Anda di halaman 1dari 42

PANDUAN

PENYELENGGARAAN UKNI - OSCE

Bidang Uji Kompetensi dan Pemberdayaan Lulusan


Assosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia
OSCE ??

OSCE adalah suatu metode untuk menguji kompetensi klinik


secara obyektif dan terstruktur dalam bentuk rotasi station
dengan alokasi waktu tertentu.
Landasan Hukum
Uji Kompetensi OSCE
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Sistem


pendidikan Tinggi.

3. Undang-undang No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi


Nasional Indonesia.
Pendorong pelaksanaan OSCE nasional
• Upaya peningkatan kualitas lulusan ners
• Perubahan pola akreditasi LAM PT KES dari 7 kriteria menjadi 9
kriteria dimana salah satu point pada kriteria 9 memasukan hasil
pelaksanaan osce yang secara spesifik disebutkan nilai maksimal di
dapatkan jika osce dilaksanakan secara nasional
• Peraturan khusus LAM-PTKES yang mensyaratkan bahwa nilai
akreditasi unggul dapat diperoleh jika institusi memperoleh kelulusan
ukom kumulatif minimal 80 % berturut-turut selama 3 kali.
Tujuan OSCE

• Metode uji kompetensi yang melengkapi aspek psikomotor


dan afektif
• Menyeleksi kompetensi perawat professional dan vokasional
• Menciptakan sistem uji yang objektif dan terstandar secara
nasional
• Memaksimalkan hasil perolehan akreditasi LAMPTKES
Komponen osce standard Nasional
• Soal Ujian
• Penguji
• Pemeran standard
• Sarana dan Prasarana
• Fasilitas analisis, pembuatan & referensi
• Kandidat
• Supporting staf
Kompetensi
Seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang (sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat) dalam
melaksanakan tugas – tugas di bidang pekerjaan
tertentu (Kepmendikbud No. 045/U/2003).

Standar kompetensi perawat Indonesia mengacu


pada SK PPNI No. 024/PP.PPNI/SK/K/XII/2009.
BLUEPRINT OSCE PERAWAT
TUJUAN :
Panduan dalam pengembangan materi uji dan aturan pelaksanaan
secara proporsional sesuai karakter dan kompetensi lulusan

Manfaat :
- Memberikan informasi materi dan pola uji yang dilaksanakan
- Mengembangkan arah kurikulum yang lebih jelas
- Konsistensi dan standarisasi dalam pelaksanaan
Katagori Kompetensi OSCE

• Komunikasi, edukasi dan konseling.


• Pengkajian Keperawatan
• Diagnosis dan Perencanaan
• Implementasi
• Evaluasi
• Perilaku Profesional
Blueprint dalam StatioN

1) Oksigenasi
2) Sirkulasi
3) Cairan dan Elektrolit
4) Nutrisi
5) Eliminasi
6) Aktifitas dan istirahat
7) Aman dan nyaman
8) Psikososial
9) Seksual dan kesehatan reproduksi
Kompetensi klinik utama
• meliputi pengkajian riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, ketrampilan
prosedural, konseling, dan sikap profesional.
• Kompetensi klinik harus mempresentasikan setiap konteks pelayanan
keperawatan dalam rentang sehat - sakit yang meliputi upaya
kesehatan promotif sampai dengan rehabilitative pada semua
daur kehidupan dan setting utama pelayanan keperawatan.
• Setiap station menilai minimal tiga kategori kompetensi yang
diujikan.
MEKANISME PENYELENGGARAAN
DAN KOMPONEN UJI OSCE – UKNI
Mekanisme pelaksanaan ujian
• Panitia pusat mendistribusikan daftar peralatan khusus yang diperlukan pada masing-masing kasus dan
keterampilan klinik yang akan diujikan kepada pusat ujian paling lambat 2 minggu sebelum pelaksanaan
ujian.
• Koordinator OSCE mempersiapkan Klien Standar, penguji dan peralatan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan.
• Pelaksanaan ujian dalam bentuk perpindahan peserta dari satu station ke station lain sesuai wak tu dan
mengikuti alur yang ditentukan.
• Jumlah station adalah 11 buah dengan lama waktu 15 menit (1 menit perpindahan station, 1 menit membaca
soal, waktu mengerjakan soal 13 menit).
• Jumlah station istirahat adalah 2 station yaitu pada station 5 dan 11.
Mekanisme pelaksanaan ujian

• Panitia pusat mendistribusikan daftar peralatan khusus yang diperlukan pada


masing-masing kasus dan keterampilan klinik yang akan diujikan kepada pusat
ujian paling lambat 2 minggu sebelum pelaksanaan ujian.
• Koordinator OSCE mempersiapkan Klien Standar, penguji dan peralatan
yang dibutuhkan sesuai kebutuhan.
• Pelaksanaan ujian dalam bentuk perpindahan peserta dari satu station ke station
lain sesuai wak tu dan mengikuti alur yang ditentukan.
• Jumlah station adalah 11 buah dengan lama waktu 15 menit (1 menit
perpindahan station, 1 menit membaca soal, waktu mengerjakan soal 13 menit).
• Jumlah station istirahat adalah 2 station yaitu pada station 5 dan 11.
Mekanisme pelaksanaan ujian
• Pengawas pusat dan koordinator wajib melakukan pengawasan terhadap kelancaran ujian dan
mengi si Berita Acara Pelaksanaan Ujian.
• Setelah ujian selesai, semua berkas evaluasi peserta dibawa kembali oleh pengawas pusat untuk di
proses lebih lanjut untuk menentukan nilai batas lulus dan pengumuman kelulusan peserta.
Jika pelaksanaannya oleh institusi maka ini menjjadi tanggungjawab KOC.
• Hasil kelulusan peserta akan diumumkan oleh panitia pusat ke pusat pelaksana ujian paling lama
2 minggu setelah pelaksanaan ujian. Dan jika pelaksanaannya dilaksanakan oleh institusi maka
semua dikelola institusi
Persyaratan Pengawas Pusat
( penyelenggaraan uji OSCE Nasional)

 Mendapat surat tugas


 Sudah menjadi penguji dan pelatih OSCE Nasional
 Telah mengikuti pelatihan pengawas pusat
 Tidak mengawas pada institusi asal.
Persyaratan Koordinator OSCE (KOC)

 Staf pendidik minimal pendidikan S2 Keperawatan/ Spesialis/ Kesehatan


dengan latar belakang pendidikan S1 Keperawatan dan Ners, yang ditunjuk oleh
institusinya sebagai penanggung jawab OSCE center diinstitusi.
 Pernah mengikuti pelatihan penyelenggaraan OSCE.

 Pernah mengikuti pelatihan KOC

 Institusi yang memliki lebih dari 1 set OSCE Center maka harus menyediakan
Korlok
Persyaratan Koordinator Lokasi
 Staf pendidik minimal pendidikan S2 Keperawatan/ Spesialis/ S2 Kesehatan dengan latar belakang
pendidikan S1 Keperawatan dan Ners, yang ditunjuk oleh institusinya yang dibuktikan dengan surat
tugas/surat keputusan dari pimpinan institusi (Dekan atau Ketua Program Studi) dan ditetapkan oleh Panitia
Penyelenggara.

 Pernah menjadi penguji OSCE sesuai standar Ujian Kompetensi Keperawatan OSCE.

 Memahami standar penyelenggaraan Ujian Kompetensi Keperawatan OSCE.

 Memiliki komitmen untuk mendukung penyelenggaraan Ujian Kompetensi Keperawatan OSCE.

 Mampu melakukan koordinasi dengan Koordinator Institusi Penyelenggara, Pengawas Pusat, dan perangkat
pelaksana Ujian Kompetensi Keperawatan OSCE di institusi.

 Menjaga kerahasiaan perangkat soal Ujian Kompetensi Keperawatan OSCE.


Persyaratan Penguji
 S2 Keperawatan/S2 Kesehatan/Spesialis dengan latar belakang S1 Keperawatan dan Ners;

 Telah mengikuti pelatihan penguji OSCE yang diselenggarakan oleh AIPNI (Standar Pelatihan Penguji OSCE dilakukan
dengan waktu 30 JPL) dibuktikan dengan sertifikat.

 Mematuhi tata tertib dan kode etik penguji UKNI OSCE.

 Syarat pengalaman (dibuktikan dengan surat tugas dari institusi masing-masing):

 Penguji yang berasal Pendidik Klinik sudah mendapatkan Pelatihan Penguji OSCE yang dibuktikan dengan sertifikat penguji
OSCE dan Institusi penyelenggara mengajukan permohonan kepada Institusi yang bersangkutan untuk mendapatkan tugas
dalam periode ujian tersebut

 Bagi Institusi yang telah menyelenggarakan pelatihan sebelum panduan ini berlaku akan dilakukan evaluasi untuk
mendapatkan pengakuan.
Jumlah dan komposisi Penguji

 Dalam satu lokasi pada satu sesi UKNI OSCE, diperlukan 9 penguji utama dan 3
penguji siaga.untuk penyelenggaraan satu round.
 Terdapat dua penguji utama yang berasal dari luar institusi dalam wilayah
regional tempat instusi tersebut.
 Penunjukan penguji utama dari luar Institusi ditentukan oleh panitia pusat UKNI
OSCE.
Penguji eksternal

Penguji eksternal adalah penguji UKNI OSCE yang berasal dari luar
institusi penyelenggara.

Persyaratan penguji eksternal sama dengan persyaratan penguji


Pelatih Klien Standar (PKS)
Pelatih KS adalah staf pendidik yang telah disertifikasi oleh AIPNI untuk melakukan pelatihan KS
yang akan berperan dalam UKNI OSCE Syarat:

a. Minimal pendidikan S1 keperawatan dan Ners dengan pengalaman sebagai instruktur klinik 2
tahun.

b. Telah mengikuti pelatihan pelatih KS sesuai standar UKNI-OSCE dan mendapatkan sertifikat
dari AIPNI/ Panitia Penyelenggara.

c. Memahami standar penyelenggaraan UKNI OSCE.

d. Memiliki komitmen untuk melatih KS sesuai standar UKNI OSCE.

e. Menjaga kerahasiaan perangkat soal UKNI OSCE.

f. Pelatihan pelatih KS 10 JPL


Persyaratan Klien Standar (KS)

a. Pernyataan tertulis bersedia menjadi klien standar.


b.Telah mengikuti pelatihan Klien standar.
c. Usia minimal 21 tahun s.d 55 tahun atau telah menikah.
d.Jenis kelamin dan kondisi fisik sesuai skenario.
e. Tidak buta huruf.
Persyaratan Klien Standar (KS)
a. Dapat memahami dan menandatangani kontrak dengan institusi penyelenggara UKNI OSCE.
b.Dapat berkomunikasi dua arah.
c. Mempunyai kemampuan berakting.
d.Bisa bekerja sama.
e. Tidak berasal dari profesi kesehatan (dokter, residen, bidan, perawat, atau mahasiswa keper-
awatan, kedokteran, dan kebidanan) dan atau pegawai institusi pelaksana UKNI OSCE.
f. KS disediakan oleh institusi penyelenggara UKNI OSCE yang telah mendapatkan pelatihan KS.
g.KS mendapatkan kontrak dengan institusi UKNI OSCE Center
Tenaga Pendukung

1. Laboran: pada station prosedur tindakan klinik yang membutuhkan penyiapan


alat;
2. Sekretariat : mengatur administrasi dengan Panitia Penyelenggara;
3. Pengatur waktu (timer);
4. Penolong (helper);
5. Petugas IT lokal.
SARANA DAN PRASARANA OSCE CENTER
Syarat Penyelenggara OSCE
a. Telah memenuhi persyaratan UKNI OSCE Center dan dilakukan visitasi/ Validasi oleh
Tim AIPNI dan diusulkan selambat-lambatnya 3 bulan sebelum pelaksanaan ujian.
b. Terdiri dari 11 station yang terstandar dan terdapat pada satu lantai yang sama.
c. Enam station (minimal) dengan fasilitas tempat tidur ganda untuk KS dan manekin.
d. Peralatan dan bahan sesuai standar UKNI OSCE yang ditetapkan beserta cadangannya.
e. Menyediakan format dokumentasi, format pemeriksaan penunjang diagnostik dan alat
tulis di setiap
Syarat Penyelenggara OSCE
STATION
a. UKNI OSCE Center mempersiapkan bahan habis pakai sesuai standar dan jumlah peserta.
b. Bersedia menerima peserta dari institusi pendidikan keperawatan lain dengan biaya mengikuti standar
nasional.
c. Menyiapkan panitia penyelenggara lokal dan staf pendukung penyelenggaraan UKNI OSCE.
d. Memiliki penguji sesuai persyaratan UKNI OSCE ditambah penguji siaga sebanyak 25% dari jumlah
penguji utama.
e. Menyediakan KS sesuai standar UKNI OSCE ditambah KS siaga sebanyak 25% dari jumlah KS utama.
f. Memiliki Penguji OSCE yang bersertifikat melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh AIPNI (30
Jam).
Sarana dan Prasarana
Persyaratan
Komponen
Ruangan
1. Ukuran ruangan 3 x 4 m
2. Jumlah 9 ruangan untuk ujian dan 2 station istirahat bisa ditempatkan di
lorong
3. Lay out • Satu grup ujian: ruangan harus berada di lantai dan
gedung yang sama

• Letak station berurutan dan semua station terlihat secara


lengkap dan jarak antar station bisa dijangkau dalam waktu 1
menit.
4. Keadaan ruangan • Cahaya cukup terang (80 lux)

• Sirkulasi udara baik dan nyaman

• Suara antar station tidak terdengar atau mengganggu station


• Sebelahnya
5. Panic button • Terdapat tombol panic button di setiap station.
• Panel panic button di ruang KOC/ Korlok
Kriteria Ruang KOC/ Korlok

a.Ukuran: 3 x 4 m.
b.Lokasi: dekat dengan lokasi station.
c.Fasilitas: minimal meja, kursi, lemari administrasi, komputer,
printer.
Kriteria Ruang persiapan penguji
dan freezing

a.Ukuran: 5 x 6 m.
b.Lokasi: dekat dengan lokasi station.
c.Fasilitas: minimal meja, kursi.
d.Loker/ Tempat penyimpanan Tas dan alat Komunikasi
Kriteria Ruang karantina
peserta uji
a. Ukuran: 4 x 5 m.

