Anda di halaman 1dari 20

Laporan Keuangan

Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah


Perspektif SAK dan Pajak
THOUFAN NUR, SE, AK, MSA, CPA, CA, BKP, ACPA
UMUM

1. Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan :


• Standar Akuntansi Keuangan (SAK) - ISAK 35
(d/h. PSAK 45)
• SAK Entitas Tanpa Akuntabitas Publik (ETAP)

2. Kepatuhan Pajak :
• UU No. 11 2020, UU No.7 2021– Pajak
Penghasilan, KUP, PPN
Opini Akuntan Publik

Menurut pendapat kami, laporan keuangan terlampir menyajikan


secara wajar, dalam semua hal yang material, neraca (posisi keuangan)
Universitas Muhammadiyah ….. tanggal 31 Desember 2021, dan
laporan penghasilan, laporan perubahan asset neto serta arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK –
ETAP).

Plus : Management Letter


ISAK 35 – Ruang lingkup

Berlaku untuk entitas berorientasi nonlaba terlepas bentuk badan


hukumnya.

Juga berlaku untuk ETAP

Diterapkan khusus untuk penyajian laporan keuangan


ISAK 35 – Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba

 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


 Laporan Penghasilan Komprehensif ( Laporan Aktivitas)
 Laporan Perubahan Aset Neto
1. Dengan Pembatasan dari Pemberi Sumber Daya (terikat)
2. Tanpa Pembatasan dari Pemberi Sumber Daya (tidak terikat)
 Laporan Arus kas
 Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan :
Kebijakan akuntansi

1. Laporan keuangan disusun 2. Laporan keuangan yang disajikan


dengan basis akrual, sesuai SAK terdiri dari Laporan Posisi Keuangan
ETAP dan ISAK nomor 35 tentang (Neraca), Laporan penghasilan
Penyajian Laporan Keuangan (aktivitas), Laporan Perubahan Aset
Entitas NonLaba Neto dan laporan arus kas.

3. Laporan arus kas disajikan dengan menggunakan metode tidak


langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
 Dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas
SAK ETAP yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan
 Bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas
dalam penerapannya dan diharapkan memberi
kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari
perbankan.
 Terdiri dari 30 Bab yang mengatur terkait LK
dan Akun-akun nya
 Bentuk pengaturannya yang lebih sederhana
dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif
tidak berubah selama beberapa tahun.
 SAK ETAP akan digantikan oleh SAK Entitas
Privat per 1 Januari 2025
Universitas sudah mencatat imbalan pasca
kerja sebagaimana diatur dalam SAK-ETAP
Bab 23 "Imbalan Kerja". Pengakuan
kewajiban tersebut didasarkan pada
SAK ETAP ketentuan Undang-Undang tentang
Ketenagakerjaan. Imbalan Kerja adalah
BAB 23 seluruh bentuk imbalan yang diberikan
- Imbalan Univeristas atas jasa yang diberikan oleh
pekerja yang disajikan sebagai kewajiban dan
Kerja atau beban.
 Pajak Penghasilan diakui dengan metode
hutang pajak, yang ditentukan
berdasarkan kenaikan aset bersih kena
pajak (Laba /Sisa lebih fiskal) suntuk
tahun yang bersangkutan. Jika jumlah
SAK ETAP yang telah dibayar untuk periode berjalan
dan periode sebelumnya melebihi jumlah
BAB 24 yang terutang untuk periode tersebut,
universitas harus mengakui kelebihan
- Pajak tersebut sebagai aset.
Penghasilan  Tidak mengakui pajak tangguhan (PSAK
46)
Universitas membentuk cadangan
pengembangan pendidikan yang berasal
dari surplus (sisa lebih) bersih yang diperoleh
Universitas setiap tahunnya. Cadangan
tersebut akan mendapat fasilitas perpajakan
Cadangan dari berupa pengecualian sebagai objek pajak
penghasilan, sepanjang Universitas
Sisa lebih menggunakan dana tersebut untuk
(SAK ETAP pembangunan dan pengembangan fasilitas
pendidikan dalam kurun waktu (4) empat
Bab 24) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.
SAK dan Perpajakan

Penerapan SAK
LAPORAN ETAP Bab 24 LAPORAN
KEUANGAN KEUANGAN
- Laba/ - Laba/
Koreksi fiskal
Surplus/Sisa Surplus/Sisa
Positif/negatif
lebih lebih
Beda tetap/beda waktu
(SAK/ Komersia) (Fiskal)
PMK NOMOR 68/PMK. 03/2020 TENTANG
– (Sebelumnya) PMK Nomor 80/PMK.03/2009

Sisa lebih yang diterima atau diperoleh Badan atau Lembaga yang bergerak dibidang
Pendidikan dan penelitian, dikecualikan sebagai objek pajak penghasilan apabila
sebesar jumlah sisa lebih digunakan untuk:
a. pembangunan dan/atau pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/ atau penelitian dan pengembangan; dan
b. dilakukan paling lama dalam jangka waktu 4 (empat) tahun sejak sisa lebih
diterima atau diperoleh.

Sisa lebih fiskal = dikecualikan sbg obyek


pajak
Sisa Lebih

Sisa lebih sebagaimana dimaksud merupakan selisih lebih dari penghitungan


seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh selain penghasilan yang
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dan/atau bukan objek Pajak
Penghasilan, dikurangi biaya untuk (3M) mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan tersebut.
Penggunaan Cadangan Pengembangan Pendidikan
dari Sisa Lebih

Meliputi pengadaan dan pembangunan Sarana prasarana kegiatan


pendidikan dan penelitian yang berada di dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Termasuk dalam pembangunan dan pengadaan prasarana kegiatan


pendidikan dan/ atau penelitian, merupakan penggunaan sisa lebih yang
dialokasikan dalam bentuk Dana Abadi.
Dana Abadi

Penggunaan sisa lebih dapat dialokasikan dalam bentuk Dana Abadi dengan syarat:
a. Badan peringkat akreditasi tertinggi.
b. Disetujui oleh: 1) pimpinan perguruan tinggi, majelis wali amanat, dan pejabat instansi pemerintah terkait
di tingkat pusat bagi perguruan tinggi negeri badan hukum; 2) pimpinan perguruan tinggi, badan
penyelenggara, dan pejabat instansi pemerintah terkait di tingkat pusat bagi perguruan tinggi swasta; atau
3) pimpinan badan atau lembaga pendidikan, badan penyelenggara, dan pejabat instansi pemerintah terkait
di tingkat provinsi atau kabupaten/kota bagi badan atau lembaga pendidikan selain perguruan tinggi
sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2);
c. Disetujui oleh pimpiman badan atau lembaga penelitian dan pengembangan, dan pejabat instansi
pemerintah terkait di tingkat pusat bagi badan atau lembaga penelitian dan pengembangan; dan
d. telah terdapat pengaturan terkait Dana Abadi di Badan atau Lembaga dalam bentuk Peraturan
Presiden dan/atau Peraturan Menteri yang membidangi pendidikan dan/ atau penelitian dan
pengembangan.
Catatan Terkait PMK 68

 Sisa lebih (fiscal) memungkinkan seluruhnya tidak kena pajak, kecuali kalau
dalam sisa lebih tersebut berasal bukan dari kegiatan Pendidikan.
 Aset yg dibangun dari penggunaan dana cadangan bisa disusutkan
 Pengadaan aset dengan cara menggunakan jasa kontraktor atau membangun
sendiri ( equalisasi denga PPN atau PPN KMS)
 Keberadaan dana abadi menjadikan alokasi sisa lebih tidak harus untuk
pengadaan asset
 (Sampai sekarang) Belum ada adanya peraturan terkait dana abadi dalam
bentuk Perpres atas Permen
PER DJP NOMOR PER - 44/PJ./2009 TENTANG
PELAKSANAAN PENGAKUAN SISA LEBIH
Jurnal awal pembentukan Cadangan :
(D) Sisa Lebih
(K) Cad. Dana Pembangunan
Pembukuan atas penggunaan dana pembangunan dan pengadaan sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan pada
tahun berjalan dilakukan dengan mendebet akun aktiva dan akun dana
pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan serta mengkredit akun kas atau utang
dan akun modal badan atau lembaga nirlaba.

(D) Cad Dana Pembangunan (D) Aktiva (asset)


(K) Kas / Bank (K) Ekuitas (Aset Neto)
PER DJP NOMOR PER - 44/PJ./2009 TENTANG
PELAKSANAAN PENGAKUAN SISA LEBIH

Apabila Badan atau lembaga nirlaba menggunakan sisa lebih namun :


 tidak menyampaikan pemberitahuan rencana fisik sederhana dan
rencana biaya
 tidak membuat pernyataan, pencatatan dan laporan

…maka sisa lebih tersebut diakui sebagai penghasilan dan dikenai Pajak
Penghasilan sejak tahun pajak diperoleh sisa lebih tersebut.
Catatan umum

Untuk menuju kewajaran laporan keuangan


1. Diterapkan seluruh Bab (pernyataan) dalam SAK ETAP - Basis Akrual
2. Daya guna versus Mandatory, praktek AP palsu
3. Mulai 2025 diberlakukan SAK Entitas Privat – SAK UMUM
4. Panduan Sistem Pengelolaan Keuangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dari Majelis
DIKTILITBANG PP Muhammadiyah – 2018

Untuk menuju kepatuhan pajak


1. Sisa lebih bukan obyek pajak bukan berarti urusan pajaknya selesai (realisasi atas cad
dari sisa lebih yg terus bertambah, unit usaha non Pendidikan)
2. Manajemen Pajak – Tax Planning ( Koreksi fiskal, Equalisasi SPT, PPN KMS)
Terima kasih dan
Mohon maaf

Anda mungkin juga menyukai