Anda di halaman 1dari 12

BAB II

Sistem dan Struktur Politik dan


Ekonomi di Masa Demokrasi
Parlementer (1950-1959)
Kehidupan Politik Pasca Kemerdekaan
UUD 1945
Konstitusi Kontstitusi RIS
UUDS 1950
Fase Pencarian
dan Negara Kesatuan
Pembentukan Bentuk Negara
Negara Serikat
Sistem
Ketatanegaraan
Sistem Presidensil
Pemerintahan Parlementer
PETA KONSEP
Tema Utama Pembahasan Poin Bahsan

Sistem Pemerintahan
Perkembangan Sistem Kepartaian
Politik
Perkembangan Pemilu 1955
Politik dan
Ekonomi di Pemikiran Ekonomi
Masa Mencari Sistem Nasional
Demokrasi Ekonomi
Liberal Nasional Sistem Ekonomi Liberal
Dinamika Politik Bangsa Indonesia Negara Kesatuan : Wilayah dibawahnya disebut dengan
provinsi (Pemerintah Daerah) yang kedudukannya dibawah
pemerintah pusat, dalam mengatur daerah terikat dengan
kebijakan pemerintah pusat, serta memiliki daearah yang
1945 1949-1950 1950-1959 tidak bertentangan dengan undang-undang negara.

Negara Serikat : Wilayah dibawahnya disebut dengan


 Bentuk Negara : negara bagian yang kedudukannya sejajar dengan
Kesatuan  Bentuk Negara :  Bentuk Negara : pemerintah pusat, dalam mengatur wilayah tidak terikat
 Sistem Pemerintahan : Serikat/Federal Kesatuan dengan kebijakan pemerintah pusat, serta dapat memiliki
 Sistem Pemerintahan :  Sistem Pemerintahan : perundang-undangan sendiri.
Presidensial &
Parlementer Parlementer Parlementer
 Konstitusi : UUD  Konstitusi : Konstitusi  Konstitusi : UUD Presidensial: Presiden sebagai Kepala Negara & Kepala
1945 RIS Sementara 1950 Pemerintahan, Kabinet dibentuk oleh Presiden dan
 Perubahan sistem dari  RIS dibentuk sebagai  Perubahan Kembali Bertanggungjawab kepada Presiden.
Presidensial ke hasil kesepakatan dari RIS ke NKRI
Parlementer pada antara Indonesia disertai dengan
bulan November 1945 dengan Belanda pada konstitusi UUDS 1950 Parlementer: Presiden hanya sebagai symbol Kepala
dengan Sultan Syarir Konferensi Meja  Akan dibentuk Negara, Kepala Pemerintahan dipegang oleh Perdana
sebagai Perdana Bundar Konstituante yang Menteri dan Kabinet dibentuk oleh Parlemen dan
bertanggung jawab kepada Parlemen.
Menteri  Perubahan Konstitusi bertugas menyususn
 Perubahan sistem dari UUD1945 ke suatu Konstitusi Baru
tidak disertai dengan Konstitusi RIS untuk Indonesia
perubahan Konstitusi Konstitusi: Undang-undang Dasar di suatu Negara, segala
ketentuan/aturan dalam penyelenggaraan Negara.
Kabinet di Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Kabinet Natsir Kabinet Sukirman Kabinet Wilopo Kabinet Ali
(Masyumi) (Masyumi) (PNI) Sastroamijoyo (PNI)
1950-1951 1951-1952 1952-1953 1953-1955

Kabinet Burhanuddin Kabinet Ali Kabinet Djuanda


Harahap (Masyumi) Sastroamijoyo II (PNI) (Zaken Kabinet)
1955-1956 1956-1957 1957-1959

Hal-hal yang menyebabkan Sering Terjadinya Pergantian Kabinet :


 Persaingan antar partai politik
 Tidak mampu menyelesaikan program kerja yang direncanakan
 Tekanan dari masyarakat
 Peristiwa-peristiwa yang mengganggu stabilitas politik & keamanan
Sistem Multi Partai
Sistem Multipartai didasari adanya Maklumat Wakil
Presiden 3 November 1945. dalam maklumat tersebut
Moh. Hatta memberikan kebebasan pembentukan
partai Politik.

Menurut Moh. Hatta, system multipartai bertujuan


Mohammad Hatta untuk memudahkan kekuatan dan memudahkan
Wakil Presiden
dalam meminta pertanggungjawaban kepada barisan
perjuangan.
Sistem Multi Partai
Beberapa Partai Politik yang dibentuk di Awal Kemerdekaan:
No. Nama Partai Pimpinan Tanggal Berdiri
1 Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI) Dr. Sukirman Wiryosanjoyo 7 November 1945
2 Partai Nasionalis Indonesia (PNI) Sidik Joyosukarto 29 Januari 1945
3 Partai Sosialis Indonesia (PSI) Amir Syarifuddin 20 November 1945
4 Partai Komunis Indonesia (PKI) Mr. Moh. Yusuf 7 November 1945
5 Partai Buruh Indonesia (PBI) Nyono 8 November 1945
6 Partai Rakyat Jelata (PRJ) Sutan Dewanis 8 November 1945
7 Partai Kristen Indonesia (PARKINDO) Drs. Parwindo 10 November 1945
8 Partai Rakyat Sosialis (PRS) Sutan Syahrir 20 November 1945
9 Partai Marhaen Indonesia (PERMAI) J.B. Assa 17 November 1945
10 Partai Katholik Republik Indonesia (PKRI) I.J. Kassimo 8 Desember 1945
Sistem Multi Partai
Pada perkembangannya, partai-partai
politik pada masa Demokrasi Liberal saling
bersaing, mencari kesalahan, dan saling
menjatuhkan.

Partai-partai politik yang tidak memegang jabatan


dalam kabinet dan tidak memegang peranan penting
dalam parlemen sering melakukan oposisi yang
kurang sehat dan berusaha menjatuhkan partai
politik yang memerintah.

Inilah yang menyebabkan pada era ini sering terjadi


pergantian kabinet, kabinet tidak berumur Panjang
sehingga program-programnya tidak bisa berjalan
sebagaimana mestinya yang menyebabkan
terjadinya instabilitas Nasional baik di bidang
politik, social ekonomi maupun keamanan.
Pemilu 1955 merupakan
Pemilihan Umum pertama Pemilu 1955 dilaksanakan
yang dilaksanakan di dalam 2 tahap; 29 September
Indonesia pada tahun 1955, untuk memilih 260 anggota
merupakan tonggak demokrasi DPR, 15 Desember untuk
pertama di Indonesia. memilih 520 anggota
Konstituante.

PEMILU
1955
Dalam proses Pemilihan Umum
1955 terdapat 100 Partai besar dan
kecil yang mengajukan calon-
calonnya untuk anggota DPR.
Selain itu masih ada 86 organisasi
dan perseorangan akan ikut dalam
pemilihan umum.
PEMILU 1955
 Pemilu pada tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota parlemen (DPR) dengan hasil
sebagai berikut :
No. Nama Partai Jumlah kursi
1 Partai Nasional Indonesia (PNI) 57 Kursi
2 MASYUMI 57 Kursi
3 Nahdatul Ulama (PNU) 45 Kursi
4 Partai Komunis Indonesia (PKI) 39 Kursi

 Pemilu pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante dengan hasil sebagai
berikut :
No. Nama Partai Jumlah kursi
1 Partai Nasional Indonesia (PNI) 119 Kursi
2 MASYUMI 112 Kursi
3 Nahdatul Ulama (PNU) 91 Kursi
4 Partai Komunis Indonesia (PKI) 39 Kursi
Konstituante Hasil
Pemilu 1955, GAGAL
Menyusun Undang-
Perdebatan berlarut-larut
undang Dasar
dalam Konstituante
Adanya perselisihan antara
Penyebab partai Politik
Adanya desakan untuk
Kembali kepada UUD 1945

Langkah Lanjutan

Presiden Soekarno mengusulkan agar


UUD 1945 diberlakukan Kembali
sebagai Konstitusi Negara

Presiden Soekarno membubarkan Konstituante Ir. Soekarno


melalui Dekret Presiden 5 Juli 1959. Presiden

Anda mungkin juga menyukai