alam(ekowisata) pada kawasan konservasi sudah menaati peraturan
perundangan-undangan dan ketentuan-ketentuan perizinan yang berlaku atau tidak,
dan apakah kegiatan tersebut legal atau ilegal.
 Surveilance : Kegiatan operasional dalam rangka menjamin ditaatinya peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan dalam pengendalian, seperti pengamatan gerak
kegiatan usaha pada Kawasan konservasi, pelanggaran batas-batas kegiatan usaha,
lokasi pelanggaran, dan juga luas daerah yang tercemar atau rusak, sehingga
tindakan pencegahan atau penanggulangannya akan cepat dapat dilakukan

Cholilah Amin Z (195080400113006)


Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Supervisi

Supervisi adalah proses pengawasan utama, pengontrolan


tertinggi disuatu proyek. Adapun tugas dari supervisi ini
sebagai berikut:
- Perencanaan proyek konservasi terumbu karang
- Menganalisis data yang ada di kawasan Pariaman
- Menarik kesimpulan dari permasalahan yang terjadi di
setiap proyek konservasi di kawasan Pariaman.
- Manajemen sumberdaya manusia di kawasan Pariaman

Rachel Jessica (195080400113007)


Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Supervisi

Kegiatan harus konservasi harus dilakukan dengan serasi dan dengan


cara setepat-tepatnya, sehingga tujuan dari konservasi ini tercapai
dengan baik. Ini semua tidak mungkin dilaksanakan dengan tepat tanpa
adanya sumber-sumber atau sarana-sarana (resources, element, tools).
Sumber yang dimaksud meliput:
- Tenaga kerja
- Biaya
- Bahan-bahan
- Peralatan
- Metode
Rachel Jessica (195080400113007)
Pelaksanaan Evaluasi dan
Pelaporan
Evaluasi merupakan salah satu tahapan penting dalam siklus
pengelolaan konservasi. Karena pasca evaluasi akan memunculkan
agenda atau kebijakan baru dengan optimisme dan pertimbangan-
pertimbangan mengenenai pengelolaan konservasi terumbu karang
di pariaman.
Evaluasi konservasi dilaksanakan menjadi 3 tahap :

1. Evaluasi yang diadakan pada waktu sebelum adanya program


Hal ini dimaksudkan untuk menilai studi layak dari objek yang akan
dikonservasi
Rachel Jessica
(195080400113007)
LANJUTAN.....

2. Evaluasi yang dilaksanakan pada kurun waktu program (on-going)


Output dari evaluasi ini adalah untuk memberikan saran-saran terkait
pengelolaan konservasi terumbu karang di pariaman

3. Evaluasi yang dilaksanakan sesudah program selesai atau berjalan


cukup lama
Hasil evaluasi ini diharapkan mampu untuk menilai dampak buruk
maupun baik dari program atau hubungan antara pihak pengelola
konservasi maupun pihak pengawasan seperti dinas kelautan dan
perikanan setempat guna mencapai tujuan bersama
Rachel Jessica
(195080400113007)
PELAKSANAAN ADMINISTRASI

1. Kota Pariaman resmi terbentuk sebagai Kota Otonom pada tanggal 2 Juli 2002 dimana Kota Pariaman
terbentuk berdasarkan Undang-undang No. 12 Tahun 2002, tentang pembentukan Kota Pariaman di
Provinsi Sumatera Barat. Sebelumnya Kota Pariaman berstatus Kota administratif (Kotif) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1986 dan menjadi bagian dari Kabupaten Padang Pariaman
sekaligus ibukota kabupaten. Kotif Pariaman diresmikan pada tanggal 29 Oktober 1987. Pada tahun
2002 Kota Pariaman sebagai Kota Otonom memiliki wilayah administrasi yang terdiri dari 3 kecamatan,
55 desa dan 16 kelurahan. Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2009, Kota Pariaman
terbagi menjadi 4 (empat) kecamatan yakni :
a. Kecamatan Pariaman Selatan; terdiri dari 16 desa.
b. Kecamatan Pariaman Tengah; terdiri dari 16 kelurahan dan 6 desa.
c. Kecamatan Pariaman Timur ; terdiri dari 16 desa.
Fitri Ayu Ningsih
d. Kecamatan Pariaman Utara; terdiri dari 16 desa. (195080400113005)
Batas administrasi Kota Pariaman
adalah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan
Kecamatan V Koto Kampung Dalam
(Kab. Padang Pariaman).
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kec. Nan Sabaris (Kab. Padang
Pariaman).
c. Sebelah Timur berbatasan dengan
Kec. VII KotoSungai Sariak (Kab.
Padang Pariaman).
d. Sebelah Barat berbatasan dengan
Samudra Indonesia
Fitri Ayu Ningsih
(195080400113005)
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1986 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA
ADMINISTRATIF PARIAMAN
Fitri Ayu Ningsih
(195080400113005)
Pasal 4 tentang Pemerintah Kota Administratif Pariaman menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
(1) Meningkatkan dan menyesuaikan penyelenggaraan pemerintahan dengan perkembangan kehidupan politik, ekonomi,
sosial dan budaya perkotaan; www.djpp.depkumham.go.id djpp.depkumham.go. id
(2) Membina dan mengarahkan pembangunan sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi serta fisik perkotaan;
(3) Mendukung dan merangsang secara timbal balik perkembangan wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat pada
umumnya dan wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Padang Pariaman pada khususnya
Pasal 7
(4) Pusat Pemerintahan Kota Administratif Pariaman berkedudukan di Kota Pariaman.
(5) Pusat Pemerintahan Kecamatan Kota Pariaman Utara berkedudukan di Desa Balai Naras.
(6) Pusat Pemerintahan Kecamatan Kota Pariaman Tengah berkedudukan di Kelurahan Pasir.
(7) Pusat Pemerintah Kecamatan Kota Pariaman Selatan berkedudukan di Desa Balai Kurai Taji.

Bab 4 pasal 8 tentang struktur administrasi Kota Pariaman


1. Perincian Struktur Pemerintahan Kota Admistratif Pariaman ditentukan lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri
dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi situasi kota yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur negara

Bab 5 pasal 9 tentang pembiayaan


2. Pembiayaan yang diperlukan dalam rangka pembentukan pembinaan Kota Administratif Pariaman sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini dibebankan kepada Anggaran Pemerintah Daerah Tingkat II Padang
Pariaman, dan pelaksanaannya dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan pemerintah daerah
dan pemerintah pusat.
Pelaksanaan fungsi yang ditugaskan
Seksi Konservasi di Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pariamaan

(1) Seksi Konservasi mempunyai tugas menyelenggarakan program Konservasi dalam arti melaksanakan perencanaan,
pengembangan, dan pembinaan program Konservasi. Uraian Tugas Seksi Konservasi sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan-
bahan lainnya berhubungan dengan Konservasi sebagai pedoman dan landasan kerja.

b. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan Konservasi serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan
masalah.

c. Menyusun rencana, program kerja dan anggaran berbasis kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi Seksi Konservasi
berpedoman kepada rencana strategis Dinas.

d. Melaksanakan perencanaan, pemantauan, pengawasan, pengkajian dan evaluasi dampak Konservasi.

e. Melakukan identifikasi dan pemetaan kawasan konservasi.

f. Melaksanakan bimbingan tenis Konservasi kawasan perairan.

g. Melakukan rehabilitasi pada kawasan konservasi.

h. Melaksanakan bimbingan teknis konservasi ikan dan pemanfaatan kawasan Konservasi.

i. Melaksanakan administrasi yang berkaitan dengan Seksi Konservasi.


Fitri Ayu Ningsih
j. Membuat laporan kegiatan sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan ; (195080400113005)
Berdasarkan Pasal 32 ayat (1) sampai ayat (3) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun
2009 tentang Pengeloaan Terumbu Karang, prinsip pengawasan meliputi:

(1) Pengawasan ditujukan untuk tercapainya pengelolaan terumbu karang secara terpadu dan
berkelanjutan yang meliputi pemantauan, pengamatan lapangan, dan pemeriksaan.
(2) Pengawasan terhadap proses perencanaan dan pelaksanaan pengeloaan terumbu karang dilakukan
secara terkoordinasi oleh instansi terkait bersama dengan organisasi pengelola wilayah pesisir dan
laut dan masyarakat.

(3) Masyarakat mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam pengawasan pengelolaan
wilayah pesisir secara terpadu yang disampaikan melalui laporan dan/atau pengaduan kepada pihak
yang berwenang.

(4) Selanjutnya, menurut Pasal 14 ayat (3) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Terumbu Karang menyebutkan bahwa: zona pemanfaatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c diperuntukkan bagi:

a. Perlindungan habitat dan populasi sumber daya ikan.


b. Pariwisata dan rekreasi. Fitri Ayu Ningsih
(195080400113005)
c. Penelitian, pengembangan, dan pendidikan
Sumber Referensi

● Arlius, U. B., & Mayasari, L. (2017). Kajian Kesesuaian Lahan Wisata Pantai di Pulau Angso
Duo Kota Pariaman, Sumatera Barat. In Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan
III. Madura: Universitas Trunojoyo Madura (pp. 1-12).
● PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1986 TENTANG
PEMBENTUKAN KOTA ADMINISTRATIF PARIAMAN
● Rencana Stategis Dinas Kelautan dan perikanan Kota Pariaman Tahun 2013-2018.
● Sudiono, G. (2008). Analisis pengelolaan terumbu karang pada kawasan konservasi laut
daerah (KKLD) pulau randayan dan sekitarnya Kabupaten bengkayang provinsi kalimantan
barat (Doctoral dissertation, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro).
● Winanto, T., & Suparno, S. (2010). Kajian Kondisi Terumbu Karang dan Strategi
Pengelolaannya di Suaka Pesisir Batang Gasan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera
Barat. Sains Akuatik: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Perairan, 13(2).
● Yuliviona, Reni , E.S. Tasri dan E. Azliyanti. 2020. Kajian Pemasaran Pariwisata : Pesona
Wisata Kota Tabuik Pariaman. Padang : Bung Hatta University Press.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai