MATERI PELATIHAN
PERENCANAAN BERBASIS DATA
PEMERINTAH DAERAH
Alur Materi Perencanaan Berbasis Data di Pemerintah Daerah
02 Memahami konsep Perencanaan Berbasis Data sebagai bagian dari Merdeka Belajar
Pendidikan Berkualitas
MB 1 MB 7 MB 15
Program Sekolah Kurikulum Merdeka dan
Penggantian UN
Penggerak Platform Merdeka Belajar
MB 3 MB 8 MB 16
Akselerasi dan Pendanaan
Penyesuaian Kebijakan
SMK Pusat Keunggulan Satuan Pendidikan Tahun
Dana BOS 2022
MB 4 MB 10 MB 19
Program Organisasi Perluasan Program
Rapor Pendidikan
Beasiswa Lembaga
Penggerak Indonesia
Pengelola Pendidikan
MB 5 MB 12
Sekolah Aman Berbelanja
Guru Penggerak
dengan SIPLah
MERDEKA BELAJAR
Institusi Dunia
Guru
Pendidikan Usaha/Industri
“Sekolahkan Anak Indonesia” “Dorong Pembelajaran Siswa” “Tidak Ada Anak yang Tertinggal”
Angka Partisipasi Tinggi Hasil Belajar Berkualitas
Distribusi yang merata
>95% di seluruh jenjang pendidikan dasar Memiliki pengetahuan dan keterampilan
Baik secara geografis maupun status sosial
dan menengah; >70% pada jenjang yang relevan, hasil penelitian berkualitas
ekonomi
pendidikan tinggi tinggi, dan >90% tingkat penempatan kerja
Dahulu Sekarang
RKPD
Rencana Tahunan
Perencanaan Daerah
01 Single source of data sebagai dasar analisis, perencanaan, dan tindak lanjut
peningkatan kualitas pendidikan.
02 Alat ukur yang berorientasi pada mutu dan pemerataan hasil belajar
Alat ukur yang berorientasi pada mutu dan pemerataan hasil belajar (output).
(output)
Rapor Pendidikan dan perencanaan berbasis data adalah Rapor Pendidikan dan perencanaan berbasis data bukanlah
perangkat dan cara untuk perangkat dan cara untuk
Rapor Pendidikan terdiri dari indikator-indikator yang merefleksikan delapan Standar Nasional Pendidikan
dan mencakup area yang berkaitan dengan input, proses, dan output pembelajaran
8 Standar Nasional Pendidikan
Output Proses Input
5 Standar Pengelolaan
B. Pemerataan pendidikan yang E. Pengelolaan satuan pendidikan yang partisipatif, transparan dan akuntabel
bermutu
Tiap dimensi terdiri dari beberapa indikator level 1. Indikator level 1 terdiri dari beberapa indikator level 2, dan
indikator level 2 terdiri dari beberapa indikator level 3. Beberapa indikator level 2 tidak memiliki indikator level
3, dan beberapa indikator level 1 tidak memiliki indikator level 2.
Dimensi
Indikator
Level 1
Indikator
Level 2
Indikator
Level 3
Output Input
Proses
Mutu dan relevansi Pemerataan Mutu dan relevansi Kompetensi dan Pengelolaan sekolah
hasil belajar murid pendidikan yang pembelajaran kinerja PTK yang partisipatif,
bermutu transparan, dan
akuntabel
APS SMA/K/MA/Paket
Kesenjangan literasi APS SD/MI/Paket A/SDLB
Output
APK SMA/K/MA/Paket
APK SD/MI/Paket A/SDLB C/SMALB
Kesenjangan iklim keamanan sekolah Kesenjangan bahan dan fasilitas belajar literasi
Nilai UKG
Pengelolaan sekolah Partisipasi warga sekolah Pemanfaatan TIK untuk pengelolaan anggaran
yang Partisipatif,
E. Transparan, dan
Proporsi pemanfaatan sumber daya sekolah untuk
Proporsi pemanfaatan APBD untuk pendidikan
Akuntabel peningkatan mutu
Melakukan pembenahan dengan menetapkan program dan kegiatan untuk menyelesaikan akar
03 masalah
02
Disdik dan pemangku kepentingan di daerah melakukan refleksi diri untuk
Alat ukur yang
menemukan berorientasi
akar padadari
permasalahan mutu dan pemerataan
tantangan hasil belajar (output).
yang dihadapi
Rancangan
Akhir RKPD Rancangan Rancangan
Rancangan Perkada RKPD KUA APBD APBD
RKPD PPAS
Ranwal
RKPD RKA APBD
SKPD
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
eRakortek
Dinas dapat memasukkan detail
tingkat kegiatan dari sub kegiatan yang ada
provinsi eRakortek
tingkat
kab/kota RKPD adalah dokumen perencanaan
dimana daerah memasukkan sub
kegiatan sampai dengan Rancangan
akhir RKPD ditutup
1.Jumlah Anak Usia 16-18 tahun yang berpartisipasi dalam pendidikan menengah (APS)
1 2.Jumlah Anak Usia 4-18 disabilitas yang berpartisipasi dalam pendidikan khusus (APS)
Angka Partisipasi
Sekolah (APS)
Pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk memastikan Olahan data Susenas, BPS dan data Dapodik
semua anak usia 4-18 penyandang disabilitas untuk
bersekolah. Oleh karena itu, Pemda perlu mengetahui jumlah
anak usia usia 4-18 penyandang disabilitas yang tidak
bersekolah di daerahnya.
Pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk 1. Permendikbud No. 23 Tahun 2020 tentang Pedoman
memastikan penyediaan layanan pendidikan di daerah yang Penetapan Daerah Khusus dalam Pelaksanaan
kekurangan daya tampung/wilayah 3T. Oleh karena itu, Kebijakan Pendidikan Nasional
2. Permendikbud No. 14 tahun 2021 tentang Perubahan
Pemda perlu mengetahui jumlah layanan pendidikan yang
atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
kekurangan daya tampung/wilayah 3T di daerahnya. Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pedoman Penetapan
Daerah Khusus dalam Pelaksanaan Kebijakan
Data yang dibutuhkan adalah: Pendidikan Nasional
1. Karakteristik demografis (jenis wilayah, aksesibilitas, 3. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,dan
ketersediaan listrik dan internet) Teknologi Republik Indonesia Nomor 160/P/2021
2. Jumlah satuan pendidikan yang tersedia (per tentang Daerah Khusus Berdasarkan Kondisi Geografis
jenjang, per wilayah, jarak antar satuan pendidikan).
3. Mencegah siswa putus sekolah Buku strategi pencegahan siswa rentan putus sekolah agar tidak
A. Memfasilitasi & mengadvokasi sekolah untuk putus sekolah
melakukan pencegahan siswa putus sekolah;
B. Strategi pencegahan dini siswa putus sekolah dapat
dilakukan dengan mengidentifikasi siswa yang
rentan putus sekolah (banyak absen, berperilaku
indisipliner, perkembangan belajar terganggu);
C. Melakukan pendampingan secara intensif & per Tautan untuk mengakses dokumen / informasi
individu siswa rentan putus sekolah sehingga dapat
menyelesaikan pendidikan. 1. https://pustaka-sma.kemdikbud.go.id:4353/index.php?p=show_
detail&id=106&keywords=
2. https://www.youtube.com/watch?v=fCgLwFHWD2s
1.Dapodik
Pemerintah Provinsi dapat melakukan penataan untuk 2.Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan
memastikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas
terdistribusi secara merata. Untuk melakukan penataan, Sekolah
langkah yang dapat dilakukan:
1.Memiliki data jumlah PTK yang terdata di Dapodik dan
memastikan seluruh PTK terdata dengan benar di Dapodik Tautan untuk mengakses dokumen / informasi
2.Memiliki peta kelebihan dan kekurangan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan berdasarkan Dapodik pada setiap
satuan Pendidikan.
3.Melakukan distribusi dari satuan pendidikan yang memiliki
kelebihan PTK ke satuan pendidikan yang kekurangan
PTK
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 44
Program / kegiatan yang dapat dipilih pemerintah daerah untuk peningkatan
Kemampuan Literasi dan Numerasi di tingkat Provinsi
Pemetaan kecukupan jumlah pengawas sekolah untuk satuan pendidikan
Pemerintah Provinsi perlu memiliki peta kebutuhan Pengawas PermenPANRB Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan
Sekolah. Langkah yang dapat dilakukan: Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya
1. Memiliki data satuan pendidikan yang berada dalam
kewenangan
2. Memiliki data jumlah Pengawas dan memastikan seluruh
pengawas terdaftar di SIMTendik Tautan untuk mengakses dokumen / informasi
3. Membuat peta kebutuhan Pengawas Sekolah terhadap
Satuan Pendidikan binaan
Pemerintah Provinsi bertanggung jawab menyediakan Pedoman Bimbingan Teknis Pemenuhan Guru Pembimbing
minimal 1 (satu) orang Guru Pembimbing Khusus pada Khusus
Satuan Pendidikan Inklusif. Langkah yang dapat dilakukan
adalah melaksanakan Bimbingan Teknis Pemenuhan
Guru Pembimbing Khusus
https://gpk.gtk.kemdikbud.go.id
Pemerintah daerah dapat melakukan: 1. Definisi & Pemahaman Perilaku Radikalisme & Intoleransi
1. Sosialisasi kepada sekolah tentang apa yang dimaksud 2. Strategi Sekolah Mencegah Radikalisme & Intoleransi
dengan perilaku radikalisme & intoleransi;
2. Sosialisasi kepada sekolah tentang jenis-jenis perilaku
radikalisme & intoleransi yang mungkin saja terjadi di
sekolah;
3. Langkah-langkah pencegahan dan penanganan perilaku
radikalisme & intoleransi yang bisa saja terjadi di sekolah; Tautan untuk mengakses dokumen / informasi
4. Hasil yang bisa diwujudkan adalah penanaman perilaku
saling menghormati perbedaan agama, suku, bangsa, 1. https://www.youtube.com/watch?v=0m8JCMVkUAI
pemikiran, ide yang mencerminkan profile pelajar 2. https://www.youtube.com/watch?v=ymYiofzGi4M&t=104s
Pancasila yaitu berkebhinekaan global
Pendidikan Guru Penggerak adalah program Merdeka Belajar 5 Program Guru Penggerak
pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi
pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi
pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan
Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru
Penggerak. Selama program, guru tetap
menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Tautan untuk mengakses dokumen / informasi
Pemerintah Provinsi dapat mendorong Guru atau
Kepala Sekolah untuk mengikuti Program Guru https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupen
Penggerak. ggerak/
https://beasiswa.kemdikbud.go.id/
https://buku.kemdikbud.go.id/
Dinas Pendidikan dapat mendorong sekolah untuk
memanfaatkan buku elektronik dari Kemendikbudristek yang
tersedia di laman Kemendikbudristek
Pemerintah dapat mengajukan DAK Fisik untuk Permendikbudristek Nomor 3 Tahun 2022 tentang
pemenuhan sarana prasarana TIK Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik
Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2022
Pemerintah dapat mendorong sekolah untuk
menggunakan platform SIPlah dalam proses
pengadaan barang
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/dana-alokasi-khus
us-dak
Apakah fasilitas
Apakah sudah ada Apakah sudah ada
Apakah tersedia data peningkatan
kemitraan antara SMK sertifikasi kompetensi
keterserapan lulusan? kompetensi lulusan
dengan dunia kerja? PTK dan peserta didik?
SMK tersedia?
Sertifikasi kompetensi
Penyediaan Biaya Personil Peserta Pemetaan lembaga sertifikasi dan dunia kerja yang memiliki sistem
PTK dan peserta didik
Didik Sekolah Menengah Kejuruan sertifikasi untuk mendorong sertifikasi kompetensi bagi Peserta Didik
masih rendah
Pemerintah Provinsi bertanggung jawab dalam memastikan SMK melakukan Tracer Study Dit Mitras DUDI 2021
penelusuran lulusan untuk mendapatkan umpan balik terhadap kesesuaian
pembelajaran di SMK dengan kebutuhan dunia kerja.
Pemerintah provinsi bertanggung jawab dalam melakukan 1. Dokumen kurikulum operasional sekolah
fasilitasi antara dunia kerja dan SMK dalam rangka 2. Dokumen panduan Projek Penguatan Profil Pelajar
menyesuaikan pembelajaran di SMK. Pancasila
3. Dokumen panduan pembelajaran dan asesmen
Hal ini dapat dilakukan dengan cara: 4. Permendikbud 50/2020 mengenai praktek kerja
1) Secara rutin memetakan dunia kerja yang berpotensi lapangan
menjadi mitra SMK. Hal ini dapat dilakukan dengan
bekerjasama dengan dinas ketenagakerjaan, dinas
perindustrian, dan asosiasi industri/pengusaha daerah
Tautan untuk mengakses dokumen / informasi
atau nasional yang relevan
1. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/unduhan/
2) Melakukan promosi bagi potensi mitra agar mau Panduan_KOS.pdf
bekerja sama dengan SMK. Contoh: melakukan 2. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/unduhan/
kegiatan ekspo karya SMK untuk industri PPA_2021.pdf
3) Mendorong agar mitra dunia kerja bekerja sama 3. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/unduhan/
dengan SMK secara strategis dan taktis. Contoh: PP5_2021.pdf
dunia kerja turut serta dalam penyelarasan kurikulum 4. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/163849/
di konsentrasi keahlian yang relevan di SMK, memberi permendikbud-no-50-tahun-2020
kesempatan praktek kerja lapangan
Pemerintah Provinsi bertanggung jawab untuk memastikan 1. Praktik baik pengelolaan bengkel/unit
pembelajaran berbasis dunia kerja terwujudkan di SMK. produksi/teaching factory di SMK
2. Permendikbudristek Nomor 3 Tahun 2022 tentang
Hal ini dapat dilakukan dengan: Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik
1) Merujuk pada pemetaan kondisi pembelajaran SMK di Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2022
daerahnya dan bagaimana pelaksanaan praktek/
dalam SMK tersebut yang ada di rapor pendidikan
2) Mengalokasikan dana dari Dana Alokasi Khusus bagi
SMK untuk mendukung pengembangan project based
Tautan untuk mengakses dokumen / informasi
learning dalam berbasis dunia kerja
3) Meningkatkan kapasitas guru dan kepala sekolah SMK 1. https://gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id/
mengenai pengelolaan project based learning dalam 2. http://103.40.55.195/tefa
bengkel/unit produksi/teaching factory 3. http://kurikulum.ditpsmk.net/smkpk/video
4) Mendorong kerja sama industri dan SMK dalam
mengembangkan project based learning di
Bengkel/Unit Produksi/Teaching Factory
1.01 URUSAN Terpenuhinya Jumlah Warga Negara % 100 76.28 84.78 85.12
PEMERINTAHA kebutuhan dasar Usia 16-18 tahun yang
N BIDANG SPM bidang berpartisipasi dalam
PENDIDIKAN pendidikan Pendidikan Menengah
Dukungan Sub Kegiatan Berdasarkan Catatan Catatan Catatan Catatan Kesepakatan Kesepakatan
Prioritas Daerah Daerah K/L Bangda Bappenas Pembahasan Rencana
Target Daerah
01/02/1.01/19 01/02/1.02/15 01/02/1.03/18 Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah Penyediaan layanan pendidikan di daerah yang
kekurangan daya tampung/wilayah 3T
01/02/1.01/40 01/02/1.02/32 01/02/1.03/30 Pengadaan Sarana Mobilitas Sekolah
Penyiapan dan Tindak Lanjut Evaluasi Penyediaan data penelusuran lulusan untuk mengukur keterserapan
01/02/1.02/40 Satuan Pendidikan Menengah Kejuruan lulusan
Pembinaan Kelembagaan dan Fasilitasi kemitraan antara dunia kerja dan SMK untuk penyesuaian
01/02/1.02/45 Manajemen Sekolah Menengah pembelajaran di SMK terhadap kebutuhan dunia kerja..
Tingkat Penyerapan Kejuruan
Lulusan SMK
Membangun Bengkel/Unit Produksi/Teaching Factory untuk mendukung
01/02/1.02/44 Pembangunan Bengkel/Unit Produksi penguatan kompetensi siswa dan kerjasama dengan industri
Penyediaan Biaya Personil Peserta Didik Pemetaan lembaga sertifikasi dan dunia kerja yang memiliki sistem
01/02/1.02/37 Sekolah Menengah Kejuruan sertifikasi untuk mendorong sertifikasi kompetensi bagi Peserta Didik
Jumlah Anak Usia 16-18 tahun yang Jumlah anak usia 16 (tiga belas) sampai dengan 18 (lima belas) tahun yang sedang belajar di
1 berpartisipasi dalam pendidikan satuan pendidikan dibagi dengan jumlah anak usia 16 (tiga belas) sampai dengan 18 (lima
menengah (APS) belas) tahun pada provinsi yang bersangkutan.
Jumlah Anak Usia 4-18 disabilitas Jumlah anak disabilitas usia 4 (empat) sampai dengan 18 (lima belas) tahun yang sedang
2 yang berpartisipasi dalam belajar di satuan pendidikan dibagi dengan jumlah anak disabilitas usia 4 (empat) sampai
pendidikan khusus (APS) dengan 18 (lima belas) tahun pada provinsi yang bersangkutan
Nilai peserta didik jenjang Sekolah Menegah Atas sederajat berdasarkan kemampuan dalam
Rata-rata kompetensi Literasi SMA memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi beragam jenis teks (teks Rentang nilai dari 1
3 berdasarkan Asesmen Nasional hingga 3
informasional dan teks fiksi)
Nilai peserta didik jenjang Sekolah Menengah Atas sederajat berdasarkan kemampuan dalam
Rata-rata kompetensi Numerasi berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan Rentang nilai dari 1
4 SMA berdasarkan Asesmen Nasional masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan. hingga 3
Nilai peserta didik jenjang Sekolah Menegah Kejuruan sederajat berdasarkan kemampuan
Rata-rata Kompetensi Literasi SMK dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi beragam jenis teks (teks Rentang nilai dari 1
5 berdasarkan Asesmen Nasional hingga 3
informasional dan teks fiksi)
Nilai peserta didik jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sederajat berdasarkan kemampuan
Rata-rata Kompetensi Numerasi dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk Rentang nilai dari 1
6 SMK berdasarkan Asesmen Nasional menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan. hingga 3
Nilai peserta didik berkebutuhan khusus jenjang Sekolah Dasar Luar biasa berdasarkan
Rata-rata kompetensi Literasi SDLB kemampuan dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi beragam jenis Rentang nilai dari 1
7 berdasarkan Asesmen Nasional. hingga 3
teks (teks informasional dan teks fiksi)
Rata-rata kompetensi Literasi Nilai peserta didik berkebutuhan khusus jenjang Sekolah Menengah Pertama Luar biasa berdasarkan
SMPLB berdasarkan Asesmen kemampuan dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi beragam jenis teks (teks Rentang nilai
8 dari 1 hingga 3
Nasional. informasional dan teks fiksi)
Rata-rata kompetensi Literasi Nilai peserta didik berkebutuhan khusus jenjang Sekolah Menengah Atas Luar biasa berdasarkan
SMALB berdasarkan Asesmen kemampuan dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi beragam jenis teks (teks Rentang nilai
9 dari 1 hingga 3
Nasional. informasional dan teks fiksi)
Rata-rata kompetensi Nilai peserta didik berkebutuhan khusus jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa sederajat berdasarkan
Rentang nilai
10 Numerasi SDLB berdasarkan kemampuan dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
dari 1 hingga 3
Asesmen Nasional. menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan.
Rata-rata kompetensi Nilai peserta didik berkebutuhan khusus jenjang Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa sederajat
Rentang nilai
11 Numerasi SMPLB berdasarkan berdasarkan kemampuan dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika dari 1 hingga 3
Asesmen Nasional. untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan.
Rata-rata kompetensi Nilai peserta didik berkebutuhan khusus jenjang Sekolah Menengah Atas Luar Biasa sederajat
Numerasi SMALB berdasarkan berdasarkan kemampuan dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika Rentang nilai
12 dari 1 hingga 3
Asesmen Nasional. untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan.
Total jumlah individu lulusan SMK satu tahun sebelumnya yang bekerja atau berwirausaha atau
Tingkat Penyerapan Lulusan melanjutkan studi dibagi total jumlah individu lulusan SMK satu tahun sebelumnya berdasarkan rapor
13 SMK
pendidikan
Tingkat Kepuasan dunia kerja
Jumlah lulusan SMK satu tahun sebelumnya yang mengikuti pelatihan perubahan budaya kerja industri
14 terhadap budaya kerja lulusan satu tahun sebelumnya dibagi jumlah lulusan SMK satu tahun sebelumnya
SMK
pelaksanaan Mutu
Evaluasi terhadap realisasi pelaksanaan Pencatatan dan dokumentasi perubahan Evaluasi capaian mutu
kegiatan dan anggaran
Berikut contoh rencana kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan dan distribusi guru
1. Perhitungan dan Kadis, kabid 12 Feb 2022 50,000,000 40,000,000 Terdapat 1 Melanjutkan
pemetaan kecukupan PTK kota belum pemetaan
guru didata
2. Pengajuan formasi Kadis, Kabid 2 Mar 2022 150,000,000 150,000,00 Sesuai DIlakukan
guru ASN PTK 0 rencana berkala
3. Distribusi guru Kepala daerah, 15 Jul 2022 50,000,000 40,000,000 Terdapat 2 Melanjutkan
Kadis orang guru rotasi
yang belum
rotasi
Sebelum Sesudah
1. Pelatihan guru masih sedikit jumlahnya 1. Jumlah pelatihan guru meningkat drastis terutama terkait
2. Belum ada program khusus terkait peningkatan literasi, numerasi, dan karakter
litarasi dan numerasi di daerah 2. Terdapat beberapa program inovatif untuk peningkatan
literasi dan numerasi bagi guru.
A.3.1 Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia 59.0 59.0 -
83
Perhitungan kebutuhan dalam pemenuhan akses pendidikan
PP 19/2017 : Guru
Pasal 13
Kebutuhan Guru <24 Jam = 1 (1) Pemenuhan paling sedikit 24 jam Tatap Muka per minggu;
(2) dapat dikecualikan bagi: Guru tidak dapat memenuhi
ketentuan minimal 24 (dua puluh empat) jam Tatap Muka per
Sekolah di daerah kondisi khusus
atau
minggu, berdasarkan struktur kurikulum;
Sekolah kondisi khusus
Permendikbud 15/2018 : Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
Pasal 5 (1): Ekuivalensi 12 jam Tatap Muka per minggu bagi guru mata pelajaran
Kontak yang dapat dihubungi terkait guru:
Dicky (0813-8678-4919)