Anda di halaman 1dari 13

Politik Hukum Pidana Nasional

dalam Menghadapi Era


Teknologi Informasi
Kata”cyber = cyberbetics = suatu bidang ilmu yg
merupakan perpaduan antara robitik, matematika,
elektro dan psikologi yg dikembangkan norbert weiner
tahun 1948
Timbulnya pertanyaan sehubungan dengan perangkat
perrundang2an dlm mengantisipasi maraknya
kejahatan dgn menggunakan internet , apakah hukum
pidana indo telah mampu mengantisipasi munculnya
kejahatan2 tersebut;
Dgn kata lain, apakah uu pidana mampu menjerat
pelaku tindak pidana yg dilakukan di dunia maya
Walau perangkat hukum KUHP sdh ada, masih
belum mampu menjerat pelaku TP di internet.
Pasal 1 KUHP”tidak ada perbuatan pidana jika
sebelumnya tidak dinyatakan dalam suatu ketentuan
undang2”, artinya, pelaku kejahatan internet belum
tentu dapat dikenakan sanksi pidana
Kesulitan lain adalah utk menjerat pelaku TP yg
dilakukan di dunia maya berkaitan dgn masalah
pembuktian.
Hukum positif mengharuskan adanya alat bukti,
saksi, keterangan ahli, petunjuk, keterangan
terdakwa dlm pembuktian, sedangkan pembuktian
kejahatan terkait teknologi informasi sulit dilakukan.
Cyber crime sebagai bentuk kejahatan baru

Istilah cybercrime merujuk pd suatu tindakan


kejahatan yg berhubungan dgn dunia maya
(cyberspace) dan tindakan2 yg menggunakan
komputer.
Cybercrime = upaya memasuki dan atau
menggunakan fasilitas komputer atau jaringan
komputer tanpa izin dan dgn melawan hukum dengan
atau tanpa menyebabkan perubahan dan atau
kerusakan pada fasilitas komputer yang dimasuki
atau digunakan tersebut. (didik M. Arief Mansur)
Barda Nawawi Arif, cybercrime=kejahatan yg
berhubungan dgn teknologi, komputer dan internet.
Andi hamzah, cybercrime=kejahatan di bidang
komputer secara umum dpt diartikan sbg
penggunaan komputer secara ilegal
Bentukkejahatan dgn teknologi informasi

unauthorized acces to computer system and service


Kejahatan yg dilakukan dgn memasuki/menyusup
ke dlm suatu sistem jaringan komputer scr tdk sah,
tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik
sistem jaringan komputer yg dimasukinya
Illegal content
Kejahatan dgn memasukan data atau informasi ke
internet ttg sesuatu hal yg tidak benar, tidak etis, dan
dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu
ketertiban umum.
Data forgery
Kejahatan dgn memalsukan data pada dokumen2
penting yg tersimpan sbg scriptless document
melalui internet
Cyber espionage
Kejahatan yg memanfaatkan jaringan internet utk
melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain,
dgn memasuki sistem jaringan komputer pihak
sasaran
Cyber sabotage and extortion
Kajahatan ini dilakukan dgn membuat gangguan,
perusakan atau penghancuran thd suatu data,
program komputer atau sistem jaringan komputer yg
terhubung dgn internet
Offense against intellectual property
Kejahatan yg ditujukan thd HKI yg dimiliki pihak
lain di Internet
Infringements of privacy
Kejahatan ini ditujukan thd informasi seseorang yg
merupakan hal yg sangat pribadi dan rahasia
Politik hukum pidana nasional dlm era teknologi informasi

Berkenaan dgn peran hukum pidana thd


perkembangan TI, maka perlu kiranya diperhatikan
beberapa hal penting sbg upaya penyempurnaan thd
ketentuan KUHP nasional, yaitu:
Maraknya kejahatan2 baru akibat kemajuan TI maka
perlu pemikiran ttg penambahan alat bukti lain yg
berbasis teknologi, misalnya surat elektronik dan
rekaman elektronik
Salah satu ciri kejahatan di dunia maya adl
pemanfaatan jaringan telematika global. Aspek
global menimbulkan kondisi seakan dunia tidak ada
batasnya, sehingga daya berlaku KUHP harus
diperluas
Utk menjerat pelaku TP yg melakukan kejahatan2 di
dunia maya, dpt digunakan lembaga penafsiran
hukum (interpretasi) utk menghindari timbulnya
kekosongan hukum

Anda mungkin juga menyukai