Anda di halaman 1dari 11

ANTI KORUPSI

DALAM ISLAM
Here is where your presentation begins
A.ANTI KORUPSI DALAM ISLAM

Dalam hukum Islam, perbuatan korupsi memang tidak dibenarkan. Agama Islam membagi istilah korupsi dalam beberapa
poin, yakni risywah atau suap, saraqah atau pencurian, al-gasysy atau penipuan dan pengkhianatan. Ketiga hal tersebut
adalah perbuatan tercela dan yang melakukannya akan mendapatkan dosa besar alias hukumnya haram.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 29 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
Beberapa ulama fiqih pun juga sepakat, jika menggunakan atau meraih harta dari hasil tindak pidana korupsi, itu sama saja
dengan memakan hasil rampasan, judi, dan curian. Di mana, itu hukumnya haram. Selain, dalam surat An-Nisa ayat 29,
Allah SWT juga telah berfirman dalam surat lainnya, yakni Al-Baqarah ayat 188 yang artinya:

"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui."

Begitulah pandangan islam terkait perbuatan korupsi yang seakan sudah menjadi tradisi di Indonesia.
B.PENGERTIAN KORUPSI
merupakan suatu perbuatan yang dosa, karena memanfaatkan harta orang lain untuk kepentingan pribadinya seperti yang
dilakukan oleh para pencuri. Tentu saja korupsi hukumnya telah jelas, yakni haram dan tidak boleh dilakukan oleh umat
Islam karena banyak sekali mudaratnya.
Namun mengapa orang masih tetap melakukan korupsi tanpa takut akan dosa? Itulah sebabnya mungkin mereka
(koruptor) tidak paham mengenai dampak jangka panjang korupsi itu. Harta yang mereka rampas, digunakan untuk
keperluan sehari-hari sehingga harta tersebut masuk ke dalam tubuhnya serta berdampak kepada keluarga dan bangsa.
Pada zaman Rasulullah SAW ada seseorang yang berdoa kepada Allah
SWT, “Ya Rabb, Ya Rabb, Ya Rabb”.
Maka Rasulullah SAW mengatakan, bagaimana mungkin doanya dapat dikabulkan, karena yang dimakan dan diminum
oleh orang tersebut haram. Dia dibesarkan oleh makanan-makanan yang haram, bagaimana mungkin Allah SWT mau
mengabulkan doanya?
Bayangkan jika kita memakan makanan dan minuman dari hasil korupsi, makanan tersebut menjadi daging bahkan darah
yang haram, lalu doa-doa kita kepada Allah SWT tidak akan dikabulkan oleh Allah SWTPadahal janji Allah SWT pada
bulan Ramadan ini adalah mengabulkan seluruh doa-doa kita sebagaimana yang dimaksud dalam QS Al Baqarah ayat
َ
186: َ‫ل َك َوِإذا‬AA‫أ‬
َ A ‫ي ِعباَ ِدي َس‬
ِ ‫يعَن‬A ِ‫َإ ن‬AAA‫ريب ف‬AA‫ق‬
َِ ‫يب‬ َِ ‫ ْلَيَس‬AAA‫يف‬AA‫ ُوا ِل‬A ‫ ن‬A‫ي َو ْليُْؤ ِم‬AAA‫ب‬
ۖ ُ ُِ‫ج‬A‫َّع ِ د َْع َوة َ أ‬A‫لدا‬AA‫ْتجيب ُوا ۖ د َع ِان ِإذاَ ا‬ ِ A‫عل َّهُ ْم‬AA‫َل‬
‫ي َْر ُشد‬
C.PENGERTIAN KORUPSI MENURUT
BEBERAPA AHLI
- Nurdjana (1990). Pengertian korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “corruptio”, yang berarti
perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-
norma agama materiil, mental dan hukum.

- Juniadi Suwartojo (1997). Pengertian korupsi adalah tingkah laku atau tindakan seseorang atau lebih yang melanggar
norma-norma yang berlaku dengan menggunakan dan/atau menyalahgunakan kekuasaan atau kesempatan melalui proses
pengadaan, penetapan pungutan penerimaan atau pemberian fasilitas atau jasa lainnya yang dilakukan pada kegiatan
penerimaan dan/atau pengeluaran uang atau kekayaan, penyimpanan uang atau kekayaan serta dalam perizinan dan/atau
jasa lainnya dengan tujuan keuntungan pribadi atau golongannya sehing langsung atau tidak langsung merugikan
kepentingan dan/atau keuangan negara/masyarakat.

- Haryatmoko. Pengertian korupsi adalah upaya menggunakan kemampuan campur tangan karena posisinya untuk
menyalahgunakan informasi, keputusan, pengaruh,uang atau kekayaan demi kepentingan keuntungan dirinya.

- Mubyarto. Pengertian korupsi adalah suatu masalah politik lebih dari pada ekonomi yang menyentuh keabsahan atau
legitimasi pemerintah di mata generasi muda, kaum elite terdidik dan para pegawa pada umumnya. Akibat yang akan
ditimbulkan dari korupsi ini yakni berkurangnya dukungan pada pemerintah dari kelompok elite di tingkat provinsi dan
kabupaten.
- Syed Hussein Alatas. Pengertian korupsi adalah subordinasi kepentingan umu dibawah kepentingan pribadi yang
mencakup pelanggaran norma, tugas dan kesejahteraan umum, yang diakukan dengan kerahasiaan, penghianatan,
penipuan dan kemasabodohan dengan akibat yang diderita oleh rakyat.

- Gunnar Myrdal. Pengertian korupsi adalah suatu masalah dalam pemerintahan karena kebiasaan melakukan penyuapan
dan ketidakjujuran membuka jalan membongkar korupsi dan tindakan-tindakan penghukuman terhadap pelanggar.
Tindakan dalam pemberantasan korupsi umumnya dijadikan pembenar utama terhadap KUP Militer.

- Robert Klitgaard. Pengertian korupsi adalah suatu tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya
dalam negara, dimana untuk memperoleh keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi atau perorangan,
keluarga dekat, kelompok sendiri, atau dengan melanggar aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi.

- S. Hornby. Pengertian korupsi adalah suatu pemberian atau penawaran dan penerimaah hadian berupa suap, serta
kebusukan atau keburukan.

- Henry Campbell Black. Pengertian korupsi adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak lain.
D.METODE PENELITIAN

Korupsi di Indonesia berkembang dengan sangat pesat pada beberapa dekade terkahir ini, akibat dari tingginya kasus
tindak pidana korupsi, menempatkan Indonesia pada jajaran negara terkorup di dunia. Pemerintah telah berupaya keras
dalam mengatasi permasalahan korupsi, hal tersebut dikarenakan tindak pidana korupsi merupakan kejahatan luar biasa
(extra ordinary crime) yang bersifat sistematis dan teratur. Selain hukum positif, Indonesia juga tidak terlepas dari ajaran
agama. Secara tegas agama sangat melarang perbuatan korupsi karena korupsi termasuk sebagai tindak pengkhianatan
dan kezaliman, telah banyak penjelasan tentang larangan perbuatan korupsi baik pada Al Qur’an serta Hadist.
Penelitian ini menggunakan metode Yuridis Normatif yang merupakan penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan
dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka atau data sekunder. Dengan menggunakan metode berfikir deduktif (cara
berpikir dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya umum yang sudah dibuktikan bahwa dia
benar dan kesimpulan itu ditujukan untuk sesuatu yang sifatnya khusus). Hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan bahwa pengaturan Tindak Pidana Korupsi dalam Hukum Positif diatur dalam Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sedangkan dalam
Hukum Islam Tindak Pidana Korupsi diatur melalu Al-Qur’an dan Hadist. Perbandingan Pemidanaan Tindak Pidana
Korupsi menurut Hukum Positif dan Hukum Islam dapat disimpulkan bahwa Hukum Postif untuk menentukan
pemidanaan tindak pidana korupsi dapat dijatuhkan hukuman penjara maksimal 20 Tahun penjara serta hukuman
tambahan berupa membayar denda
E.JEJAK KORUPSI DALAM SEJARAH
ISLAM
Permasalahan korupsi ini selalu meningkat setiap tahun. Namun perlu diketahui tenyata korupsi ini sudah terjadi pada
zaman Nabi Muhammad saw. seperti yang yang telah Korupsi berasal dari Bahasa Latin, yaitu corruptio yang berasal
dari kata corrumpere yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, dan menyogok. Secara umum korupsi
adalah suatu Tindakan yang dilakukan oleh beberapa oknum pejabat, yang menyalahgunakan kewenangan nya demi
mementingkan dirinya sendiri.

Sebagai sebuah kata korupsi, istilah tersebut sudah tidak aneh lagi terdengar di masa sekarang. Term korupsi sering
mengemuka du beragam pemberitaan baik cetak maupun meda.

Rasanya seperti no korupsi no party. Begitulah mungkin pemikiran para tikus-tikus kantor yang berdasi. Sungguh ironis
kebiasaan buruk petinggipetinggi fasik yang ada dipemerintahan. Sulit untuk dibantah dan dihentikan, kasus yang sudah
menjadi kebiasaan itu seakan tak ada habisnya walaupun pemerintah sudah melakukan berbagai macam cara untuk
mengatasi masalah tersebutdijelaskan dalam hadis berikut :

“Tidak demi Allah, yang diriku berada di tanganNya, sesungguhnya mantel yang diambilnya pada waktu penaklukan
Khaibar dari rampasan perang yang belum dibagi akan menyulut api neraka yang akan membakarnya. Ketika orang-
orang mendengar pernyataan Rasulullah saw. itu ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. membawa seutas tali
sepatu atau dua utas tali sepatu. Ketika itu, Nabi saw. mengatakan: seutas tali sepatu sekalipun akan menjadi api neraka.”
(HR. Abu Dawud)
F.PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Korupsi telah menjadi penyakit akut dan merajalela dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Korupsi juga
memiliki efek kerusakan luar biasa, bahkan dapat menghancurkan suatu bangsa. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan jenis riset pustaka (library research), datanya bersumber dari literatur terkait dan
relevan dengan metode pendidikan antikorupsi dalam perspektif hadis nabawi.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:


1). Rasulullah SAW telah mengajarkan syariah Islam dengan berbagai metode terbaik yang mengantarkan umatnya
kepada pemahaman yang sempurna, termasuk pesan-pesan Pendidikan Antikorupsi.
2). Beberapa metode Pendidikan Antikorupsi yang terkandung dalam hadits nabawi di antaranya: metode
keteladanan (al-qudwah), metode bimbingan dan nasihat (al-taujīh wa al-mau’izhah), metode motivasi dan ancaman
(al-targhīb wa al-tarhīb), metode dialog dan tanya jawab, dan metode perumpamaan (tamtsil atau metafora)
G.HADIST TENTANG KORUPSI
Hadis-hadis yang membahas tentang masalah pelarangan korupsi sangatlah banyak dikarenakan banyak kata kunci yang
digunakan dalam mencari kata korupsi tersebut, namun pemakalah akan mencantumkan beberapa hadis saja yang telah
diriwayatkan oleh perawi-perawi hadis, di antaranya adalah;

َ ‫ق َحدثَّنَا‬ َ ‫الزبَي ِْر ْب ِن ع ُْر َوة َ ع َْن َس ِعيد ْب ِن يَحْ ي َى ع َْن عَيا َّ ش بْنُ ِإ ْس َما ِعي ُل َحد ثَّنَاَ ِعي َسى بْنُ ِإس‬
ُ ‫ْحا‬ ُّ
‫ي حُ َميْد أبَ ِي ع َْن‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫َّا‬
‫س‬ ‫ال‬ َ
‫أن‬ َّ ‫ُول‬
‫س‬
َ َ ‫ر‬ ‫ل‬َِّّ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ل‬
َّ َ‫ص‬ ُ
‫ل‬ َّ ّ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫َلي‬‫ع‬ ‫م‬َّ ‫ل‬‫س‬ ‫و‬ ‫ل‬َ ‫ا‬ ‫ق‬ َ ‫ا‬ ‫ي‬َ ‫ا‬ ‫َد‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ا‬ َُّ
‫م‬ ‫ع‬ ْ
‫ال‬ ‫ل‬ ‫و‬
ُ ُ ‫ل‬ ‫غ‬
ِ ِِ ِ َْ َ َ َ َ ِ
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Isa telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ayyasy dari Yahya bin Sa'id
dari Urwah bin Az Zubair dari Abu Humaid As Sa'idi bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"hadiah bagi para kuli adalah ghulul (hasil ghanimah yang diambil secara sembunyi-senmbunyi sebelum
pembagiannya).[4]

Hadis di atas berimplikasi terhadap ghulul ghulul menurut bahasa adalah khianat, sedangkan menurut Ibn al- Atsir,
ghulul adalah berkhianat mengenai harta rampasan perang atau mencuri harta tersebut, dan masih menurutnya setiap
orang yang berkhianat secara sembunyi-sembunyi mengenai urusan sesuatu, maka ia telah berbuat ghulul.[5] Adapun
maksud dari ghulul menurut korupsi adalah berupa tindakan penggelapan yang dilakukan seseorang untuk memperkaya
diri sendiri. Ada pula yang menganggap Harta Ghulul adalah harta yang diperoleh oleh pejabat (pemerintah atau swasta)
melalui kecurangan atau tidak syar‟i, baik yang diambil harta negara maupun masyarakat.[6]
H.HUKUMAN KORUPSI
Dalam konteks ajaran Islam yang lebih luas, korupsi merupakan tindakan yang bertentangan dengan prinsip keadilan (al-
`adalah), akuntabilitas (alamanah), dan tanggung jawab. Korupsi dengan segala dampak negatifnya yang menimbulkan
berbagai distorsi terhadap kehidupan negara dan masyarakat. Adalah suatu hal yang naif apabila kenyataan ironis di atas
ditimpakan kepada Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas penduduk di Indonesia.
Regulasi Hukum Pidana Islam menempatkan korupsi dalam kategori jarimah takzir atau merupakan sanksi hukum yang
diberlakukan kepada seseorang pelaku jarimah atau tindak pidana yang melakukan pelanggaranpelanggaran baik
berkaitan dengan hak Allah swt maupun hak manusia, Pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak ditentukan secara tegas
bentuk sanksinya di dalam nash Al-Quran dan hadist, oleh karena tidak ditentukan secara tegas maka takzir menjadi
kompetensi hakim atau penguasa setempat. Sanksi hukum takzir dapat berupa hukuman penjara, hukuman denda, masuk
dalam daftar orang tercela, hukum pemecatan, bahkan hukuman mati.

Kajian tentang hukum pidana Islam dalam perkembangannya mengalami pasang surut untuk menjadi fokus kajian di
Indonesia. Pertanyaan mendasar sekarang adalah seberapa jauh Hukum Pidana Islam menjadi pertimbangan dalam dunia
penegakan hukum di Indonesia. Sebagaimana telah menjadi ketetapan dasar bahwa Negara Indonesia bukanlah negara
Islam, melainkan negara dengan UUD 1945 yang menjadi dasar setiap sendi hukum yang ditopang dengan sistem
demokrasi.
Sebagian kalangan menuding bahwa hukum pidana Islam sebagai hukum yang tidak manusiawi, kejam, melanggar hak
asasi manusia dan tidak relevan dengan perkembangan zaman. Paradigma masyarakat terkait Hukum pidana Islam yang
memberlakukan rajam (melempar orang yang berzina hingga wafat) serta potong tangan bagi pencuri dan koruptor
sangat kejam dan melanggar hak azasi manusia (HAM).

KH Anwar Hidayat, hakim pada sebuah Pengadilan Agama di Jakarta, sempat menegaskan, hukum Islam sangat elastis
dan tidak kaku. Justru dijatuhkannya sanksi berupa potong tangan bagi yang mencuri, dimaksudkan untuk menimbulkan
rasa aman, rasa tenang dan memberi efek pencegahan, sehingga orang akan takut untuk mencuri. Paradigma seperti ini
akhirnya membawa ketakutan tersendiri untuk melihat sisi sebenarnya tentang apa yang dibawa oleh agama melalui
syariat yang telah diturunkan kepada manusia.

Anda mungkin juga menyukai