Anda di halaman 1dari 9

KREATIF DAN

INOVATIF
(BAHASA RUPA)
Sumber :
http://dgi-indonesia.com/berfikir-konvergen-dan-divergen-dalam-
perancangan-dekave/
Latar Belakang
◦ Fenomena penciptaan seni atau proses kreatif menurut Saini KM (2001) sebagai
sesuatu yang misterius, dan irasional, berada di luar jangkauan kajian ilmiah.
◦ Seniman dianggap sebagai orang yang mendapatkan bakat alamiah, mampu
mencipta karya seni di luar pengendalian diri.
◦ Aktivitas perancangan desain komunikasi visual senantiasa mendasarkan pada unsur
kreativitas dan inovasi.
◦ Yakni, suatu proses mental, proses berfikir yang mampu menimbulkan ide-ide baru
dan bila diaplikasikan secara praktis akan menghasilkan cara-cara yang lebih
efisien.
• Orang kreatif dan inovatif biasanya berfikir secara
konvergen dan divergen.
• Melahirkan fantasi dan imajinasi cemerlang yang
sangat berguna untuk menghasilkan berbagai
macam ide pada karya desain komunikasi visual
yang komunikatif dan persuasif.
• Menyusun sistem dan metode perancangan karya
desain komunikasi visual dibiasakan mengajukan
berbagai pertanyaan dalam kemasan teori
jurnalistik, meliputi 5 W + 1 H: what, when, why,
where, who dan how.
• Semuanya itu merupakan kata kunci keberhasilan
dari proses berfikir kreatif dan inovatif.
Keberhasilan dari proses berfikir kreatif dan inovatif tersebut
bisa terlihat dari kemampuannya yang peka terhadap berbagai
permasalahan komunikasi visual, lancar dan original dalam
proses berfikir, fleksibel dan konseptual, cepat mendefinisikan
dan mengelaborasi berbagai macam persoalan yang sangat
dibutuhkan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat
di berbagai bidang (Sumbo, 2002).

Lalu, bagaimanakah berfikir kreatif secara


konvergen dan divergen dalam konteks desain
komunikasi visual?
• Bekerja dan berfikir dengan dua pendekatan
kreatif konvergen dan divergen sangat
signifikan bagi para desainer komunikasi
visual (Imam Buchori, 1991).

• Berdasar kenyakinan teoretis itulah, maka


lebih jauh Imam Buchori menjelaskan
pendekatan kreatif konvergen dan divergen
yang dinilai sangat signifikan dalam
memecahkan masalah komunikasi visual
Pertama Pendekatan Konvergen

• Konsep ini senantiasa mengedepankan ketrampilan. Cara


semacam ini tidak terlalu mempermasalahkan faktor eksternal.
• Tujuan hanya satu: mencari keunikan dan keindahan.
• Oleh kaum metodologis, ungkap Iman Buchori, cara seperti itu
disebut dengan pendekatan tradisional.

Pendekatan kedua, secara divergen. Artinya, bekerja dengan merumuskan (menganalisis)


seluruh permasalahan yang ada. Mencari sintesisnya dan melakukan evaluasi.
• Kedua pendekatan ini bisa dianggap tidak ada bila dilihat
dari kenyataan sejarah bahwa pendekatan divergen itu
merupakan estafet pendekatan konvergen.
• Hal itu terjadi karena dalam dogma kreatifnya, Guru Besar
Desain dari ITB ini menegaskan bahwa pendekatan kreatif
konvergen dan divergen merupakan gabungan proses
berfikir kreatif yang menyatukan pendekatan tradisional
dan pendekatan modern.
• Penggabungan kedua kekuatan ini memperlihatkan
spesifikasi dari desainer komunikasi visual yang memiliki
kemampuan terhadap berbagai permasalahan, lancar dan
original dalam proses berfikir, fleksibel dan konseptual,
cepat mendefinisikan dan mengelaborasi berbagai macam
persoalan komunikasi visual yang dipecahkan dalam
bentuk solusi konkrit desain komunikasi visual yang
komunikatif dan persuasif.

Anda mungkin juga menyukai