Anda di halaman 1dari 10

XII IPS 2

BY DEWI OKTAVIYANA
ANGGATAN PERANG RATU
ADIL
(APRA)
PEMBERONTAKAN APRA
Diketuai oleh Mantan Kapten KNIL Raymond Westerling

Bermula pada tahun 22 Januari 1950

Terjadi di Kota Bandung,Jawa Barat

Berakhir pada tahun 23 Januari 1950


APRA?
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah milisi dan tentara swasta pro-Belanda yang
didirikan pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Milisi ini didirikan oleh mantan Kapten
 DST KNIL Raymond Westerling setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale
Troepen (depot pasukan khusus KNIL) pada tanggal 09 Januari 1949
KNIL Raymond Westerling
Orang tua. Jabatan
lahir sebagai anak kedua
komandan pasukan
dari Paul Westerling Belanda yang terkenal karena
(Belanda) dan Sophia memimpin Pembantaian
Moutzou (Yunani). Westerling (1946-1947) di
Sulawesi Selatan dan percobaan
kudeta APRA di Bandung, Jawa
Barat.

Asal
Westerling, yang
dijuluki "si Turki"
karena lahir di Istanbul
TABLE OF CONTENTS

Latar belakang Desersi


gerakan pemberontakan ini bermula di Pada 22 Januari pukul 21.00 dia telah

01 Bandung, pada 23 Januari 1950


karena hendak dibubarkannya negara
bagian bentukan Belanda di RIS
02 menerima laporan, bahwa sejumlah
anggota pasukan RST dengan
persenjataan berat telah melakukan
(Republik Indonesia Serikat) yang desersi dan meninggalkan tangsi militer
kembali bersatu dengan Republik di Batujajar.
Indonesia. Mayor KNIL G.H. Christian dan Kapten KNIL
J.H.W. Nix melaporkan, bahwa kompi

Surat "Erik" yang berada


di Kampemenstraat malam itu juga akan
melakukan desersi dan bergabung dengan

03 ultimatum
Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1950,
Westerling mengirim surat kepada pemerintah 
RIS yang isinya adalah suatu ultimatum
APRA untuk ikut dalam kudeta, tetapi
dapat digagalkan oleh komandannya
sendiri, Kapten G.H.O. de Witt. Engles
segera membunyikan alarm besar.
Kudeta
!
pada 23 Januari 1950, Westerling melancarkan
kudetanya. Subuh pukul 4.30.
Kudeta APRA

Korban
Westerling dan anak buahnya menembak mati setiap anggota
TNI yang mereka temukan di jalan. 94 anggota TNI tewas
dalam pembantaian tersebut, termasuk Letnan Kolonel
Lembong, sedangkan di pihak APRA, tak ada korban seorang
pun.
Akhir dari
APRA!
Pemberontakan APRA berakhir setlah
upaya para pmbrontak untuk menguasai
Jakarta gagal. Setelah menguasai
Bandung, berusaha mnyrang dan
menangkap para mntri dan Presiden
Sukarno. Namun aksi ini tak berlangsung
lama. Dalam waktu singkat, gerakan
APRA bisa ditumpas oleh TNI .
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai