Sesi 1 - Pengantar Hukum Persaingan Usaha
Sesi 1 - Pengantar Hukum Persaingan Usaha
Sesi 1
PENGANTAR HUKUM PERSAINGAN USAHA
www.esaunggul.ac.id
PROFIL DOSEN
NAMA MEN WIH WIDIATNO, S.H., S.Kom., M.M., M.Kn.
NOMOR DOSEN 7224
NOMOR HP 087776330101
EMAIL menwih@esaunggul.ac.id
www.esaunggul.ac.id
PENGERTIAN PERSAINGAN USAHA
PERSAINGAN USAHA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), (KBBI),
• arti kata persaingan adalah usaha • Kegiatan dengan mengerahkan tenaga,
memperlihatkan keunggulan masing- pikiran, atau badan untuk mencapai suatu
masing yang dilakukan oleh perseorangan maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa,
(perusahaan, negara) pada bidang ikhtiar, daya upaya)
perdagangan, produksi, persenjataan, dan • kegiatan di bidang perdagangan (dengan
sebagainya. Arti lainnya dari persaingan maksud mencari untung); perdagangan;
adalah perihal bersaing. perusahaan:
Pengertian persaingan usaha secara yuridis selalu dikaitkan dengan persaingan dalam
ekonomi yang berbasis pada pasar, dimana pelaku usaha baik perusahaan maupun
penjual secara bebas berupaya untuk mendapatkan konsumen guna mencapai tujuan
usaha atau perusahaan tertentu yang didirikannya
Hukum persaingan usaha hukum yang mengatur tentang interaksi perusahaan atau
pelaku usaha di pasar, sementara tingkah laku perusahaan ketika berinteraksi dilandasi
atas motif-motif ekonomi.
www.esaunggul.ac.id
LATAR BELAKANG PENGATURAN PERSAINGAN USAHA
www.esaunggul.ac.id
LANDASAN KONSTITUSI PENGATURAN PERSAINGAN USAHA
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
1 kekeluargaan.
www.esaunggul.ac.id
UNDANG- UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 - LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817
www.esaunggul.ac.id
MANFAAT PENGATURAN PERSAINGAN USAHA
www.esaunggul.ac.id
Tujuan hukum persaingan usaha Hukum terkait dengan obyek yang dilindungi
1 2 3 4
Melindungi pelaku Mencegah penyalahgunaan Melindungi negara dari Melindungi proses
usaha terutama kekuatan ekonomi dan inefisiensi kegiatan persaingan usaha itu
pelaku usaha yang melindungi konsumen dari ekonomi yang dapat sendiri dalam arti
tidak dominan. ekonomi biaya tinggi mengurangi melindungi sistem
dimana konsumen kesejahteraan nasional. mekanisme pasar yang
dihindarkan dari wajar yang didasarkan
pengeluaran (biaya) yang kepada berlakunya
tidak sesuai dengan hukum alamiah
kualitas produk yang penawaran dan
diterima. permintaan agar tidak
terganggu oleh suatu
tindakan pelaku usaha
maupun kebijakan
Pemerintah.
www.esaunggul.ac.id
TUJUAN
Pasal 3 1 2 3 4
UU No.
5/1999 Menjaga Mewujudkan Mencegah Terciptanya
kepentingan iklim usaha yang praktik monopoli efektivitas dan
umum, kondusif dan atau efisiensi dalam
meningkatkan sehingga persaingan kegiatan usaha
efisiensi menjamin usaha tidak
ekonomi untuk adanya sehat
meningkatkan kepastian
kesejahteraan berusaha
rakyat
www.esaunggul.ac.id
LARANGAN DALAM UU 5/1999
UNDANG- UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 - LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817
www.esaunggul.ac.id
JENIS PELARANGAN DI UNDANG-UNDANG
Perjanjian dgn pihak
luar negeri Perjanjian
Perjanjian tertutup
Oligopsoni
yang Kegiatan
Trusts dilarang yang
Monopoli
Integrasi Vertikal Monopsoni
Kartel dilarang Penguasaan
pemboikotan Pasar
Oligopoli Persekongkolan
Penetapan Harga
Penyalahgunaan
posisi
dominan
Posisi dominan
Kepemilikan silang
Jabatan Rangkap
Merger
www.esaunggul.ac.id
DUA PENDEKATAN DALAM MENENTUKAN PELANGGARAN
Pendekatan per se dan rule of reason tidak cukup jelas diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999. Biasanya
indikator yang digunakan adalah ada atau tidaknya anak kalimat dalam rumusan suatu pasal, yakni jika
terdapat kata-kata “…patut diduga…” atau “…yang dapat mengakibatkan….” atau “… sehingga dapat
mengakibatkan …”
Kata “dapat” yang digunakan dalam pasal-pasal UU No. 5 Tahun 1999 menunjukkan pendekatan yang
digunakan adalah rule of reason. Kata “dapat” tersebut untuk menunjukkan bahwa pelanggaran sudah
dinyatakan terjadi jika perbuatan itu memang berpotensi merusak persaingan.
Contoh per se: Pasal 5 Ayat (1) “Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh
konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.”
Contoh rule of reason: Pasal 9 “Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha
pesaingnya yang bertujuan untuk membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar terhadap barang dan
atau jasa sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.”
www.esaunggul.ac.id
DUA PENDEKATAN DALAM MENENTUKAN PELANGGARAN
Rules of reason
Suatu pendekatan guna mengevaluasi akibat dari perjanjian atau
kegiatan usaha tertentu sehingga dapat ditentukan apakah
perjanjian atau kegiatan usaha tersebut bersifat menghambat atau
mendukung persaingan
Per se illegal
Setiap perjanjian atau kegiatan usaha tertentu dianggap ilegal,
sehingga tidak diperlukan pembuktian lebih lanjut atas dampak
persaingan yang tidak sehat yang dapat ditimbulkan dari perjanjian
atau kegiatan tersebut.
www.esaunggul.ac.id
TOPIK SEBELUM UTS
1. Pengantar Hukum Persaingan Usaha
2. Pengertian dan Dasar Dasar Hukum Persaingan
Usaha
3. Hukum Materil Persaingan Usaha tentang perjanjian
perjanjian dilarang.
4. Perjanjian Dilarang (lanjutan)
5. Kegiatan kegiatan yang dilarang.
6. Posisi Dominan.
7. Sanksi hukum pelanggaran persaingan usaha
www.esaunggul.ac.id
TOPIK SETELAH UTS
8. Lembaga Komisi Persaingan Usaha
9. Hukum Acara Persaingan Usaha
10. Hukum Acara mengenai penanganan perkara oleh
KPPU berdasarkan laporan
11. Hukum acara berdasarkan inisiatif komisi
12. Penyelidikan KPPU dalam perkara inisiatif
13. Upaya hukum putusan KPPU
14. Penerapan Asas kepastian hukum
www.esaunggul.ac.id
REFERENSI
o UU Nomor 5 Tahun 1999, tentang Larangan Praktek
Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
o Pedoman Komisi Pengawas Persaingan Usaha
o Ningrum Natasya Sirait, Hukum Persaingan di
Indonesia. Medan : Pustaka Bangsa Press.
o,
www.esaunggul.ac.id
PENILAIAN
o Kehadiran = 10%
o UTS = 30%
o UAS = 35%
o Kuis = 10%
o Tugas = 15%
www.esaunggul.ac.id
Terima Kasih
www.esaunggul.ac.id