Perundang-undangan
di Indonesia
KPK
Kompetensi Dasar
• Delik korupsi yang diatur dalam Pasal 5 adalah apa yang kita
kenal sebagai korupsi dalam bentuk suap. Pasal 5 mengatur 2
perbuatan utama delik korupsi dalam bentuk suap, yaitu delik
korupsi memberi suap/menyuap dan delik korupsi menerima
suap
• Delik menyuap telah terjadi dengan
diberikannya sesuatu kepada pegawai negeri,
sehingga meski pegawai negeri yang akan
diberikan tidak menerima pemberian itu,
delik menyuap tetap dapat diancamkan
kepada pelakunya. Dengan kata lain, delik
menyuap dapat terjadi tanpa harus ada
penerima suap. Namun bila ada penerima
suap, dapat dipastikan ada penyuapnya.
PASAL 11.
• Tindak pidana korupsi yang diatur dalam Pasal 11 adalah
tindak pidana yang diambil dari Pasal 418 KUHP. Pasal ini
secara terbatas hanya dapat diterapkan kepada pegawai
negeri atau penyelenggara negara sebagai subjek hukum
tindak pidana korupsi yang dapat dimintai
pertanggungjawaban pidana.
30
Pimpinan KPK melakuk
ha
30 hari kerja sejak diterima
ri
ke
penelitian
rja
SK Pimpinan
KPK ttg Status Gratifikasi
MenKeu Penerima
Gratifikasi
• Gratifikasi hanya ditujukan kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara sebagai penerima suatu
pemberian. Pemberian itu akan dianggap sebagai
suap apabila dapat dibuktikan bahwa diberikan
berhubung dengan jabatannya yang berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya. Sifat pidana
gratifikasi akan hapus dengan dilaporkannya
penerimaan gratifikasi itu oleh pegawai negeri atau
penyelenggara negara kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi.
• Pada prinsipnya gratifikasi adalah pemberian biasa
dari seseorang kepada seorang pegawai negeri atau
penyelenggara negara. Dalam praktek, pemberian
seperti ini kerap dijadikan modus untuk ‘membina’
hubungan baik dengan pejabat sehingga dalam hal
seseorang tersangkut suatu masalah yang menjadi
kewenangan pejabat tersebut, kepentingan orang
itu sudah terlindungi karena ia sudah berhubungan
baik dengan pejabat tersebut.
Plato (427 SM – 347 SM) memberikan gagasan
mengenai gratifikasi sebagai berikut :
“Para pelayan bangsa harus memberikan
pelayanan mereka tanpa menerima hadiah-
hadiah. Mereka yang membangkang, kalau
terbukti bersalah, harus dibunuh tanpa
upacara”
Gratifikasi yang tidak perlu dilaporkan (Surat KPK Nomor B
143/01-13/01/2013, tentang Himbauan Gratifikasi).
• Misalnya:
• undian, voucher, point rewards, atau suvenir yang
berlaku secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan;
• diperoleh karena prestasi akademis atau non-akademis
(kejuaraan/perlombaan/kompetisi) dengan biaya sendiri
dan tidak terkait dengan kedinasan;
• diperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana,
investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku
secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan;
• diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan,
yang diperoleh dari hadiah langsung/tidak terkait dengan
tupoksi dari pegawai negeri atau penyelenggara negara,
tidak melanggar konflik kepentingan dan kode etik
pegawai dan dengan izin tertulis dari atasan langsung;
• diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan
ke samping satu derajat sepanjang
• tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima
gratifikasi.
• Contoh kasus tindak pidana korupsi gratifikasi:
• a. Seorang petugas kesehatan mendapat tiket
gratis, biaya penginapan dari rekanan farmasi
untuk mengikuti kegiatan ilmiah.
• b. Keluarga pasien memberikan uang atau
barang kepada petugas kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih dari
biasanya.
• Contoh kasus perilaku gratifikasi
• a. Mahasiswa memberikan hadiah kepada
pembimbing dan penguji pada saat ujian akhir.
• b. Seorang penyedia barang memberikan
hadiah kepada ketua panitia lelang pada acara
ulang tahun yang bersangkutan.
PROSES PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN DAN
PENUNTUTAN
Penyelidikan
1. Keterangan Saksi
2. Keterangan Ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan Terdakwa
Penyidikan
Adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang
terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 109 Ayat (1) KUHAP yang
berbunyi : “Dalam hal Penyidik telah mulai melakukan suatu penyidikan
peristiwa yang merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan hal
itu kepada Penuntut Umum.” Pemberitahuan tersebut disampaikan oleh
Penyidik kepada Penuntut Umum melalui SPDP
PENUNTUTAN