Anda di halaman 1dari 12

4.

PERTUKARAN
PANAS LATEN DAN PANAS SENSIBEL
PERTUKARAN PANAS LATEN &SENSIBEL
Pertukaran panas laten
Bahan bahan yang dipertukarkan panasnya hanya
mengalami perubahan fasa saja
Misalnya:
Peleburan bahan pada titik leburnya menggunakan
pemanas uap yang mengembun pada titik embunnya.
Pertukaran panas laten dan sensibel
Bahan bahan yang dipertukarkan panasnya
mengalami perubahan suhu maupun perubahan fasa.
Misalnya:
Proses peleburan dengan bahan yang tidak pada titik
leburnya dengan pemanas uap yang tidak pada titik
didihnya.
PERTUKARAN PANAS LATEN

Contoh
Suatu bahan pada titik leburnya, dipanaskan
hingga melebur dan diperoleh bahan cair pada
titik leburnya. Sebagai pemanas digunakan uap
pada titik didihnya yang berubah fase hingga
dihasilkan kondensat pada titik didihnya.

Neraca panas dapat dijelaskan sebagai berikut :


Sistem 1: Penerima panas:
Bahan padatan berubah fase menjadi cair memerlukan
panas sebesar :
Q1  m1λ
Sistem 2: Pemberi panas
Steam memberikan panasnya dengan berubah fase dari uap
ke cairan. Panas yang diberikan sebesar:
 Q2  m2ΔHgf
 Apabila tidak ada panas hilang ke lingkungan maka semua
panas yang diberikan oleh bahan 2 akan diterima bahan 1.
 Apabila ada panas hilang ke lingkungan maka hanya
sebagian panas yang diberikan bahan 2 diterima bahan 1.
Efisiensi Panas
• Perbandingan panas yang diterima oleh bahan
1 dengan panas yang diberikan bahan 2
disebut efisiensi panas :

Pns diterima Q1
η  Pns diberikan bahan satu x100% x100%
Q2
bahan
dua 
Contoh 1:
500 lb padatan A pada titik leburnya 175oF
dengan panas laten peleburan 500 Btu/lb akan
dilebur hingga dihasilkan A cair pada suhu 175oF,
Sebagai pemanas digunakan steam jenuh suhu
212oF yang berubah fase menjadi kondensat
pada suhu tersebut (Hfg air pada suhu 212 oF =
970,3 Btu/lb ). Hitung kebutuhan steam apabila
efisiensi panas 80%.
PERTUKARAN PANAS LATEN & SENSIBEL

Misalnya
Suatu bahan di bawah titik leburnya, dipanaskan
hingga naik suhunya kemudian melebur menjadi
cairan dan naik suhunya sampai sesuai yang
diinginkan. Sebagai pemanas digunakan uap di
atas titik didihnya yang turun suhunya kemudian
berubah fase hingga dihasilkan kondensat pada
titik didihnya.
Sistem 1: Penerima panas:
Bahan padatan berubah fase menjadi cair memerlukan
panas sebesar : Tl T2

Q   mCp dT m λ   mCp dT
1 pdt 1 cair
T1

Tl

Sistem 2: Pemberi panas


Steam memberikan panasnya dengan turun suhu dan
berubah fase dari uap ke cairan. Panas yang diberikan
sebesar:
Td
 Q2  (  mCpuapdT m2ΔHgf )
T2

 Apabila tidak ada panas hilang ke lingkungan maka semua


panas yang diberikan oleh bahan 2 akan diterima bahan 1.
 Apabila ada panas hilang ke lingkungan maka hanya
sebagian panas yang diberikan bahan 2 diterima bahan 1.
Contoh 2:
400 lb padatan A pada 90oF masuk kedalam
melter, kemudian melebur pada 200oF dengan
panas laten peleburan 500 Btu/lb dan dihasilkan
A cair pada suhu 225oF, Sebagai pemanas
digunakan steam superheated suhu 250oF dan
keluar sebagai kondensat pada titik didihnya 212
oF (Hfg air pada suhu 212 oF = 970,3 Btu/lb ).

Hitung kebutuhan steam apabila efisiensi panas


75%. Bila diketahui Cp A padat= 1,4 Btu/lboF, Cp
A cair=1,2 bTu/lnoF, Csteam 0,83 Btu/lb oF
Contoh 3
Pemekatan 800 kg/jam larutan NaOH dengan kadar
NaOH 20% masa menjadi larutan NaOH 70% massa,
dilakukan dengan menguapkan airnya dalam evaporator.
Larutan NaOH masuk pada 30oC, penguapan air
dianggap terjadi pada tekanan atmosferis pada suhu
didihnya 100oC, NaOH dianggap tidak menguap. Uap air
maupun produk keluar pada tekanan 1 atm dan suhu
100 oC . Hfg = 540 cal/gr , Cp NaOH 1,15 cal/gr oC ,Cp
air 1 cal/gr oC
Sebagai pemanas digunakan udara panas bersuhu 150oC
yang turun suhunya hingga 120oC, Cp udara 0,8 Cal/gr
oC. Hitung kebutuhan udara bila efisiensi panas 80%.
Contoh 4
2000 lb/menit larutan gula (campuran gula dan air) dengan
kadar gula 30 % massa dimasukkan ke dalam evaporator untuk
dipekatkan menjadi larutan dengan kadar gula 65 % massa,
dengan cara memanaskan larutan untuk menguapkan air pada
tekanan 100 psi. (hitung berapa air teruapkan)
Larutan gula masuk pada 100oF, dianggap penguapan air dalam
evaporator terjadi pada titik didih air pada 100 psi yaitu 327oF
dan gula dianggap tidak ada yang menguap, sehingga diperoleh
hasil atas berupa uap air pada 327oF dan hasil bawah berupa
larutan gula dengan kadar gula 65 % massa pada suhu 327 oF
(Hfg pada 327 oF adalah 888,8 Btu/lb). Cp gula =1,2 Btu/lboF
dan Cp air 1 Btu/lboF (hitung berapa panas diperlukan)
Sebagai pemanas digunakan superheated steam tekanan 120
psi dengan suhu 350 oF yang keluar sebagai kondensat pada
suhu 310oF ((Hfg pada 341 oF adalah 877,9 Btu/lb). apabila
efisiensi panas dalam evaporator 50 %, Hitung kebutuhan
superheated steam. Cp air= 1 Btu/lboF, Cpgula 1,2 Btu/lboF
dan Cp uap air (0,83/18)Btu/lb oF
Contoh 5
2500 lb/menit Larutan gula (gula dan air) dengan kadar gula 55%
suhu 30oC dicampur dalam tangki pencampur dengan 3000 lb/menit
larutan gula dengan kadar gula 40%, suhu 40oC. Campuran tersebut
dipekatkan dalam evaporator hingga kadar 90%. dianggap penguapan
air dalam evaporator terjadi pada titik didih air pada 80 psi yaitu 300oF dan
gula dianggap tidak ada yang menguap, sehingga diperoleh hasil atas berupa
uap air pada 300oF dan hasil bawah berupa larutan gula dengan kadar gula
90 % massa pada suhu 300 oF (Hfg air pada 300 oF adalah 890 Btu/lb).
Sebagai pemanas digunakan superheated steam tekanan 100 psi
dengan suhu 340 oF yang keluar sebagai kondensat pada suhu 320oF
(Hfg pada 327 oF adalah 888,8 Btu/lb.efisiensi panas dalam evaporator 50
%,
a. Hitung komposisi dan suhu campuran keluar mixer
b. Hitung berapa air teruapkan dalam evaporator
c. Hitung kebutuhan superheated steam bila efisiensi panas
70%.
Cp air= 1 Btu/lboF, Cp gula 1,2 Btu/lboF dan Cp uap air (0,83/18)Btu/lb
oF

Anda mungkin juga menyukai