Anda di halaman 1dari 11

UJI KOMPETENSI – LSP ASTEKINDO KONSTRUKSI MANDIRI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung


Jenjang :7
Nama Asesi : EVI VARIDA MEGA UTARI
FOTO ASESI NIK Asesi : 3502104211880001
Tgl. Asesmen : 18 Januari 2023
TUK : P3SM Pusat
Nama Asesor : Abdul Rohim Nurdin
PETUNJUK/INSTRUKSI

• Buatlah presentasi berdasarkan instruksi yang terdapat di dalam FR.IA.04.


• Format presentasi ini hanya sebagai contoh, Asesi dapat menambah
jumlah halaman atau mengubah format sesuai dengan kebutuhan
• Substansi yang harus disampaikan terkait:
• Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dangkal)
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:
• Struktur Baja
• Struktur Beton Bertulang
• Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung
• Lampiran untuk mendukung presentasi dapat berupa Salinan dokumen,
Gambar/grafik dan Foto Kegiatan
• Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
A. PERSIAPAN PERENCANAAN
- Pengumpulan data instansi terkait. B. PENYUSUNAN PRA RENCANA
Pengumpulan data instansi meliputi struktur organisasi ruang Penataan tata ruang.
yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan/penataan program Penataan ruang pada ruang luar dan ruang dalam
ruang pada design. disajikan didalam site plan, penataan ruang ini
- Pengumpulan data lingkungan. berwawasan lingkungan serta berdasarkan organisasi
Pengumpulan data lingkungan meliputi existing lokasi kebutuhan ruang.
bangunan, disesuaikan dengan elevasi infrastruktur rencana  
jalan. Penataan Bentuk.
- Pengumpulan data fisik lokasi. Penataan/penampilan bangunan dari segi arsitektur
Pengumpulan data fisik meliputi penelitian kondisi mengacu kepada exsisting lokasi bangunan sesuai
tanah/lokasi, kedalaman tanah keras, muka air tanah dan dengan kehendak Pengguna Anggaran.
ketinggian lahan yang ada terhadap muka jalan di lokasi serta
keadaan banjir terbesar.
- Pengumpulan data utilitas.
Pengumpulan data utilitas meliputi fasilitas penerangan, air
bersih, telepon dan lain-lain.
Pekerjaan Ringbalk
C. PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN Pekerjaan Ringbalk bangunan beton bertulang dipasang
Pekerjaan Pengukuran dan Bowplank sesuai dengan ukuran gambar rencana.
Lingkup pekerjaan ini adalah pengukuran disekeliling Pekerjaan Kozen Pintu & Jendela
bangunan dan menjadi pedoman Volume pemasangan Pekerjaan kozen bahan yang digunakan dari almunium dan
bowplank. untuk kaca jendela dan ventilasi
Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Penggantung & Pengunci
Pekerjaan Pondasi yang digunakan adalah pondasi Strouss Pada pekerjaan ini menerangkan penggunaan dan material
dan footplat beton bertulang. seperti engsel, gerendel, kai-kait angin, tangan-tangan jendela
Pekerjaan Sloof dan kunci tanam 2 x putar.
Pekerjaan Sloof bangunan beton bertulang dipasang sesuai Pekerjaan Atap
dengan ukuran gambar rencana. Atap yang dipakai untuk pembangunan gedung
Pekerjaan Kolom Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Kolom bangunan beton bertulang dipasang Pekerjaan lantai keramik yang digunakan pada ruangan
sesuai dengan ukuran gambar rencana. Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan Dinding. Pekerjaan lain-lain meliputi : pekerjaan pasangan dinding,
Pekerjaan dinding yang dikerjakan antara lain : acian , pasangan batu tempel,peninggian pagar tembok, dan
finishing kolom & balok /aferking, dinding lapis keramik drainase yang disesuaikan dengan yang dituangkan dalam
gambar dan RAB.
D. PENYUSUNAN RENCANA DETAIL
Rencana Penulangan
Rencana detail tulangan, dari diameter yang digunakan dan
jumlahnya, untuk pondasi, kolom, balok serta plat.
 Rencana kozen dan pintu.
Rencana kozen terbuat dari almunium + kaca tebal 5 mm dan
pintu panil lapis seng plat bagian dalam.
Rencana rangka atap dan atap.
Rencana penyambungan kuda-kuda WF bahan yang dipakai
baut dan las, demikian juga pemakaian bahan atap yang dipakai
tidak mengalami perubahan yaitu atap penutup trimdeks
sesuai dengan gambar.
Rencana dinding.
Rencana dinding pada ruangan dalam pada pekerjaan ini tetap
sesuai perencanaan
Rencana Pengecatan.
Rencana pekerjaan pengecatan bahan yang digunakan cat
minyak merk Emco atau setara lainnya .
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung
(Pondasi Dangkal)
Dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan tipe pondasi
terdapat Syarat-syarat umum dari pondasi yaitu : Pemilihan Pondasi Berdasarkan Daya Dukung Tanah
1.   Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan Beberapa syarat pemilihan pondasi berdasarkan daya dukung tanah
tanah lateral dari bawah pondasi khususnya untuk pondasi telapak antara lain:
dan pondasi rakit. 1. Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di
2.   Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi
musiman yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
pertumbuhan tanaman. 2. Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau
3.   Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah
atau pergeseran tanah. pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
4.   Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang 3. Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di
disebabkan oleh bahan berbahaya yang terdapat didalam tanah. bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang
5.   Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan pancang atau pondasi bored pile
geometri konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu
dilakukan.
6.   Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.
7.   Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus
dapat ditolerir dan elemen pondasi dan elemen bangunan atas.
8.   Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk
perlindungan lingkungan.
BEBERAPA CONTOH TYPE PONDASI DANGKAL

PONDASI BATU KALI PONDASI TAPAK PONDASI UMPAK

PONDASI PLAT LAJUR PONDASI RAKIT PONDASI SUMURAN


• Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:
• Struktur Baja
•Pola Pengukuran
Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan di pada ketika Pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25°C.
•Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran dan jika perlu harus diperbaiki
sehingga jika pelat-pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya.
•Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting, menggergaji atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang dipotong,
sempurna dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
•Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda
Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada pelat setebal 6 mm dan pada
pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
•Pekerjaan Las
Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung pelaksana struktur dengan pekerjaan Las.
•Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran serta kekuatan arus Iistrik.
•Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan, harus ibarat yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja jenis RD.
•Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat menghipnotis mutu Las.
•Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bahu-membahu untuk membuat lubang dan
dibor menembus seluruh tebal sekaligus.
•Memberi code pada jenis-jenis potongan
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bahu-membahu untuk membuat lubang dan
dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian gres diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya.
•Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas
jika perlu.
•Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas ialah 1,50 mm lebih besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang
diberikan.
•Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan kemudian
pada ketika montase percobaan.
• Montase di bengkel (Montase Percobaan)
Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan) pada bengkel pemborong Pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa.
• Kalau terjadi perbedaan kedudukan, batang yang berdampingan harus dimontase bersamasarna pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan perletakan-perletakannya, gelagar melintang dan
seluruh batang-batang penguat.
• Sambungan sementara harus berafiliasi betul menyeluruh dengan menggunakan cara yang disetujui ibarat wartel, jack, baut-baut.
• Pemahatan yang dilakukan pada ketika montase hanyalah untuk membawa bagian-bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau merusak material.

• Pengecatan di Bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bab yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada perletakan,
dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting)
• Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi bahan-bahan dasar dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan pelindung lainnya

• Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir


Pemasangan :
Setiap pemasangan dibuat bahu-membahu dengan baut stel sehingga banyak sekali bab serta pelat berafiliasi rapat satu sama lain secara menyeluruh.
• Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel minimal 10%, atau pada setiap potongan dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drif paralel.
• Baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah dibawah kepala baut dan sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya
menghadap keluar.
• Memasukkan dan mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga selalu rapat dan tidak dapat dimulai sebelum sambungan teIah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
• Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as lubang.
• Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3.50 derajat dan jika dirasa perlu dapat menggunakan cincin baut yang miring(taperd).
• Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5 mm.
• Baut stel yang digunakan untuk membut permukaan dapat seterusnya digunakan pada sambungan.

• Megencangkan Baut :
Pengecekan kekerabatan tegangan/torque dilakukan oleh Pemborong Montase.
• Setiap baut yang kendor harus diubahsuaikan dengan kebutuhan, perhatian khusus perIu diberikan pada kelompok baut yang mungkin kendor dan dikencangkan sehingga mencapai tegangan yang
diperlukan.

• Pengecatan Baja
Pembersihan :
Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui, biar menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan seluruh gemuk, olie,
karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat padanya.
• Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar dan dicat dengan segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:
• Struktur Beton Bertulang
1. Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran,
kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman.
2. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus memakai mesin Pengaduk beton /
Concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr) dan memakai
Ready Mix (untuk pembuatan beton struktur dengan mutu beton fc’ 22 Mpa).
3. Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator
4. Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu cepat dan
melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama paling tidak 10
(sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi dengan
membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
5. Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan dipenuhi dan
pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras
6. Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka sebelumnya harus dibuat lantai
kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3 ps : 6 kr dengan ketebalan minimum 5 cm.
• Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung
Dalam suatu kegiatan konstruksi ada 3 pihak yang saling terkait dalam berjalannya suatu pekerjaan
konstruksi, Konsultan perencana, Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas. Ketiga pihak
tersebut merupakan satu tim yang harus saling berinteraksi satu sama lain. Berikut adalah beberapa
kegiatan yang harus di laksanakan dalam kegiatan pengawasan pekerjaan struktur bangunan

• Mengadakan pengawasan dan membimbing pelaksanaan pekerjaan.


• Melakukan Perhitungan kemajuan/prestasi pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor.
• Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antara berbagai
bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar.
• Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari terjadinya
pembengkakan biaya.
• Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai basil akhir sesuai
dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang sudah ditetapkan.
• Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan oleh kontraktor.
• Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari persyaratan yang sudah ditetapkan.
• Menyiapkan dan menghitung kemungkinan terjadinya pekerjaan tambah kurang.

Anda mungkin juga menyukai