Anda di halaman 1dari 19

TATA LAKSANA PENANGANAN

PELANGGARAN ETIK DAN


HUKUM RUMAH SAKIT
Permenkes No. 42 Tahun 2018
tentang kode Etik dan Hukum Rumah Sakit

 Kode Etik rumah sakit (KODERS) adalah


himpunan norma- norma yang di sepakati dan
di tetapkan oleh, dan untuk pengemban profesi
tertentu dalam hal ini profesi kesehatan,
perumah sakitan, kedokteran, perawat/bidan
dan sebagainya.
TUJUAN

TUJUAN UMUM
Menjadi pedoman bagi komite Etik dan
Hukum Rumah sakit serta menciptakan
pelayanan yang sesuai dengan etik
rumah sakit dan tidak melanggar hukum
yang berlaku. serta makin meningkatnya
profesionalisme dan pengabdian
Karyawan Rumah sakit.
TUJUAN KHUSUS
 Terselesaikannya pelbagai masalah dugaan
konflik ‘’mediko legal’’, sengketa medik dan
pelanggaran yang terjadi di rumah sakit dengan
atau tampa penjatuhan sanksi etik.
 Tegaknya kebenaran dan keadilan bagi seluruh
karyawan Rumah sakit.
 Terkompilasinya pedoman Etika, kasus etika
dan penyempuraan kode etik profesi sebagai
hikmah bagi perbaikan kinerja karyawan yang
akan datang.
 Agar seluruh karyawan rumah sakit baik medis
penunjang maupun non medis bertindak sesuai
Etika dan hukum.
 Menjadi acuan bagi menejemen dan komite Etik
dan Hukum Rumah sakit dalam mengambil
langkah penyelesaian jika terjadi pelanggaran etik
dan hukum di rumah sakit.
 Menjadi acuan kinerja dan sikap organisasi rumah
sakit yang selaras dengan visi, misi dan pernyataan
nilai- nilai rumah sakit, kebijakan sumber daya
manusia, laporan tahunan serta dokumen lainnya.
PENGADUAN
 Pengaduan dapat berasal dari pasien, teman
sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.
 Pengaduan di sampaikan kepada Direktur
Rumah sakit.
 Pengaduan di ajukan secara tertulis dan
sekurang- kurangnya harus memuat identitas
pengadu, nama teradu dan waktu kejadian
 Pengaduan di anggap tidak sah jika di sertai
dengan bukti-bukti yang layak
 Komite Etik dan Hukum rumah sakit
memeriksa keabsahan pengaduan.
 Pemanggilan pengadu dapat di lakukan
sampai 3 kali berturut turut jika pengadu tetap
tidak datang tampa alasan yang sah.maka
pengaduan tersebut di nyatakan batal.
 Sebaliknya bila pada pemangigilan ke 3
teradu tetap tidak datang tampa alasan yang
sah, penanganan kasus di lanjutkan tampa
kehadiran teradu dan putusan yang di
tetapkan di nyatakan sah dan tidak di
lakukan banding.
 pengadu, teradu dan sanksi meandatangani
penyataan tertulis bahwa semua keterangan
yang di berikan adalah benar.
PENELAAHAN ADUAN
 Setelah proses pengaduan di nilai sah, di lakukan
proses penelaahan oleh komite etik dan hukum rumah
sakit.
 Penanganan karyawan teradu menggunakan asas
praduga tak bersalah.
 Di akhir penelaahan, komite etik dan hukum
menetapkan pengaduan tersebut layak atau tidak layak
untuk di sidangkan oleh profesi terkait.
PERSIDANGAN
 Persidangan di anggap sah apabila dihadiri
lebih dari setengah jumlah anggota komite etik
dan hukum rumah sakit.
 Persidangan bersifat tertutup.
 Putusan sidang di ambil berdasarkan
musyawarah dan mufakat. Apabila
musyawarah dan mufakat tidak tercapai ,
putusan diambil atas dasar perhitungan
jumlah terbanyak.
BARANG BUKTI
 Barang bukti adalah surat –surat, rekam medis, obat, alat
kesehatan, benda- benda teradu, kesaksian–kesaksian,
kesaksian ahli atau petunjuk terkait langsung dalam
pengabdian profesi dan hubungan teradu pasien yang
masing-masing melibatkan teradu , pengadu atau para
pihak.
 Pada waktu penelaahan atau persidangan, komite Etik Dan
Hukum meminta diperlihatkan, di perdengarkan, dikopi, di
gandakan atau di simpannya oleh barang bukti.
 Dalam hal barang bukti tersebut merupakan sesuatu
dugaan pidana atau perbuatan yang dilarang oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, komite etik
dan hukum berhak meneruskan kepada pihak yang
berwenang.
PEMBELAAN
 Pada saat penelaahan maupun persidangan,
keryawan teradu berhak di dampingi oleh
pembela
 Pembela yang di maksud adalah biro hukum
pembelaan dan pembinaan profesi yang di
tunjuk resmi dan tertulis oleh karayawan
teradu.
 Pendampingan oleh kuasa hukum, pengacara
tau keluarga / kerabat karyawan teradu.
SAKSI DAN SAKSI AHLI
 Saksi adalah tenaga medis, tenaga kesehatan, pimpinan
sarana kesehatan, perorangan atau praktisi kesehatan
lainnya yang mendengar atau melihat atau yang kaitan
langsung dengan kejadian/perkara yang di adukan.
 Saksi ahli adalah orang yang memiliki keahlian atau
keilmuan yang tidak terkait langsung dengan kejadian/
perkara dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan
karyawan teradu atau pasien pengadu.
 Saksi ahli Yang di maksud harus di ambil dari profesi
yang sama jenis keahlian/keminatan yang setara
fasilitas tempat bekerja yang di tunjuk oleh pengurus
profesi terkait.
KEPUTUSAN
 Keputusan adalah ketentuan akhir berupa
ketetapan bersalah atau tidak bersalah karyawan
teradu dan dinyatakan melanggar atau tidak
melanggar kode etik profesi/ peraturan rumah
sakit.
 Putusan bersalah di ikuti dengan sanksi dan
bersifat rahasia.
 Putusan tentang kesalahan karyawan
terhukum/pelanggaran etika dibedakan atas
kesalahan ringan, kesalahan sedang dan
kesalahan berat.
 Penetapan kategori berat ringannya kesalahan
didasarkan atas akibat yang di timbulkan
terhadap keselamatan pasien, kehormatan
profesi, kepentingan umum.
 Kepada pihak pasien pengadu, putusan di
sampaikan secara lisan dengan bukti tertulis
disimpan di komite etik dan hukum rumah
sakit.
SANKSI
 Sanksi terhadap karyawan
terhukum/pelanggar etik bersifat pembinaan
dan diberikan tergantung dari berat ringannya
kesalahan yang di lakukan karyawan teradu.
 Sanksi dapat berupa nasehat, peringatan lisan,
peringatan tertulis,pembinaan perilaku,
pendidikan atau pelatihan ulang, pemecatan.
ADMINISTRASI
 Setiap berkas pengaduan di perlakukan
sebagai dokumen rahasia.
 Untuk pengaduan, pihak pasien dan keluarga
tidak di pungut biaya apapun.
Penanganan Etik dan Hukum di RS Santo
Antonius Jopu merupakan pedoman dalam
memberikan arahan bagaimana, seharusnya di
lakukan penanganan yang baik terhadap masalah
medik profesi yang di lakukan oleh staf medis
yang bertugas di Rumah Sakit Santo Antonius
Jopu. Di Harapkan dengan adanya komite Etik
dan Hukum dapat mempermudah menyelesaikan
pengaduan Etik Rumah sakit.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai