Anda di halaman 1dari 20

ETOS KERJA DALAM

ISLAM
DR. RINI LESTARI, SE.,M.SI,AK,CA
DR. DEDY ANSARI HARAHAP, SP.,MM
(MAGISTER MANAJEMEN, 2022
BEKERJA BAGI suatu upaya yang
upaya mengisi kualitas

SEORANG sungguh-sungguh,
dengan mengerahkan
merupakan ibadah,
bukti pengabdian dan
rasa syukurnya untuk
hidup Islami yang
dijabarkan dalam
bentuk prestatif (amal
MUSLIM seluruh asset, pikir dan
zikirnya untuk
mengaktualisasikan
mengolah dan
memenuhi panggilan
saleh) yang berbalut
keberanian,
(Tasmara, arti dirinya sebagai
hamba Allah
Illahi agar mampu
menjadi yang terbaik
ketangguhan,
ketabahan dan

2002)
kesungguhan
Kecanduan Kecanduan Bahagia karena Hidup Memperhatikan
kerja terhadap Disiplin melayani berhemat kesehatan dan
waktu dan efisien gizi
Memiliki Konsekuen dan Memiliki harga Memiliki jiwa Tangguh dan
moralitas yang berani diri wiraswasta pantang
bersih (ikhlas) menghadapi (Entrepreneur menyerah
CIRI-CIRI ETOS tantangan ship)

KERJA Kecanduan
Kejujuran (jujur
terhadap diri
Memiliki sikap
percaya diri
Memiliki jiwa
kepemimpinan
(Leadership)
Memiliki
insting
bertanding
Berorientasi pada
produktivitas

MUSLIM sendiri) (Fastabiqul


Khairat)
(Tasmara, Memiliki Orang yang kreatif Berorientasi ke Keinginan Memperkaya
2002) komitmen Masa Depan untuk mandiri jaringan
(independent) silaturahmi

Istiqamah, kuat Tipe orang yang Hidup Kecanduan Memiliki


pendirian bertanggungjwab berhemat dan Belajar dan semangat
efisien haus mencari perubahan (Spirit
ilmu of Change)
Kerja merupakan penjabaran ibadah
KARAKTERISTIK
ETOS KERJA
ISLAMI Kerja dilandasi Ilmu
(Asyifudin,
2009)
Kerja dengan meneladani Sifat-sifat Ilahi
serta mengikuti petunjuk-petunjukNya
UNSUR-UNSUR
KETENAGAKERJAAN
DALAM PERSPEKTIF ISLAM

MAGISTER MANAJEMEN 2022


Q.S Al Hujurat (49:11)
‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا اَل يَس َْخرْ قَ ْو ٌم ِّم ْن قَ ْو ٍم َع ٰ ٓسى اَ ْن يَّ ُك ْونُ ْوا َخ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم َواَل نِ َس ۤا ٌء ِّم ْن نِّ َس ۤا ٍء َع ٰ ٓسى‬
ُ ‫فُس ُْو‬/‫س ااِل ْس ُم ا ْل‬
ِ ۚ ‫ق بَ ْع َد ااْل ِ ْي َم‬
‫ان‬ َ ‫ب بِْئ‬ِ ۗ ‫اَ ْن يَّ ُك َّن َخ ْيرًا ِّم ْن ۤه ۚ َُّن َواَل تَ ْل ِم ُز ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَل تَنَابَ ُز ْوا بِااْل َ ْلقَا‬
ٰ ‫ك هُم‬
‫الظّلِ ُم ْو َن‬ ٰ ُ ‫ َو َم ْن لَّ ْم يَتُبْ فَا‬ 
ُ َ ‫ول ِٕى‬
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-
Bahan olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-
olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan
Renungan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain
(karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik
dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling
mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Tenaga Kerja
dari Masa ke Jaman
Masa
Jaman Jaman
Rasulullah
Jahiliyah SAW Modern
Prinsip Kemerdekaan Manusia

Prinsip
Ketenagakerjaan Prinsip Kemuliaan Derajat Manusia
Dalam Islam
Prinsip Keadilan

Prinsip Kejelasan Aqad & Transaksi Upah


 Dalam Undang Undang no.13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan disebutkan ada 3 (tiga)
unsur dalam ketenagakerjaan, yaitu Unsur
Pekerjaan, Unsur Upah dan Unsur Perintah.
 Allah telah menurunkan Al Quran sebagai
UNSUR-UNSUR panduan kehidupan umat Muslim agar bisa
KETENAGA membedakan mana yang Haq dan Bathil, serta
KERJAAN hadits untuk melengkapi agar kita bertakwa.
 Indonesia juga memiliki dasar negara Pancasila
yang dijadikan sumber dari segala sumber
hukum yang berlaku agar tercipta kehidupan
berbangsa dan bernegara yang baik.
Unsur Pekerjaan merupakan obyek dari sebuah perjanjian kerja
antara pemberi kerja dan pencari kerja. Begitu sebuah perjanjian kerja
sudah disepakati maka pekerja harus bersungguh-sungguh
melakukan pekerjaannya agar menghasilkan pekerjaan yang
diharapkan. Pekerja juga tidak dapat mendelegasikan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya kecuali mendapatkan ijin.
Sebagai umat Muslim yang beriman, pekerjaan merupakan ibadah
wajib karena Allah dalam rangka menafkahi keluarga (bagi seorang
1. Unsur suami). Maka dari itu, pekerja harus dengan bersungguh-sungguh
dalam bekerja untuk mencapai tujuan akhirat yang kekal.
Pekerjaan Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al Qasas ayat 77,

‫َّحي ِْم‬ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬ ْ‫َّح‬‫ر‬ ‫ال‬ ‫هّٰللا‬


ِ ِ ٰ ِ ‫بِس ِْم‬
‫ك ِم َن ال ُّد ْنيَا‬ َ َ‫ص ْيب‬ َ ‫ن‬ ‫س‬ ْ
‫ن‬ َ ‫ت‬ ‫اَل‬ ‫و‬ َ ‫ة‬‫ر‬ ‫خ‬ ٰ ‫اْل‬‫ا‬ ‫ر‬ ‫ا‬ َّ
‫د‬ ‫ال‬ ُ ‫ك هّٰللا‬
َ ‫َوا ْبتَ ِغ فِ ْي َمٓا ٰا ٰتى‬
ِ َ َ َ ِ َ
‫ض ۗاِ َّن هّٰللا َ اَل‬
ِ ْ‫ر‬ َ ‫اْل‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫ف‬
ِ َ َ ِ‫د‬‫ا‬ ‫س‬ َ ‫ف‬ ْ
‫ال‬ ‫ْغ‬ ‫ب‬َ ‫ت‬ ‫اَل‬ ‫و‬ ‫ك‬ ْ
‫ي‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫هّٰللا‬
َ َ ِ ُ ‫َواَحْ ِس ْن َك َمٓا اَحْ َس َن‬
َ
‫ي ُِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدي َْن‬
Terjemah :
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang yang berbuat kerusakan.
Ayat ini merupakan perintah Allah kepada umat manusia untuk
bekerja dan berusaha untuk kepentingan akhirat dan dunia secara
seimbang. Dan jadikanlah sebagian dari kekayaan dan karunia yang
Allah berikan kepadamu di jalan Allah dan amalan untuk kehidupan
akhirat. Janganlah kamu cegah dirimu untuk menikmati sesuatu
yang halal di dunia. Berbuat baiklah kepada hamba-hamba Allah
sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu dengan mengaruniakan
nikmat-Nya.
Rasulullah SAW juga mengajarkan umatnya untuk bersungguh-
sungguh dalam bekerja. Rasulullah SAW pernah berdoa agar tidak
dijadikan orang pemalas, seperti yang diriwayatkan dalam HR Muslim,

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل‬


َ ِ ‫ان َرسُو ُل هَّللا‬ َ ‫ال َك‬ َ َ‫َح َّدثَنَا َأنَسُ ب ُْن َمالِ ٍك ق‬
‫اللَّهُ َّم ِإنِّي َأ ُعو ُذ ِب َك ِم ْن ْال َعجْ ِز َو ْال َك َس ِل َو ْال ُجب ِْن َو ْالهَ َر ِم َو ْالب ُْخ ِل َوَأ ُعو ُذ‬
ِ ‫ب ْالقَب ِْر َو ِم ْن فِ ْتنَ ِة ْال َمحْ يَا َو ْال َم َما‬
‫ت‬ ِ ‫ِب َك ِم ْن َع َذا‬
Telah menceritakan kepada kami Anas bin Mālik dia berkata;
“Rasūlullah pernah berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
kelemahan, kemalasan, rasa takut, kepikunan, dan kekikiran. Dan aku
juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan
dan kematian.
Hadits ini telah mengajarkan umat Muslim pentingnya bekerja keras
dan mengajarkan untuk tidak menjadi orang yang pemalas, lemah dan
apalagi menjadi peminta-minta, sebagaimana hadits Rasulullah SAW
yang diriwayatkan dalam HR Ibnu Majah,
ُ ‫صلَّى هَّللا‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ال ق‬َ َ‫َع ْن ِه َش ِام ب ِْن ُعرْ َوةَ َع ْن َأبِي ِه َع ْن َج ِّد ِه ق‬
ٍ َ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأَل ْن يَْأ ُخ َذ َأ َح ُد ُك ْم َأحْ بُلَهُ فَيَْأتِ َي ْال َجبَ َل فَيَ ِجَئ بِح ُْز َم ِة َحط‬
‫ب‬
َ َّ‫َعلَى ظَه ِْر ِه فَيَبِي َعهَا فَيَ ْستَ ْغنِ َي بِثَ َمنِهَا َخ ْي ٌر لَهُ ِم ْن َأ ْن يَ ْسَأ َل الن‬
‫اس‬
ُ‫َأ ْعطَ ْوهُ َأ ْو َمنَعُوه‬
Dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari Kakeknya ia berkata,
Rasulullah Saw bersabda: “Sekiranya salah seorang dari kalian
mengambil tali dan membawanya ke gunung, lalu ia datang dengan
membawa satu ikat kayu di atas punggungnya, kemudian menjualnya
hingga dapat memenuhi kebutuhannya adalah lebih baik daripada
meminta-minta manusia, baik mereka memberi ataupun tidak.
Pada butir pengamalan Pancasila khususnya sila kelima butir ke 10
yang berbunyi “suka bekerja keras”, rakyat Indonesia telah diajarkan
untuk selalu bekerja keras dibidang yang ditekuninya agar dapat
mewujudkan kehidupan yang merata dan berkeadilan social.
Upah merupakan imbalan dari suatu pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh pekerja. Prinsip keadilan menjadi sangat penting
bagi pemberi kerja dan pekerjanya sebagaimana firman Allah surat
Al Baqarah ayat 279,

‫َّحي ِْم‬ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬


ٰ ْ‫َّح‬
‫ر‬ ‫ال‬ ‫بسْم هّٰللا‬
ِ ِ ِ ِ ِ
2. Unsur Upah ُ‫ب ِم َن هَّللا ِ َو َرسُو ِل ِه ۖ َوِإ ْن تُ ْبتُ ْم فَلَ ُك ْم ُر ُءوس‬ ٍ ْ‫فَِإ ْن لَ ْم تَ ْف َعلُوا فَْأ َذنُوا بِ َحر‬
َ ‫ظلَ ُم‬
‫ون‬ ْ ُ‫ون َواَل ت‬
َ ‫ظ ِل ُم‬ْ َ‫َأ ْم َوالِ ُك ْم اَل ت‬
Terjemah:
Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari
Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak
atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan
tidak dizalimi (dirugikan).
Ayat di atas memerintahkan umat Muslim agar membayar upah
yang berkeadilan, adil bagi pemberi kerja (tidak merugi) dan adil
bagi pekerja (tidak terdzalimi). Bagaimana cara pembayarannya
dan kapan waktunya, harus disepakati bersama antara pemberi
kerja dan pekerja. Rasulullah bersabda, “barang siapa yang
mempekerjakan seseorang hendaknya memberitahu upahnya”.

Pancasila juga sudah mengamanatkan pada butir ke 5 pengamalan


sila kedua yang berbunyi, “menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan” dalam konteks pemberian upah, bahwa setiap orang
harus memberikan imbalan yang layak kepada orang lain yang
membantu pekerjaan yang lainnya. Hal ini juga sesuai dengan butir
ke 11 pengamalan sila kelima, yang berbunyi, “menghargai hasil
karya orang lain”.
Unsur perintah dalam konteks ketenagakerjaan ini maksudnya
adalah pekerja harus patuh dan tunduk pada perintah pemberi
kerja. Namun demikian, perintah yang diberikan tidak boleh
melampaui kemampuan dari pekerja. Islam juga mengajarkan untuk
berbuat baik kepada siapa saja, tidak terkecuali kepada pekerja.
Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 36,
3. Unsur ‫َّحي ِْم‬
ِ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ِ ‫م‬ ٰ ْ‫َّح‬‫ر‬ ‫ال‬ ‫بسْم هّٰللا‬
ِ ِ ِ
Perintah  ‫َوا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيًئا ۖ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن ِإحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُرْ بَ ٰى‬
‫ب‬
ِ ‫َّاح‬
ِ ‫ب َوالص‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬
ِ ‫ار ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْال َج‬ ِ ‫ين َو ْال َج‬
ِ ‫َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِك‬
‫ان‬َ ‫ت َأ ْي َمانُ ُك ْم ۗ ِإ َّن هَّللا َ اَل ي ُِحبُّ َم ْن َك‬ْ ‫يل َو َما َملَ َك‬
ِ ِ‫ب َواب ِْن ال َّسب‬ ِ ‫بِ ْال َج ْن‬
‫ُم ْختَااًل فَ ُخو ًرا‬
Terjemah:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri.
Memberikan perintah yang sesuai dengan kemampuan yang diperintah
juga diajarkan Rasulullah SAW. Memberikan perintah harus menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan bahkan kepada hamba sahaya sekalipun.
Seperti yang diriwayatkan dalam HR Bukhari, “Telah menceritakan
kepada kami Sulaiman bin Harb berkata, telah menceritakan kepada kami
Syu’bah dari Washil Ahdab dari Al Ma’rur bin Suwaid berkata: Aku bertemu
Abu Dzar di Rabdzah yang saat itu mengenakan pakaian dua lapis, begitu
juga anaknya, maka aku menanyakan kepadanya tentang itu, maka dia
menjawab: aku telah menghina seseorang dengan cara menghina ibunya,
maka nabi
Shalallahu ‘Alaihi wa Salam menegurku, “Wahai Abu Dzar, apakah
kamu menghina ibunya? Sesungguhnya kamu masih memiliki (sifat)
jahiliyyah. Saudara-saudara kalian adalah tanggungan kalian. Allah
telah menjadikan mereka di bawah tangan kalian. Maka siapa yang
saudaranya di bawah tangannya (tanggungannya) maka jika dia
makan berilah makanan seperti yang dia makan, bila dia berpakaian
berilah seperti yang dia pakai, janganlah kalian membebani mereka
sesuatu di luara batas kemampuan mereka. Jika kalian membebani
mereka, maka bantulah mereka.”
Pancasila juga sudah memberikan landasan dalam adab
memberikan perintah kepada pekerja sebagaimana butir ke 4 dan 5
sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang bunyinya “tidak
semena-mena terhadap orang lain” dan “menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan”.
 Dalam Al Qur’an sudah disebut bahwa manusia itu tidak boleh
malas, jangan membuat kerusakan di muka bumi.
 Kerusakan yang terjadi di bumi ini bisa jadi karena keserakahan
manusia yang dalam usahanya tidak melihat
sekeliling/lingkungannya.
 Manusia juga tidak boleh bekerja terus menerus atau hanya
Hasil Diskusi mengejar dunia tapi juga harus seimbang dengan kehidupan
akherat. Harus ingat akhirat agar dunia juga terbawa.
dan evaluasi di  Kita bekerja tidak hanya untuk manusia tapi juga ada nilai ibadah.
kelas  Harta akan membawa kehancuran apabila berada di tangan orang
yang tidak beriman.
 Apabila kita sebagai pengusaha maka kita harus langsung
memberikan upah pekerja kita, jangan sampai kering keringatnya.
 Yang membedakan manusia dengan hewan adalah hati dan otak
yang digunakan untuk berpikir. Manusia dengan otaknya dapat
bekerja secara kreatif.
‫جزاك هللا خيرا‬
‫كثيرا‬

Anda mungkin juga menyukai