Anda di halaman 1dari 34

12 BAHASA

Nama Kelompok 3 : - Aldio Ramadhan


- Indra Yogi Aldo Novendi
- Maria Angelica Vestinania Ero
- Steffanny
- Syafriyansyah
BAB 3 Dampak Negatif Perubahan sosial,Pembangunan
Nasional, Globalisasi, Dan Modernisasi

A. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)

1.Pengertian Pelanggaran HAM


pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran
kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi
negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain, tanpa ada
dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakanya.
Oleh karena itu, bisa dinyatakan bahwa pelanggaran HAM itu tidak
hanya terjadi di wilayah publik.tetapi bisa juga terjadi di lingkungan
keluarga.
2. Faktor Penyebab Pelanggaran HAM
a. Telah terjadi krisis moral di Indonesia
b. Kesenjangan sosial yang tinggi
c. Aparat hukum yang bertindak sewenang-wenang

3. Contoh Pelanggaran HAM Yang Tidak Sesuai Dengan Pancasila


a. Contoh pelanggaran HAM dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Contoh nya adalah konflik Poso. Konflik ini di awali dengan serangkaian
kerusuhan yang terjadi di poso, Sulawesi Tengah yang melibatkan kelompok
muslim dan kristen

b. Contoh pelanggaran HAM dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Contoh pelanggaran HAM dari sila kedua pancasila adalah tragedi
kemanusiaan etnis Tionghua (13-15 Mei 1998).

c. Contoh Pelanggaran HAM sila persatuan Indonesia


1. Gerakan Aceh Merdeka
2 . Konflik Papua
d. Contoh Pelanggaran HAM sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Contoh pelanggaran HAM sila keempat Pancasila adalah ulah memalukan
para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat, namun sering
kali justru mempertontonkan perilaku yang mencemaskan rakyat ketika
menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat.

E. Contoh Pelanggaran HAM sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat


Indonesia
Contoh pelanggaran HAM sila kelima Pancasila adalah kemiskinan dan
ketimpangan pelayanan kesehatan kepada orang miskin. Selain kasus-kasus
pelanggaran HAM di atas, terjadi juga pelanggaran hak asasi manusia seperti
di lingkungan keluarga,sekolah atau pun masyarakat.
B. Penyalahgunaan NAPZA dan Obat obatan terlarang

1. Pengertian NAPZA dan Obat obatan terlarang


Narkotika dan obat obatan terlarang fisikotropika dan zat
adiktif (NAPZA) adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan seseorang serta dapat memyebabkan ketergantungan fisik
dan fisikologis.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika. Psikotropika berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan kas
pada aktivitas mental dan perilaku.
Fungsi utama Narkotika adalah sebagai analgesik atau untuk
mengurangi rasa sakit dan penenang. Narkotika hanya digunakan di
rumah sakit dengan rekomendasi dokter untuk orang yang menderita
penyakit berat.
2. Jenis jenis NAPZA dan Obat obatan Terlarang
a. Narkotika
b. Psikotropika
c. Zat Adiktif
d. Minuman Keras

3. Dampak Penyalahgunaan NAPZA dan Obat obatan Terlarang


Secara medis dampak atau komorbiditas dari penyalahgunaan
NAPZA di kelompokan menjadi tiga jenis yaitu :
a. komorbiditas Fisik atau Komplikasi Medis
beberapa zat apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan gangguan fisik atau fungsi tubuh.
b. komorbiditas psikiatrik
beberapa zat apabila di gunakan dalam jangka waktu yang lama
dapat menimbulkan gangguan psikiatrik.
c. komorbiditas sosial
penyalahgunaan NAPZA mengakibatkan komorbiditas sosial,
baikdalam keluarga, sekolah, ,maupun masyarakat.
4. Dampak penyalahgunaan NAPZA dan Obat obatan terlarang
dikalangan remaja
Pengaruh NAPZA sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan si
pemakai maupun dampak sosial yang ditimbulkannya. Masalah
pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari
sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya
pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini
sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang
penanggulangan tersebut.
5. Landasan Hukum NAPZA

a. UU Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika.


