Anda di halaman 1dari 20

MANUSIA, NILAI, MORAL

DAN HUKUM
 Manusia makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan membutuhkan
bantuan dengan sesamanya, perlu adanya keteraturan sehingga
individu dapat berhubungan secara harmoni dengan individu lainnya.
 Diperlukan aturan yang disebut “Hukum”. Hukum diciptakan dengan
tujuan yang berbeda-beda, ada yang menyatakan kegunaan, ada yang
menyatakan kepastian hukum, dll
 Hukum & moral terdapat hubungan yang erat sekali hukum tidak akan
berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong tanpa moralitas.
 kualitas hukum harus diukur dengan norma moral. Di sisi lain, moral
juga membutuhkan hukum, sebab moral tanpa hukum hanya angan-
angan saja, kalau tidak diundangkan/ dilembagakan dalam masyarakat.
 Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Masalah kita berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum:
kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya. Pendidikan
nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan
norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan
manusia yang utuh dalam konteks sosial
Nilai Sosial
• Menurut Horton dan Hunt (1987),
NILAI adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu
berarti atau tidak berarti.
Nilai pada hakekatnya mengarahkan perilaku dan
pertimbangan seseorang, tetapi ia tidak menghakimi apakah
sebuah perilaku tertentu itu salah atau benar.
• NILAI adalah Konsepsi abstrak tentang sesuatu yang berharga
dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan
buruk.
• NILAI SOSIAL adalah nilai yang dianut dan dianggap penting
oleh suatu kelompok masyarakat.
Ciri-ciri Nilai
• Sebagai suatu bagian penting dari kebudayaan.
• Suatu tindakan dianggap sah --artinya secara moral dapat
diterima-- kalau harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati
dan dijunjung oleh masyarakat di mana tindakan itu dilakukan.
Ketika nilai yang berlaku menyatakan bahwa kesolehan
beribadah adalah sesuatu yang harus di junjung tinggi, maka
bila ada orang yang malas beribadah tentu akan menjadi
bahan pergunjingan.
Sebaliknya, bila ada orang yang dengan ikhlas rela
menyumbangkan sebagian hartanya untuk kepentingan ibadah
atau rajin amal , maka ia akan dinilai sebagai orang yang
pantas dihormati dan diteladani.
FUNGSI NILAI SOSIAL

• Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk


menetapkan harga sosial dari kelompok.
• Dapat mengarahkan masyarakat untuk berfikir
dan bertingkah laku
• Sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam
memenuhi peran sosialnya.
• Sebagai alat solidaritas.
• Sebagai kontrol perilaku masyarakat.
JENIS MAKNA ETIKA
• Bertens membedakan tiga macam makna etika:
1. nilai dan norma yang menjadi pegangan
individu atau kelompok dalam mengatur
tingkah laku;
2. kumpulan asas atau nilai moral (kode
etik);
3. nilai merupakan ilmu tentang yang baik dan
yang buruk.
NILAI OBJEKTIF
• Nilai objektif memandang nilai itu ada meskipun
tidak ada yang menilainya.
• Memandang nilai telah ada sebelum adanya
manusia.
• Baik/buruk, benar/salah bukan hasil persepsi/tafsir
manusia, tetapi sebagai sesuatu yang ada dan
menentukan hidup manusia.
NILAI SUBJEKTIF
• Nilai sangat tergantung pada
penilai/pengamat atau inheren subjek penilai.
• Sesuatu bernilai tidak teletak pada objeknya,
melainkan terletak pada personal sebagi
penikmatnya.
NILAI DAN KUALITAS
• Segala sesuatu memiliki kualitas.
• Kualitas merupakan sifat, penentu tinggi
rendahnyaderajat serta penentu berharga
atau tidaknya sesuatu.
• Frondizi membedakan kualitas primer dan
kualitas sekunder.
POLARITAS DAN HIERARKI NILAI
• Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan
negatif.
• Nilai tersusun secara hierarkis.
HUSSERL MEMBEDAKAN ANTARA
NILAI DAN OBJEK IDEAL
1. Objek ideal itu bersifat ideal, sedangkan
nilai itu tidak riil.
2. Keindahan adalah nilai, sedangkan ide
tentang keindahan adalah objek ideal.
3. Keindahan ditangkap melalui emosi, ide
tentang keindahan ditangkap melalui
intelektual.
4. Nilai itu tidak ada, objek ideal itu ada.
PROBLEMATIKA PEMBINAAN NILAI
MORAL
• Pengaruh kehidupan keluarga dalam pembinaan nilai moral
• Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral
• Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai moral
individu
• Pengaruh media komunikasi terhadap perkembagan nilai
moral
• Pengaruh berpikir terhadap perkembagan nilai moral
• Pengaruh informasi terhadap perkembangan nilai moral
MANUSIA DAN HUKUM
• Hukum yang utama adalah untuk ketertiban (order)
dalam masyarakat.
• Ketertiban adalah tujuan pokok dan pertama dari
segala hukum, … ketertiban adalah fakta objektif
yang berlaku dalam masyarakat. (Mochtar
Kusumaatmadja)
• Hukum sebagai kaidah sosial tidak lepas dari nilai
yang berlaku dalam masyrakat.
HUBUNGAN HUKUM DAN MORAL
• Hukum tidak berarti tanpa dijiwai moralitas.
• Moral juga membutuhkan hukum, moral tanpa
hukum hanya angan-angan saja.
PERBEDAAN HUKUM DAN MORAL
• Hukum terkodifikasi secara objektif, sedangkan moral tidak
terkodifikasi bersifat subjektif.
• Hukum mengatur tingkah laku manusia secara lahiriah,
sedangkan moral menyangkut sikap batin seseorang.
• Sanksi hukum dapat dipaksakan bagi pelanggar, sanksi
moral tidak dapat dipaksakan, sanksi moral adalah hati
nurani yang tidak tenang.
• Hukum adalah kehendak masyarakat (negara), moral
didasarkan norma-norma moral yang mengatasi individu
dan masyarakat (negara).
Perbedaan Hukum dan Norma lain
• Pada hukum terdapat organisasi-politik yang secara formal dan
berprosedur bertugas memaksakan ditaatinya kaidah-kaidah sosial yang
berlaku.
• Hukum tertulis itu adalah jauh lebih terpikir dan lebih terlafalkan secara
tegas.
• Hukum tertulis betul-betul merupakan hasil suatu perencanaan dan pikiran-
pikiran yang sadar. Walaupun mungkin pula bertumpu pada jiwa dan
semangat mores lama yang telah ada--sehingga karenanya memperoleh
pula pentaatan yang spontan dari warga masyarakat–
• Hukum tertulis melaksanakan fungsinya secara lebih lanjut. Dalam bentuk
memberikan pelafalan yang lebih tepat dan tegas serta demi
pelaksanaannya, memberikan kekuatan formal kepadanya.
FUNGSI HUKUM
Sebagai Instrumen Kontrol
• Formal
• Memaksa
• Ancaman sanksi
• Berkorelasi dengan struktur organisasi negara
• Kekuatan hukum dan daya guna sanksinya bisa
kuat dan bisa lemah
Macam Sanksi
• Restitutif
• Retributif
Sanksi Hukum = formal
• Hanya bisa dijatuhkan oleh badan negara yang
berwenang
• Ditetapkan secara baku (jenis atau berat ringannya)
• Melalui prosedur yang baku
• Sanksi berdasarkan hukum berbiaya mahal
• Sanksi sosial yang informal berbiaya murah

Anda mungkin juga menyukai