DEFINISI
2. ETIOLOGI
3. GEJALA
5. KOMPLIKASI
2. Etiologi
Adanya gangguan aliran cairan yang menyebabkan
cairan tersebu bertambah banyak yang
selanjutnya akan meneka jaringan otak dan
sekitarnya khususnya pusat saraf yang vital.
Menurut National Institute of Neurological disorders and
Stroke (NINDS)
gangguan Cairan otak ada 3 Jenis yaitu:
1. Gangguan Sirkulasi
2. Aliran cairan otak tidak tersumbat tetapi
cairan ini diproduksi secara berlebihan
akibatnya cairan otak bertambah banyak
3. Cairan otak yang mengalir jumlahnya
normal dan tidak ada sumbatan tetapi
ada gangguan dalam proses penyerapan
cairan ke pembuluh darah balik sehingga
jumlah cairan akan meningkt pula.
3. Komplikasi
a. Ubun-ubun bayi akan besar, melebar dan menonjol
b. Pembuluh darah dikulit kepala makin jelas
c. Gangguan sensorik-motorik
d. Gangguan penglihatan
e. Gerakan bola mata akan terganggu
f. Terjadi penurunan aktifitas mental yang
progresif
g. Bayi rewel, kejang dan muntah-muntah
h. Gangguan pada fungsi vital akibat peninggian
tekanan dalam ruang tengkorak
4. Penanganan
Menurut NINDS yaitu “life dafing and live sustaining artinya
penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan
tindakan bedah scepatnya.
b. Teknik Neuroendoskopi
Endoskopi dapat digunakan sebagai alat diagnose dan
sekaligus tindakan bedah
HIPOSPADIA
1. Definisi
Adalah suatu keadaan dimana lubang
uretra terdapat pada penis bagian bawah
bukan diujung penis.
Bentuk Hipospadia yang lebih berat jika
lubang uretra terdapat ditengah batang
penis atau pada pangkal penis, dan
kadang pada skrotum atau dibawah
skrotum.
2.
A. Lubang penis tidak terdapat
T
pada ujung penis tetapi
A
N
berada dibawah atau dasar
D penis
A
B. Penis melengkung kebawah
-
T C. Jika berkemih anak harus
A duduk
N
D
A
3. Penatalaksanaan
Diagnosis di tegakkan berdasarkan
pemeriksaan fisik, jika hipospadia
terdapat di pangkal penis, mungkin perlu
dilakukan pemeriksaan radiologist.
2. Etiologi
Pemisahan perkembangan rongga dada dan perut
disempurnakan dengan menutupnya kaualis
pleuroperitoneum posterolateral selama kehamilan minggu
ke 8. Gagalnya kanalis ini menutup merupakan mekanisme
yang diterima pada terjadinya hernia diafragmatika
posterolateral congenital.
3. Penyebab
Ditemukan pada I diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90%
terjadi pada sisi tubuh bagian kiri.
4. GEJALA
a. Gangguan pernafasan yang berat
b. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan
oksigen)
c. Takipneu (Laju Pernafasan yangcepat)
d. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama
(asimetris)
e. Takikardia (denyut jantung yang cepet)
5. DIAGNOSA
a. Gerakan dada pada saat bernafas tidak
simetris
b. Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi
henia
c. Bising usus terdengar di dada
d. Perut teraba kosong
e. Rontgen dapat menunjukkan adanya organ
perut di rongga dada
6. Pengobatan
hernia diafragmatika diatasi dengan
pembedahhan darurat. Organ perut harus
dikembalikan ke rongga perut dan lubang pada
diafragma diperbaiki.
OMFALOKEL
1. Definisi
Adalah penonjolan dari usus atau isi perut
lainnya melalui akar pusat yang hanya
dilapisi oleh peritoneum dan tidak dilapisi
oleh kulit.
Omfalokel tejadi 1 dari 500 kehamilan. Usus
terlihat dari luar melalui selaput
peritoneum yg tipis dan transparan
(tembus pandang)
2.
P
E Pada 24-40% penderita
omfalokel di sertai dengan
N
kelainan bawaan seperti
Y
kelainan kromosom, hernia
E
diafragmatika, dan kelainan
B jantung
A
B
3. Gejala
Banyaknya usus dan organ perut lain yg menonjol
tergantung dari besarnya lubang di perut.bila
lubangnya kecil mungkin hanya usus yg menonjol, bila
besar hati juga bisa menonjol lewat lubang tersebut.
4. Diagnosa
Di tegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik, dimana isi perut
terlihat dari luar melalui selaput peritoneum.
5. Pengobatan
Agar tidak terjadi cidera pada usus dan infeksi perut, dilakukan
operasi untuk menutup omfalokel.
ATRESIA DUODENUM
I. Definisi
Adalah obstruksi todal di daerah usus halus yang mana gejala-
gejalanya dapat di ketahui lebih dini diketahui setelah bayi
lahir.
2. Etiologi
Diduga timbul karena kegagalan rekanalisasi lumen setelah fase
padat pada perkembangan usus selama masa kehamilan mgg
ke-4 dan mgg ke-5.
Insidennya adalah 1 dalam 10000 kelahiran dan meliputi 24-40% dari
atresia usus.setengah dari penderita dilahirkan premature.
3. Manifestasi Klinik
Tanda-tanda atresia Duodeni adalah :
a. Bayi sering muntah bewarna hijau (mengandung empedu)
yang proyektil
b. Berat badan menurun dan sukar bertambah
c. Perut gembung di daerah epigastrium
d. Adanya gelombang peristaltik pada awal penyakit
4. Pemeriksaan Diagnostik
5. Komplikasi