b. Lokasi: dekat dengan lokasi station.


c. Fasilitas: minimal meja, kursi.

d. Dalam Ruangan harus dijaga Pengawas.

e. Tidak boleh ada akses internet.


f. Tidak boleh berdekatan dengan ruang persiapan penguji dan ruang PKS/KS.

g. Loker/ tempat penyimpanan tas dan alat komunikasi yang terpisah dari ruang karantina
Kriteria Ruang IT/administrasi

a. Ukuran: 3 x 4 m.
b.Lokasi: dekat dengan lokasi station.
c. Fasilitas: minimal meja, kursi, komputer dan timer.
Kriteria Ruang karantina penguji (diperlukan jika
dua sesi)

a.Ukuran: 4 x 5 m.
b.Lokasi: dekat dengan lokasi station.
c.Fasilitas: minimal meja, kursi dan loker/penyimpanan
tas.
Kriteria Ruang KS dan PKS

a. Ukuran: 3 x 4 m.
b.Lokasi: dekat dengan lokasi station.
c. Fasilitas: minimal meja, kursi.
Kriteria Ruang penyimpanan alat

a. Ukuran 3x 4
b.Letak: tidak jauh dari lokasi ujian
c. Ruangan harus dikunci/selalu dijaga
PENETAPAN KELULUSAN OSCE UKNI

• Metode yang digunakan adalah dengan cara Borderline Group Method atau Borderline Re- gression Method. Metode ini
memiliki kredibilitas yang lebih baik. Borderline Group Method yaitu suatu metode dengan menetapkan cutscore yang
didapatkan dari skor dari peserta tes yang kemampuannya berada pada borderline dari suatu tingkat performansi.

• Borderline Regression Method terdiri dari Checklist (actual mark) dan Global rating. Penilaian dengan check- list,
penguji hanya memberi penilaian tanpa intervensi dengan cara mencentang pada lembar checklist kemudian jumlahkan
sebagai nilai total.

• Global rating merupakan persepsi (kesan) umum dari penguji terhadap performance keseluruhan kandidat (sesuai aspek
yang diuji, mulai anamnesis sampai dengan perilaku profesional). Penilaian Global rating ter- diri dari 1= tidak lulus, 2=
borderline, 3= lulus dan 4= superior
Scenario Nasional
 Dalam upaya melengkapi uji kompetensi CBT
 Dalam merespon standard LAM-PTKES
 Kesiapan institusi ners dalam penyelenggaraan OSCE Nasional

PERLU (SKENARIO) PERENCANAAN dan PENYELENGGARAAN


BERSTANDARD NASIONAL
Kelebihan SINAKES Terhadap SIPENA


Setiap kegiatan ada aplikasi khusus dengan fitur-fitur yang
berfokus memfasilitasi kegiatan tersebut
 Aplikasi Personal Item manager (PIMan): penulisan soal dan
pengelolaan soal pribadi:
 Aplikasi Item Bank Administrator (IBA)

Pengelolaan soal untuk review

Pengelolaan soal untuk ujian
 Aplikasi Item Review: penelaahan soal
 Aplikasi Review cleaner: perbaikan hasil review
 Aplikasi Proofreader: proofreading buku soal
 Aplikasi CBT Setter: penyiapan data ujian
 Aplikasi CBT: pelaksanaan ujian
Kelebihan SINAKES Terhadap SIPENA

Feedback penelaahan ditambahkan sebagai atribut untuk soal-soal yang disimpan dalam
aplikasi IBA

Analisis soal hasil ujian ditambahkan sebagai atribut untuk soal-soal yang disimpan dalam
aplikasi IBA

Fitur pemilihan soal memiliki filter sesuai ketentuan soal untuk setiap kegiatan
 Soal untuk transfer antarbank (personal ke institusi, institusi ke regional, regional ke nasional)
 Soal untuk penelaahan
 Soal untuk ujian

Soal terpisah dalam kompartement berdasarkan jenis soal: soal baru ditulis, soal hasil
penelaahan, soal hasil ujian.

Soal hasil penelaahan dan hasil ujian bisa dikelompokkan berdasarkan kompartemen kegiatan
(kegiatan apa pada tanggal berapa) atau berdasarkan kualitas soal (diterima/ditolak dalam
penelaahan, soal mudah/sulit/baik hasil ujian)

Data penulis dan ID soal tidak berubah walau soal mengalami proses pemindahan/transfer,
penelahaan, proofreading, dan lainnya.

History soal digunakan dalam kegiatan apa saja, tersimpan dalam basis data
Skema Bank Soal Institusi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai