Anda di halaman 1dari 26

PERAN STRATEGIS INTERNAL

AUDITOR DALAM MEWUJUDKAN


GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE

Hardo Basuki, H,Dr.MSocSc ,CSA,CA,ACPA


SEMINAR NASIONAL DAN RAKORNAS KONSORSIUM IA-PTMA
MALANG, 10-11 Agustus 2022
VISION , RULES REWARD/
MISSION FEEDBACK

YES

REPORT WAS
RESPONSIBILITY PERFRORMANCE
CENTRE
ACTUAL VS SATISFACTORY ?
STRATEGIC
BUDGETING PERFORMANCE PLAN
PLANNING

NO
REVISED CORRECTIVE
REVISED ACTION MEASUREMENT

FEEDBACK

Management Control System (Anthony & Govindarajan ,2012)


Management
controls

Organization Human Resource


Strategy Management Performance
Structure

Culture

Management Control System (Anthony & Govindarajan ,2012)


 Budaya Organisasi Idealnya sebagai Pengikat
Internal (Internal Integration) yang
memadukan berbagai keanekaragaman yang
dimiliki karyawan agar terarah pada
peningkatan kinerja
organisasi.
 Kenyataan yang ada budaya seringkali budaya
menjadi pengganggu kinerja organisasi.
Budaya organisasi ditentukan oleh
penerimaan seluruh anggota terhadap
prinsip-prinsip yang mendasari organisasi
yang berupa:

 Falsafah Organisasi
 Visi
 Misi
 Tata Nilai ( Values)
Kami warga PTMA, berkeyakinan bahwa:

 Memberi nilai dan makna pada kehidupan masyarakat


adalah alasan utama keberadaan PTM
 Kepercayaan dari semua pihak adalah kunci
keberhasilan
 Moral dan etika adalah landasan berpikir dan bertindak
 Semua pihak yang terkait dan berkepentingan adalah
mitra bermartabat dan terhormat
 Ketulusan dan kerendahan hati adalah jiwa pelayanan
setiap insan PTMA
 Bertumbuh-kembang bersama secara dinamik dengan
tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian adalah pilar
menuju masa depan yang lebih baik
 Menjadi PTMA terkemuka di kawasan Asia
Tenggara pada tahun 20xx dalam pengkajian,
pengembangan, penerapan, pengamalan dan
penyebarluasan ilmu kesehatan yang menjunjung
tinggi etika, kejujuran, dan kebebasan akademik.
PTMA berusaha dan bekerja sebagai organisasi
terhormat yang mampu bertumbuh-kembang
bersama masyarakat secara berkelanjutan dengan
cara:
 Menyediakan dan mengembangkan pelayanan
pendidikan yang inovatif, berkualitas, dan melebihi
harapan masyarakat yang dinamik dengan hasil
optimal
 Membina jejaring kerja sama saling menguntungkan
yang dilandasi rasa saling percaya
 Menciptakan lingkungan kerja yang meningkatkan
profesionalisme dan mendorong pembaharuan
organisasional dengan semangat kekeluargaan
 Membangun kepercayaan publik melalui perilaku
etikal, peduli, dan hati-hati (prudent)
• ‘Islami’ dan ‘Profesional’.
• Islami merupakan perwujudan dan keselarasan
dengan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah
yang mencakup ekstraksi kompleks dari akidah,
ibadah, akhlak dan muamalah duniawiyah yang
mencerminkan dayasaing, komitmen, inovasi yang
tidak terlepas dari nilai-nilai Islam yang
berkemajuan.
• Profesional merupakan perwujudan dari segala
proses yang harus dilakukan oleh segenap warga
PTMA dan mencerminkan kompetensi yang harus
dicapai civitas akademika PTMA.
Perubahan TATA NILAI

Tata Nilai Saat ini Tata Nilai yang diinginkan

- Seniority - Performance
- Bureaucracy - Meritocracy
- Cost Center Focus - Profit Center
- Security / Survival - Productive Tension
- Procedures - Flexibility
- Paternalistic - Empowerment
- Reactive - Proactive
- Risk Averse - Balance Risk Taking
- Individual Centered - Customer & Team Work
Centered

5
Perilaku Organisasi
a. Pengambilan Keputusan
• Terserah Bapak
• Saya lebih tahu
• Tunggu petunjuk atasan
• Ini yang bisa kita lakukan
• Risk Aversion – Berlindung di balik Peraturan
• Peraturan tidak mengizinkan ini

b. Hubungan antar Fungsi/Fakultas/Prodi/Unit


• Fungsi/Fakultas/Prodi/Unit saya lebih penting
• Yang penting kami maju
• Ini kan bukan dibuat di sini

c. Hubungan dengan Mitra Usaha


• Pokoknya PTMA mau begini
• PTMA lebih tahu persoalannya
• Mitra harus ikut petunjuk PTMA

9
d. Recruiting Policy
• Utamakan alumni Universitas tertentu
• Prioritaskan “Orang dari Daerah Tertentu”
• Favoritisme
• Laki-laki diutamakan

e. Pengembangan Karir
• Utamakan pembinaan core competence
• Service year sangat menentukan
• Faktor gender, suku, agama, kampung asal, turut menentukan
• Transparansi

f. Etika Organisasi
• Mitra usaha sebagai server
• Win-win solution
• Ikut aturan & peraturan
• Proaktif dalam pembuatan regulasi
• Role model

10
Perencanaan strategis adalah proses
memutuskan program-program yang akan
dilaksanakan oleh organisasi atau perkiraan
jumlah sumber daya yang akan dialokasikan ke
setiap program selama beberapa tahun ke
depan.
PT Tanpa Proses Perencanaan Strategis

Option plan A

Option plan C

PT Dengan Proses Perencanaan Strategis


1. Transparansi (Transparancy)
Terciptanya keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan, mengemukakan informasi materiil
dan relevan mengenai organisasi kepada stakeholders.

2. Kemandirian (Independence)
Pengelolaan secara profesional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
organisasi yang sehat, dan berkompetisi secara sehat
3. Akuntabilitas (Accountability)
Kejelasan fungsi setiap organ/unit didalam melaksanakan tugasnya
sehingga pengelolaan organisasi terlaksana secara efektif.

4. Pertanggungjawaban (Responsibility).
Adanya mekanisme dan sistem pertanggung jawaban yang jelas dari setiap
organ/unit dalam melaksanakan wewenang & tanggung jawabnya sesuai
peraturan/perundangan yang berlaku.

5. Kewajaran (Fairness)
Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders
yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan/perundang-
undangan yang berlaku, sehingga diperlukan adanya aturan tertulis
mengenai hak & kewajiban setiap pihak, mekanisme hubungan
antar mereka, dan mekanisme penyelesaian konflik
 Cita-cita besar yang dicanangkan the Institute of Internal Auditors
(IIA) untuk profesi  auditor internal  masa kini dan masa mendatang
adalah :
auditor internal dapat menjadi partner/mitra strategis dan advisor
yang dapat dipercaya bagi manajemen, dewan komisaris dan
seluruh unit kerja di organisasi.

 Hal ini bisa tercapai bila auditor internal memiliki visi dan motivasi
yang sama dengan cita-cita dan pengguna utama jasa audit intern,
yaitu manajemen dan dewan komisaris merasa butuh dan
menganggap audior internal dapat membantu tugas mereka
menjalankan dan mengawasi organisasi.
 PERTANYAAN:
Apakah auditor intern adalah agen perubahan ataukah
penjaga status quo?

 Kengganan untuk berubah merupakan risiko terbesar


organisasi. Organisasi yang demikian akan menuju
kematiannya, sebab pada kondisi yang fluktuatif,
berubah dengan sangat cepat bahkan chaos, organisasi
yang dapat bertahan hidup adalah yang inovatif, kreatif,
dinamis, fleksibel, resilient, intelligent, dan smart.
Auditor internal  wajib memiliki kemampuan dan
menawarkan hindsight (tinjauan yang empiris atas historis yang sudah
terjadi), insight (kecemerlangan wawasan dan konsep yang dalam),
dan foresight(tinjauan ke masa depan).

Cara pandang auditor internal adalah masa lalu (past), saat ini (present), dan
yang akan datang (future) akan membuat audit intern sebagai profil yang
dicari pendapat dan pemikirannya.

Dengan cara ini, stigma auditor internal  sebagai stopper atau berkutat


pada compliance-centric akan berubah menjadi valued experts di bidang
seperti tata kelola, pengendalian dan manajemen risiko.
Menghadapi perkembangan teknologi, setiap auditor internal wajib
memiliki pengetahuan tentang teknologi informasi (risiko, tata
kelola dan pengendalian intern, serta best practices). Auditor
internal wajib mempunyai ketrampilan audit dengan menggunakan
teknologi informasi (data analytics, continuous auditing, perangkat
lunak audit) sebab pada era sekarang cara kerja audit konvensional
semata menjadi tidak bernilai dan tidak efisien
Risiko atas pendukung
Tridharma:
Tata kelola manajemen,
keuangan,
aset, SDM,
sistem informasi,
pengadaan

Risiko atas Risiko atas kasus


tata kelola hukum dan
Tridharma perkembangan
peraturan
 Manajemen Risiko Berada di tingkat Strategis (MWA/Komite Audit)
dan di tingkat Teknis (Operasional Universitas)
 Manajemen Risiko adalah proses yang terus menerus harus dimonitor
 Memahamkan kepada semua unit sebagai pemilik risiko bukan hal
yang mudah
 Mendorong entitas untuk lebih sadar akan penilaian risiko, memiliki
proses manajemen risiko yang baik, dan mengintegrasikan proses
manajemen risiko tersebut ke dalam semua tingkatan organisasi.
GOVERNING BODY
Accountability to stakeholders for organizational oversight

EXTERNAL ASSURANCE PROVIDERS


Governing bodu roles: integrity, leadership and transparancy
MWA/KOMITE AUDIT SEBAGAI OVERSIGHT
MENENTUKAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI

MANAGEMENT/REKTORAT INTERNAL AUDIT


Actions (including managing risk) to achieve Independent
organizational objectives Assurance

Second Line Roles: Third Line Roles:


First Line Roles:
Monitoring and Independent and
Provision of
challenge on risk- objective assurance
product/service to
related matters and advice on all
clients; managing
(provide assistance matters related to the
risk
with managing) achievement of
risk. objectives

Anda mungkin juga menyukai