Al-Mauidzatil hasanah,
Kalimat yang benar,
jelas dan tepat
Tujuan
Dakwah Mengubah cara pandang dan
tujuan hidup manusia di
dunia.
Mengeluarkan manusia dari
kegelapan berfikir menuju
kejernihan nurani (tazkiyatun
nufus)
Menyadarkan manusia
terhadap yang seharusnya
dilakukan dan yang
ditinggalkan.
Mempersiapkan kualitas
kehidupan bagi generasi
yang akan mewarisinya
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan
Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru
kamu kepada suatu yang memberi kehidupan
kepada kamu. (Al-Anfaal : 24)
َ ُ َّ َ َ ُ َ ت َ َ ت َ َ ت َ ت َ َ َّ ُ ت
(Ara’d : 3)
ۡ ي لعلك ۡم تذكر
ون ِّۡ ك َشءۡ خلقنا زوج ِّۡ َومِّن
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat
ََٰ ُ َ َ َّ ُ َ َ َ َّ ت َ ت َّ َ َ َ ت
kebesaran Allah. (Adzariyaat : 49)
ۡ ي ٱَّلك ۡر وٱۡل
نث ِّۡ وأنهۥ خلقۡ ٱلزوج
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.
(Annajm : 45)
• Membatasi kemungkaran berarti
melakukan pengendalian diri dari
pengaruh hawa nafsu,
memperluas peran almakruf
berarti penguatan terhadap
kefitrahan manusia.
• Kemungkaran dapat
menghilangkan nilai
kemanusiaan sedangkan
almakruf dapat menjaga dan
memelihara harkat kemanusiaan.
َ َ َ ت َ َ َ َّ َ َ َ َ ت َ ت َ َ ت َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ت َ َ َ َٰ َّ َ َ َ ََت
اب ۡمن َٰ
ۡ ح من زكىها وق ۡد خ َٰ َ
ۡ س َو َّما سو َىها فألهمها فجورها وتق َو تىها ق ۡد أفل ۡ ٖ ونف
َث أش َقىَٰها َ ََ َ َٰ َ َ ت ُ ُ َ ت َ َٰ َّ َ
ۡ ود بِّطغوىهاۡ إ ِّ ۡذِّ ٱۢنبع ۡ ت ثم ۡ دسىها كذب
Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah
orang yang mengotorinya. (Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya)
karena mereka melampaui batas, ketika bangkit orang yang paling celaka di
َ ت
antara mereka, (Asyams : 7-12)
َ ُ َٰ َ ُ َ َ َ ََتَ ت ت ت َ ُُ ََ ت ُ ت ُ َ َّ َ َت
ُ
ۡن ٱلمنك ِّۡر وۡيسرِّعون
ِّۡ ن ع
ۡ وف وينهو ُ َ
ۡ ِّ ون بِّٱلمعر
ۡ خ ۡرِّ ويأمر ت
ِّ ٱّللِّ ُو َ َٰٓٱَلو ِّۡم ٱٓأۡل
ۡ ِّ ون ب
ۡ يؤمِّن ت
َۡٱلصلِّحي
َٰ َّ ِّن َ َ ْ َ َٰ َ َ ت
ِّ ۡ كم ۡ ِّ تِۖۡ وأولئ ِّ ف ٱۡلير ۡ ِّ
Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera
kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang
yang saleh. (Ali Imran : 114)
• Orang yang mengajak (da’i) dan
orang yang diajak (mad’u),
keduanya dalam posisi yang
sama dimata Allah, seorang yang
berdakwah dan yang menerima
kebenaran karena hidayah Allah.
• Siapapun tidak akan mampu
menghalangi kehendak Allah
untuk memberikan petunjuk
maupun menyesatkannya dari
kebenaran.
بت َّ ْ َ ت َ ت َّ ت َ َٰ َ َ ُ ت َّ َّ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َّ َٰ َ َٰ َ َ َ َ ت ْ ت َ َ َ َ َ ت
ِّۡ اصوۡا بِّٱلص
ۡ ق وتوِّۡ ت وتواصوۡا بِّٱۡل
ِّۡ وا ٱلصلِّح
ۡ وا وع ِّمل
ۡ ِّين ءامن
ۡ ّل ٱَّل
ۡ ِّ ف خسۡ إ
ۡ ِّ ن ل
ۡ ٱۡلنس
ِّ نۡ ِّ ص إ
ِّۡ وٱلع
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
ُ ت َ َٰٓ َ ُّ َ َّ ُ َ ت َ َ ُ ُ َت
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al Ashr : 1-3)
ََّ َ َّ َ َ َ َت َ ت َ ََّ َ َٰ َ َ َّ ُ ت َ َ ت ُّ
ل فۡإ ِّنما
ۡ سهِّۦۡ ومن ض
ِّ ى فإِّنما يهت ِّدي نلِّ ف
ۡ ن ٱهتد ِّۡ ق مِّن ربِّك ۡم فمۡ اس َق ۡد ج َاءك ۡم ٱۡل
ۡ ل ُّيأيها َ ٱنل
ۡق
َ ُ َ تَ ََ َ َ ت َ
ٖۡ ل عليهاۡ وماۡ أناۡ عليكم بِّوك
ِّيل ۡض ِّ ي
Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran (Al Quran) dari
Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu)
untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya
itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu". (Yunus :
ۡ ك ه ۡم ٱلمهتد
ون َ
ۡ ِّ ك علي ِّه ۡم صلوَٰتۡ مِّن رب ِّ ِّه ۡم ورۡحةۡ وأولئ
ۡ ِّ أولئ
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Albaqoroh : 108)
• Walaupun sifat dasar manusia itu
baik dan benar, tetapi tidak
semua manusia secara otomatis
menerima kebenaran yang
disampaikan orang lain.
• Kebenaran harus disampaikan
dengan cara yang benar dan
strategi yang tepat, jika tidak
kebenaran dapat memantik
permusuhan bahkan dapat
timbulkan masalah baru.
Cara Penyajian lebih
diutamakan
َّٗ ُ ُّ َ َّ َّ ُ ُ َّ َ َّ َ َ َ ُ َ َّ ُ َ َ ت ُ َّ ُ َ َ ُ َ ت َ ُ ت َ َ َٰ ُ ت
orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imran : 159)
•
Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di
muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa manusia
supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ? (Yunus, 99)
UMAT DAKWAH OBYEK
•BELUM MENGENAL ISLAM DAKWAH
•TUJUAN ; MENGENAL,
MEMAHAMI DAN
MENGAMALKAN ISLAM
SEBAGAI PANDUAN HIDUP
UMAT IJABAH
•TELAH MENGENAL DAN MEMAHAMI ISLAM
•TUJUAN ; MENINGKATKAN KESADARAN
DAN RASA TANGGUNG JAWAB BERAGAMA
POLA DAN STRATEGI DAKWAH
•
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al A’raf, 96)
Esensi manusia Tugas sebagai
sebagai mahluk sosial Abdillah dan
dan invidual MANUSIA Khalifatullah
DAN TUGAS
DAKWAH
Manusia sebagai Fitrah manusia wajib
mahluk bertauhid perlu dijaga kemurniannya
pembuktian dan dikembangkan
Al-Qur’an tentang Tugas Dakwah
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (Al-Baqarah : 30)
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (Al-A’raf : 172)
Hadits tentang Tugas Dakwah
ًّۡح َّمدۡنَب ۡيا
َ اۡوب ُم ً
َ اۡوباۡلسلَ ِّمۡدِّين َ ْ ْ َ ۡرب ًّ َّ
َ ِِّضۡب َاّلل َ قَالۡياۡأباۡس ِّعيدۡمن
ْ َ َ َ َ َ َ
َ ِّ ۡر
َّ ِّ َ ُ َ َ َّ ِّ َ َ َ ْ َ َِّ َ ِّ َ ُ ِّ َ َ َ َ َ ُ َّ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ
ِّۡول َۡاّلل س اۡر
ْ َ َ َّ َ ۡي ْ اَۡع ه د َ ع
ِّ ۡأ ال
َ ق ۡف
َ َ َُْ َ ُ ُْ َْ َ يد ع
ِّ وۡس
ْ ب اۡأ ه َ ۡل ب جِّ ع ۡف
ُ ة ن ۡاْل
َ َ ُۡل ُ ت َ ب
َ ج و
ََ
َۡ ۡفۡاْلن َةِّۡم َّاۡب َ
اۡالعبدۡ َم َِّائةۡدرجة ُففع َلۡث َم ْۡقال َۡوأخ ْرىۡيرفعۡبِّه َّ
َي ُ َ َ ِّ
َ َ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َ َ
ۡاِۡهۡياۡرسولۡاّللِّۡقال ِّ ۡالسما ُءِّۡواۡلر ِّضۡق َّالۡوم ْ يۡكماۡب َّي ِّ كۡدر ُجت ْ ِّ
ۡ يل
.ِّۡاّلل َ َ َ َ
ِّ ِّ ۡفۡسب ِّ ۡاْلهاد ِّ ِّيلۡاّلل ِّ ِّ ۡفۡسب ِّ اْلهاد ِّ
Rasulullah bersabda : "Hai Abu Said, sesungguhnya barang siapa yang rela Allah sebagai
Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Nabi Muhammad SAW sebagai nabinya, maka ia
pasti akan masuk surga." Abu Said merasa takjub mendengar sabdanya itu seraya
berkata, "Ulangi lagi ya Rasulullah!" Rasulullah pun memenuhi permintaannya itu.
Setelah itu beliau bersabda, 'Ada amal perbuatan lain yang akan mengangkat seorang
hamba seratus derajat di surga kelak. Sedangkan jarak antara dua derajat (tingkat)
tersebut (adalah sejauh jarak) antara langit dan bumi.' Lalu Abu Said bertanya, 'Apa itu ya
Rasulullah?" Rasulullah SAW menjawab, 'Jihad di jalan Allah, jihad di jalan Allah"'' {H.R.
Muslim 6/37}
َ َ
Lanjutan
َُّ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ُ َ ُ ٌ ُ َ َ َ َ ُ َ ْ َّ ُّ َ ََ
ۡۡثمۡ سهِّۡق َال ِّ يلۡاّللِّۡب ِّ ُم
ِّ اُلِّۡو َنف ِّ ِّ ۡف َّۡسب
ِّ اسۡأفض ْلۡفقالۡرجلُۡياهِّ ْد ِّ ۡانلْ ُ ي َ ۡأَ ال قف
ْ َّ َ َ َ ُ َّ َ َ ُ ُ َ َ ْ ٌ ْ َ
ِّ ابۡيعبدۡاّللۡربهۡويدعۡانلاسۡمِّن
.ِّ ۡشۡه ِّ ۡالشع ِّ ۡفۡ ِّشعبۡمِّن ِّ منۡقالۡمؤمِّن
"Ya Rasulullah, manusia yang bagaimana yang paling mulia?" Rasulullah menjawab, "Yaitu
orang yang berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwanya." Lelaki itu bertanya lagi,
"Setelah itu siapa?" Rasulullah menjawab, "Orang beriman (yang bertempat tinggal) di
lembah gunung. Ia beribadah kepada Allah dan menghindari manusia dari kejahatannya."
ْۡيۡمِّن
{H.R. Muslim 6/39}
َ َ ْ َ َ ْ َ ُ َ ُ ُ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ ُ َ ُ ْ َ
ٌ ُ ْ ۡخ
ُ ةل َل ۡو م َ و ۡياط
َّ بِّ ۡرُ ول قۡي مَ لسِّۡو
َ ْ َ َ َ َ َ ْهي ل ۡعۡاّللَّلِّۡص ۡاّلل ول س ۡرت ع
َ ِّ َ م
ِّ س
َۡجري ْ ۡوأ َ ِّۡع َمل ُهۡاَّلِّيَۡك َن َۡي ْع َمل ُه ِِّۡإَون َۡماتۡجرىۡعليه همِّ ا َ
ِّي ق
َ َ
ۡور ه ْ ۡشام ي ص
ِّ
ِّ َّ ْ
َ َ َ ُ ْ ْ َ ُ َ
ۡ عليهِّۡرِّزقهۡوأمِّنۡالفت
ان
Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Berjaga selama satu hari satu malam (melindungi
pasukan), lebih baik daripada berpuasa dan beribadah sebulan penuh. Apabila meninggal dunia,
maka amal perbuatan yang dilakukanya masih terus berlaku, rezekinya terus mengalir, dan ia akan
aman dari berbagai fitnah (syetan)"' {H.R. Muslim 6/51}
Penjelasan Al-Hadits
a. Dakwah identik dengan pengamalan paham Islam pada setiap
muslim baik kepada diri sendiri dan masyarakat, melaui
mau’idzah hasanah dan uswah hasanah.
b. Orang yang menjaga komitmen dan konsistensi dalam
berdakwah akan memperoleh keutamaan berupa kemuliaan
hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.
c. Dakwah Islam harus terus dikobarkan dengan semangat jihad,
karena dakwah diantara fungsinya dapat menutupi manusia dari
berbagai fitnah dalam kehidupan dunia.
d. Perkembangnya Islam dengan dakwah, kuatnya dakwah karena
adanya keyakinan dan kesungguhan pada diri setiap muslim,
kuatnya Islam karena adanya semangat berkorban jiwa dan harta
bertujuan lizzil Islam wal muslimin (untuk kemuliaan Islam dan
kaum muslim)
Dakwah Sebagi Bukti Persaksian
Manusia kepada Allah SWT
Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu
kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan
kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian
kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah".
jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka:
"Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)". (Ali Imran : 64)
A
Dari Generalisasi Dari Mau’idhoh
kepada Spesialisasi hasanah kepada
Uswah hasanah
C B
REVITALISASI DAN
REFORMULASI
DAKWAH Dari Theo-centrism
kepada Anthropo-
centrism
REVITALISASI DAN REFORMULASI DAKWAH
• Seiring berjalannya waktu dakwah tidak lagi
Dari terpusat pada mimbar masjid dan arena
Mau’idhoh tabligh akbar, karena media masa
elektronika lebih semarak, efektif, variatif dan
Hasanah bersaing dalam menyajikan pesan dakwah
kepada islam.
Uswah • Dominasi dengan pesan verbal, retorika
Hasanah yang heroik, tanpa mempertimbangkan
kebutuhan audiens dan alur materi yang
tidak sistematis akan membuat rasa jenuh
dan bosan.
• Mau’idzoh hasanah tetap diperlukan, tetapi
semangat memberikan contoh nyata dan
keteladanan (uswah hasanah) akan memiliki
dampak yang lebih kuat pada jama’ah.
ُ َ َْ َ ْ ُ َ
ال اف َصح ْ ِ لح ا ان
ِّ س لِ
ال َق َ
لم ا ان َ
س ل ْ
ن م
ِ ِ ِ
“Ucapan yang diikuti
dengan tindakan nyata
lebih berbobot nilainya
daripada sekedar ucapan
lesan semata”
REVITALISASI DAN REFORMULASI DAKWAH
Dari “Theo- • Dakwah Islam selama ini lebih berorientasi ke langit
dan kurang membumi, lebih mengedepankan aspek
centrism ke-Tuhanan dari pada aspek ke-Manusiaan. Jika
kepada terjadi penyimpangan aqidah atau pemurtadan
reaksi umat Islam sangat keras, tetapi ketika terjadi
Anthropo- penindasan, problem kemiskinan dan problematika
centrism sosial lainnya umat Islam cendrung menghadapinya
dengan bersikap dingin.
• Aturan hukum dalam pengamalan syari’at secara
formalitas lebih diperjuangkan daripada
memperjuangkan peningkatan kualitas pendidikan,
peningkatan kesejahteraan dan sarana pelayanan
sosial, sehingga aspek kemanusiaan seringkali
dikesampingkan dalam pusaran dakwah Islam.
Jangkau yang
Terasing dan
sertakan yang
Tersisih
REVITALISASI DAN REFORMULASI DAKWAH
Dari • Seringkali seorang “ulama” ditempat dan
menempatkan dirinya sebagai manusia super
Generalisasi yang “know all dan do all” sehingga dakwah
kepada menjadi sentralistik, berada di singgasana
Spesialisasi menara gading tidak menjangkau kelompok
marginal.
• Perlu dikembangkan spesialisasi dakwah dengan
penyiapan secara khusus mubaligh pada bidang
keilmuan masing-masing, selain menguasai
ajaran Islam tentang ekonomi juga memiliki
kepampuan dalam pemberdayaan ekonomi dan
jaringan pemasaran produk.
• Selain jaringan dakwah yang harus diperluas,
kegiatan dakwah juga harus mampu menembus
lintas batas kompetensi keilmuan sehingga Islam
dapat dirasakan sebagai agama universal dalam
konsep dan fungsinya (rahmatan lil alamiin)
َ َّ َ َ ُ ت َ ت
َ َ َ َ تَ
َ
ۡ ِّ وأنزنلاۡإَِّلكۡٱَّلِّكرۡۡلِّ ب ِّيۡل ِّلن
ۡاسۡما
َ ُ َّ َ َ َ ُ َ َ ت ت َ َ َ َّ ُ ت
ۡۡن ِّزلۡ َإَِّل ِّهمۡولعلهمۡيتفكرون
َۡۡح ٗةۡل تِّل َعَٰلَمي
َ ۡر تَ َّ َ َ َ َ ت َ ت
ِّ ۡوماۡأرسلنَٰكۡإِّّل
Dan Kami turunkan kepadamu Al
Quran, agar kamu menerangkan pada
umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka dan supaya
mereka memikirkan, (Annahl : 44)
Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (Alanbiya’ : 107)
Aktifitas dakwah Islam yang dilakukan
dalam bentuk tindakan nyata terhadap
kebutuhan penerima dakwah baik DAKWAH
secara material maupun spiritual untuk BILKHAAL
mencegah kecenderungan ke arah
kekufuran.