Anda di halaman 1dari 18

Etika Bisnis &

Perlindungan Konsumen
Widadatul Ulya, S.H., M.H.
Pokok Bahasan

01 02 03
TEORI PASAR PERLINDUNGAN HUBUNGAN
DAN HUKUM BAGI PRODUSEN DAN
PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN KONSUMEN
KONSUMEN PERATURAN
TERKAIT
Teori Pasar

 Definisi Pasar
Secara Sederhana
Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang
dan jasa.
Secara Luas (W.J. Stanton)
orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk
belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.
Teori ekonomi
Pertemuan antara penawaran dan permintaan dan saat terjadinya harga
keseimbangan
Bentuk-bentuk Pasar

 Berdasarkan bentuknya maka pasar dapat dibedakan atas:


1) Pasar Persaingan sempurna (perfect competitive market)
2) Pasar Monopoli,
3) Pasar Oligopoli,
4) Pasar Persaingan Monopolistik (imperfect competitive market)
5) Pasar Monopsoni,
6) Pasar Oligopsoni.
Pasar Persaingan Sempurna

 Pasar persaingan sempurna adalah suatu struktur pasar dimana terdapat banyak penjual dan
pembeli dimana masing-masing tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar.
 Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
 Jumlah pembeli dan penjual banyak, sehingga masing-masing pembeli dan penjual secara
sendiri-sendiri tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
 Tidak ada paksaan untuk menjual atau membeli
 Setiap penjual dan pembeli sebagai pengambil harga (price taker)
 Komoditas yang diperjualbelikan homogen (serupa)
 Setiap perusahaan bebas keluar masuk pasar (free entry and exit)
 Sumber produksi bebas bergerak ke manapun.
 Pembeli dan penjual mempunyai pengetahuan yang sempurna terhadap pasar (perfect
knowledge).
Pasar Persaingan Tidak Sempurna

 Pasar Monopoli
 Hanya terdapat satu pengusaha (perusahaan) tunggal, sehingga bebas menentukan harga, tidak ada substitusi
sempurna
 Tidak ada komoditas pengganti yang mirip (close substitute)
 Perusahaan lain tidak mungkin masuk ke industri
 Penjual sebagai penentu harga (price setter) dan pembeli sebagai price taker
 Pasar monopoli murni dan near monopoly
 Promosi iklan kurang diperlukan
 Pasar Oligopoli
Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang di dalamnya hanya ada beberapa penjual
 Masing-masing penjual mempunyai pengaruh atas harga-harga barang yang dijual, tetapi tidak sebesar pengaruh
penjual monopolis.
 Ada saling ketergantungan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain
 Untuk menguasai harga dan konsumen adalah menggunakan merekmerek dagang tertentu (differentiated
product), dengan mutu dan rasa agak sedikit berbeda
 Perusahaan oligopolis bersedia bekerjasama dengan saingannya menjalankan kebijakan harga dan output untuk
memperoleh laba maksimal secara bersama –sama, sehingga membentuk Kartel
Pasar Persaingan Tidak Sempurna
 Pasar Persaingan Monopolistik
Sifat pasar persaingan monopolistik:
 Jumlah pembeli dan penjual agak banyak, sehingga masing-masing perusahaan mempunyai pengaruh atas harga meskipun
tidak besar.
 Barang-barang yang diperjualbelikan tidak homogen, bahkan sengaja dibeda-bedakan, baik dalam merek, bentuk, warna,
bentuk dan ukuran (product variation) walaupun mutunya sama.
 Merek memegang peranan penting untuk memikat konsumen walaupun untuk itu memerlukan tambahan biaya. Akan tetapi
selama MR > MC cara tersebut masih memberikan tambahan keuntungan.
Pada persaingan monopolistik perusahaan berusaha meningkatkan penjualannya dengan berbagai cara seperti pemasangan iklan,
penjualan dari rumah ke rumah, pemberian hadian (bonus), dan lain-lain, akibatnya sering terjadi perang iklan dan perang harga.
 Pasar Monopsoni
Monopsoni adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu pembeli atau pembeli tunggal.
 Sebagai monopsoni, sebuah perusahaan akan dapat mempengaruhi harga dengan menaikkan atau menurunkan faktor
produksi yang ia beli.
 Pembeli menjadi price setter sedangkan penjual menjadi price taker. Dalam keadaan tertentu, monopsoni atas faktor-faktor
produksi dapat bertindak sebagai monopolis atas hasil produksi.
 Pasar monopsoni dapat timbul karena berbagai sebab, diantaranya adalah:
 Pengaruh letak geografis.
 Barang yang diperjual belikan sangat spesifik.
Pasar Persaingan Tidak Sempurna
 Pasar Oligopsoni
Oligopsoni adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat beberapa pembeli, dimana masing-
masing pembeli cukup besar untuk dapat mempengaruhi harga barang yang dibelinya.
 Antara monopsoni dan oligopsoni ada bentuk pasar yang dinamakan duopsoni yaitu bila
hanya terdapat dua pembeli tetapi dalam prakteknya bentuk pasar ini jarang dijumpai.
 Dalam pasar oligopsoni banyak produsen menghadapi beberapa pembeli, dimana pembeli
bertindak sebagai price setter dan penjual bertindak sebagai price taker.

Kegiatan jual beli di pasar diawasi oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha
berdasarkan peraturan perundang-undangan agar terjadi iklim persaingan usaha yang
sehat, yakni melalui UU Persaingan Usaha.
Dasar Hukum Persaingan
Usaha
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat.

9
Dasar Hukum
Perlindungan Konsumen
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.

10
11

PRINSIP PERLINDUNGAN Prinsip Kepastian Hukum


KONSUMEN agar baik pelaku usaha maupun
konsumen mentaati hukum dan
memperoleh keadilan dalam
penyelenggaraan perlindungan
hukum bagi konsumen.

Prinsip Manfaat Prinsip Keadilan Prinsip Keseimbangan Prinsip keamanan dan


segala upaya dalam agar partisipasi seluruh Keselamatan Konsumen
penyelenggaraan rakyat dapat diwujudkan untuk memberikan
perlindungan hukum bagi secara maksimal dan keseimbangan antara untuk memberikan jaminan atas
konsumen harus memberi memberikan kesempatan kepentingan konsumen, pelaku
keamanan dan keselamatan kepada
manfaat sebesar-besarnya kepada pihak untuk usaha dan pemerintah.
konsumen dalam menggunakan
bagi kepentingan melaksanakan hak dan barang da/atau jasa.
konsumen dan pelaku kewajiban secara adil.
usaha.
TUJUAN PERLINDUNGAN
KONSUMEN
Tujuan Perlindungan Konsumen sebagaimana dimaksud dalam UUPK antara lain:
 Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;
 Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa;
 Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;
 Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses
untuk mendapatkan informasi;
 Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggung jawab dalam berusaha;
 Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

12
Kewajiban Pelaku Usaha
a. beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan
dan pemeliharaan;
c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan;

13
Kewajiban Pelaku Usaha

f. memberi kompensasi, gangi rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat


penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;
g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau
jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

14
Hak-Hak Konsumen
a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa.
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa.
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.

15
Hak-Hak Konsumen
f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya.
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

16
Untuk mejamin bahwa suatu barang dan/atau jasa dalam penggunaannya akan nyaman, aman
maupun tidak membahayakan konsumen penggunanya, maka konsumen diberikan hak untuk
memilih barang dan/atau jasa yang dikehendaki berdasarkan atas keterbukaan informasi yang
benar, jelas, dan jujur. Jika terdapat penyimpangan yang merugikan, konsumen berhak untuk
didengar, memperoleh advokasi, pembinaan, perlakuan yang adil, kompensasi sampai ganti
rugi.

Ketentuan mengenai ganti rugi yang disebutkan dalam Pasal 4


huruf h, diperjelas kembali dalam Pasal 19 ayat (3) yang
menyatakan bahwa pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam
tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi.

17
Thank You
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai