Anda di halaman 1dari 29

ASPEK HUKUM

PEMBIAYAAN
ALTERNATIF
LATAR BELAKANG
Pengertian Lembaga Pembiayaan menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No.
448/KMK.017/2000 tentang Perusahaan Pembiayaan, memberikan pengertian lembaga
pembiayaan sebagai suatu kegiatan pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk penyediaan
dana bagi konsumen untuk pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara
angsuran atau berkala oleh konsumen. Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa sebenarnya antara kredit konsumsi dengan pembiayaan konsumen
sama saja. Hanya pihak pemberi kreditnya yang berbeda. Tugas pengawasan industri
keuangan non-bank dan pasar modal secara resmi beralih dari Kementerian Keuangan dan
Bapepam-LK kepada OJK pada 31 Desember 2012. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah
lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang
berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan,
pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.​
• Leasing
PRODUK LEMBAGA • Factoring
KEUANGAN NON • Forfaiting
PERBANKAN • Venture Capital
• Consumer Financing
• Credit card
Leasing
Istilah Leasing berasal dari kata Lease
yang berarti sewa menyewa. Leasing
adalah perjanjian antara lessor (pihak
yang menyelenggarakan leasing) dengan
lessee (pihak yang mengajukan leasing)
dimana pihak lessor menyediakan barang
dengan hak penggunaan oleh lessee dan
sebagai imbalannya yaitu pembayaran
sewa untuk jangka waktu tertentu.
Leasing
DASAR HUKUM:
• SKB MenKeu, Menteri Perindustrian dan MenDag RI No. KEP-122/
MK/IV/2/1974, No. 32/M/SK/2/1974, No. 30/Kpb/I/1974 tanggal 7 Februari
1974 tentang perizinan usaha leasing.
• SK MenKeu RI No. KEP. 649/MK/IV/5/1974 tentang usaha perizinan usaha
leasing.
• SK MenKeu RI No. KEP 650/MK/IV/5/1974 tentang penegasan ketentuan
pajak penjualan dan besarnya bea materai terhadap usaha leasing.
• Pengumuman DirJen Moneter No. Peng-307/DJM/III.1/7/1974, tanggal 8 Juli
1974 tentang pedoman pelaksanaan peraturan leasing.
• Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1251/KMK.013/1988
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
• Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 634/KMK.013/1990
tentang Pengadaan Barang Modal Berfasilitas melalui Perusahaan Sewa Guna
Usaha (Perusahaan leasing).
• Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
1169/KMK.01/1991tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing)
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan
Pembiayaan.
Tahun 1850 tercatat adanya
perusahaan leasing pertama di
Amerika

Tahun 1952, perusahaan leasing di San


Fransisco mendatangi perusahaan-
LEASING ( SEJARAH) perusahaan untuk menawarkan jasa
penjualan secara leasing

Di Indonesia leasing mulai


muncul pada tahun 1974
saat keluarnya Surat
Keputusan Bersama (SKB)

Kebijaksanaan Deregulasi 20
Desember 1988 (Pakdes) yang
mengatur tentang usaha leasing
Tahun 2011 hingga saat ini
berkembang pesat
Lessee Lessor menandatangani
Lessee menentukan Lessee mengisi
menandatangani kontrak pembelian
peralatan dan formulir
kontrak lease dan peralatan dengan
penawaran harga permohonan lease
kontrak asuransi supplier

Lessee Supplier menyerahkan


Supplier mengirimkan Lessee membayar
menandatangani tanda terima kepada lessor
peralatan yang dilease ke sewa lease secara
tanda terima dan lessor membayar
lokasi lessee periodik kepada lessor
peralatan peralatan yang dibeli

LEASING (MEKANISME
PENERBITAN)
PENGERTIAN:
Factoring adalah salah satu upaya pembiayaan jangka pendek untuk transaksi
perdagangan dalam negeri dan luar negeri.

Factoring DASAR HUKUM:


 Keppres No. 61 tahun 1988, tentang lembaga pembiayaan.
 Pasal 6 huruf I atas UU Perbankan, UU No. 7 tahun 1992 No. 10 tahun 1998.
SEJARAH
FACTORING

Pertama kali dikenal di


daratan Inggris dan
Amerika Serikat sejak
abad ke 19

Berkembang di
Indonesia saat
dikeluarkannya Keppres
No. 61 Tahun 1988

Mulai bermunculan
perusahaan-perusahaan
factoring
Mekanisme Penerbitan

Kreditor menjual atau memberikan Perusahaan anjak piutang melakukan


piutang yang dimilikinya kepada penagihan kepada debitur sebagai
perusahaan anjak piutang pihak yang memliliki utang

Debitur membayar kewajiban utangnya


Perusahaan anjak piutang memberikan
kepada perusahaan anjak piutang
atau membayar uang penjualan piutang
sesuai dengan tanggal jatuh tempo
dengan diskonto kepada kreditor
yang disepakati
Forfaiting
Pengertian :
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional
Penyediaan dana oleh suatu perusahaan (Forfaiter)
kepada perusahaan lain atau eksportir dengan
membeli barang-barang yang telah dijual sebelumnya
oleh klien (Eksportir) kepada pelanggan tetapi klien
belum menerima pembayarannya. Biasanya Importir
akan memperoleh kredit sampai jangka waktu tujuh
tahun mendatang.
Jenis pembiayaan ekspor barang dan jasa yang
diberikan oleh sebuah lembaga pendanaan (forfeiter)
bagi eksportir, umumnya digunakan untuk transaksi
barang modal yang nilainya relatif besar.

Dasar hukum :

PP No. 43 tahun 2019, tentang kebijakan dasar


pembiayaan ekspor nasional
SEJARAH FORFAITING

Kata forfaiting berasal dari Dikenal sejak Perang Dunia II Pada perkembangannya kemudian
bahasa Perancis forfeit, yang yang dilakukan oleh kalangan London menjadi pasar terbesar
berarti melepaskan hak (dalam perbankan Zurich untuk perdagangan instrumen
hal ini, hak eksportir untuk (Switzerland) untuk yang dimaksud. Dan kini pasar
menerima pembayaran dari penjualan beras dari Amerika internasional forfaiting telah
Serikat ke Negara-negara mencapai +- 90 negara
pelanggan - importir). Eropa Timur
Eksportir barang modal mencari
importir yang menghendaki
kredit jangka menengah untuk importir meminta bank untuk
membiayai impor. Importir Importir akan mengaksep wesel menjamin pembayaran wesel
bersedia membayar nilai kontrak ekspor dengan jatuh tempo. ekspor.
dengan cara angsuran selama
jangka waktu yang disepakati.

Eksportir menjual wesel ekspor


Pada saat yang sama eksportir Eksportir mengirim barang dan tersebut secara diskonto kepada
harus mencari bank yang bersedia menerima wesel ekspor yang forfaiter yang membelinya tanpa
menjadi forfaiter. telah diaksep oleh bank.
hak regres kepada eksportir.

FORFAITING (MEKANISME
PENERBITAN)
Venture Capital
Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun
2009, Perusahaan Modal Ventura (Venture
Capital Company) adalah badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan/ penyertaan
modal ke dalam suatu Perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan (Investee
Company) / Sebagai pasangan usahanya untuk
jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan
saham, penyertaan melalui pembelian obligasi
konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan
pembagian atas hasil usaha.
VENTURE CAPITAL
DASAR HUKUM:
1) Prinsip kebebasan berkontrak, yaitu tercermin dalam pasal 1331 (1) KUH Perdata.
2) Dasar hukum perseroan, yang bersumber dari UU PT No. 1 Tahun 1995.
3) Dasar hukum administratif, sebagai berikut:
o Keputusan Menteri Keuangan Nomor 469/KMK.017/1995
o Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan bagi Perusahaan Modal Ventura.
o Keputusan Menteri Keuangan Nomor 227/KMK.01/1994
o Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1992
SEJARAH :

Periode
VENTUR informalistik
E
CAPITAL Periode formatif

Periode
legalistik
VENTURE C APITAL
Venture Capitalist kemudian Venture Capitalist dapat
Limited partners menitipkan
uang kepada venture akan mendistribusikan uang return dari investasi saat (MEKANISME
investasi LP tersebut ke mereka bisa Exit. Exit ini
capitalist
beberapa startup yang masuk bisa beragam cara, misalnya PENERBITAN)
ke dalam radar dan saat startup yang mereka
kualifikasi mereka. investasi IPO/go public,
diakusisi/dijual, divestasi
sebagian/seluruhnya dari
Venture Capitalist yang
lebih besar.
CONSUMER
FINANCING
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indoesia No 448/KMK017/
2000 tentang Perusahaan Pembiayaan, pembiayaan konsumen atau
consumer financing merupakan kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem
pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen.

Kredit yang diberikan kepada konsumen-konsumen guna pembelian


barang-barang konsumsi dan jasa-jasa seperti yang dibedakan dari
pinjaman-pinjaman yang digunakan untuk tujuan- tujuan produktif
atau dagang.
• Dasar hukum substantif
Perjanjian berdasarkan asas “kebebasan
berkontrak” antara pihak perusahaan financial
sebagai kreditur dan pihak konsumen sebagai
debitur.

CONSUMER FINANCING
• Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang lembaga
pembiayaan (sebagaimana telah dicabut
dengan Keppres No. 9 Tahun 2009).
Dasar Hukum
• Kep. Menkeu No. 1251/KMK.013/1988,
tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan
lembaga pembiayaan, diubah ke Kep.
Menkeu RI No. 448/KMK.017/2000
tentang perusahaan pembiayaan.
banyaknya bank yang
kurang tertarik atau tidak
cukup banyak bank yang keterbatasan serta sistem
menyediakan kredit kepada sumber dana formal yang
konsumen terutama kredit kurang fleksibel atau
yang berskala kecil tidak sesuai dengan
kebutuhan

CONSUMER FINANCING sistem pembayaran informal sistem pembiayaan formal


seperti yang dilakukan oleh melalui koperasi yang
rentenir yang terasa sangat ternyata tidak berkembang
mencekik masyarakat seperti yang diharapkan.
Sejarah
Dikenal sebagai salah satu
jenis sistem pembiayaan di
luar perbankan dan
mendapat pengaturannya di
Indonesia
Supplier melakukan
konsumen di tempat kedudukan Pemesanan barang kebutuhan
kepada perusahaan pembiayaan
penagihan
supplier atau dealer penyedia konsumen kepada supplier
barang kebutuhan konsumen konsumen

collection department memonitor


Perusahaan melakukan
pembayaran angsuran berdasarkan
pengecekan atas kebenaran dari
Tahap pengikatan jatuh tempo yang telah ditetapkan,
pengisian formulir aplikasi dan berdasarkan sistem
membuat customer profile
dan pembayaran yang telah disepakati

Setelah konsumen melunasi


Marketing department akan
seluruh kewajibannya,
mengajukan proposal atas
Tahap keputusan kredit komite perusahaan pembiayaan
permohonan yang diajukan
konsumen akan mengembalikan
kepada kredit komite
dokumen kepada konsumen

CONSUMER FINANCING
(MEKANISME
PENERBITAN)
CREDI
T
CARD
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, Usaha Kartu Kredit adalah
kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan
menggunakan kartu kredit.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005, Kartu Kredit adalah


alat pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan
untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu
kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk
melakukan penarikan tunai, di mana kewajiban pembayaran
pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit,
dan pemegang kartu berkewajiban untuk melakukan pembayaran
pada waktu yang disepakati baik dengan pelunasan secara sekaligus
(charge card) ataupun dengan pembayaran secara angsuran.
Dasar Hukum
•Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK. 013/1988
Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga
Pembiayaan. Mulai berlaku pada tanggal 20 Desember 1988.
KMK Lembaga Pembiayaan ini merupakan peraturan pelaksana
dari Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga
Pembiayaan. Di dalam KMK Lembaga Pembiayaan ini dinyatakan
bahwa usaha kartu kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang
dapat dilaksanakan oleh Lembaga Pembiayaan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Tanggal 28 Desember 2005 yang
diperbaharui dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/8/PBI/2008.

Merupakan peraturan Bank Indonesia yang mengatur secara khusus mengenai penyelenggaraan
kegiatan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit. Di dalam PBI APMK ini diatur
mengenai proses pengajuan izin oleh Bank dan Lembaga selain bank untuk menjadi prinsipal,
penerbit, maupun sebagai acquirer. Selain itu PBI APMK ini juga mengatur mengenai
penyelenggaraan dan penghentian kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
Nasional.

Penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu kredit didasarkan pada
ketentuan Pasal 6 huruf I Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Pasal 6 Undang-Undang Perbankan
menyatakan bahwa usaha kartu kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan
oleh bank. Dengan demikian, Undang-Undang Perbankan dapat dijadikan dasar penyelenggaraan
usaha kartu kredit sebagai alat pembayaran oleh bank.
• Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 tanggal 6 Januari 2012 tentang perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tanggal 13 April 2009 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. 
• Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan.
1 2 3 4
1946 lahir sistem 1980 masuk ke Bank Duta Semakin banyak
pembayaran kredit Indonesia bank yang
di AS mengeluarkan kartu
kredit

CREDIT CARD
(SEJARAH)
PENGISIAN MENUNGGU SMS PERCETAKAN DAN DIKIRIM KE
FORMULIR DAN APPROVAL/ NOTIFIKASI PENERBITAN ALAMAT
INFORMASI PERSETUJUAN DARI KARTU KREDIT PEMOHON
TERKAIT PIHAK BANK

CREDIT CARD
(MEKANISME PENERBITAN)
LATIHANSOAL

• Apa yang dimaksud dengan lembaga pembiayaan?


• Jabarkan perbedaan lembaga pembaiayaan non bank dengan bank !
• Sebutkan perbedaan sewa guna usaha (leasing), pembiayaan konsumen (consumer
financing),
dan kartu kredit!
• Sebutkan dasar hukum venture capital dan forfaituing!
• Sebutkan sejarah dari periode modal ventura!

Anda mungkin juga menyukai