Anda di halaman 1dari 26

BAB Kehidupan Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia

pada Masa Awal Kemerdekaan sampai Masa


10 Terpimpin
Kabinet Republik Indonesia Serikat (1949–1950).
Sumber gambar: gahetna.nl
Ⓐ Sejarah Praktik Berdemokrasi di Indonesia

Demokrasi Langsung
DEMOKRASI adalah suatu sistem
pemerintahan dengan rakyat
memegang kedaulatan tertinggi. Demokrasi Perwakilan

Eksekutif Legislatif
Prinsip
Trias Politika Yudikatif
Pertama kali diterapkan
di Yunani Kuno oleh Polis
Athena.
Checks and Balances
Ⓐ Sejarah Praktik Berdemokrasi di Indonesia
Dipimpin oleh Presiden &
4 September–14 November 1945 Sistem presidensial
Wakil Presiden

Sistem
14 November 1945–Demokrasi Liberal Dipimpin oleh perdana menteri
Parlementer

Eksekutif sangat dominan & adanya


Demokrasi Terpimpin Diterapkan pada 1959
konsep Nasakom

Demokrasi Pancasila Orde Baru Eksekutif sangat dominan dan adanya dwifungsi ABRI

Masa Reformasi Sejak 2004, presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat
melalui pemilu
Ⓑ Perkembangan Politik dan Ekonomi Indonesia (1945–1965)

1 Masa Awal Kemerdekaan

2 Masa Demokrasi Liberal

3 Masa Demokrasi Terpimpin


Bagian 1
Masa Awal
Kemerdekaan
Pelaksanaan Demokrasi Masa Perjuangan (1945–1950)
Kabinet Presidensial (4 September–14 November 1945)

Untuk menghindarkan absolutisme dikeluarkan


beberapa maklumat:

Sumber: wikimedia.org
Sumber: wikimedia.org

 Maklumat Wakil Presiden Nomor X 16 Oktober 1945


 KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.

 Maklumat Pemerintah 3 November 1945


Pembentukan partai-partai politik.

Presiden RI Wakil Presiden RI  Maklumat Pemerintah 14 November 1945 


perubahan sistem pemerintahan presidensial
menjadi sistem pemerintahan parlementer.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Perjuangan (1945–1950)
Kabinet Republik Indonesia (14 November 1945–12 Maret 1946)

 Kedatangan pasukan marinir Belanda di pelabuhan


Tanjung Priok pada 30 Desember 1945.
 Memindahkan pusat pemerintahan sementara ke
Sumber: wikimedia.org
Sumber: wikimedia.org

Yogyakarta pada 4 Januari 1946.


 Politik perundingan yang dijalankan pemerintah RI
tidak mendapat dukungan dari semua golongan.
 Syahrir menyerahkan mandatnya kembali kepada
Presiden RI Perdana Menteri RI presiden.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Perjuangan (1945–1950)

Kabinet Kabinet Kabinet Kabinet


Syahrir II Syahrir III Amir Syarifuddin I Amir Syarifuddin II

Berakhir 2 Oktober 1946– 3 Juli– Demisioner


2 Oktober 1946 3 Juli 1947 11 November 1947 29 Januari 1948

Kabinet PDRI Kabinet


Hatta I (Syafruddn Prawiranegara) Hatta II

29 Januari– 19 Desember 1948– 4 Agustus–


4 Agustus 1948 13 Juli 1949 20 Desember 1949
Pelaksanaan Demokrasi Masa Perjuangan (1945–1950)

Beberapa peristiwa penting . . . . . . .!!!!!

 Kondisi politik ketika itu masih berada dalam bayang-bayang ancaman


perang dan konflik di dalam negeri.
 Tentara Belanda menguasai Yogyakarta pada 19 Desember 1948.
Sumber: wikimedia.org

 Para pemimpin pemerintahan ditangkap.


 Dibentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang
berkedudukan di Bukittinggi berdasarkan Instruksi Presiden kepada
Syafruddin Prawiranegara yang dikirim dari Yogyakarta.

Syafruddn
Prawiranegara
Pelaksanaan Demokrasi Masa Perjuangan (1945–1950)

Beberapa peristiwa penting . . . . . . .!!!!!

 Pada 20 Desember 1949–21 Januari 1950 dibentuk


kabinet ke-9 yang dipimpin oleh Mr. Susanto
Tirtoprodjo.
 Kabinet ini sering juga disebut sebagai kabinet

Sumber: wikimedia.org
peralihan.
 Kabinet ini dibentuk dan mulai bekerja ketika
Perdana Menteri Mohammad Hatta bersama
dengan menteri-menterinya diangkat menjadi
Kabinet RIS pada 20 Desember 1949–6 September
1950. Kabinet RIS yang dipimpin oleh Moh. Hatta.
Bagian 2
Masa Demokrasi
Liberal
Pelaksanaan Demokrasi Masa Demokrasi Liberal (1950–1959)

Kabinet Natsir (September 1950–Maret 1951)

 Kabinet ini didukung oleh Masyumi dan PSI dan


mendudukan Mohammad Natsir sebagai perdana
menteri.

Sumber: wikimedia.org
 Kabinet Natsir dianggap gagal karena tidak mampu
menghadapi pemberontakan yang dilakukan
Kartosuwiryo dan menyelesaikan masalah Irian
Barat.

Kabinet Natsir.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Demokrasi Liberal (1950–1959)

Kabinet Sukiman (April 1951–Februari 1952)

 Kabinet Sukiman didukung oleh koalisi Masyumi dan


PNI.

Sumber: wikimedia.org
 Kegagalan Kabinet Sukiman dalam mengatasi
gerakan Kartosuwiryo membuat pemerintahannya
kehilangan dukungan.

Sukiman.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Demokrasi Liberal (1950–1959)

Kabinet Wilopo (April 1952–Juni 1953)

 Wilopo menjadi perdana menteri dengan kembali


didukung oleh koalisi PNI dan Masyumi.

Sumber: wikimedia.org
 Kabinet Wilopo dinilai gagal dalam melaksanakan
demobilisasi dengan mengurangi jumlah tentara
dari 200.000 menjadi 100.000 dan berkembangnya
gerakan separatis membuatnya harus menyerahkan
kekuasaan.

Wilopo.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Demokrasi Liberal (1950–1959)

Kabinet Ali Sastroamidjojo (September 1950 –Maret 1951)

 Ali menjadi perdana menteri atas dukungan penuh


PNI, NU, dan partai-partai kecil lainnya.

Sumber: wikimedia.org
 Kegagalan dalam masalah Irian Barat dan mengatasi
gerakan-gerakan separatis membuatnya harus
meletakkan jabatan sebagai perdana menteri.

Ali Sastroamidjojo.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Demokrasi Liberal (1950–1959)

Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955–Maret 1956)

 Kabinet Ali kemudian digantikan oleh Kabinet


Burhanuddin Harahap yang didukung oleh

Sumber: wikimedia.org
koalisi dari partai Masyumi, PSI, dan Nahdatul
Ulama.
 Kabinet Burhanuddin tidak dapat bertahan
lebih lama setelah NU menarik dukungannya
pada Januari 1956.

Pelantikan Burhanuddin Harahap sebagai


Perdana Menteri.
Pelaksanaan Demokrasi Masa Demokrasi Liberal (1950–1959)

Kebijakan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal

 Sumitro Djojohadikusumo berhasil merancang Gerakan Benteng.


 Gerakan Benteng didasari oleh gagasan pentingnya mengubah
struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.

Sumber: wikimedia.org
 Program Benteng berjalan selama tiga tahun (1950–1953).
 Hasilnya lebih dari 700-an usaha pribumi memperoleh bantuan
kredit dari program ini.
 Program Benteng dinilai gagal karena salah sasaran. Menimbulkan
istilah perusahaan “ Ali-Baba”.
 Kata Ali = para pengusaha pribumi. Baba = para pengusaha etnis Prof. Dr.
Tionghoa. Sumitro Djojohadikusumo
Bagian 3
Masa Demokrasi
Terpimpin
Pelaksanaan Masa Demokrasi Terpimpin (1959–1965)

 Kegagalan Konstituante dalam membuat undang-


undang dasar yang baru membuat lembaga ini
dibubarkan dan membuat Soekarno mengeluarkan

Sumber: wikimedia.org
Dekrit 5 Juli 1959 serta kembali ke UUD 1945.
 Dalam pidatonya pada peringatan hari kemerdekaan
17 Agustus 1959, Soekarno menguraikan tentang ide
dari demokrasi terpimpin yang dinamakan
Manifesto Politik (Manipol).

Pembacaan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.


Pelaksanaan Masa Demokrasi Terpimpin (1959–1965)

 Ideologi ditambahkan kata USDEK yang merupakan


akronim dari Undang Undang Dasar 1945,
Sosialisme ala Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia.

Sumber: wikimedia.org
 Pelaksanaan Dekrit 5 Juli 1959 mendapat dukungan
dari kalangan Kasad Jendral Nasution yang
menginstruksikan kepada seluruh jajaran TNI-AD
untuk melaksanakan dan mengamankan dekrit
tersebut.
Jenderal A.H Nasution
mendukung jalannya
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Pelaksanaan Masa Demokrasi Terpimpin (1959–1965)
Pelaksanaan Masa Demokrasi Terpimpin (1959–1965)

Beberapa hal penting . . . . . . .!!!!!

 Kekuatan politik pada masa demokrasi terpimpin berpusat pada tiga kekuatan yaitu, Soekarno,
TNI-AD, dan PKI. Ajaran tentang Nasionalisme, Agama, dan Komunis (Nasakom) yang diciptakan
oleh Soekarno sangat menguntungkan posisi PKI.

 Terjadi inflasi yang tinggi terutama karena mengeluarkan uang dan membiayai penyelenggaraan
proyek-proyek mercusuar, seperti Games of The New Emerging Forces (Ganefo) dan Conference of
The New Emerging Forces (Conefo).

 Pembebasan Irian Barat merupakan suatu tuntutan nasional yang didukung oleh semua partai
politik dan golongan. Pada September 1961 dikeluarkan Tri Komando Rakyat (Trikora). Setelah
melalui perjuangan yang panjang, akhirnya Irian Barat dapat kembali kepangkuan Indonesia pada
1 Mei 1963.
Pelaksanaan Masa Demokrasi Terpimpin (1959–1965)

Beberapa hal penting . . . . . . .!!!!!

 Pembentukan poros Jakarta, Pnom Penh, Hanoi, Peking (Beijing), dan Pyong Yang sebagai poros
dari negara negara anti imperialisme dan kolonialisme.

 Terjadi peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G30S/PKI, yang kemudian mengakhiri
kekuasaan Soekarno dan sekaligus menandai berakhirnya masa demokrasi terpimpin di Indonesia.
Beberapa Perbedaan dalam Pelaksanaan Demokrasi Liberal dan Terpimpin

Demokrasi Liberal
Keterkaitannya dengan Masalah
Kedaulatan Rakyat

 Kedaulatan rakyat dilaksanakan sepenuhnya


Keterkaitannya dengan Masalah oleh DPR (parlemen/legislatif).
Pembagian Kekuasaan  DPR dapat membentuk dan membubarkan
pemerintah dan kabinet (eksekutif ).

Keterkaitannya dengan Masalah Demokrasi Terpimpin


Pengambilan Keputusan

 Secara normatif, konstitusional ditetapkan kedaulatan rakyat berada dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh MPR.
 Namun, dalam pelaksanaannya, kedaulatan rakyat sepenuhnya berada di tangan Presiden.
Beberapa Perbedaan dalam Pelaksanaan Demokrasi Liberal dan Terpimpin

Keterkaitannya dengan Masalah Demokrasi Liberal


Kedaulatan Rakyat

Keterkaitannya dengan Masalah  Kekuasaan legislatif lebih kuat jika


Pembagian Kekuasaan dibandingkan dengan kekuasaan ekskutif.
 Legislatif dapat memberhentikan eksekutif.

Keterkaitannya dengan Masalah Demokrasi Terpimpin


Pengambilan Keputusan

 Kedudukan presiden hanya sebagai kepala negara.


 Kekuasaan Presiden (eksekutif) menjadi sangat dominan.
 Jabatan Presiden ditetapkan seumur hidup sehingga tidak dapat diberhentikan oleh MPRS.
Beberapa Perbedaan dalam Pelaksanaan Demokrasi Liberal dan Terpimpin
Keterkaitannya dengan Masalah
Demokrasi Liberal
Kedaulatan Rakyat

Keterkaitannya dengan Masalah Semua pengambilan keputusan berada di


Pembagian Kekuasaan tangan DPR dengan mekanisme keputusan
diambil berdasarkan kepada suara terbanyak.

Keterkaitannya dengan Masalah


Pengambilan Keputusan Demokrasi Terpimpin

Pengambilan keputusan dilaksanakan oleh


MPRS dan DPR-GR serta berdasarkan kepada
suara bulat.

Anda mungkin juga menyukai