Nama Kelompok 1. I Made Andy Saputra (1633122095) 2. Putu Adi Krisnawan (1633122101) 3. Komang Rudi Atmika (1633122110) A. Pendahuluan
Strategi umum perencanaan pajak akhir tahun secara
tradisional adalah mengurangi penghasilan kena pajak dengan cara menunda pengakuan penghasilan dan mempercepat pengakuan biaya. Dengan demikian , beban pajak penghasilan menjadi lebih kecil. Namun dalam hal ini kita perlu mempertimbangkan situasi masing-masing wajib pajak dan tujuan perencanaan pajak yang diinginkan. Kita juga harus tetap waspada terhadap kondisi khusus, termasuk antisipasi terhadap adanya kebijakan perpajakan baru yang akan dikeluarkan oleh pemerintah. Memaksimalkan keuntungan pajak harus mencakup tax review dari kedua tahun fiskal, yakni tahun sekarang dan tahun berikutnya B. Perencanaan Pajak Menjelang Akhir Tahun 1. Lakukan review terhadap keseluruhan pajak yang akan terhutang,mulai dari PPh pasal 21, withholding tax, PPh badan dan PPN, dan pajak-pajak lainnya serta dampak pajak di masa yang akan datang. 2. Lakukan review atas kelengkapan pembukuan dan dokumen kewajiban perpajakan beserta dokumen pendukungnya sebagai persiapan untuk pemeriksaan pajak, terlebih jika dapat dipastikan bahwa perusahaan termasuk prioritas yang akan diperiksa. 3. Lakukan koreksi pembukuan, jika perlu lakukan pembetulan SPT Masa, setor pajak yang kurang dibayar, dan sebagainya, untuk memanfaatkan peluang penghematan pajak atau memperbaiki kesalahan atau menghindari risiko akibat pengenaan sanksi administrasi perpajakan. 4. Temukan peluang penghematan pajak sebanyak-banyaknya selama dimungkinkan. 5. Analisis potensi risiko(misalnya risiko kerugian akibat pengenaan sanksi administrasi perpajakan) yang mungkin terjadi dan tentukan cara memperkecil risiko tersebut. B. Perencanaan Pajak Akhir Tahun I. Implementasi Plan of Action pada akhir tahun fiskal 1. Melakukan accounting review terhadap pembukuan yang berjalan dan memastikan akurasi dalam penyajian dan ketepatan waktu dalam pelaporannya. 2. Memastikan validitas/keabsahan dokumen-dokumen pendukung laporan pajak, seperti bukti-bukti pemotongan/pemungutan PPh, faktur pajak masukan, dan SSP yang menjadi kredit pajak. 3. Menyiapkan dokumen-dokumen pendukung berupa Kontrak/Surat Perjanjian atas transaksi jasa pemberian jasa konstruksi,jasa professional, jasa teknik dan manajemen, capital income(bunga, dividen, royalty) dan jasa-jasa lain yang mendasari pemotongan/pemungutan withholding tax. 4. Melakukan analisis ekualisasi atas PPN (yakni antara SPT PPh Badan dan SPT Masa PPN). 5. Melakukan analisis ekualisasi atas withholding tax (yakni antara SPT PPh Badan dan SPT Masa PPh Pasal 21,23,26 dan pasal 4 ayat (2)). 6. Melakukan penyesuaian fiskal(koreksi positif dan negatif) atas laporan keuangan komersial. 7. Menyiapkan daftar normatif atas biaya entertainment (bila ada) sebagai II. Lakukan Tax Diagnostic Review dari PPh Badan/Wajib Pajak Orang Pribadi Terhutan Akhir Tahun Buat taksasi PPh Badan/PPh Wajib Pajak Orang Pribadi terhutang untuk tahun fiskal yang berjalan dengan memperhitungkan kredit pajak dari PPh Psl. 21(khusus untuk WPOP), PPh Psl.22, PPh Psl.23, PPh Psl.24, PPh Psl.25, dan PPHTB. 1. Bila dari hasil transaksi tersebut menunjukkan PPh Badan lebih bayar, harus ditelusuri faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pajak menjadi lebih bayar. Konsekuensi dari PPh Badan lebih bayar ditunjukkan di SPT PPh Badan tersebut adalah pemeriksaan pajak oleh fiskus. Misalnya, perusahaan mengalami kerugian, padahal PPh Badan lebih bayar. Hal yang terakhir ini harus diantisipasidan dihindari. 2. Bila dari hasil taksasi tersebut menunjukkan PPh badan kurang bayar : a. Bila jumlahnya cukup tidak signifikan, lebih baik dibayar saja. b. Bila jumlahnya cukup signifikan, lakukan langkah-langkah strategis yang legal berikutnya seperti pada butir III berikut ini III. Strategi Menghindari Kelebihan Beban Pajak (Bila Perusahaan Mengalami Laba Fiskal)
1. Meningkatkan/mempercepat pengakuan biaya dalam tahun
berjalan, dan 2. Menunda pengakuan penghasilan ke tahun berikutnya: a. Menunda pengakuan penjualan ke tahun berikutnya b. Meningkatkan biaya promosi pada akhir tahun. c. Merealisasikan program upgrading karyawan dengan pemberian training/seminar/lokakarya/beasiswa untuk peningkatan kualitas karyawan. d. Meningkatkan biaya penelitian dan pengembangan (R&D) dalam negeri. e. Mengikuti program peningkatan mutu/quality assurance seperti ISO, Sertifikat Halal, dan lain-lain, yang bisa memberikan dampak positif bagi peningkatan omzet perusahaan. f. Pemberian hadiah penghargaan kepada karyawan-karyawan teladan secara reguler (bulanan/triwulan/semester/tahunan) yang memenuhi kriteria sukses/produktivitas tinggi untuk peningkatkan motivasi kerja yang produktif IV. Strategi Menghindari Kelebihan Beban Pajak (Bila Perusahaan Mengalami Rugi Fiskal) Dalam situasi dan kondisi di mana perusahaan diprediksikan mengalami rugi fiskal dalam tahun beralan padahal terjadi lebih bayar pajak (bisa jadi karena kredit pajaknya sangat besar), maka strategi yang disarankan adalah: 1. Melakukan tindakan kebalikan dari strategi pada butir III secara selektif, yang pada prinsipnya adalah menunda pengungkapan biaya ke tahun berikutnya dan meningkatkan/mempercepat pengakuan penghasilan tahun berjalan sepanjang dilakukan dalam koridor peraturan perpajakan. 2. Pengajuan permohonan pengurangan angsuran PPh pasal 25 dimungkinkan lebih dini apabila sesudah 3 bulan atau lebih berjalannya suatu tahun pajak Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa Pajak Penghasilan yang akan terutang untuk tahun pajak tersebut kurang dari 75% dari Pajak Penghasilan yang terutang yang menjadi dasar perhitungan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25. Wajib Pajak dapat mengajukkan permohonan pengurangan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Pengajuan permohonan pengurangan besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk bulan-bulan yang tersisa dari tahun pajak yang bersangkutan(Keputusan Dirjen Pajak No. 537/PJ/2000). KESIMPULAN SESI TANYA DAN JAWAB SEKIAN & TERIMA KASIH