Anda di halaman 1dari 3

Makalah

sistem pemerintahan di
Indonesia priode1945-1949

kelompok 3;
Ayu
Adriyan
Alif
Zulhat
Toa
Sabil
Sistem Pemerintahan Periode 1945 – 1949 (18 Agustus 1945 – 27 Desember
1949)
 

Sistem pemerintahan Indonesia pada periode ini adalah presidensial. Artinya


presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, sehingga
pengambilan keputusan, pengambilan kebijakan, pengaturan negara, dan lain-
lain ditentukan oleh presiden. Namun seiring berjalannya waktu, melalui
Maklumat Wakil Presiden No. X tahun 1945 ada pembagian kekuasaan.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia masih di sibukkan dengan
perjuangan mengusir penjajah. Dunia belum mau mengakui kedaulatan bangsa
Indonesia, pada tahun 1946, dengan menggandeng pasukan NICA, Belanda
kembali datang ke Indonesia. Bahkan setelah kemerdekaan sekalipun Indonesia
masih harus melalui proses yang sangat panjang agar dunia Internasional mau
mengakui kedaulatan bangsa kita.
Itu semua ditempuh melalui perundingan-perundingan, seperti Konferensi Meja
Bundar, Perjanjian Linggar Jati, Perjanjian Renville, Perjanjian Roem Royen, dan
lainnya.  Pada periode 1945 – 1949 ada 2 perjanjian yang pernah dilakukan oleh
Indonesia dan Belanda, yaitu Perjanjian Linggar Jati (1947) dan Perjanjian Renville
(1948). Bahkan banyak kesepakatan ketika perjanjian itu yang justru merugikan
Indonesia. Itulah salah satu alasan munculnya maklumat wakil presiden tahun
1945.
Maklumat tersebut berisi pembagian kekuasaan negara, kekuasaan negara di
bagi menjadi 2, kekuasaan legislatif yang dijalankan oleh Komisi Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan lainnya tetap berada di tangan presiden.
Pada saat itu masih belum terbentuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang mengatur legislatif seperti saat ini.


KEKURANGAN:

1. Sistem pemerintahan tidak berjalan/ tidak dapat bekerja sama

2. Pelaksanaan sistem pemerintahan tidak dapata dilaksanakan masa revolusi / kegentingan

3. Belum terbentuk alat-alat kelengkapan negara

4. Masa jabatan kabinet tidak ditentukan


5. Kepala negara tidak dapat diganggu gugat, karena yang bertanggung jawab adalah paramenteri

6. Meringankan kekuatan partai dipalementer


KELEBIHAN:

1. Menjelaskan prinsip distribusion of power

2. Muncul kehidupan demokrasi multi partai

3. Berhasil meletakan danmembangun dasar kehidupan negara secara konstitusiona

4. Tidak ada mosi tidak percaya dariparmenter.

Anda mungkin juga menyukai