Anda di halaman 1dari 29

Kebijakan

Pengelolaan Keuangan
Perguruan Tinggi Swasta
(lesson learned dari UMM)

Oleh:
Dr. Ahmad Juanda, MM.,Ak.,CA

Disampaikan Dalam Acara Seminar Nasional Dan


Rakornas Konsorsium IA-PTMA
Di UMM, 10 Agustus 2022
Pokok Bahasan

1. Urgensi pengelolaan Keuangan di PTS


2. Perbandingan sumber pendapatan PTN vs PTS
3. Problematika pengelolaan keuangan di PTS
4. Upaya menyelesaikan dilema

5. Upaya perencanaan dan pengendalian scr praktis


6. Kebijakan Keuangan Dan Anggaran
7. Pengelolaan Keuangan Perti
8. Pengelolaan Keuangan Yang Bermutu
9. Standar2 yang diperlukan
Urgensi pengelolaan keuangan

1. Menghindari fitnah
2. Rentang kendali yang semakin lebar
3. Aset yang dimiliki yang semakin signifikan
4. Tuntutan akreditasi dan penjaminan mutu tata kelola keuangan
5. Kepentingan audit eksternal
6. Keberlangsunan hidup sebagai PTS
ANGGARAN PTN vs PTS

PTN
PTN BLU PTS

Gaji Aplikasi
PNS GPP
Mengembangkan
RKAK/L- sendiri Sistem
Aplikasi DIPA
PNBP RKAK/L Aplikasi
TRPNBP ONLINE
Perencanaan Kerja
o Sertifikasi Dosen
dan Anggaran
o Tunjangan
Kehormatan GB
o Tunjangan Profesi
SUMBER PENERIMAAN : PTN vs PTS

Sumber Penerimaan
PTN
Dana Dana
Pemerintah Masyarakat

DIPA –
Rupiah
DIPA –
Rupiah
Pendidikan
Non-
PTS
Murni Murni Pendidikan
Mengikat Tidak
Mengikat
Tuition Fee Lainnya

Hibah Hasil
Jasa Pemanfaatan
dan Investas Kerjasama Lainnya
Universitas Aset
Donasi i
Problematika pengelolaan keuangan PTS

Dihadapkan Pilihan konsep dasar yang dilematis:

1. Fleksibel (lentur) vs rigid (kaku)


2. Terprogram vs diskresi
3. Idealitas vs realitas
4. Kuantitas vs kualitas
5. Efisien vs efektif
6. Sentralisasi vs desentralisasi
Fleksibilitas vs controlabilitas

tinggi fleksibilitas
prima
control

Rendah
Bertumbuh kembang menua
4 Pagar Pengaman
dalam pengelolaan keuangan
Upaya menyelesaikan dilema

1. Komitmen pimpinan yang kuat


2. Nilai dasar amanah untuk semua lini
3. Ketegasan pemisahan antara kepentingan pribadi dan institusi
4. Membangun persepsi yang sama tentang realitas yang dihadapi.
5. Konsensus untuk menentukan prioritas, untuk memilih yang:
a. Urgen - sangat penting
b. Bisa ditunda – belum penting
Upaya perencanaan dan pengendalian scr praktis

1. Prakondisi: membangun persepsi yang sama


2. Preventif: menghindari terjadinya :
a. risiko kesalahan,
b. penyelewengan,
c. penyimpangan,
d. ketidaktertiban, dan ketidak-patuhan
e. Ketidak adilan

3. Detektif : menemukan risiko-risiko yang terjadi


4. Korektif : mengatasi risiko yang telah terjadi
Kebijakan Keuangan Dan Anggaran

1. Dekan sebagai penanggung jawab anggaran di fakultas dan prodi


2. Wadek 2 sebagai pengatur dan pengendali anggaran dan dana
3. distribusi dana dari universitas ke Seluruh prodi dan laboratorium, melalui fakultas
4. Di tingkat universitas, menggunakan prinsip SADAK (sentralisasi administrasi dan desentralisasi
akademik)
5. Sentralisasi administrasi,
a. adalah seluruh aspek terkait adminitrasi UMM (termasuk keuangan, kepeg, dan infrasturktur) dipusatkan di tingkat
univ.
b. Penggunaan infrasturktur/ sarpras bersifat resource sharing
6. Desentralisasi akademik,
a. Seluruh aspek akedemik secara otonom berada di tingkat unit pelaksana. Ditingkat UPPS dan prodi
b. Aspek akademik meliputi aktivitas yang mendukung tri dharma perguruan tinggi
7. Oleh karena itu, perencanaan dan anggaran UPPS dan prodi lebih ditekankan pada aspek akademik dan
diarahkan pada penguatan prodi
Pengelolaan Keuangan Perti

1. Pengelolaan keuangan adalah aktivitas yang dilakukan pengelola organisasi, meliputi:


 perolehan,
 penggunaan, dan
 pertanggungjawaban atas dana

2. Media pelaporan:
 RAPB: perencanaan
 Realisasi anggaran
 laporan keuangan: pertanggungjawaban

3. Ruang lingkup:
 Pengelolaan keuangan univ.
 Pengelolaan keuangan unit kerja
 Pengelolaan keuangan unit usaha
Pengelolaan Keuangan Yang Bermutu

• Jika pengelolaan itu sesuai dengan standar yang berlaku.

• Mengacu pada tuntutan akreditasi

• Mengedepankan pembiyaan efektif (cost effectiveness) dalam


menjalankan aktivitasnya.
Mutu pengelolaan keuangan
berbasis akreditasi Standar 6 (keuangan) – ada 9 poin

1. Proses pengelolaan dana institusi perguruan tinggi mulai dari


a. perencanaan penerimaan,
b. pengalokasian,
c. pelaporan,
d. audit, monitoring dan evaluasi, serta
e. pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan
2. Mekanisme penetapan biaya pendidikan (SPP dan biaya lainnya), serta pihak-pihak yang
berperan dalam penetapan tersebut.
3. Kebijakan mengenai pembiayaan mahasiswa yang berpotensi secara akademik dan kurang
mampu, jumlah dan persentase mahasiswa yang mendapatkan keringanan atau pembebasan
biaya pendidikan terhadap total mahasiswa.
4. Realisasi penerimaan dana (termasuk hibah) dalam juta rupiah, selama tiga tahun terakhir
Mutu pengelolaan keuangan
berbasis akreditasi Standar 6 (keuangan) – lanjutan

5. Penggunaan dana yang diterima selama tiga tahun terakhir


6. Dana untuk kegiatan penelitian dalam tiga tahun terakhir
7. Dana yang diperoleh dari/untuk kegiatan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat pada tiga
tahun terakhir
8. Sistem monitoring dan evaluasi pendanaan internal untuk pemanfaatan dana yang lebih efektif,
transparan, dan memenuhi aturan keuangan yang berlaku.
9. Lembaga audit eksternal keuangan, pelaksanaan audit, ketersediaan laporan bagi pemangku
kepentingan, serta tindak lanjutnya oleh perguruan tinggi.
Alur Tahapan Pengelolaan Dana Institusi

Tidak
Pimpinan Universitas
menyusun Perenca-
Pimpinan Universitas Senat universitas
naan Penerimaan/ Senat Universitas
mengajukan Rencana mengesahkan RAPB-
Pendapatan melakukan Senat
Anggaran UMM dan memintan
pembahasan Setuju? Ya
Usulan Rencana Pendapatan dan persetujuan ke Majelis
usulan
Anggaran Belanja Belanja (RAPB) ke Pendidikan Tinggi PP
RAPB-UMM
(RAB) Unit Kerja Senat Universitas Muhammadiyah

Badan Majelis Pendidikan


Badan Pengendalian Unit Kerja melakukan Pengalokasian
Pengendalian Tinggi PP
Internal melakukan Pelaporan dan Pencairan
Internal Muhammadiyah
Monitoring dan penggunaan dana ke dana ke unit
melakukan mengeluarkan SK
Evaluasi pimpinan universitas kerja
Audit penetapan RAPB-UMM

Pertanggung-
jawaban kepada
pemangku
kepentingan
Perencanaan Penerimaan dan Pengalokasian Dana

1. Periode anggaran UMM dimulai pada tanggal 1 September sampai dengan 31 Agustus 31
tahun berikutnya
2. Pimpinan Universitas menyusun perencanaan penerimaan
3. Setiap Unit Kerja mengusulkan Rencana Anggaran Belanja (RAB) ke Pimpinan Universitas.
4. RAB dibedakan dalam RAB fakultas dan RAB unit lain. RAB yang diusulkan fakultas
memuat dana operasional dan taktis, dana kemahasiswaan, dana block grant Penelitian dan
Pengabdian, dana block grant Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), dana pengelolaan
mahasiswa cadangan, dana pelaksanaan program, dan dana laboratorium
5. RAB yang diusulkan unit lain, selain fakultas meliputi dana operasional dan taktis, penguatan
kelembagaan infrastruktur, penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kerjasama.
6. Prioritas alokasi pendanaan adalah pada aktivitas Tridharma Perguruan Tinggi sebesar 60%,
sedangkan untuk investasi sarana prasarana dan pengembangan SDM dialokasikan sebesar
40%
Pelaporan

• Sistem Pelaporan keuangan di tingkat universitas, fakultas dan unit


penunjang telah diatur sesuai Buku Pedoman Pengelolaan Dana UMM.
• pelaporan keuangan dibedakan ke dalam: (a) laporan keuangan universitas;
(b) laporan keuangan fakultas; dan (c) laporan keuangan unit.
Audit

• Dalam rangka menjamin efisiensi dan menghindari penyimpangan penggunaan anggaran, maka
dilaksanakan audit internal dan audit eksternal.
• Audit internal, yaitu audit penerimaan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan fakultas
dan unit penunjang dilakukan oleh BPI.
• Audit eksternal, yaitu audit penerimaan dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan
dilakukan setiap tahun oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk oleh pihak
Universitas.
• Untuk pembiayaan yang berasal dari bantuan pemerintah dilakukan oleh Inspektorat Jenderal
Kemenristek-Dikti dan Badan Pemeriksaan Keuangan Pemerintah (BPKP)
• Audit eksternal juga dilakukan oleh Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan (LPPK)
Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah
Monitoring dan Evaluasi

• Monev dilakukan pada saat pelaksanaan program dan anggaran.


• Monev bertujuan untuk memastikan bahwa program telah dilaksanakan dan anggran telah
direlaisasikan
• Berdasar hasil temuan monitoring dan evaluasi BPI terhadap fakultas dan unit penunjang,
• selanjutnya BPI memberikan rekomendasi temuan kepada rektor.
• Selanjutnya Rektor menindaklanjuti melalui rapat koordinasi dengan pimpinan terkait atas hasil
monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilakukan oleh BPI untuk perbaikan atas temuan.
Pertanggungjawaban Kepada Pemangku
Kepentingan

a. Persyarikatan yang diwakili Majelis Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat


(PP) Muhammadiyah,
b. Badan Pembina Harian (BPH),
c. Senat Universitas
d. Wisudawan dan orang tua wisudawan pada saat acara wisuda.
e. Masyarakat
Standar yang diperlukan

Standar Pengelolaan keuangan meliputi:

1. Pengelolaan penganggaran terpadu


2. Pengelolaan Pendapatan
3. Pengelolaan Biaya dan Pengeluaran Investasi
4. Pengelolaan Aset
5. Pengelolaan Dana yang Berasal dari Pemerintah
6. Pengelolaan Pinjaman dan Hibah
7. Pengelolaan Aset Bersih/dana surplus

Catatan:
konten standar di masing2 perguruan tinggi tidak harus sama, tergantung pada baseline dan kondisinya.
Standar Pengelolaan Penganggaran Terpadu
1. Hasil dari proses penganggaran adalah Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas
(RAPBU)
2. RAPBU sebagai penjabaran dari Renstra disusun oleh Rektorat dan disampaikan kepada Senat
Universitas selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum akhir Tahun Anggaran Universitas; dan
3. Perubahan RAPBU hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Senat UMM.
4. Proses penyusunan anggaran di Universitas dimulai dari Kepala Bagian Akuntansi/Biro Keuangan
dan diakhiri pengesahan oleh Rektor.
5. Kepala Bagian Akuntansi menyusun anggaran yang terdiri dari Anggaran Pendapatan/Penerimaan dan
anggaran pengeluaran dengan dasar pertimbangan pengeluaran dan pendapatan tahun sebelumnya dan
proyeksi aktivitas-aktivitas tahun berjalan.
6. Badan Pengendalian Internal diminta untuk memberi masukan tentang hasil RAPBU.
Pengelolaan Pendapatan
1. Semua pendapatan yang diperoleh harus dibukukan sebagai pendapatan Universitas
2. Pendapatan yang bersumber dari unit usaha merupakan bagian hasil operasi yang
harus disetor setiap periode tertentu.
3. Setiap unit kerja wajib melaporkan semua pendapatan yang diperoleh kepada
Pimpinan Universitas. Tata cara pelaporan ditentukan oleh Rektor.
4. Alokasi dana kepada unit kerja ditetapkan oleh Rektor
5. Perencanaan Pendapatan dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Universitas (RAPBU).
Pengelolaan Biaya dan Pengeluaran Investasi

1. Perencanaan biaya dan pengeluaran investasi dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Universitas (RAPBU).
2. Besar biaya diatur dalam standar biaya umum sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pergutuan tinggi.
3. Pelaksanaan atau realisasi antara biaya dan pengeluaran investasi dibukukan secara terpisah
4. Unit kerja harus mempertanggungjawabkan penggunaan dana.
5. Alokasi biaya ditetapkan sesuai dengan jenis dan prioritasnya (biaya operasional dan non
operasional)
6. Biaya dan Pengeluaran investasi yang belum diajukan melalui Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Universitas (RAPBU) diatur dalam peraturan rektor.
Pengelolaan Aset

1. Aset Universitas adalah semua harta milik Universitas, baik yang berwujud (tangible)
maupun tidak berwujud (intangible) yang memiliki manfaat di masa yang akan datang.
2. Manajemen asset meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan,
dan penghentian.
3. Unit kerja dan unit usaha hanya memiliki hak penggunaan.
4. Unit kerja dan unit usaha harus menyelenggarakan pembukuan aset yang dikelolanya sesuai
ketentuan
5. Setiap periode dilakukan inventarisasi asset.
6. Penggunaan asset bersifat resource sharing
Pengelolaan dana dari luar

1. Pengelolaan dana yang berasal dari Pemerintah harus tetap mengikuti ketentuan yang
berlaku.
2. Pengelolaan dana yang berasal dari Pemerintah diselenggarakan secara terintegrasi dengan
dana yang bukan berasal dari Pemerintah.
3. Kecuali Rektor, semua pihak di dalam Universitas, tidak dapat menerima pinjaman dari
pihak luar Universitas atas nama Universitas.
4. Pimpinan Unit Usaha dapat menerima pinjaman atas nama badan hokum unit usaha jika sdh
berbadan hukum.
5. Jika Universitas memutuskan untuk menerima hibah,maka persyaratannya harus dipenuhi
oleh Universitas
Pengelolaan Aset Bersih

1. Aset bersih adalah jumlah aset Universitas setelah dikurangi


dengan pinjaman.
2. Sebagian dari aset bersih dapat disisihkan atau dicadangkan
(terikat dan tidak terikat)
Terima kasih
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai