Anda di halaman 1dari 11

---------------------

~KesataansUa-sUa
PaneasUa
Staf Pengajaf FabJltas Filsafat UGM

lsi sila-sila Pancasila pada


hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
Dasar filsafat negara Indonesia terdiri alas
lima sila yang masing-masing merupakan suatu
asas peradaban. Namun demikian sila-sila Pancasila itu merupa-
lean suatu kesatuan dan keutuhan, artinya setiap silameru-
pakan unsur (bagian yang mutlak) dari Pancasila. Ini
berarti Pancasila merupakan suatu ~esatuan yang'
majemuk-tunggal. Konsekuensinya setiap siIa
tidak dapat berdiri sendiri-sendiri,
terlepas dari sila-sila Iainnya.

A. PtlKtJllila ~ Siatenl F11a.f.t ttmgan. Keempat, ·keseluruhannya dimak..


Pancasila yang terdiri atas lima sila
sudkan untuk mencapai suatu tujuan ter-
pada hakikatnya merupakansuatu tristem tentu (tujwmsistem).. Kelima, terjadi da-
filsafat. Pengertian sistem adalah suatu lam suatu lingkungan yang .kompleks
keeatuan bagian-bagian yang saling her. (Shore dan Voich,1974).
hubungan, saling bekerja sarna untuk suatu Pancasila yang terdiri atas bagian-
tujuan tertentu dan secara keseluruhan bagian yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila
merupakan suatukesatuan yang utoo. pada .hakikatnya merupakansuatu 8Sas
Sisteltt ·lazimnya memiliki ciri-ci.ri sebagai
dan fungsi sendiri.-sendiri, namun secara
berikut. Perta1na, suatu kesatuanbagian- keseluruhan merupaksn suatu kesatuan
bagian. Kedua, bagian-bagiantersebut yang sistematis.
mempunyai fungsi sendiri-sen.diri. Ketica, lsi sila-sila Pancasila pada hakikat-
saling. berhubungan dan saling ketergan- nya merupakan suatu kesatuan. Dasarfil-
safat negara Indonesia terdiri atas l.i.ma sila tidak dapat d i ~ sebagai asas
yang masing-masing merupakan suatu asas kerokhanian negara. Setiap sila dapat diar...
peradaban. Namun demikian sila-sila Pan- tikan dalam bermacam-macam maksud,
casila itu merupakan suatukesatuan dan sehingga sebenarnya sarna saja dengan
keutuhan, artinya setiap ella merupakan dak ada·Pancasila.
unsur (bagian yang mutlak) dari Pancasila. Kesatuan sila-sila Pancasi.la yang
Ini berarti Pancasila merupakan suatu ke- memiliki susunan hierarkhis piramidal ini
satuan yang majemuk-tunggaI. Kon- mengacu pada sila Ketuhanan yang Maha
sekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri Esa sebagai basis dari. sila kemanusiaan
sendiri-sendiri, terlepas dari. sila-sila lain- yang adil dan beradab, persatuan Indone-
nya. sia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
Sila-sila Pancasila sebagai sistem fU- kebijaksanaan dalam permusya-
safat pads hakikatnya merupakan suatu waratanlperwakilan dan keadilan sosial
kesatuan organik. Antara sila-sila Pan- bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebaliknya,
casila itu saling berhubungan, berkaitan, Ketuhanan yang Maha Esa adalah Ketuha-
dan mengkualifikasi. Dengan deInikian nan yang berkemanusiaan, berper-
dapat dikatakan bahwa Pancasila .pada satuan,berkerakyatan serta berkeadilan
hakikatnya merupakan. suatu sistem, dalam sosial, sehingga di dalam setiap sila senan-
pengertian bagian-bagian atau sila-silanya tiasa terkandung sila-sila lainnya.
saling berhubungan seearaerat, sehingga Dengan demilrian dimungkinkan
membentuk suatu struktur· yang menyelu- penyesuaian untuk keperluan serta
rub. kepentingan yang sesuai .dengankeadaan,
Kesatuan sila-8ila Pancasila meru- tempat dan waktu dalam realisasi sila-sila
pakan kesatuan yang memiliki hubungan Pancasila, tanpa terpisahkan dengan
yang bertingkat dan berbentuk piramidal makna sila-sila lainnya dalam hubungan
(kesatuan .yang bersifat hierarkhis dan hierarkhis piramidal.
berbentuk piramidal), dan sebagai kon-
sekuensinya merupakan kesatuanyang C. R~Jf PaJfcaaiLt pI,.g.Bera!fat Ri-
saling mengkualifikasi. e'Ql'~1 aall BerbeKtIdt Pil'_W
1. Sila pertama : Ketuhanan yang. Maha
B. SJIflJ!f4'I P4lf~iLt PI ~a~,t Rin- Esa meliputi dan menjiwai sila-sila
aax
. llri{fJia BeTbeKtIdt Pil'tmnW kemanusiaan yang adil danberadab,
Susunan Pancasila adalah hierarkhis persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dan berbentuk piramidal" Pengertian dipimpin oleh hikmat· kebijaksanaan
matematis piramidal digunakan untuk dalam permusyawaratanlperwakilan
menggambarkan hubungan hierarkhi 8ila- serta keadilansosial bagi seluruh rak-
sila Pancasila dalam urut-urutan luas yat Indonesia.
(kuantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya 2. Sila ked.ua : kemanusiaan yang adil dan
(kualitas). Kalau dilihat dari. intinya, ·uru- beradab diliputi dan dijiwai oleh sila
tan lima sila menunjukkan suatu rangkaian ketuhananyang Maha Esa, meliputi
tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya. Ar- dan menjiwai sila persatwm Indone-
tinya, sila-sila di belakang merupakan sia, kerakyatan yang dipimpin oleh
pengkhususan dari. sila-sila di·mukanya. hikmat kebijaksanaan dalam per-
Jib urut-urutan lima sila· dianggap musyawaratan I perwakilan , serta
mempunyai maksud demikian, maka di keadilan sosia! bagi seluruh rak.Yat In-
antara lima sila ada hubungan yang mengi- donesia.
kat sam dengan lainnya, sebiDgga Pan- 3. Sila ketiga : persatuan Indonesia. dili-
casila merupakan suatukeseluruhan yang puti dan dijiwai sila ketlJbanan yang
bulat. Andai kata urut-urutan itu. dipan- maba esa, kemanusiaan yang adil dan
dang .sebagai· tidak mutlak , berartiantara beradab, meliputi dan menjiwai sila
satu siladengan sila lainnya tidak ada kerakyatan yang··dipimpin oleh hikmat
sangkut pautnya, sehingga Pancasila itu kebijaksanaan dalam permusya-
menjadi terpecah..pecah. Oleh karena itu, ia waratan I perwakilan serta keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sUa Paneasila. Pancasila yang terdiri atas
4.. Sila keempat:kerakyatan yang dipimpin lima sila, setiap sila bukanlah merupakan
oleh hikmat kebijaksanaan dalam per- asas yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan
musyawaratanJ perwakilan diliputi dan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
dijiwai oleh sil~~sila ketnbaDaDY~ Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya
maha esa , keniab.usiaan yang adil dan adalah manusia yang memiliki hakikat
beradab, persatuan Indonesia, serta. mutlak monopluralia. Subjek pendukung
meIiputi dan menjiwai silakeadilan pokok sila-sila Pancasila adalah manusia,
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.. hal ini dapat dijelaskan sebagai. berikut:
5. Sila kelima : keadilan sosial bagi selu- bahwa yang berketuhanan yang Maha Esa,
rub rakyat Indonesia diliputi dan diji- yang berkem.anusiaan yang adil dan bera-
wai oleh sila-aila ketuhanan yang maha dab, yang berpersatuan , yangberkerak-
esa,kemanusiaan yang adil dan bera- yatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak-
dab, persatuan Indonesia, ke-rakyatan sanaan dalam permusyawaratan I perwak-
yang dipinipin oIeh hikmat ~ ilan serta yang berkeadiIan sosiaI pada
dfHn ~ perwakilan, serta bakikatnya adalah manusia ( Notonagoro,
keadilan sosial bagi seluruh rakyat In- 1975: 23).
donesia. Manusia sebagai pendukung. pokok
Kesatuan sila-sila Pancasila pada sila-sila Pancasila sec81'a ontologis memiIiki
hakikatnya bukanlah hanya merupakan hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas
kesatuan yang bersifat formal logis saja, susunan kodrat·raga danjiwa, jasmani dan
namlUl juga meliputi .kesatuan dasar on- rokhani, sifat kodrat manusia adalah seba-
:.tologis, epistemologis, serta aksiologis dari gai makhluk individu dan makhluk· s08ial,
sila-sila Pancasila. Sebagaimana dijelaskan serta kedudukan kodrat ·m.anusia sebagai
bahwa kesatuan sila-sila Pancasila bersifat makhluk berdiri sendiri dan. sebagai mak-
hierarkhis dan mempunyai bentuk pirami- hluk Tuhan yang Maha &a.Oleh mena
dal, yang digunakan untuk menggambarkan kedudukan kodrat manusia sebagai· mak-
hubungan hierarkhi sila-sila Pancasila da- hluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai
lam urut-urutan luas (kuantitas), dan da- makhluk Tuhan inilah, maka' secara. hier-
lam pengertian .inilah hubungan kesatuan arkhis sila pertama Ketuhanan yang Maha
sila-sila Pancasila itu mengandung arti Esa mendasari dan menjiwai keempat sila-
formal-Iogis. Selain kesatuan sila-sila Pan- sila Pancasila yang lainnya.
casila itu hierarkhi dalam hal kuantitas, Hakikat sila-sila Pancasila secara
juga dalam hal isi sifatnya-- manyangkut ontologis didasarkan pada landasan sila-
makna serta hakikat sila-sila Pancasila. sila Pancasila yaitu : Tuhan, manusia, satu,
Kesatuan yang demikian ini meliputi ke- rakyat, dan adil. Hal ini sebagairnau8
satuan dasar ontologis, epistemologis, dikemukakan oleh Notonagoro sebagai
serta aksiologis dari sila-sila Pancasila berikut:
(lihat Notonagoro,1984:61 dan 1975 : 52,57). sila-sila Pancasila itu berhubu'ngan
II • • • • • • • •