b. UU Nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika.
c. UU Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
d. PP Nomor 1 tahun 1980 tentang ketentuan penanaman
papaver,koka, dan ganja.
e. Keputusan Presiden No. 3 tahun 1997 tentang pengawasan dan
pengendalian minuman beralkohol.
f. UU No. 8 tahun 1976 tentang pengesahan konvensi tunggalnarkotika
1961.
g. Konvensi Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan
Psikotropika 1988.
h. Kep. Menkes No. 196/Men.Kes/SK/VIII/1997 tentang Pene tapan
Alat-alat dan Bahan-bahan sebagai barang di BawahPengawasan.
6. Aspek Hukum NAPZA
a. Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 Tentang
Narkotika
1) Pasal 78 Ayat 1
2) Pasal 81 Ayat 1
3) Pasal 88
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang
Psikotropika
1) Pasal 37 Ayat (1)
2) Pasal 64 Ayat (1)
C. Korupsi

1. Pengertian korupsi
Dalam kamus lengkap Oxford (The Oxford Unabridged
Dictionary) korupsi di definisikan sebagai “penyimpangan atau
perusakan integritas dalam pelaksanaan tugas tugas publik dengan
penyuapan atau balas jasa” . Sedangkan pengertian ringkas yang di
pergunakan World Bank adalah “penyalahgunaan jabatan publik untuk
keuntungan pribadi (the abuse of public office for private gain).
2. Jenis-Jenis Korupsi
a. kerugian keuangan negara
b. suap menyuap
c. penggelapan dalam jabatan
d. pemerasan
e. perbuatan curang
f. benturan kepentingan dalam pengadaan
g. gratifiksi
3. Sebab Sebab kerupsi

Beberapa hal yang menjadi penyebab korupsi yaitu :


a. ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi kunci yang
mempengaruhi tingkah laku menjinakkan korupsi
b. kelemahan pengajaran agama dan etika
c. konsumerisme dan globalisasi
d. kurangnya pendidikan
e. kemiskinan
f. tidak adanya tindak hukum yang keras
g. kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku antikorupsi
h. stuktur pemerintahan
i. perubahan radikal atau transisi demokrasi
Analisa yang lebih detail lagi tentang penyebab korupsi diutarakan
oleh oleh badan pengawasan keuangan dan pembangunan(BPKP)
dalam bukunya berjudul “strategi pemberantasan korupsi” antara lain
yaitu:
a. aspek individu pelaku
1) sifat tamak manusia
2) moral yang kurang kuat
3) penghasilan yang kurang mencukupi
4) kebutuhan hidup yang mendesak
5) gaya hidup yang konsumtif
6) malas atau tidak mau kerja
7) ajaran agama yang kurang di terapkan
b. aspek organisasi
1) kurang adanya sikap keteladanan pemimpin
2) tidak adanya kultur organisasi yang benar
3) sistem akuntabilitas yang benar di instansi pemerintah yang
kurang memandai
4) kelemahan sistem pengedalian manajemen
5) manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi.
4. Dampak Korupsi

a. larinya modal ke luar negeri, gangguan terhadap perusahaan, dan


gangguan penanaman modal
b. mendorong timbulnya revolusi sosial dan ketimpangan sosial di
tengah masyarakat
c. mendorong timbulnya pengambilalihan kekuasaan, hilangnya
bantuan luat negeri, hilangnya kewibawaan pemerintah, dan
ketidakstabilan politik
d. tata administrasi tidak efisien, kurangnya kemampuan administrasi,
hilang nya keahlian, hilang nya sumber-sumber negara, keterbatasan
kebijaksanaan pemerintah, serta pengambilan tindakan tindakan
represif
e. merugikan negara dan merusak sendi-sendi kebersamaan serta
memperlambat tercapainya tujuan nasional seperti yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945
5. Penanggulangan korupsi
a. Penanggulangan preventif
Penanggulangan korupsi yang sifatnya preventif dilakukan dengan
cara :
1) membangun dan menyebarkan etos pejabat dan pegawai baik di
instansi pemerintah maupun swasta tentang pemisahan yang jelas
antara milik pribadi dan milik perusahaan atau milik keluarga
2) mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji) bagi penjabat dan
pegawai negeri sesuai dengan kemajuan ekonomi dan kemajuan
swasta
3) menumbuhkan kebanggan kebanggan dan atribut kehormatan diri
setiap jabatan dan pekerjaan.
4) pimpinan dan atasan memberikan teladan yang baik dalam
memasyarakatkan pandangan,penilaian dan kebijakan
5) menumbuhkan pemahaman dan kebudayaan politik yang terbuka
untuk kontrol,koreksi, dan peringatan
6) menumbuhkan sense of belongingness di kalangan pejabat atau
pegawai
7) memperbaiki moral bangsa dengan meningkatkan mutu pendidikan
b. Penanggulangan Represif
Penanggulangan korupsi yang sifatnya represif di lakukan dengan
cara:
1) perlu penayangan wajah koruptor di televisi sehingga menimbulkan
efek malu
2) melaksanakan herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan
pejabat
3) pembuatan undang undang tindak pidana korupsi dan
pembentukkan KPK (komisi Pemberantasan Korupsi)
D. Kejahatan Dunia Maya (Cyber Crime)

1. Pengertian kejahatan dunia maya


Kejahatan dunia maya atau cyber crime adalah sebuah bentuk
kriminal menggunakan media intenet dan komputer sebagai alat atau
cara untuk melakukan tindakan kriminal. Dalam definisi lain,kejahatan
dunia maya adalah istilah yang mengacu pada aktivitas kejahatan
dengan komputer atau jarnngan computer yang menjadi alat, sasaran,
atau tempat terjadinya kejahatan.
2. Jenis-Jenis Kejahatan Dunia Maya
Ancaman-ancaman yang sering terjadi melalui jejaringan sosial
adalah pencurian identitas seseorang, pencemaran nama baik.,
penipuan, pemerkosaan tidak terencana maupun terencana,iklan judi
online, pornografi dan pornoaksi online, sampai kasus pembunuhan.
Pencurian identitas seseorang berupa pencurian properti pribadi
seseorang, seperti foto dan video.

3. Pencegahan Kejahatan Dunia Maya


peran orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya tentang dunia
internet dengan jejaring sosialnya dan juga bahayanya sangat
diperlukan. Karena berpotensi digunakan untuk kriminalitas ,pengguna
jejaring sosial yang masih awam perlu diberdayakan agar tidak
menjadi sasaran empuk penjahat dunia maya.
E. Pornografi

1. Pengertian Pornografi
Perkembangan dan kebebasan media massa merupakan tolok
ukur kemajuan dunia informasi saat ini. Demikian pula yang terjadi di
Indonesia, media cetak dan elektronik berkembang cukup pesat.Secara
kuantitas media seperti koran, tabloid, televisi, VCD, dan internet
sangat jauh meningkat. Namun, peningkatan itu sayangnya tidak
dibarengi dengan peningkatan kualitas.
2. Bentuk-Bentuk Pornografi

