KODING KLASIFIKASI DAN

TERMINOLOGI KESEHATAN
PADA ICD 10

Disusun Oleh Kelompok 1

OTLINE

1 Tinjauan Kodefikasi
Penyakit

ICD-10
2

3 Terminologi Medis

4 Keakuratan Kode
Diagnosis Penyakit
Definisi Kodefikasi Penyakit (Coding)

Coding merupakan kegiatan mengkode diagnosis berdasarkan klasifikasi penyakit

yang berlaku, bertujuan agar memudahkan pengelompokan penyakit dan operasi yang
dituangkan dalam bentuk angka.
 Langkah-langkah dasar dalam menentukan kode:
1. cari tahu apa yang harus dikodekan dengan alphabetical.
2. Tentukan lead term untuk penyakit atau cedera, biasanya kata benda yang menggambarkan kondisi patologis.
3. Perhatikan note yang muncul di bawah istilah yang akan dipilih.
4. Bacalah dengan teliti istilah-istilah di bagian dalam tanda kurung “( )” sesudah lead term karena yang di dalam
kurung tersebut adalah modifier yang tidak akan mempengaruhi kode.
5. Perhatikan dengan hati-hati pada rujukan silang (Cross reference) seperti see dan see also yang terdapat dalam
indeks abjad. 12
6. Setelah itu, lihat daftar tabular list agar bisa mendapatkan kode yang paling tepat.
7. Ikuti perintah atau note seperti inclusion dan exclusion yang ada pada bagian bab, blok, kategori, dan sub-kategori
di daftar tabular list.
8. Tentukanlah kode yang dipilih.
9. Lakukan analisis kuantitatif dan kualitatif data diagnosis yang dikodekan untuk menjamin kesesuaiannya dengan
pernyataan dokter dari diagnosis utama pada formulir rekam medis pasien.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kodefikasi Penyakit

1. Tenaga Medis
2. Petugas Kodefikasi
3. Tenaga kesehatan Lainnya
4. Coding yang dilakukan oleh profesi lain
5. Komunikasi antara tenaga medis dengan koder
 Definisi ICD-10

Sistem klasifikasi penyakit merupakan pengelompokan peyakit-penyaki yang sejenis dengan Internationl
Statistical Classiication of Diseases ang Related Health Problem Tenth Revisions (ICD-10) untuk istilh
penyakit dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan.
 Fungsi ICD-10 yaitu:

1. Sebagai input bagi sistem pelaporan diagnosis medis.

2. Sebagai penentuan pelayanan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Sebagai data pelaporan morbiditas dan mortalitas nasional maupun internasional.
4. Mengindeks penyakit dan tindakan.
5. Sebagai penataan data pelayanan dalam proses evaluasi perencanaan pelayanan medis.
6. Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait informasi diagnosis pasien.
7. Sebagai bahan dasar bagi pengelompokan Case Base Group (CBG) untuk sistem pembiayaan
pelayanan
 Terminologi Medis

Terminologi medis adalah ilmu peristilahan medis atau bahasa khusus antar profesi medis, baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang digunakan di bidang pelayanan kesehatan yang datanya bersumber dari
pengolahan dari diagnosis dan tindakan medis pada ICD yang memerlukan akurasi dan ketepatan tinggi.
Istilah medis terbentuk dari komponen sebagai berikut:

1. Akar kata (Root)

Akar kata adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa yunani atau latin dan biasanya sering
mendeskripsikan bagian tubuh. Letak dari root ini juga beragam seperti di antara prefix dan suffix,
bagian depan, sebelum suffix, atau dibelakang.
2. Kata depan (Prefix)
Kata depan adalah satu atau lebih dari satu suku kata yang diletakkan di bagian depan sebelum root
dalam suatu terminologi medis.
3. Kata akhiran (Suffix atau pseudosuffix)
Kata Akhiran adalah unsur kata yang terletak di bagian akhir dari terminologi medis, selalu mengikuti
root, dan memodifikasi arti root seperti, penyakit, kondisi, atau prosedur.
Keakuratan Kode Diagnosis Penyakit

Keakuratan kode diagnosis adalah penetapan kode penyakit yang sesuai dengan aturan ICD yang
diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 50 tahun 1998 (Kepmenkes RI Nomor :
50/Menkes/SK/I1998, 1998), keakuratan memiliki peran penting terutama sebagai dasar pembuatan
statistik rumah sakit untuk mengetahui data laporan penyakit dan sebab kematian.

Faktor yang dapat menyebabkan tidak akuratnya kode diagnosis adalah sumber daya manusia itu sendiri
seperti dokter, tenaga medis lain, dan tenaga non medis.
TERIMA KASIH