Secara filosofis, Pancasila sebagai suatu dengan hal-hal yang didalam peristilahan sila-
sistem filsafat yang memiliki dasar ontolo- sila itu dimaksud dakmt. kata-kGtG dasar Th-
gis, epistemologis, serta aksiologis ini ber- han, lftGnusio, satu,· .,.alt:,yat dan adil. . Se-
beda dengan sistem filsafat yang lainnya, muanYG itu di dalam. Pancasila merupakan
misalnya materialisme, liberalisme, prag- hal-hal yang ada atau terdapat di 00lam ken-
matisme, komunisme, idealisme dan lain yat;aannya yang menjadi lantlasan, dari Pan-
paham filsafat di dunia . casila. Bagi Pancasilo, bagi bangsa Indonesia
bagi negara Indonesia semuanyo itu benar-
D. D4aar OKtolo,;s sil.-sil. PtI.llCllSil. benar ada atGu ada dakmt. Renyataannya ( No-
Pancasila sebagai suatu sistem fil- tonagoro, 1975: 41}).
safat tidak hanya kesatuan yangmenyang- Berdasarkan hakikat yang
kut··sila-silanya, melainkan juga meliputi terkandung dalam sila-sila Pancasila dan
bakjkat dasar dari sila-sila Pancasila atau Pancasila sebagai dasar filsafat negara,
secar& filosofis meliputi dasar ontogis sila- maka segala hal yang berkaitan dengan

44
sifat dan hakikat negara hams sesuai den- hubrmgan sebah okibat antGra negt:Il"a dawan
#

gan landasan sila-sila Pancasila. Hal itu ~, lebih-lebih buat negara kita yang
berarti hakikat dan inti sila-sila Pancasila k e ~ dengan f,eIJCIS ~ di Ian-

Ie.
adalah sebagai berikut : ~ pertama Ketu- gan ~. berGSGl tlt.ri~, -botJaillUlnG
hanan adalah sifat-sifat d8n keadaan De-- tersimpul doba GSQS IredaulaIan ~. 71-
gara hams sesuai· dengan hakikat Tuhan, dok tlt.ri sotu aian tlt.ri pmjellfUJtJll tlt.ri
sila kedua kemanusiaan adalah sifat-sifat pada sotu ita, ialah kaaIuan roiyGt, tlapaIlai
dan keadaan negara yang hams sesuai timbul sUGtu negara, seAingga dengan tidak
dengan hakikat manusia,· sila ketiga per- secara langsu"ll ado juga hubungan sebab dan
satuan adalah sifat-sifat dan kedaan negara akibat. .&lil adaloh dasar dari cilarcim kemer-
harussesuai dengan hakikat satu, . sila Mkaan setiap btmgsa, jika sesuatu bangsa ti-
keempat kerakyatan sifat-sifat dan keadaan dok mertkko tidak ·1I&e1l&punyoi .negt:Il"a sendi";
neg81'a yang hams sesuai dengan hakikat ita adaloh adil. Joeli hubrmgan ant4ra negara
'rakyat , sila kelima keadilan adalah sifat.. dengan' adil .termasuk pula daJa,m. golongan
sifat dan kedaan neg81'a yang hams sesuai hubungan yang harus ada aI4u m.utlak, dan
dengan hakikat adil.(Notonagoro, 1975:50). tlaJa,m, arti bahwa adil ita dapat dikatakan
Untuk memahami kesesuaian mengandung UMur pula yang sepia dengan
ant81'a land8san sila-sila Pancasila dengan asas ·hubungan sebah dmI okibat atau fer-
hakikat,sifat serta keadaan neg81'a , maka m.asuk tlaJa,m, lingkungannYG juga. sebagai
menurut Notonagoro terdapat tiga teori penggerak atau pendorong utanuJ (Notqnagoro,
asas hubungan di ant81'a dna hal yang 1975 : 55,56).... selain itu silo keadilan sosial
diperbandingkan yaitu, pertama; asas adaloh merupakan tujuandari keempat siIG
hubungan yang berupa sifat (kualitas), ynag mendahuluinya, maka dari itu meru-
kedu8; asas hribungan yangberupa ben- pakan tujuan dari bangsa kim tlaJa,m, beme-
tuk, luas dan berat (kuantitas), ketiga; gara. :... NOU>1KIiJoro, 1975: 156 )
II (

asashubungan yang berupa sebab .dan Berdasarkan uraian tersebut,


akibat (kausalitas) (Notonagoro, 1975 : 53). maka hakikatkesatuan sila-sila Pancasila
Hubungan kesesuaian antara neg81'a den- yangbertingkatdan berbentuk piramidal
gan landasan sila-sila Pancasila .adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :
hubungan sebab-akibat, yaitu negara seba- 8ila pertama .ketuhanan yang maha esa
gai pendukung hubungan, dan Tuhan, menda,sari dan. menjiwai silo-silo ke-
manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai manusiaan yang adil dan beradab, persatuan
pokok pangkal hubungan. Landasan sila- Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, hikmat· kebijaksanaan tlaJa,m, perm;usyCJ-
rakyat dan adil adalah sebab, adapilll ne- warGtanlperwakilan, serb kedilan sosial basi
garaadalahakibat. seluruh rakyat Indonesia. Hal '- tersebut ber-
Landasan sila-sila Pancasila sebagoi dasarkan padahakikat .bahwa . pendukung
sistem filsafat, isinya menunjukkan suatu pokok· negara adaloh II&OnUSJo, ~ negara
hakikat makna yang bertingkat adalohsebagai lembaga hidup bersGma seba-
(Notonagoro, tanpa tahun : 7), serta ditinjau gai lembagGkemanusiaan dan manusia adaloh
dari keluasannya memilikibentuk pirami- sebagai makhluk Tuhan yang maha esa, se-
dal. Hal ini dapat dijelaskan sebagai hingga, adanya manusia sebagai akibGt adanya,
berikut. Tuban yang maha eSQ. sebagai Rausa prima.
"~.. sebenarnya ada, hubungan se- 1.'u,han adaloh sebagai asol mulG segaJa se-
bah dan akibat antara negara pada umu.m.nya suatu, adanya Tuhan odalah mutlak, sem-
dengan manusia karenanegara ,odalah lem- puma dan klKJS(J, tidak berubah, tidak terbatos
baga kemanusiaan, yang diat:lGkan olen sertapulo sebagai penga,tur tata tertib olam..
manusia. Adaprm 1.'u,han odalah asaJ segaJo (Notonogoro, 1975: 78).
sesuatu , termasuk monusia sehingga, terdapat Dengan demikian" sila pertama
hubungan .sebah dmI okibGt pula yang tidak mendasari, meliputi, dan menjiwai· keem-
langsUl'ItJI·antara negt:Il"a dengan GSGl m.ula se- pat sila lainnya.
gaJo !le!Juatu , rakyat odalah jumJah tlt.ri Silo keduakemanusioan yang atliJ dan
1Jt01JUSia-II&OnUSJo pribadi, sehinggo ado beratlab tlidGtJari, dan tlijiuKsi ow. .u. ~

4S
nan Y-w aGItG «*J . , . . ~.".. akibat adanya' manusia sebagai makbluk
. . .jHoai tIila ~ ~iG,.as . . .- Tuhan yang maha esa.. Adapun basil per-
yabt. 7fII¥J .Iapi;n oIJa ,....a
--~­ satuan di antara individu-individu I pribadi-
. . . . . · d o J a a p e r _ I JIfIr~ pribadi da1am suatu wilayah tertentu dise-
.....iolo ~ : ~ btwi ."".,. ~ but sebagai rakyat, sebingga rakyat meru-
~i4 Hal ;,u';; dopat di~ ......
bmiut: 1N[farG odalaIJ Ie'"
ie~.
,ang diatlaIIan oleh ~ ( ~,
pakan unsur pokok negara. Persek:utQan
hidup bersama manusia dalam rangka 1m-
tuk mewujudkan sua.tu tujuan bersama,
1916: 55). yaitu keadiJan dalam kehidupan bersama
Dalam hal ini manusia berperan se- (keadilan sosial)J maka sila ketiga men-
bagai subjek pendukung pokok negara. Ne- dasari dan mel\iiwai sila. keempat dan sila
gara adalah dari, oleh, dan untuk manusia; kelima Pancasila. Hal ini sebagaimanJ!
oleh karena itu terdapat hubungan sebab dikemukabn oleh Notonagoro sebagai
dan akibat yang langsung antara negara berikut.
dengan manusia. Adapun manusia .adalah " ..w.. Ire~ YtIn6 IIUI1to etIG . .
makhluk Tuhan .yang maha esa, sehingga . . . .usiGtJII I melipaIi wl.,.",A Isitlup
ella kedua didasari. dan dijiwai olehsila per- IfttInruia dan menjatli dasar dcwipado :tiltJ-
tama. Sila kedua mendasari dan menjiwai .iIG:YGJV Jaimoto..AI:an t8ItJpi Silo pertlGfaala
sila ketiga (persatuan Indonesia), sila GfGu _~, ~ 'dOA lteoilIbt
keempat (kerakyatan) .serta eila kelima tI08ial N...1o IMJipu,; Mhogian ~
(keadilan sosial). Pengertiantersebut pada Isitlup .-suiG ..,bagai ~WICIII dari-
hakikatnya mengandung makna sebagai pado .iIG ·IedUtJ dta lIila pt1rlG1Iu:I; dia ....
berikut : rakyat sebagai t.mSUr pokak ne- .-oi Isitlup bersGJntJ dGlam ~
gara dan rakyat merupakan totalitas indi- bangi14 dan rNgwo.. SekJm ita _ . Bila ini
vidu-individu yang bersatu, yang berttijuan pertlGfaala ~ dan .lIeatlilan BOttI den..
mewujudkan suatu keadilan dalam hidup /IGIt IGinnyo bfrrsangiju' paut tlalGIfI ani silG
bersama (keadilan sosial). Dengan YtIn6 di . . . . IItmjatli daaar dari patlo. silo-
demikian pada halrikatnya yang bersatu silo bmiutnayG dan _6oli/avo:YGJV beriJmt.:
membentuksuatu negara adalah manusia. JSYG lIIIWupallan ~uan dan patlG.yang
Manusia yang bersatu dalam negara meru- 1MI'ldahu~ 1ttJl ini ~ BUS. . . .
pakan rakyat. Rakyat sebagai t.mSUr pokok silo-silo PartcaBiia 7fII¥J hierarTtU dan berhen-
negara bertujwm mewujudkan keadilan lui piNJlrlidal • ( ~, 1'57: 19 ).
bersama, yaitu keadilan dalam hidup her- Sila keempat adalah kerakyatan
sama eebagai makhluk. individu dan malt- yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
hluk sosial. dalam permusyawar~ I perwakilan,
Sila ketiga persatuan Indonesia di.. makna pokok slla keempat adalah kerak-
dasari dan diji wai oleh sila ketuhanan yang yatan yaitu kesesuaiannya dengan bakikat
Maha Esa dan sila kemanusiaan yang adil rakyat. Sila keempat ini didasari dan diji-
dan beradab serta mendasari dan menjiwai wai oleh sila ketuha.nan yang Maha ES8 J

sila kerakyatan yang dipimpin oleh bikmat kemanusiaan dan persatuan. Dalam kai...
kebijaksanaan dalam permusya- tannya dengan kesatuan yang bertingkat,
waratanlperwakilan dan keadilan sosial hakikat aila keempat adalah sebagai
bagi. seluruh rakyat Indonesia.. Hakikat sila berikut. Jib hakikat rakyat adalah pen-
ketiga tersebut dapat dijelaskan sebagai jumlahan manusia-manusia, semua orang,
berikut. Hakikat persatuan didasari dan semua warga dalam suatu wilayah negara.
dijiwai oleh sila ketubanan dan ke- tertentu, maka bakikat rakyat adalah
manusiaan. Manusia sebagai makhluk Tu- akibat bersatunya manusia sebagai malt...
han yang Maha Esa pertama-tama harus hluk Tuhan dalam suatu wilayah negara
mewujudkan per8atWID .dalam suatu per- Dengan demikian adanya rakyat secara
sekutusn hidup yang disebut negars.· Pada ontologis ditentukan dan sebagai akiOOt
hakikatnya yang bersatu adalah manusia adanya manusia sebagai makhluk Tuhan
sebagai makbluk Tuhan yang maha esa, yang Maba Esa, yang menyatukan diri da-
oleh brena itu persatuan itu adalah lam suatu wilayah negara tertentu. Adapun
sila keempat tersebut mendasari dan men- praksis, karena itu dijadikan landasan
jiwai sila keadilan sosial ( sila kelima Pan- hidup manusia" &tau suatu kelompok
casila ). Hal ini mengandung arti, nepra masyarakat dalam berbagai bidang kehidu-
berdiri demi kesejahteraan warga stan paIL Ini berarti, filsafat te1ah menje1ma
rakyatnya. Oleh karena i~ tujuan daft menjadi ideologi ( Abdulgani, 1986). Seba-
negara adalah terwujudnya masyarakat gai suatu ideologi Pancasila memiliki tiga
yang berkeadilan , terwujudnya keadilan unsur pokok. Pertama. lo6os, yaitu ra-
dalamhidup bersama (keadilan sosial). sionalitas atau penalarannya; kedua, pa-
Sila kelima keadilan sosial bagi selu. thos yaitu penghayatannya; dan ketiga,
rub rakyat Indonesia memiliki makna ethos yaitu kesusilaannya ( Wibisono,
pokok keadilan, yaitu kesesusian dengan 1996 : 3). Sebagai suatu sistem filsafat serta
bakikat adil. Berbeda dengan sila-sila lain- ideologi., Pancasila harus memiliki unsur
nya, sUa kelima ini didasari dan .dijiwai oleh rasional terutama dalam kedudukannya
keempat sila lainnya yaitu : ketubanan, sebagai sutu sistem pengetahuan.
k~usi~persatuan, dan kerakyatan. Dasar epistemologis Pancasila pada
Hal ini mengandung makna bahwa keadi.. hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan
Ian adalah akibat adanya negara kebang- dasar ontologisnya. Pancasila sebagai suatu
saan dari manusia-manusia yang berketu- ideologi bersumber pada nilai-nilai
hanan. Sila keadilan sosial merupakan tu- dasarnya yaitu filsafat Pancasila (. Boer-
juan. dari keempat sila lainnya. Secara on- yanto, 1991: 50 ). Oleh karena itu, dasar
tal.,. keadilan sosial juga ditentukan epistemologis Pancasila tidak dapat
oleh bakikat· keadilan sebagaimana dalam dipisahkan dengan hakikat manusia Jika
sila kedua, yaitu kem.anusiaan yang odi.l manusia merupakan basis ontologis Pan-
dan beradab. Menurut Notonagoro, hakikat casila, malta akan mempuriyai implikasi
keadilan dalam sila·kedua adalah keadilan terhadap bangunan epistemologi, yaitu
dalam. .manusia monopluralis; yakniadil bangunan epistemologi dalam filsafat
tel'hadap. diri sendiri, terhadap sesaJDa, dan manusia (Pranarka, 1996 : 32).
terhadap Tuhan atau busa prima. Keadi- Terdapat tip persoalan mendasar
Ian kemanusiaan monopluralis tersebut dalam epistemologi. Pertama, tentang sum·
menjelma dalam bidang kehidupanber- her pengetahuan manusia; kedua, tentang
sama, baik dalam lingkup. masyarakat, toori kebenaran pengetahuan manusia; dan
bangsa, negara, dan kehidupan antar ketiga, tentang. watak pengetahuan
bangsa, yang menyangkut sifat kodrat manusia.( Titus, 1984 : 20 ). Persoalan epis-
mannsia sebagai makhluk individu dan tem.ologi dalam hubungannya dengan Pan-
makhluk sosial. Dengan demikian, logi- casila dapat dirinci .sebagai berikut.
kanya keadilan 808ial didaBori dan dijiwai Pertama Pancasila sebagai suatu
J

aleh silo kedua yailu kemanusiaan yang objek pengetahuan. Dalam hal ini men-
adil dan beradab ( Notonagoro, 1975:140, yangkutmasalah sumber dan susunan
141 ). pengetahuan Pancasila.
Sebagaim8I)8 dipahami bersama,
It Dtu4rEpiatemoiDBiI sila-ail. PtllfOllil. sumber pengetahuan Pancasila adalah
Pancasila sebagaisistem .filsafat nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia
pada hakikatnya juga merupakan sistem sendiri. Bukan berasal dari bangsa lain dan
pengetahuan. Dalam kehidupan sebari- juga bukan basil perenungan atau pemiki-
han. Pancasila merupakan pedoman atau ran seseorang &tau beherapa. orang saja,
dasar bagi bangsa Indonesia dalamme- namun dirumuskan oleh wakil-wakil
mand~ng·realitas alamsemesta, manusia , bangsa Indonesia dalam proses pendirian
masyarakat, bangsa dan negara tentang negara. Dengan kata lain, banges Indone-
makna hidup, serta sebagai dasar bagi. sia merupakan luJuaa materialis Pancasi.la.
manusia dalam menyelesaikan masalahnya. Oleh karena sumber pengetahuan Pan-
Pancasila dalam pengertian seperti ini te- casila adalah bangsa Indonesia sendiri yang
lab menjadi sistem cita-cita ataukeyaki- memilikinilai-nilai adat..:istiadat serta ke-
nan ( belief-system ) yang ~enyangkut budayaan dan nilai reJigius, maka di antara

47
bangsa Indonesia,' sebagai pendukung sila- tingkatan kemampuan estetis (keindahan).
sila Pancasila dengan Pancasila sendiri se- Kehendak, yaitu unsur potensi jiwa
bagai suatu sistem pengetahuan, memiliki manusia dalam kaitannya dengan bidang
kesesuaian yang bersifat koFespondenai. moral atau etib.
Sebagai suatu sistem' pengetahU8n, Menurut Notonagoro, dalam kaitan-
Pancasila memiliJ.d~isusunan yang bersifat nya dengan pengetahuan akal, potensi
formallogis, baik'dalam isi artirlya., mau- . rokhaniah manusia merupakan sumber
pun susunan sila-silanya. Susunan ke- daya cipta. Sedangkan dalam kaitannya
satuan sila-sila Pancasila bersifat bier- dengan upaya memperoleh 'pengetahuan
arkhis dan berbentuk piramidal,' susunan yang benar terdapat tingkat-tingkat
mana bersifat saling mengkualifik8si. pemikiran, yaitu memoria, raeptif, kritis,
Demikianlah susunan sila-sila Pancasila dan kFeaf,jf. Adapun potensi stau daya' un-
memiliki sistem logis, baik menyangkut tuk: mer~apkan pengetahuan atau dengan
kualitas maupun kuantitas. lain perkataan transformasi pengetahuan,
Dasar-dasar rasional logis Pancasila terdapat tingkatansebagai berikut : demon-
juga menyangkut isi arti sila-silanya. strasi, imojinasi , asosiasi , analogi, refleksi
Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal. , intuisi , inspirasi, dan ilham ( Notonagoro,
Pertama, isi arti tiap sila yang umum uni- tanpa tahWl : 3 ). Berdasarkan tingkatan.
versal. lsi arti sila-sila Pancasila yang tersebut, Pancasila mengakui kebenaran
umum Wliversal ini merupakan inti sari rasio yang bersumber pada akal manusia.
atau essensi Pancasila, dan menjadi' pang- Selain itu manusia memiliki indra, sehingga
kat tolak denvasi baik dalam bidang kene- dalam proses resepti(, indra, merupakan
garaan dan tertib hukum Indonesia, mau- alat untuk: mendapatkan kebenaran penge-
pun dalam realisasi praksis kehidupan tahuan yang bersifat empiris. Oleh, mena
konkrit. Kedua, isi ani Pancasila yang itu, Pancasila juga, mengakui kebenaran
umum. kolekti(, yaitu isi arti' Pancasila 'se- empiris, terutama dalam kaitarmya dengan
bagai pedomankolektif negara dan bangsa pengetahuan manusia yang bersifat positif.
Indonesia terutama dalam 'tertib hukum Potensi yang terdapat dalam dirimanusia
Indonesia. Ketiga, isi arti Pancasila yang untuk mendapatkan kebenaran terutama
bersifat khusus dan konkrit, yaitu realisasi dalam kaitannya dengan pengetahuan
praksis Pancasila dalam berbagai bidang positif, Pancasila juga mengakui kebenaran
kehidupan, maka itu memiliki sifat yang pengetahuan, manusia yang bersumber
khusus-konkrit dan dinamis ( lihat Noto- pada intuisi.
nagoro, 1975 : 36,40 ). Manusia pada hakikat kedudukan
Pembahasan berikutnya adalah pan- kodratnya adalah makhluk Tuhan yang
dangan ,Pancasila tentang pengetahuan Maha Esa. Berdasar hal ini, Pancasila
manusia. Sebagairnan8 dijelaskan di, muka, secara epistemologis juga mengakui kebe-
epistemologi Pancasila diletakkan dalam naran wahyu yang bersifat mutlak sebagai
kerangka bangunan filsafat manusia. Kon- tingkatan kebenaran tertinggi. Kebenaran
sepsi dasar ontologis Pancasila, yaitu haki- dalam pengetahuan manusia merupakan
kat manusia monopluralis, merupakan sintesa yang harmonis antara potensi-
<laser pijak epistemologi Pancasila. Manu- potensi kejiwaan manusia yaitu akal, rasa,
rut Pancasila, hakikat manusia adalah dan kehendak untuk mendapatkan kebe-
11Ionopluralis dengan unsur pokok susu- naran yang tertinggi yaitu kebenaran mut-
nOli kodrat yang terdiri atas raga lak. SeIsin itu dalam sila ketiga, keempat,
(iasmani) danjiwa (rokhani). Hakikat raga dan kelima Pancasila secara epistemologi
manusia secara bertingkat meliputi llllSur- juga mengakui kebenaran konsensus, teru-
unsur : fisis anorganis, vegetatit: dan ani... tama berkaitan dengan hakikat sifat ko-
mal. Adapun jiwa (rokhani) manusia ter- drat manusia sebagai makhluk individu dan
diri atas tmSur-unsur potensi jiwa , yaitu mkhluk sosial. Adapunsesuai dengan ting-
aka! -suatu potensi kejiwaan dalam men- katan sila-sila Pancasila yang bersifat bier-
dapatkan kebenaran pengetahuan. Rasa, atkhis dan berbentuk piramidal, kebenaran
yaitu unsur potensi jiwa manusia dalam konsensus didasari oleh kebenaran wahyu,
serta kebenaran kodrat manusia yang her- indra manusia sesuatu yang mengeDskklfJD
sumber pada kehendak. Sebagai suatu pa- dan ti~ mengenakkan dalam kaitannya
ham epistemologi mak.a Pancasila men- dengan indra manusia (die Wertreidhe
dasarkan pada pandangannya bahwa ilmu des Angenehmen und Unangehmen), yang
pengetahuan pada. hakikatnyO tidak bebas menyebabkan manusia senang atau
nilai karena harus diletaItJum pada ker- menderita atau tidak eDak. 2) Nilai-nilai
angka moralitas kodrat manusia serta kehidupan, yaitu dalam tingkatan ini terda...
moralitas religius dalam upaya Wltuk men- patlah nilai-nilai yang penting bagi kehidu...
dapatkan suatu tingkatan pengetahuan pan , manusia (Wertw des vitalen Fuhlena)
yang mutlak dalam hidup manusia misalnya kesegaran jasmani,kesehatan,
serta .kesejahteraan umum. 8) Nilai- nilai
F. Da34' Aksiologis Sil..-sil.. PllxClUil.. , kejiwaan, dalam tingkatan ini terdapat
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat nilai-nilai kejiwaan (geistige werte) yang
juga memiliki kesatuan dasar aksiologis- sarna sekali tidak tergantung dari keadaan
nya, sehingga nilai-nilai yang terkandung jasmani ataupun lingkungan. Nilai-nilai
dalam Pancasila pada hakikatnya juga sem.acam ini antara lain nilai keindahan,
merupakan suatu kesatuan. Terdapat kebenaran, dan pengetahuan murni yang
berbagai macam teori tentang nilai dan hal dicapai dalam tilsafat. 4) Nilai-nilai kerok-
ini sangat tergantung pada titik tolak. dan hanian, yaitu dalam tingkatan ini terdapat-
sudut pandangnya masing-masing dalam lab modalitas nilai dari yang suci
menentukan tentang pengertian nilai dari (wermodalitat des Heiligen Wld Unbeilin-
hierarkhinya. Misalnya kalangan materialis gen. ·Nilai-nilai semacam itu terutama ter-
memandang bahwa hakikatnilai yang diri dari nilai-nilai pribadi «Driyarkara,
tertinggi adalah nilai material, kalangan 1978).
hedonis berpandangan bahwa nilai yang Pandangan dan tingkatan nilai terse-
tertinggi adalah nilai kenikmatan. Namun but menurut Notonagoro dibedakan men-
dari berbagai macam pandangan tentang jadi tiga macam yaitu : 1) Nilai material,
nilai dapat kita kelompokkan pads dua yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
macam suOOt pandang yaitu bahwa sesuatu jasmani manusia. 2) Nilai vital, yaitu se-
itu bernilai karena berkaitan dengan subjek gala sesuatu yang berguna bagi manusia
pemberi nilai yaitu ·manusia. Hal ini bersi- untuk mengadakan suatu aktivitas atau
fat subjektif. Namunjuga terdapat pandan- kegiatan. 3) Nilai-nilai kerokhanian, yaitu
gall bahwa pada hakikatnya sesuatu itu segala sesuatu yq berguna bagi rokhani
memang pada dirinya sendirimemang manusia yang ·dapat dibedakan atasempat
bernilai, hal ini merupakanpandangan tingkatan sebagaiberikut : pertama , nilai
paham objektivisme. /lebenaran, yaitu nilai yang bersumher pada
Pada .hakikatnya segala sesuatu itu akal, rasio,budi atau cipta manusia. Kedua,
bernilai , hanya nilai macam apa saja yang nilai keindahan atau estetis, yaitu nilai yang
ada serta bagaimana hubungan nilai terse- bersumber pada perasaan manusia ft •

but dengan manusia. Banyak pandangan Ketiga, nilai kebaikan atau nilai moral,
tentang nilai ter-utama dalam. menggolong- yaitu nilai yang bersumber pada WlSllr ·ke-
golongkan nilai dan penggolongan tersebut hendak (will, wollen, karsa) manusia. Em-
amatberaneka ragam tergantung ·pada pat, nilai religius, yang merupakan nilai
sudut pandangnya masing-masing. kerokhanian· tertinggi dan bersifat mutlak.
Max Scheler mengemukakan bahwa Nilai religius ini berhubungan dengan
nilai yang ada tidak sarna luhurnya dan kepereayaan dankeyakinan. manusia. dan
tidak sarna tingglnya. Nilai-nilai itu dalam nilai religius ini bersumber. pada wahyu
kenyataannya ada yang lebih tinggi danrada yangberasal dari Tuhan yang Matta Esa.
yang lebih rendah bilamana dibandingkan Berdasarkan urman mengenai nilai-
satu dengan lainnya. Nilai, menumt· tinggi nilai sebagaimana tersebut di atas, mak.a
rendahnya, dapat digolongkan menjadi em- dapat· dikemukakan pula bahwa yang me-
pat tingkatan sebagai berikut. 1) Nilai-1Iilai ngandung nilai itu bukan hanya sesuatu
kenikmatan, nilai-nilai ini berkaitandengan yang bersifat material, akan tetapi juga

49
sesuatu y~ bersifat nonmaterial. Bahkan samping itu prinsip-prinsip <lasar tersebut
sesuatu yang. nonmaterial itu mengandung sebenarnya juga diangkat daft' kenyataan
nilai yang bersifat mutlak bagi manusia. real. Prinsip-prinsip dasar tersebut telah
Nilai-nilai material relatif lebih mudah diu- menjelma dalam tertib sosial, tertib
kur yaitu menggunalamindra maupun· alat masyarakat, dan tertib kehidupan baDgsa
pengukur lainnya seperti berat, panjang, Indonesia yang dapat ditemukan dalam
lebar,luas dan sebagainya. Dalam m,enilai adat-istiadat, kebudayaan, serta kehidupan
hal-hal yang bersifat rokhaniahyang men- keagamaan bangsa Indonesia. Hal yang
jadi alat ukur adalah bati nurani manusia demikian ini sesuai dengan isi yang
yang dibantu oleh alat indra manusia yaitu. terkandung dalam Pancasila secara ontolo-
cipta,rasa,karsa serta keyakinan manusia. gis mengandung tiga masalah pokok dalam.
Menurut Notonagoro bahwa nilai- kehidupan manusia, .yaitu bagaimana se-
nilai Pancasila termasuk nilai kerokhanian, harusnya manusia itu terhadap Tuhan yang
tetapi nilai-nilai kerokhanian yang men.,. Maha Esa , terhadap dirinya sendiri, serta
gakui nilai material dan nilai vital. Dengan terhadap manusia lain dan masyarakat~
demikian nilai-nilai Pancasila yang ter- Dengan demikian, dalam Pancasila itu
golong nilai kerokhanian itu juga mengand- terkandung implikasi moral yang terdapat
ung nilai-nilai lain secara lengkap dan har- dalam substansi Pancasila· sebagai suatu
monis yaitu nilai material, nilai vital, nilai nilai., Nilai-nilai yang terkandung dalam sila
kebenaran,nilaikeindahan atau estetis, satu sampai dengan lima merupakan ci18-
nilai kebaikan atau nilai moral, mauptm cita harapan,dan dambaan bangsa Indone-
nilai kesucian yang secara keseluruhan sia,yang akan diwujudkannya dalain ke-
bersifat sistematik-hierarkhis, di. mana sila hidupannya. Sejak dahulu cita-cita tersebut
pertama yaitu Ketuhanan yang Maha Esa telah didambakan oleh bangsa Indonesian
sebagai basisnya sampai dengan sila agar terwujud dalam suatu masyarakat
Keadilan Sosial sebagai tujuannya yang gemah ripah loh jinawi tata tentrem
(Darmodihardjo,1978). kana raharja. Hal ini diupayakan agar
terealisasi dalam sikap. tingkah laku dan
G. ~il.i-1tilai PIllICIlsil.selMfj4i Sub« perbuatan setiap manusia Indonesia.
SIStml Bangsa Indonesia dalam hal ini
lsi arti sila-sila Pancasila pada haki- merupakan pendukung nilai-nilai Pan-
katnya dapat dibedakan atas hakikat Pan- casila. Hal ini dapat c1ipahami berdasarkan
casila yang umum Wliversal yang meru- pengertian bahwa yang berketuhanan, yang
pakan substansi sila-sila Pancasila, sebagai ~rkemanusiaan, yang berpersatuan,· yang
pedoman pelaksanaan dan penyelengga- berkerakyatan, dan yeng berkeadilan, pada
raan negara yaitu sebagai dasar negar~ hakikatnya adalah mariusia. Bangsa Indo-
yang bersifat umumk~e" .... Jerta realisasi nesia, sebagai pendukung nilai itu
pengamalan Pancasila.·~~rsifat khusus menghargai, mengakui, menerima Pan-
dan konkrit. Hakikat p~• . merupakan casila sebagai suatu <lasar-dasar nilai. Pan-
nilai, adapun sebagai pedoman negara gakuan, penghargaan, dan penerimaan itu
merupakan norma, adaptlll pengamalannya telah mengejala serta.termanifestasi dalam
merupakan realisasi konkrit Pancasila. sikap tingkah ·laku dan perbuatan manusia
Substansi Pancasila dengan kelima silanya dan bangsa Indonesia, maka bangsa Indo-
yang terdapat pada ketuhanan, ke- nesia dalam. hal ini sekaligus adalah
manusiaan, persatuan, kerakyatan, dan pengemban nilai-nilai Pancasila.
keadilanmerupakan suatu sistem nilai. Nilai-nilai yang terkandung dalam.
Prinsip <lasar yang mengandung kualitas Pancasila itu mempunyai tingkatan, baik
tertentu itu merupakan cita-cita dan hara- dalam hal kuantitas maupWl kualitasnya,
pan atau hal yang akan dicapai oleh bangsa namun nilai-nilai itu merupakan suatu ke-
Indonesia, yang akan diwujudkan menjadi satuan saling berhubungan serta saling
kenyataan konkrit dalam kehidupannya, melengkapi. Sila-sila Pancasila itu pada
I

baik dalam hidup bermasyarakat, ber- hakikatnya merupakan suatu kesatuan


bangsa, maupun bemegara. Namun di yang bulat dan utuh atau merupakan suatu
kesatuan organik bertingkat dan berbentuk manusiaan, dan nilai persatuan lebih tinggi
piramidal. Nilai-nilai itu berhubungan se- dan mendasari nilai keadilan sosial, brena
cara erat, nilai-nilai yang satu tidak dapat kerakyatan adalah sebagai sarana terwu-
dipisahkan dari yang lainwa, sehingga judnya suatu keadilan sosial,· barulah ke-
nilai-nilai itu masing-masq merupakan mudian nilai keadilan sosial adalah tujuan
bagian yang integral dari suatu sistem nilai dari keempat sila lainnya.
yang dirnjlikj bangsa Indonesia. Nilai-nilai Suatu hal yang perlu diperhatikan,
tersebut memberikan pola atau patroon meskipun nilai-nilai yang terkandung da-
bagi sikap, tingkah laku dan perbuatan lam sila-sila Pancasila berbeda-beda dan
bangsa Indonesia. Pancasila sebagai suatu memiliki tingkatan serta luas yang ber-
sistem nilai dapat dilacak dari sila-silanya beda-beda pula, namun keseluruhan nilai
yang merupakan suatu kesatuan organik tersebut merupakan suatu kesatuan dan
(sistem). Kesatuan mana saling meng- tidak saling bertentangan. Perlu diperhati-
kualifikasi, berkaitan, dan berhubungan kan dalam realisasinya baik dalam kehidu-
erato Adanya sila yang satu mengkualifikasi pan sehari-hari dalam masyarakat, maupun
adanya sila lainnya. Dalam pengertian yang dalam berbangsa danberneg81'a, terutama
demikian ini pada hakikatnya Pancasila itu dalam penjabarannya dibidang kenegaraan
merupakan suatu sistem nilai, dalam artian dan tertib hukum Indonesia, tingkatan
bahwa bagian-bagian atau sila-silanya nilai-nilai tersebut harus ditaati; sebab bi-
saling berhubungan sec81'a erat sehingga lamana tidak, maka akan bertentangan
membentuk suatu struktm yang menyelu- dengan hakikat landasan sila-sila Pan-
ruh. casila. Misalnya dalam realisasi kenega-
Nilai-nilai yang terkandung dalam raan terutama· dalamsuatu peraturan pe-
Pancasila termasuk nilai kerokhanian yang rundang-Wldangan, maka nilai-nilai ketu-
tertinggi adapWl nilai-nilai tersebut bertu- hanan adalah yang tertinggi dan hersifat
rut-turut nilai ketuhanan termasuk nilai mutlak, sehingga hukum po~itif di Indone-
yang .karena nilai ketuhanan adalah bersi- sia yang berdas81'kan P~ila ini tidak
fat mutlak. Berikutnya sila kemanusiaan
I dapat bertentangan denian nilai-nilai
sebagai pengkhususan nilai ketuhanan, ketuhanan.
karena manusia adalah makhluk Tuhan
yang Maha Esa. Nilai ketuhanan dan nilai
kemanusiaan dilihat dari tingkatannya DAFTAR PUSTAKA
adalah lebih tinggi daripada nilai-nilai
Darmodihardjo Dardji, d.k.k., 1979, San-
keneg81'aan yang terkandung dalam ketiga
sila lainnya, yaitu sila persatuan, sila tiaji Pancasila, Us aha Na-
kerakyatan dan· sila keadilan, karena sional , Surabaya.
ketiga nilai tersebut berkaitan dengan ke- Driyarkara, 1978, Percikan Filsafat, PT
hidupan keneg81'aan. Hal ini sebagaimana Pembangunan Jaya, Jakarta.
dijelaskan dalam pokok pikiran keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Kodhi .S.A., dan Soejadi, R., 1994,.Filsafal,
bahwa " neg81'a adalah berdas81'kan Ideologi dan WallHJSall
atas ketuhanan yang Maha Esa berdasar- Bangsa Indonesia,Penerbitan
kan kemanusiaan yang adil dan beradab". Universitas Atma Jaya
Adapun nilai-nilai kenegaraan yang Yogyakarta.
terkandung dalam ketiga sila tersebut ber- Notonagoro, 1971, Pengertian Dasar balli
turut-turut memiliki tingkatan sebagai Implemenlasi PancasiIG UII-
berikut. Nilai persatuan dipandang dari luk ABRI, Departemen Perta·
tingkatannya memiliki tingkatan yang lebih hanan dan Keamanan, Jakarta.
tinggi daripada nilai kerakyatan dan nilai
keadilan sosial, mena persatuan adalah ---,'1975, Pancasila Secara Rmlah
syarat mutlak adanya rakyat dan terwu- Populer, Pantjuran Tudjuh, Ja-
judnya keadilan.Berikutnya nilai kerak- karat&.
yatan yang didasari nilai Ketuhanan, ke- - - - , 1974, Pancasila Dasar FalsG-
/uk Nega,.., Cetakan ke 4,
Pantjuran Tudjuh, Jakarta.
-----, PemboekaGn Oendang-
oen,dan,8:~~ Dasar 1!J41, (pokok
Kaidah FUndamentil Negara In-
donesia), Pidato Diesnalalis I dan
II Universitas Erlangga, Sura-
baya.
_.---.-, PaneGSiia Dasar Filsafat ,
ldeologi Ne/lGra,Yayasan Pen-
erbitan ·Fakultas Filsafat UGM,
Yogyakarta.
Pranarka, 1996, Epistemologi PaneGSila,
Makalah yang Disajikan pada In-
ternship Dosen-dosen Filsafat
Pancasila Se-Indonesia yang
Diselenggarakan oleh Pusat
Studi .Pancasila UGM Bekerja
Sarna dengan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Re-
publik Indonesia di Yogyakarta.
POespowardoyo Soeryanto, 1991, Pan-
casila sebagai ldeologi Ditin-
jau dari Segi Pandangan
Hidup &rsama, dalam
'Pancasila sebagai Ideologi, BP-7
Pusat, Jakarta.
Shrode, William A and Voich, JR.,1974, Or-
ganization· and Management:
Basic System Concepts, Irwin
Book, Co, Malaysia.
Titus Harold d.k.k., 1984, Persoalan-
Persoalan Filsafat, Bulan Bin-
tang, Jakarta.
Wibisono Koento, 1996, Hubu"ga", Filsa-
fat Pancasila de",ga",
Ideologi, Sarasehan Dosen-
dosen Pancasila dan Dosen Pan-
casUa se DIY., BP-7 DIY.,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai