Anda di halaman 1dari 22

FILSAFAT

PANCASILA
MRR. TIYAS MAHENI DK

SESI 2
CIRI-CIRI SISTEM : PANCASILA
 Suatu kesatuan bagian-
bagian SEBAGAI
SUATU
 Bersifat konsisten dan
koheren, tdk mengandung
pertentangan

 Saling berhubungan dan SISTEM


saling ketergantungan.

 Ada keseimbangan dalam


kerjasama

 Keseluruhannya
dimaksudkan untuk
mencapai suatu tujuan
tertentu (tujuan sistem).
Adanya kesatuan dari kelima unsur sila-silanya,
yang satu sama lainnya tak dapat dipisahkan.

Adanya keteraturan dari sila-silanya, bereksistensi


secara hierarkhis konsisten, masing2 sila berada

PANCASILA dalam suatu urutan tingkat yang runtut.

MEMENUHI Adanya keterkaitan antara sila yang satu dengan


sila yang lain, sehingga merupakan satu kesatuan
SYARAT yang utuh, merupakan satu totalitas, saling
berhubungan dan saling ketergantungan antara sila
satu dengan sila yang lainnya.
SEBAGAI
SISTEM Adanya kerja sama antara sila yang satu dengan
sila yang lan. Hal ini mutlak sebab dasar filsafat
negara harus merealisasikan tujuan-tujuan negara.
Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Bersifat
Organis
Sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan
majemuk tunggal. Artinya setiap sila tidak dapat
berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-sila
lainnya serta diantara sila satu dengan lainnya
tidak saling bertentangan.
B E N T U K S U S U N A N PA N C A S I L A
( K E S AT U A N M A J E M U K T U N G G A L B E R S I FAT O R G A N I S )

Masing-masing sila tidak terpisahkan satu sama


lain dalam hal kesatuannya

Masing-masing sila mempunyai kedudukan dan


fungsi sendiri-sendiri

Masing-masing sila berbeda namun tidak Kesatuan organis dari


bertentangan kemajemukan akan
menghidupkan
Masing-masing sila atau bagian saling
kedudukan dan fungsi-
melengkapi
fungsi sila dalam satu
Masing-masing sila atau bagian tidak boleh kesatuan yang utuh
dilepas-pisahkan satu sama lain

Masing-masing sila atau bagian bersatu untuk


terwujudnya keseluruhan, dan keseluruhan
membina bagian2
S U SU N A N PA N C A S IL A YA N G
B E R S I FAT H IE R A R K H IS D A N
B E R B E N T U K PI R A M ID A L

• Susunan sila-sila Pancasila adalah hierarkhis dan berbentuk


Sila V ▶ Adil piramidal. Pengertian matematis piramidal digunakan untuk
menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila Pancasila dalam
urutan luas (kwantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya (kwalitas).
Sila IV ▶Rakyat
• Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu
rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya merupakan
Sila III ▶Satu pengkhususan dari sila-sila dimukanya. Sehingga dalam pengertian
ini sila Ketuhanan YME menjadi basis dari sila-sila yang lainnya
Sila II ▶ Manusia (2,3,4 dan 5) Secara ontologis hakekat sila-sila Pancasila
mendasarkan pada landasan sila-sila Pancasila yaitu: Tuhan,
Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil (Notonagoro, 1975:49).
Sila I ▶Tuhan
BENTUK SUSUNAN PANCASILA
( HIERARKIS PIRAMIDAL )

Sila V Sila 5 dijiwai sila 1,2,3,4

Sila IV Sila 4 dijiwai sila 1,2,3 dan menjiwai sila 5

Sila III Sila 3 dijiwai sila 1,2 dan menjiwai sila 4 & 5

Sila II Sila 2 dijiwai sila 1 dan menjiwai sila 3,4 & 5

Sila I Sila 1 menjiwai sila 2,3,4,&5

Sila yang Sila dibelakang sila lainnya itu


di depan mendasari, meliputi dan menjiwai sila-sila adalah penjelmaan /
dibelakangnya atau sila dibelakang didasari, diliputi, pengkususan sila-sila dimukanya
dan dijiwai sila didepannya Lebih sempit “luasnya” tapi lebih
luas “sifatnya”
01
Sila I. Ketuhanan YME
NEGARA

Sila V ▶ Adil  Sila pertama mendasari dan meliputi sila kedua, ketiga,
keempat, dan kelima.
Sila IV ▶Rakyat  Pendukung pokok negara adalah manusia
 Negara adalah lembaga hidup bersama sebagai lembaga
Sila III ▶Satu kemanusiaan
 Manusia adalah sebagai mahluk Tuhan YME
Sila II ▶ Manusia  Sehingga manusia sebagai akibat adanya Tuhan YME
 Asal mula segala sesuatu Causa Prima Tuhan
Sila I ▶Tuhan  Tuhan  mutlak, sempurna, kuasa, tidak berubah, tidak
terbatas serta sebagai pengatur tata tertib alam
 sehingga sila pertama mendasari dan meliputi serta
menjiwai keempat sila lainnya.
02
Sila II Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab
NEGARA

 Sila kedua didasari dan diliputi oleh sila pertama serta


Sila V ▶ Adil mendasari dan meliputi sila 3, 4, dan 5.
 Negara adalah lembaga kemanusiaan yang diadakan oleh
Sila IV ▶Rakyat manusia. MANUSIA  Subyek pendukung pokok
negara.
Sila III ▶Satu  Negara  dari, oleh, dan untuk Manusia.
 Oleh karena itu terdapat hubungan sebab akibat yang
Sila II ▶ Manusia langsung antara negara dengan manusia
 Manusia sebagai mahluk Tuhan YME, sehingga sila
Sila I ▶Tuhan kedua didasari oleh sila pertama.
 Mendasari sila 3, 4, dan 5 hakikatnya adalah:
Totalitas individu-individu yang bersatu  rakyat 
Negara  bertujuan mewujudkan keadilan dalam hidup
bersama (keadilan sosial).
Manusia bersatu rakyat  negara  keadilan bersama.
03 Sila III Persatuan
Indonesia
NEGARA
 Didasari oleh sila 1, 2 serta
Sila V ▶ Adil mendasari/menjiwai dan meliputi sila 4 dan 5.
 Hakikat persatuan didasari dan dijiwai oleh
Sila IV ▶Rakyat sila ketuhanan dan kemanusiaan adalah :
Manusia sebagai mahluk Tuhan YME yang
Sila III ▶Satu harus direalisasikan adalah mewujudkan suatu
persatuan dalam persekutuan hidup yaitu
negara.
Sila II ▶ Manusia
 Yang bersatu adalah manusia sebagai mahkluk
Tuhan YME
Sila I ▶Tuhan
 Hasil persatuan diantara individu-individu,
pribadi-pribadi dalam wilayah tertentu disebut
Rakyat.
Unsur pokok negara mewujudkan tujuan
bersama   Keadilan sosial.
Sila IV Kerakyatan yang Dipimpin oleh
04 Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
NEGARA
 Sila keempat didasari, diliputi oleh sila 1, 2, 3 serta
Sila V ▶ Adil menjiwai dan meliputi sila kelima
 Hakikat rakyat adalah penjumlahan manusia-manusia,
Sila IV ▶Rakyat semua orang, semua warga, dalam suatu wilayah
negara tertentu.
Sila III ▶Satu  Maka hakikat rakyat adalah sebagai akibat bersatunya
manusia sebagai mahkluk Tuhan YME dalam wilayah
Sila II ▶ Manusia tertentu.
 Secara ontologis adanya rakyat adalah ditentukan dan
Sila I ▶Tuhan sebagai akibat adanya manusia sebagai mahkluk Tuhan
YME, yang meyatukan diri dalam suatu wilayah
negara tertentu.
 Sila 4 meliputi dan menjiwai sila ke-5
 Negara adalah demi kesejahteraan warga /rakyatnya
sehingga tujuan negara adalah terwujudya masyarakat
yang berkeadilan.
05
Sila V Keadilan Sosial bagi Seluruh
NEGARA
Rakyat Indonesia
Sila V ▶ Adil
 Sila kelima didasari dan diliputi oleh sila 1, 2, 3,
Sila IV ▶Rakyat dan 4
 Keadilan adalah sebagai akibat adanya negara
Sila III ▶Satu kebangsaan dari manusia-manusia yang
berketuhanan YME
Sila II ▶ Manusia  Keadilan sosial merupakan tujuan dari keempat sila
lainnya.
Sila I ▶Tuhan  Secara ontologis, hakikat keadilan sosial juga
ditentukan oleh hakikat keadilan sebagaimana
terkandung dalam sila ke 2, kemanusiaan yang adil
dan beradab.
BENTUK SUSUNAN PANCASILA
( SALING MENGKUALIFIKASI/MENGISI )

Mengandung 4 sila lainnya


Masing-Masing Sila

Dikualifikasi oleh 4 sila lainnya

Sila 1 juga mengandung sila 2,3,4,5

Sila 2 juga mengandung sila 1,3,4,5

Sila 3 juga mengandung sila 1,2,4,5

Sila 4 juga mengandung sila 1,2,3,5

Sila 5 juga mengandung sila 1,2,3,4


PANCASILA
SEBAGAI
FILSAFAT
Merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan
pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para
pendiri bangsa kita, yang dituangkan dalam suatu sistem dengan berdasarkan
pada nilai-nilai adat, religius, kebudayaan dan lain2nya yang hidup tumbuh
dan berkembang di seluruh wilayah Indonesia.
Memberikan jawaban yang mendasar
1
tentang hakikat kehidupan bernegara
(bentuk negara, perekonomian negara,
PANCASILA SBG
FILSAFAT MEMILIKI dan lain2)
FUNGSI :

2 Memberikan kebenaran dan mencari


kebenaran yang substantif tentang hakikat
negara, ide negara,dan tujuan negara
(dinyatakan secara eksplisit dalam
pembukaan UUD 1945)
FILSAFAT PANCASILA DAPAT
DIKAJI MELALUI 3 ASPEK
LANDASAN ONTOLOGI 

LANDASAN EPISTEMOLOGI

LANDASAN AKSIOLOGIS
LANDASAN ONTOLOGI PANCASILA. LANDASAN EPISTEMOLOGI

Epistemologi adalah cabang filsafat yang


Ontologi = ilmu yg menyelidiki hakikat menyelidiki asal, syarat, susunan , metode, dan
sesuatu, tentang ada, keberadaan,/ eksistensi validitas ilmu pengetahuan.
yg bs disamakan dgn metafisika.
Pancasila sebagai sistem filsafat hakikatnya adlh
Siapa yang berketuhanan, berkemanusiaan, sistem pengetahuan, telah menjadi belief system,
berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan? cita-cita, dan ideologi. Karena itu pancasila harus
memiliki unsur rasionalitas terutama dalam
kedudukannya sebagai sistem pengetahuan.
MANUSIA Dasar ontologis Pancasila
hakikatnya adalah Manusia yang memiliki
Pancasila memiliki susunan formal logis, baikdala
hakikat mutlak monopluralis, sehingga juga arti susunan maupun isi arti sila-sila pancasila.
disebut dasar antropologis.. Susunan kesatuan sila-pancasilatsb bersifat
hierarkhis da berbentuk signifikan.
Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang
diinginkan, disukai, atau yang baik. Bidang yang
diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan
kedudukan metafisika nilai.

Dalam kajian filsafat, nilai merujuk sesuatu yg


LANDASAN sifatnya abstrak yang dapat diartikan sebagai
keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
AKSIOLOGIS
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
memiliki satu kesatuan dasar aksiologis.
Aksiologis Pancasila mengandung arti bahwa kita
membahas tentang nilai Pancasila yang
merupakan satu kesatuan. .
FILSAFAT PANCASILA
MEMILIKI 3 TINGKATAN

NILAI DASAR NILAI NILAI PRAKTIS


INSTRUMENTAL

Asas2 yang diterima bersifat Nilai yg berbentuk norma Nilai yang sesungguhnya kita
mutlak, sebagai sesuatu yg sosial dan norma hukum yg laksanakan dalam kenyataan.
benar dan tdk perlu selanjutnya terkristalisasi
dipertanyakan lagi (Ketuhanan, dalam peraturan dan
kemanusiaan, persatuan, mekanisme lembaga2 negara..
kerakyatan dan keadilan)
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai etik/nilai moral yang
merupakan nilai dasar yang mendasari nilai instrumental dan
selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-


nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang
berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan dan
berkeadilan sosial. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan atas
nilai2 Pancasila akan tampak dalam sikap, tingkah laku, perbuatan
sehari-hari sebagai cerminan sifat khas manusia Indonesia.
Mereka wariskan
Pancasila, kewajiban kita
merawatnya..!

Bu Ty, 2020.
Terima kasih
Selalu dan
tetap
bangga
berpancas
ila..!!.

Subscriber of Value Pancasila

Anda mungkin juga menyukai