Anda di halaman 1dari 12

Evaluasi Implementasi Strategi Peningkatan Gerakan Nasional Non Tunai: Studi

Kasus Pada Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur

Oleh:
Joanna Audina Saduk
Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Nusa Cendana
Latar Belakang Sistem pembayaran dalam implementasinya terus
sistem pembayaran merupakan sistem yang
mengalami evolusi. Salah satu evolusi dalam sistem
berkaitan dengan pemindahan dana dari satu pihak pembayaran adalah dikembangkannya pembayaran non
ke pihak lain yang melibatkan berbagai komponen tunai. Evolusi pada sistem pembayaran disesuaikan
seperti instrumen pembayaran (tunai dan non dengan kondisi perekonomian sebuah negara. Struktur
tunai), bank, lembaga kliring dan setelmen, perekonomian yang modern pada umumnya
infrastruktur dan sistem hukum. memanfaatkan saluran pembayaran yang terintegrasi
dengan unsur modernitas itu sendiri

Bank Indonesia pada tahun 2014 menginisiasi Gerakan


Nasional Non Tunai (GNNT) untuk mendukung
keberlanjutan sistem pembayaran non tunai. Gerakan
Nasional Non Tunai (GNNT) yang bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat non tunai serta mengurangi
peredaran uang kartal di Indonesia dan berpindah pada
sistem pembayaran non tunai yang lebih efisien dan aman
dalam bertransaksi
2
Nilai Transaksi Menggunakan Kartu Debet/ATM, Kartu Kredit
dan E-Money

3
Dalam melaksanakan program GNNT, Bank Indonesia bersinergi dengan lembaga keuangan perbankan,
pemerintah, OJK, dan penyelenggara jasa sistem pembayaran. Di setiap tahun perencanaan, Bank Indonesia
melakukan evaluasi internal dan eksternal dengan beberapa kelembagaan ini terkait implementasi GNNT di
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terkait strategi, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur
mengacu pada strategi yang ditentukan oleh Bank Indonesia Pusat.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi yang dilakukan Bank Indonesia KPW NTT dalam mensosialisasikan GNNT di NTT?
2. Bagaimana pola evaluasi strategi Bank Indonesia KPW NTT dalam upaya meningkatkan GNNT?
3. Bagaimana evaluasi kolaboratif Bank Indonesia bersama institusi terkait dalam upaya meningkatkan GNNT di
NTT?

Tujuan Penelitian
Menjelaskan strategi yang dilakukan Bank Indonesia KPW NTT dalam mensosialisasikan GNNT di NTT
Menjelaskan pola evaluasi strategi Bank Indonesia KPW NTT dalam upaya meningkatkan GNNT
Menjelaskan evaluasi kolaboratif Bank Indonesia KPW NTT dalam upaya meningkatkan GNNT

4
Teori-teori yang
digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
Teori utama yang digunakan dalam
penelitian ini mencakup teori Bank
Sentral, teori sistem pembayaran, teori
GNNT, teori QRIS, teori permintaan
penawaran uang, teori ekonomi digital,
dan teori pembayaran digital, teori
evaluasi, dan teori implementasi

5
1. Jenis Penelitian: menggunakan metode penelitian Kualitatif

Jenis data
1. Data kualitatif
berupa informasi terkait strategi BI KPW NTT dalam meningkatkan pembayaran non tunai di NTT.
2. Data kuantitatif
berupa data jumlah transaksi non tunai di NTT.
Sumber Data
1. Data primer
diperoleh melalui wawancara dengan informan pada bidang sistem pembayaran dan pengguna aplikasi
pembayaran non tunai
2. Data sekunder
Dalam penelitian ini, data sekunder yang diperoleh peneliti berasal dari data publikasi Bank Indonesia, Bank
Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur dan Otoritas Jasa Keuangan.
3. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada upaya strategi dan evaluasi atas implementasi strategi peningkatan GNNT di NTT.

4. Teknik Pengumpulan Data


dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara
5. Tahapan Analisis Data : Reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi
6. Keabsahan Data: Triangulasi data, Triangulasi metode, Triangulasi peneliti, Triangulasi teori 6
Strategi Mensosialisasikan GNNT di Provinsi Nusa Tenggara Timur
 Bank Indonesia Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki strategi yang disesuaikan
dengan kondisi ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam setiap program yang
dijalankan, Bank Indonesia KPW NTT tetap berpedoman pada grand design yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia.
 Dalam mensosialisasikan GNNT, Bank Indonesia KPW NTT bersinergi dengan pemerintah,
OJK, Perbankan dan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP)
 Strategi yang dilakukan oleh Bank Indonesia KPW NTT saat ini berfokus pada elektronifikasi.
Elektronifikasi transaksi keuangan merupakan salah satu bentuk GNNT yang dicanangkan oleh
Bank Indonesia Pusat
 Bank Indonesia KPW NTT aktif melaksanakan program sosialisasi Gerakan Nasional Non
Tunai (GNNT) melalui beragam media seperti talkshow, event besar seperti semarak QRIS,
perlombaan, video, flyer dan media lainnya.
 Bank Indonesia KPW NTT juga melakukan pendampingan terhadap UMKM di Nusa Tenggara
Timur serta mendorong UMKM memanfaatkan pembayaran non tunai berbasis QRIS (Quick
Response code Indonesian Standard).

7
Strategi Menyosialisasikan GNNT di Provinsi Nusa Tenggara Timur
1. Pembayaran gaji aparatur sipil negara, karyawan bank, dan pekerja di berbagai
lembaga yang mengikat kerja sama dengan Bank Indonesia kurang lebih 25%
dilakukan dalam bentuk uang elektronik.
2. Pusat perbelanjaan dengan skala usaha yang besar dan kecil berjenis supermarket
hanya bertransaksi secara non tunai baik melalui ATM maupun dompet digital.
3. Perbankan menyalurkan kredit kepada nasabah melalui ATM dan akun dompet digital
serta setor tunai. Perbankan memiliki kaitan langsung dalam memperluas
pembayaran non tunai.
4. Pemerintah daerah dalam penyaluran bantuan dilakukan melalui ATM.
5. Pemerintah daerah mewajibkan pelaku UMKM binaan untuk menyediakan instrumen
pembayaran non tunai khususnya yang berbasis QRIS.
6. Pemerintah daerah mewajibkan semua daerah destinasi wisata, hotel, dan restoran
menggunakan pembayaran non tunai .

8
Evaluasi Internal Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara
Timur
 Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur secara konsisten melakukan
evaluasi atas program-program peningkatan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Pola evaluasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia KPW NTT adalah evaluasi terus-
menerus (on going evaluation) dan evaluasi akhir (expost evaluation). Tipe evaluasi terus-menerus
dilaksanakan secara interval periode waktu tertentu, misalnya per tri bulan atau per semester selama
proses implementasi. Tipe evaluasi akhir dilakukan setelah program dilaksanakan.
 Fungsi evaluasi yang dilaksankan oleh Bank Indonesia KPW NTT meliputi dua fungsi yaitu fungsi
formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dari pola evaluasi Bank Indonesia KPW NTT adalah
untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan. Fungsi sumatif dari pola evaluasi
Bank Indonesia KPW NTT adalah untuk pertanggungjawaban terhadap Bank Indonesia pusat
 Evaluasi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur menunjukkan
bahwa implementasi Gerakan Nasional Non Tunai di Provinsi Nusa Tenggara Timur masih
menghadapi banyak hambatan. Hambatan yang ditemukan yaitu wilayah geografis yang
berciri kepulauan, tingkat literasi keuangan yang masih rendah, serta tingkat penguasaan
teknologi yang terbatas.
9
Evaluasi Eksternal Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur
 Bank Indonesia dalam implementasi program Gerakan Nasional Non Tunai bersinergi dengan lembaga-lembaga
terkait. Bank Indonesia bersinergi dengan pemerintah, lembaga keuangan, pelaku usaha, Otoritas Jasa Keuangan dan
lembaga terkait lainnya. Kemitraan Bank Indonesia dengan berbagai kelembagaan ini bertujuan untuk memperluas
akseptasi pembayaran non tunai.
 Kemitraan Bank Indonesia dengan berbagai kelembagaan ini diwujudkan melalui regulasi maupun program
bersama. Untuk regulasi, secara umum ini dilakukan oleh Bank Indonesia kepada perbankan umum. Hal ini karena
Bank Indonesia merupakan regulator untuk sistem pembayaran. Sementara itu berbentuk program bersama
dilakukan Bank Indonesia bersama kelembagaan lain. Salah satunya adalah pemerintah daerah. Dalam
kemitraannya bersama pemerintah, Bank Indonesia mendorong implementasi transaksi non tunai di level
pemerintahan.
 Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur juga membangun kemitraan dengan pemerintah
daerah, perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam implementasi program
Gerakan Nasional Non Tunai. Dalam hal kemitraan ini, Bank Indonesia perlu melakukan evaluasi bersama untuk
mengukur pencapaian program GNNT
 Hasil dari proses evaluasi bersama ini menunjukkan bahwa sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia dengan
lembaga-lembaga ini cukup efektif dalam pelaksanaan program Gerakan Nasional Non Tunai. Namun, sinergi dan
kolaborasi ini perlu ditingkatkan lagi disesuaikan dengan kompleksnya persoalan di Provinsi Nusa Tenggara
Timur.

10
Keunggulan Pembayaran Non Tunai Bagi Merchant dan Pengguna Aplikasi
Pembayaran Non Tunai
 Program Gerakan Nasional Non Tunai oleh Bank Indonesia merupakan bagian dari upaya
mendukung keberlanjutan sistem pembayaran non tunai. Ide dasar Gerakan Nasional Non
Tunai (GNNT) adalah terciptanya layanan pembayaran yang praktis, lancar, murah dan
aman. Tujuan yang lebih tinggi dari program Gerakan Nasional Non Tunai ini adalah
meningkatkan efisiensi dan efektvitas kinerja sistem keuangan nasional
 Pemanfaatan pembayaran non tunai dalam menunjang transaksi terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Hal ini karena pembayaran non tunai mengandung banyak
keunggulan dalam pemanfaatannya. Instrumen pembayaran tunai efisien, praktis, murah
dan aman.

11
Kesimpulan
 Strategi yang dilakukan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur dalam meningkatkan program Gerakan
Nasional Non Tunai dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Program langsung seperti semarak QRIS, talkshow, dan
edukasi. Sedangkan program tidak langsung yaitu video, iklan radio, flyer dan berbagai perlombaan seputar pembayaran non tunai.
 Bank Indonesia KPW NTT melakukan evaluasi internal yang berpola terus-menerus (on going evaluation) dan evaluasi akhir (expost
evaluation). Evaluasi internal ini dilakukan untuk menilai kualitas strategi program Gerakan Nasional Non Tunai. Hasil evaluasi Bank
Indonesia KPW NTT kemudian disampaikan ke kantor Bank Indonesia pusat sebagai input bagi keputusan Bank Indonesia pusat.
 Bank Indonesia melakukan evaluasi dengan berbagai kelembagaan mitra di Provinsi Nusa Tenggara Timur seperti pemerintah daerah,
perbankan, Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), dan Otoritas Jasa Keuangan.
Saran
 Bank Indonesia KPW NTT mesti meningkatkan sinergi dengan lembaga-lembaga pemerintah di Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
 Bank Indonesia KPW NTT perlu memanfaatkan media-media online dalam mengintensifkan sosialisasi Gerakan
Nasional Non Tunai di Provinsi NTT
 Bank Indonesia KPW NTT perlu melakukan pemerataan sosialiasi produk turunan dari program GNNT dengan
melaksanakan event-event tertentu di kabupaten/kota. Program ini bisa dilaksanakan melalui kerja sama dengan
pemerintah daerah.
 Bank Indonesia harus mengintensifkan edukasi program GNNT kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan
khususnya tingkat Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi.
 Meningkatkan keterampilan para pemilik Electronic Data Captured(EDC). Sejauh ini masih terdapat kasir yang
belum mampu mengoperasikan mesin EDC secara optimal khususnya di daerah. Bank pemilik mesin EDC mesti
melakukan pelatihan terhadap pengguna mesin EDC. 12

Anda mungkin juga menyukai