a. Pornografi adalah gambar-gambar perilaku pencabulan yang lebih


banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia.
b. Pornoteks adalah karya pencabulan yang ditulis sebagai naskah
cerita atau berita dalam berbagai bentuk narasi, konstruksicerita,
pengalaman pribadi secara vulgar, dan buku-buku komik yang porno.
c. Pornosuara adalah suara atau tuturan, kata-kata, dan kalimat-kalimat
yang diucapkan seseorang Secara langsung atau tidak langsung
d. Pornoaksi adalah suatu penggambaran aksi gerakan, lengokan,
liukan tubuh, penonjolan bagian bagian tubuh yang dominan memberi
rangsangan seksual sampai dengan aksi mempertontonkan langsung
alat vital.
3. Dampak Pornografi
Selain hanya akan membuat pikiran berorientasi pada hal yang
berbau seks, pornografi juga akan menggiring pada perubaha tata nilai.
Nilai-nilai religius akan tergusur dan kepedulian masyarakat terhadap
nilai-nilai sosial akan semakin melemah. Ujung-ujungnya adalah
desakralisasi seks di mana seks tidak lagi dipahami sebagai sakral
yang hanya terdapat dalam lembaga perkawinan. Sepun menjadi
"barang murahan yang bisa dilakukan oleh siapa saja,kapan saja, dan
di mana saja.
4. Faktor Pendorong Maraknya Pornografi
Secara umum maraknya pomografi dan pornoaksi didorong oleh
dua faktor dominan, yaitu budaya patriarki dan kepentingan
komersialisme. Dalam wacana gender, patriarki dimaknai sebagai
sebuah sistem sosial yang dalam tata kekeluargaan, sang ayah
menguasai semua anggota keluarganya, semua harta milik dan sumber-
sumber ekonomi, dan membuat semua keputusan penting.
5. Pencegahan Pornografi
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untukmencegah dan
mengatasi berkembangnya pornografi adalah sebagaiberikut
a. Orang tua dan sekolah memberikan pendidikan moral dan agama
yang kuat pada anak-anak atau pelajar agar tidak mudah tergoda pada
hal-hal yang berbau pormografi dan pomoaksi.
b. Orang tua dan sekolah memberikan penjelasan tentang bahaya dan
kerugiannya mengakses konten-konten berbau pornografi dan
pormoaksi.
c. Penegak hukum memberikan sanksi dan hukuman yang tegas dan
berat kepada para pelaku dan pengedar atau pengunggah foto dan
video porno sesuai aturan hukum yang berlaku
d. Para pelaku usaha penginapan, kost, dan warnet ikut serta dalam
mencegah atau mempersempit berkembangnya pormografi.
E. orang tua, sekolah, atau pemerintah memfasilitasi generasi muda
dengan mengadakan kegiatan kegiatan yang produktif dan positif.
F. Diskriminasi

1. Pengertian Diskriminasi
Menurut PBB, diskriminasi diartikan sebagai "diskriminasi
mencakup perilaku apa saja, yang berdasarkan perbedaan yang dibuat
berdasarkan alamiah atau pengkategorian masyarakat, yang tidak ada
hubungannya dengan kemampuan individu atau jasanya"Sedangkan
Theodorson &Theodorson (1979:115-116) mengartikan diskriminasi
sebagai "..adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan,
atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal,
atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan,
agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial.
2. Faktor Penyebab Diskriminasi

Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi


karenaadanya beberapa faktor, antara lain:
a. Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang
kehidupan.
b. Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh
kelompok yang dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih
lemah.
c. Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka
dapatkan membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban
diskriminasi.
3. Jenis jenis Diskriminasi

a. Diskriminasi Kasta
b. Diskriminasi Disabiltas
c. Diskriminasi Pekerjaan
d. Diskriminasi bahasa
e. Diskriminasi Kebangsaan
f. Diskriminasi Ras atau Etnis
g. Diskriminasi Wilayah
h. Diskriminasi Keyakinan dan Agama
i. Diskriminasi Seks dan Gender
G. Kekerasan dalam rumah tangga

1) Pengertian kekerasan dalam rumah tangga


Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, kekerasan dalam
rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga.
2. lingkup rumah tangga

Yang termasuk cakupan rumah tangga menurut Pasal 2 UU PKDRT


adalah sebagai berikut:
a. Suami, isteri, dan anak (termasuk anak angkat dan anak tiri).
b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang
sebagaimana di sebutkan di atas karena hubungan darah, perkawinan
(misalnya mertua, menantu, ipar, dan besan), per susuan,
pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga.
c. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam
rumah tangga tersebut, dalam jangka waktu selama ber ada dalam
rumah tangga yang b ersangkutan (Ps 2(2)).
3. Bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga
Bentuk kekerasan dalam rumah tangga adalah sebagai berikut:
a. Kekerasan fisik
b. Kekerasan psikis
c. Kekerasan seksual
d. Penelantaran rumah tangga

4. Faktor Penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga


a. Masyarakat membesarkan anak laki-laki dengan menumbuhkan
keyakinan bahwa anak laki-laki harus kuat, berani dan tidak toleran.
b. Laki-laki dan perempuan tidak diposisikan setara dalam masyarakat.

c. Persepsi mengenai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga harus


ditutup karena merupakan masalah keluarga dan bukan masalah sosial.

d. Pemahaman yang keliru terhadap ajaran agama mengenai aturan


mendidik istri, kepatuhan istri pada suami, penghormatan posisi suami
sehingga terjadi persepsi bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan
Budaya bahwa istri bergantung pada suami, khususnya ekonomi. Dll
5. Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan terhadap istri menimbulkan berbagai dampak yang
merugikan. Di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Bagi Istri
Dampak kekerasan dalam rumah tangga bagi istri adalah mengalami
sakit fisik, tekanan mental, menurunnya rasa percaya diri dan harga
diri, mengalami rasa tidak berdaya, meng alami ketergantungan
pada suami yang sudah menyiksa dirinya.
b. Bagi Anak
Dampaknya bagi anak adalah kemungkinan kehidupan anak akan
dibimbing dengan kekerasan, peluang terjadinya perilaku yang kejam
pada anak-anak akan lebih tinggi, anak dapat mengalami depresi, dan
anak berpotensi untuk melakukan kekerasan pada pasangannya
apabila telah menikah karena anak mengimitasi perilaku dan cara
memperlakukan orang lain sebagaimana yang dilakukan oleh orang
tuanya.
H. Hedonisme

1. Pengertian gaya hidup


Gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang
diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya
(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka
sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat).
2. Bentuk bentuk gaya hidup
Bentuk-bentuk gaya hidup menurut Chaney (dalam Idi Subandy 1997:
56) ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain : “industri gaya hidup,
iklan gaya hidup, public relations dan journalismegaya hidup, gaya
hidup mandiri, dan gaya hidup hedonis.

3. Pengertian Hedonisme
Hedonisme dalam bahasa Tunani, hedone berarti ke gembiraan
kesenangan, atau kenikmatan. Secara sederhana, pengertian hedonisme
adalah paham atau etika yang diwujudkan dengan gaya hidup yang
menjadikan kenikmatan atau kebahagiaan sebagai tujuan gaya utama
dalam hidup.
4. Ciri ciri dan Bentuk Hedonisme

Ciri-ciri hedonisme menurut Cicemo dalam Russell (2004)adalah


sebagai berikut.
a. Memiliki pandangan gaya hidup instan, melihat perolehan harta dari
hasill akhir bukan proses untuk membuat hasil akhir.
b. Menjadi pengejar modernitas fisik.
c. Memiliki relativitas kenikmatan di atas rata-rata tinggi.
d. Memenuhi banyak keinginan-keinginan spontan yang
muncul.Ketika mendapat masalah yang dianggap berat, muncul ang-
gapan bahwa dunia begitu membencinya. Berapa uang
yangdimilikinya akan habis.
e. Melihat dari ciri-ciri tersebut, hedonisme lebih menitik beratkan
kepada kebutuhan jasmani daripada rohani. Hedonisme kuranglebih
adalah berupa kesenangan sesaat yaitu kesenangan duniawi. Cinta
pada dunia beserta segala kemewahan yang terlihat dan dirasakan oleh
panca indera manusia.
5. Faktor Penyebab Hedonisme
a. Faktor Ekstern
b. Faktor intern

6. Dampak Gaya Hidup Hedonisme di Kalangan Generasi Muda


adanya fenomena dan gaya hidup hedonisme yang makin marak
memberikan pengaruh kepada para remaja. Fakta adanya fenomena
dan gaya hidup hedonisme yang marak di kalangan generasi penerus
bangsa indonesia misalnya sudah tercermin dari perilaku mereka
sehari hari.

Anda mungkin juga menyukai